Dari hasil wawancara dengan petugas konservasi dan preservasi Perpustakaan Universitas Islam Sumatera Utara, binatang ini dapat dikatakan
sebagai perusak bahan pustaka yang paling merugikan. Dan menurut penulis hal ini disebabkan karena kurang telatennya para petugas dalam membersihkan bahan
pustaka tersebut. c. Booklice kutu buku
Selain jenis serangga yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi jenis-jenis serangga yang dapat merusak dan memakan punggung buku, lem atau
perekat pada buku, dan membuat lubang seperti ngengat, book worm dan lain- lain. Pada umumnya semua binatang ini hampir terdapat di semua perpustakaan.
Dan menurut penulis cara yang paling sederhana untuk mengusir atau setidaknya mengurangi frekuensi kerusakan yang disebabkan oleh jenis-jenis serangga
tersebut adalah dengan menyemprot ruangan dengan obat hama bukan pada buku dan menempatkan obat pengusir serangga pada rak-rak buku dan senantiasa
menjaga kebersihannya.
3.7.3 Faktor Penggunaan dan Penanganan yang Salah
Manusia baik sebagai petugas maupun sebagai pemakai perpustakaan mempunyai peranan yang penting dalam menggunakan bahan pustaka. Manusia
bisa dikatakan sebagai perusak bahan pustaka bila salah dalam mengurus dan menangani bahan pustaka tersebut
Menangani buku atau bahan pustaka tampaknya suatu hal yang sederhana, tetapi bila dikaitkan dengan manusia sebagai salah satu faktor penyebab
kerusakan bahan pustaka maka pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang sederhana. Petugas perpustakaan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari
sering kali menggunakan cara-cara yang tidak benar, baik di lakukan dengan sengaja atau tanpa disadari, begitu pula halnya dengan masyarakat umum sebagai
pengguna bahan pustaka. Misalnya mengambil buku dari rak sering sekali menggunakan cara-cara yang salah, begitu juga penempatan buku di rak dan yang
paling merugikan adalah kebiasaan pemakai perpustakaan misalnya menyobek halaman buku yang dianggap penting, mencoret-coret buku dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian kerusakan buku tidak dapat dihindari dan hal tersebut menyebabkan kerugian yang tidak sedikit terutama bila terjadi pada buku-buku
berharga atau langka. Kebiasaan membaca dengan cara melipat buku juga termasuk kedala kategori ini. Pada Perpustakaan Universitas Islam Sumatera
Utara kerusakan oleh faktor manusia ini merupakan yang paling dominan.
3.8 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Islam Sumatera Utara
3.8.1 Menciptakan lingkungan penyimpanan
Yang dimaksud dengan lingkungan penyimpanan bahan pustaka adalah gedung, ruangan, dan peralatan yang ada dalam suatu ruangan perpustakaan.
Pemeliharaan dan penjagaan bahan pustaka, melainkan menyangkut gedung perpustakaan, ruang baca, ruang penyimpanan dan peralatan yang ada di
dalamnya. Pemeliharaan lingkungan yang disebut juga dengan konservasi preventif
adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan yang baik ideal bagi bahan pustaka agar tidak terjadi kerusakan pada bahan pustaka tersebut. Konservasi
preventif ini harus sudah dimulai sejak pembangunan suatu gedung perpustakaan masih dalam perencanaan, antara lain dalam memilih lokasi, pemilihan bahan
bangunan, pemasangan alat pendinginan dan mengatur pencahayaan. Idealnya lokasi suatu perpustakaan tidak boleh berada di daerah kawasan
industri atau daerah yang padat kendaraan yang bermotor, karena industri dan kendaraan bermotor tersebut akan mengeluarkan gas-gas pencemar seperti gas SO
dan NO yang berbahaya bagi bahan pustaka. Namun demikian, karena perpustakaan juga harus terletak di daerah yang mudah dijangkau oleh masyarakat
pemakai jasa perpustakaan maka pada umumnya perpustakaan berada di pusat kota.
Perpustakaan Universitas Islam Sumatera Utara termasuk berada di kawasan yang banyak dilalui kenderaan umum. Jarak antara jalan raya dengan
lokasi gedung berjarak kurang lebih 30 meter sehingga menurut penulis polusi udara tidak sampai mengganggu bahan pustaka.
Universitas Sumatera Utara