BAB 5 HASIL PENELITIAN
Besar sampel yang dilakukan untuk perokok kretek adalah 37 orang dan non perokok adalah 37 orang tukang becak sehingga jumlah sampel penelitian adalah 74
orang. Masing-masing subjek dari kedua kelompok diberi taste strips rasa manis dan rasa pahit di empat reseptor rasa pada lidah yakni reseptor rasa manis, rasa asin, rasa
asam, dan rasa pahit, dimulai dari konsentrasi yang paling rendah hingga konsentrasi paling tinggi. Subjek diamati dan ditanya adakah merasakan rasa manis atau rasa pahit.
Tabel 1. Sosiodemografi tukang becak di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan VARIABEL
N Umur
40 - 44 tahun 26
35,1
45 - 49 tahun 14
18,9 50 - 54 tahun
19 25,7
55 - 60 tahun 15
20,3 Total
74 100
Pendidikan Terakhir
SD 15
20,7 SMP
37 50,0
SMA 22
29,3 Total
74 100
Membersihkan Rongga Mulut
Sikat gigi 74
100
Sikat Lidah Total
74 100
Mengkonsumsi Alkohol Menyirih Konsumsi Alkohol
Menyirih Total
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 1 Tukang becak di Kelurahan Padang Bulan yang berusia 40-44 tahun memiliki persentase tertinggi 35,1 atau sebanyak 26 orang dari total sampel
74 orang, 50 sampel atau 37 orang tukang becak memiliki tingkat pendidikan terakhir sampai jenjang SMP dan keseluruhan sampel atau 100 membersihkan
rongga mulut hanya dengan menyikat gigi saja dan tidak pernah menyikat lidahnya. Selain itu, tukang becak yang dijadikan sampel tidak ada yang mengkonsumsi alkohol
dan menyirih karena baik mengkonsumsi alkohol maupun menyirih merupakan kriteria eksklusi.
Tabel 2. Kebiasaan merokok tukang becak di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan
Pada Tabel 2 Keseluruhan tukang becak merokok dengan cara mengeluarkan asap rokok dari mulutnya. Sebagian besar mengkonsumsi rokok kretek lebih dari 12
batang per harinya yakni sebesar 89 dan bila dilihat dari lama merokok, sebanyak 100 tukang becak telah merokok lebih dari 5 tahun.
VARIABEL N
Cara Merokok Asap dikeluarkan melalui hidung
Asap dikeluarkan melalui mulut 37
100
Total 37
100 Jumlah Rokok
5 - 8 batanghari 2
5,4 8 - 12 batanghari
2 5,4
12 batanghari 33
89,2
Total 37
100 Lama Merokok
3 tahun 4 tahun
5 tahun
5 tahun 37
100
Total 37
100
Universitas Sumatera Utara
5.1 Skor Rata-rata Pemeriksaan Rasa Manis dan Rasa Pahit Pada Reseptor rasa Manis, Asin, Asam, dan Pahit pada Seluruh Sampel
Lembar pemeriksaan ditandai dengan + apabila sampel dapat mempersepsikan rasa manis atau rasa pahit dengan tepat, dan apabila sampel tidak
dapat mempersepsikan rasa maka ditandai dengan -. Pada pencatatan hasil, tanda + diberi skor 1 dan - diberi skor 0. Jadi, skor maksimal di setiap pemeriksaan rasa
manis atau rasa pahit di masing-masing reseptor adalah 4. Skor 4 artinya sampel dapat mempersepsikan rasa dimulai dari konsentrasi
yang pertama atau keseluruhan konsentrasi rasa dapat dipersepsikan dengan tepat. Skor 3 artinya sampel dapat mempersepsikan rasa dimulai dari konsentrasi yang
kedua. Skor 2 artinya sampel dapat mempersepsikan rasa dimulai dari konsentrasi yang ketiga. Skor 1 artinya sampel dapat mempersepsikan rasa hanya pada
konsentrasi keempat dan skor 0 artinya keseluruhan konsentrasi rasa tidak dapat dipersepsikan dengan tepat oleh sampel.
Tabel 3. Skor rata-rata pemeriksaan rasa manis pada reseptor rasa manis, asin, asam, dan pahit pada seluruh sampel
Reseptor Rasa N
Rerata Skor SD
Manis 74
3,13 0,92
Asin 74
2,00 1,07
Asam 74
2,08 1,12
Pahit 74
2,16 1,06
Pada tabel 3 Pemeriksaan rasa manis di reseptor rasa manis memiliki rerata skor yang paling tinggi yakni 3,13. Ini berarti saat taste strips rasa manis diletakkan di
reseptor rasa manis rata-rata sampel dapat mempersepsikan rasa dari konsentrasi yang kedua 0,1 gml sedangkan pada reseptor rasa asin, asam, dan pahit, sampel dapat
mempersepsikan rasa manis rata-rata dari konsentrasi yang ketiga 0,2 gml. Hal ini menunjukkan bahwa rasa manis yang paling sensitif terletak di reseptor rasa manis.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Skor rata-rata pemeriksaan rasa pahit pada reseptor rasa manis, asin, asam, dan pahit pada seluruh sampel
Reseptor Rasa N
Rerata Skor SD
Manis 74
2,16 1,098
Asin 74
2,28 1,079
Asam 74
2,36 1,028
Pahit 74
3,32 0,862
Pada tabel 4 Pemeriksaan rasa pahit di reseptor rasa pahit memiliki rerata skor yang paling tinggi yakni 3,32. Ini berarti saat taste strips rasa pahit diletakkan di
reseptor rasa pahit rata-rata sampel dapat mempersepsikan rasa dari konsentrasi yang kedua 0,0009 gml sedangkan pada reseptor rasa manis, asin, dan asam, sampel
dapat mempersepsikan rasa pahit rata-rata dari konsentrasi yang ketiga 0,0024 gml. Hal ini menunjukkan bahwa rasa pahit yang paling sensitif terletak di reseptor rasa
pahit.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis dan Rasa Pahit di Reseptor Rasa Manis, Asin, Asam, dan Pahit pada Perokok Kretek
dibandingkan dengan Non Perokok
5.2.1 Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis di Reseptor Rasa Manis, Asin, Asam dan Pahit pada Perokok Kretek dibandingkan dengan Non
Perokok
Gambar 8. Diagram
Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis di Reseptor Rasa Manis
Gambar 9. Diagram
Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis di Reseptor Rasa Asin
Gambar 10. Diagram
Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis di Reseptor Rasa Asam
Universitas Sumatera Utara
Gambar 11. Diagram
Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis di Reseptor Rasa Pahit
Bagan di atas memperlihatkan penurunan sensitivitas indera pengecap rasa manis antara perokok kretek dibandingkan dengan non perokok di reseptor rasa manis,
asin, asam, dan pahit. Hal ini terlihat dari penurunan persentase perokok yang dapat mempersepsikan rasa manis di semua reseptor rasa. Persentase perokok dan non
perokok mengalami kenaikan seiring peningkatan konsentrasi sukrosa yang diberikan. Ini berarti semakin tinggi konsentrasi sukrosa yang diberikan, maka semakin tinggi
persentase sampel yang dapat mempersepsikan rasa manis.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis di Reseptor rasa manis, asin, asam, dan pahit
Reseptor Rasa Konsentrasi
sukrosa gml Perokok
Merasa Tidak
merasa P
Manis 0,05
0,1 0,2
0,4 Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok 13
20 20
35 33
37 37
37 24
17 17
2 4
0,102 0,000
0,040 -
Asin 0,05
0,1 0,2
0,4 Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok 5
8 10
14 19
31 31
37 32
29 27
23 18
6 6
0,088 0,321
0,003 0,011
Asam 0,05
0,1 0,2
0,4 Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok 6
9 11
16 20
31 31
37 31
28 26
21 17
6 6
0,134 0,227
0,006 0,011
Pahit 0,05
0,1 0,2
0,4 Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok 6
8 14
17 23
31 34
36 31
29 23
20 14
6 3
1 0,112
0,809 0,036
0,304 signifikan 0,05
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 5 uji statistik memperlihatkan penurunan sensitivitas indera pengecap rasa manis antara perokok kretek dengan non perokok di setiap reseptor rasa.
Ho ditolak p0,05 pada pemeriksaan sensitivitas rasa manis di reseptor rasa manis untuk konsentrasi sukrosa 0,1 gml mempunyai nilai p=0,000 dan konsentrasi 0,2 gml
mempunyai nilai p=0,040. Hal ini berarti terjadi penurunan sensitivitas rasa manis di konsentrasi 0,1 dan 0,2 gml pada perokok kretek dibandingkan dengan non perokok
di reseptor rasa manis. Sedangkan pada konsentrasi 0,05 dan 0,4 gml, sensitivitas pengecapan terhadap rasa manis diantara kedua kelompok sampel tidak berbeda
secara signifikan. Ho ditolak p0,05 pada pemeriksaan sensitivitas rasa manis di reseptor rasa
asin untuk konsentrasi sukrosa 0,2 gml mempunyai nilai p=0,003 dan konsentrasi
0,4 gml mempunyai nilai p=0,011. Hal ini berarti terjadi penurunan sensitivitas rasa manis di konsentrasi 0,2 dan 0,4 gml pada perokok kretek dibandingkan dengan non
perokok di reseptor rasa asin. Sedangkan pada konsentrasi 0,05 dan 0,1 gml sensitivitas pengecapan terhadap rasa manis diantara kedua kelompok sampel tidak
berbeda secara signifikan. Ho ditolak p0,05 pada pemeriksaan sensitivitas rasa manis di reseptor rasa
asam untuk konsentrasi sukrosa 0,2 gml mempunyai nilai p=0,006 dan konsentrasi 0,4 gml mempunyai nilai p=0,011. Hal ini berarti terjadi penurunan sensitivitas rasa
manis di konsentrasi 0,2 dan 0,4 gml pada perokok kretek dibandingkan dengan non perokok di reseptor rasa asam. Sedangkan pada konsentrasi 0,05 dan 0,1 gml,
sensitivitas pengecapan terhadap rasa manis diantara kedua kelompok sampel tidak berbeda secara signifikan.
Ho ditolak p0,05 pada pemeriksaan sensitivitas rasa manis di reseptor rasa pahit untuk konsentrasi sukrosa 0,2 gml mempunyai nilai p=0,036. Hal ini berarti
terjadi penurunan sensitivitas rasa manis di konsentrasi 0,2 gml pada perokok kretek dibandingkan dengan non perokok di reseptor rasa pahit. Sedangkan pada konsentrasi
0,05 , 0,1, dan 0,4 gml sensitivitas pengecapan terhadap rasa manis diantara kedua kelompok sampel tidak berbeda secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Pahit di Reseptor Rasa Manis, Asin, Asam dan Pahit pada Perokok Kretek dibandingkan dengan Non
Perokok
Gambar 12. Diagram
Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Pahit di Reseptor Rasa Manis
Gambar 13. Diagram
Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Pahit di Reseptor Rasa Asin
Gambar 14. Diagram
Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Pahit di Reseptor Rasa Asam
Universitas Sumatera Utara
Gambar 15. Diagram
Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Pahit di Reseptor Rasa Pahit
Bagan di atas memperlihatkan penurunan sensitivitas indera pengecap rasa pahit antara perokok kretek dibandingkan dengan non perokok di reseptor rasa manis,
asin, asam, dan pahit. Hal ini terlihat dari penurunan persentase perokok yang dapat mempersepsikan rasa pahit di semua reseptor rasa. Persentase perokok dan non
perokok mengalami kenaikan seiring peningkatan konsentrasi quinine yang diberikan. Ini berarti semakin tinggi konsentrasi quinine yang diberikan, maka semakin tinggi
persentase sampel yang dapat mempersepsikan rasa manis.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Penurunan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Pahit di Reseptor rasa manis, asin, asam, dan pahit
Reseptor Rasa Konsentrasi
quinine gml Perokok
Merasa Tidak
merasa P
Manis 0,0004
0,0009 0,0024
0,006 Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok 5
6 14
14 25
32 31
36 32
31 23
23 12
5 6
1 0,454
0,100 0,053
0,047
Asin 0,0004
0,0009 0,0024
0,006 Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok 6
7 14
22 25
36 30
36 31
30 23
15 12
1 7
1 0,125
0,063 0,001
0,025
Asam 0,0004
0,0009 0,0024
0,006 Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok 8
11 16
20 26
36 33
36 29
26 21
17 11
1 4
1 0,104
0,352 0,002
0,165
Pahit 0,0004
0,0009 0,0024
0,006 Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok Perokok
Non perokok 13
26 28
37 32
37 37
37 24
11 9
5 0,002
0,001 0,021
- signifikan 0,05
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 6 uji statistik memperlihatkan penurunan sensitivitas indera pengecap rasa pahit antara perokok kretek dengan non perokok di setiap reseptor rasa.
Ho ditolak p0,05 pada pemeriksaan sensitivitas rasa pahit di reseptor rasa manis untuk konsentrasi quinine 0,006 gml mempunyai nilai p=0,047. Hal ini berarti terjadi
penurunan sensitivitas rasa pahit di konsentrasi 0,006 gml pada perokok kretek dibandingkan dengan non perokok di reseptor rasa manis. Sedangkan pada konsentrasi
0,0004 , 0,0009 dan 0,0024 gml, sensitivitas pengecapan terhadap rasa pahit diantara kedua kelompok sampel tidak berbeda secara signifikan.
Ho ditolak p0,05 pada pemeriksaan sensitivitas rasa pahit di reseptor rasa asin untuk konsentrasi quinine 0,0024 gml mempunyai nilai p=0,001 dan
konsentrasi 0,006 gml mempunyai nilai p=0,025. Hal ini berarti terjadi penurunan sensitivitas
rasa pahit di konsentrasi 0,0024 dan 0,006 gml pada perokok kretek dibandingkan dengan non perokok di reseptor rasa asin. Sedangkan pada konsentrasi 0,0004 dan
0,0009 gml sensitivitas pengecapan terhadap rasa pahit diantara kedua kelompok sampel tidak berbeda secara signifikan.
Ho ditolak p0,05 pada pemeriksaan sensitivitas rasa pahit di reseptor rasa asam untuk konsentrasi quinine 0,0024 gml mempunyai nilai p=0,002 dan
konsentrasi 0,006 gml mempunyai nilai p=0,165. Hal ini berarti terjadi penurunan sensitivitas rasa pahit di konsentrasi 0,0024 dan 0,006 gml pada perokok kretek
dibandingkan dengan non perokok di reseptor rasa asam. Sedangkan pada konsentrasi 0,0004 dan 0,0009 gml sensitivitas pengecapan terhadap rasa pahit diantara kedua
kelompok sampel tidak berbeda secara signifikan. Ho ditolak p0,05 pada pemeriksaan sensitivitas rasa pahit di reseptor rasa
pahit untuk konsentrasi quinine 0,0004 gml mempunyai nilai p=0,002 , konsentrasi 0,0009 gml mempunyai nilai p=0,001 dan konsentrasi 0,006 gml mempunyai nilai
p=0,021. Hal ini berarti terjadi penurunan sensitivitas rasa pahit di konsentrasi 0,0004 , 0,0009 , dan 0,0024 gml pada perokok kretek dibandingkan dengan non perokok di
reseptor rasa pahit. Sedangkan pada konsentrasi 0,006 gml sensitivitas pengecapan terhadap rasa pahit diantara kedua kelompok sampel tidak berbeda secara signifikan.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Perbandingan Pemeriksaan Rasa Manis dan Rasa Pahit pada Perokok Kretek dan Non Perokok Pada Reseptor Rasa Manis, Asin, Asam, dan Pahit
dengan Mann-Whitney Test
Uji Mann-Whitney Test antara Perokok kretek dengan non perokok untuk membandingkan sensitivitas kedua kelompok sampel tersebut terhadap rasa manis dan
rasa pahit di reseptor rasa manis, asin, asam dan pahit. Uji ini digunakan untuk melihat perbedaan antara kelompok perokok dengan non perokok dengan variabel
yang sangat bervariasi. Tabel 7. Perbandingan pemeriksaan rasa manis pada perokok kretek dan non perokok
pada reseptor rasa manis, asin, asam, dan pahit
Reseptor Rasa Kelompok
Rerata Pemeriksaan
Mean ± SD P
Manis Perokok
Non Perokok 30,64
44,36 2,78 ± 1,058
0,003
Asin Perokok
Non Perokok 32,42
42,58 1,76 ± 1,278
0,035
Asam Perokok
Non perokok 32,80
42,20 1,84 ± 1,323
0,052
Pahit Perokok
Non Perokok 35,72
39,28 2,08 ± 1,233
0,458 signifikan 0,05
Pada tabel 7 uji statistik Mann-Whitney antara kelompok perokok kretek dan non perokok dimana Ho ditolak p0,05 artinya ada perbedaan antara perokok kretek
dengan non perokok pada pemeriksaan rasa manis untuk reseptor rasa manis mempunyai nilai p = 0.003. Disamping itu juga ada perbedaan antara perokok kretek
dengan non perokok pada pemeriksaan rasa manis untuk reseptor asin nilai p = 0,035. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada sensitivitas
indera pengecap rasa manis di reseptor manis pada perokok kretek dan non perokok. Dengan kata lain pada non perokok lebih peka merasakan rasa manis pada reseptor
Universitas Sumatera Utara
manis dibandingkan perokok. Disamping itu juga terdapat perbedaan yang signifikan pada sensitivitas indera pengecap rasa manis di reseptor asin pada perokok kretek dan
non perokok. Pada non perokok lebih peka merasakan rasa manis pada reseptor asin dibandingkan perokok, sedangkan pada reseptor asam dan pahit sensitivitas merasa
antara perokok dengan non perokok tidak berbeda secara signifikan. Hasil yang paling rendah didapat pada pemeriksaan rasa manis di reseptor rasa
pahit. Baik perokok kretek maupun non perokok tidak berbeda secara signifikan dalam hal mempersepsikan rasa manis di reseptor rasa pahit.
Tabel 8. Perbandingan pemeriksaan rasa pahit pada perokok kretek dan non perokok pada reseptor rasa manis, asin, asam, dan pahit
Reseptor Rasa Kelompok Mean
Pemeriksaan Mean ± SD
P
Manis Perokok
Non Perokok 35,46
39,54 2,03 ± 1,280
0,394 Asin
Perokok Non Perokok
33,23 41,77
2,03 ± 1,343 0,071
Asam Perokok
Non Perokok 35,51
39,49 2,24 ± 1,300
0,402
Pahit Perokok
Non Perokok 30,04
44,96 2,97 ± 1,013
0,001 signifikan 0,05
Pada tabel 8 uji statistik Mann-Whitney antara kelompok perokok kretek dan non perokok dimana Ho ditolak p0,05 artinya ada perbedaan antara perokok kretek
dengan non perokok pada pemeriksaan rasa pahit untuk reseptor rasa pahit dimana nilai p = 0,001.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada sensitivitas indera pengecap rasa pahit di reseptor pahit saja pada perokok kretek dan non perokok.
Dengan kata lain sensitivitas indera pengecap rasa pahit lebih besar pada non perokok
Universitas Sumatera Utara
dibandingkan perokok kretek. Sedangkan pada reseptor manis, asin, dan asam tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Hasil yang paling rendah didapat pada pemeriksaan rasa pahit di reseptor rasa asam. Baik perokok kretek maupun non perokok tidak berbeda secara signifikan
dalam hal mempersepsikan rasa pahit di reseptor rasa asam.
5.4 Perbandingan Pemeriksaan Rasa Manis dan Rasa Pahit pada Reseptor Rasa Manis, Asam, Asin, dan Pahit pada Perokok Kretek dengan
Mann-Whitney Test
Uji Mann-Whitney Test untuk membandingkan sensitivitas perokok kretek terhadap rasa manis dengan rasa pahit di reseptor rasa manis, asin, asam dan pahit.
Uji ini digunakan untuk melihat perbedaan sensitivitas perokok kretek terhadap rasa manis dengan rasa pahit dengan variabel yang sangat bervariasi.
Tabel 9. Perbandingan pemeriksaan rasa manis dan rasa pahit pada reseptor rasa manis, asam, asin, dan pahit pada perokok kretek dengan Mann-Whitney
Test
Reseptor Rasa
Pemeriksaan Rasa
Mean Pemeriksaan
Mean ± SD P
Manis Manis
Pahit 43,45
31,55 2,41 ± 1,227
0,014
Asin Manis
Pahit 35,15
39,85 1,89 ± 1,309
0,336
Asam Manis
Pahit 34,18
40,82 2,04 ± 1,318
0,173
Pahit Manis
Pahit 29,96
45,04 2,53 ± 1,208
0,002 signifikan 0,05
Pada tabel 9 Ho ditolak p0,05 untuk reseptor rasa manis, dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara pemeriksaan rasa manis dengan rasa pahit p=0,014,
Universitas Sumatera Utara
artinya rasa manis yang paling berpengaruh terhadap sensitivitas pengecapan pada perokok berada pada reseptor rasa manis.
Ho diterima p0,05 untuk reseptor rasa asin dan reseptor rasa asam, dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pemeriksaan rasa manis dengan rasa
pahit, artinya pada reseptor rasa asin p=0,336 dan reseptor rasa asam p=0,173 sensitivitas pengecapan terhadap rasa manis dan rasa pahit tidak berbeda secara
signifikan pada perokok. Ho ditolak p0,05 untuk reseptor rasa pahit dimana, terdapat perbedaan yang
signifikan antara pemeriksaan rasa manis dengan rasa pahit p=0,002, artinya rasa pahit yang paling berpengaruh terhadap sensitivitas pengecapan pada perokok berada
pada reseptor rasa pahit. Hasil yang paling rendah didapat pada reseptor rasa asin dimana tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara pemeriksaan rasa manis dengan pemeriksaan rasa
pahit pada perokok kretek di reseptor rasa asin.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 PEMBAHASAN