6. Evaluasi Evaluation Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria-kriteria yang
telah ada Notoadmodjo, 2003. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
2.4.2 Sikap attitude
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Dengan kata lain,
sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih reaksi tertutup, bukan
merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan
terhadap objek.
Beberapa tingkatan sikap antara lain yaitu: 1. Menerima
Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek
Universitas Sumatera Utara
2. Merespon Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan. 3. Menghargai
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. 4. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab atas semua jawaban yang dipilihnyadengan segala resiko Notoadmodjo, 2003.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah : 1.
Pengalaman Pribadi Sesuatu yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan
dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.
2. Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila kita hidup dalam budaya yang
mempunyai norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat mungkin kita akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah kebebasan pergaulan
heteroseksual. Apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan kehidupan kelompok, akan sangat mungkin kita akan mempunyai
Universitas Sumatera Utara
sikap negatif terhadap kehidupan individualisme yang sangat mengutamakan kepentingan perorangan.
3. Orang yang dianggap penting
Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantaranya komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting,
seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak dan tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang
berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu
adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, istri atau suami dan lain-lain.
4. Media massa
Media massa sebagai sarana komunikasi. Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dll, mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Penyampian informasi sebagai tugas pokoknya. Media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang
dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. 5.
InstitusiLembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai salah satu sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap karena meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis
Universitas Sumatera Utara
pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6. Faktor emosi dalam diri individu
Bentuk sikap tidak semuanya ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyalur frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan
sikap yang sementara dan serta berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang mempengaruhi pembentukan sikap, menurut
Walgito 2003 dalam Azwar adalah faktor pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, individu mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Sikap
seseorang terhadap objek menunjukan pengetahuan tersebut mengenai objek yang bersangkutan Azwar, 2009.
2.5 Pasangan Usia Subur PUS