1. Fungsi Melindungi Bahan pustaka dilindungi dari serangan serangga, manusia, jamur, panas
matahari, air dan sebagainya. Dengan pelestarian yang baik serangga dan binatang kecil tidak akan dapat menyentuh dokumen. Manusia tidak akan
salah dalam menangani dan memakai bahan pustaka. Jamur tidak akan sempat tumbuh, dan sinar matahari serta kelembaban udara diperpustakaan akan
mudah dikontrol.
2. Fungsi Pengawetan Dengan dirawat baik-baik, bahan pustaka menjadi awet, bisa lebih lama
dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan bahan pustaka tersebut.
3. Fungsi Kesehatan Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas dari debu,
jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap sehat. Pembaca lebih bergairah
membaca dan mengunjungi perpustakaan.
4. Fungsi Pendidikan Pemakai perpustakaan dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana cara
memakai dan merawat dokumen. Mereka harus menjaga disiplin, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam perpustakaan, tidak mengotori
bahan pustaka maupun ruangan perpustakaan. Mendidik pemakai serta pustakawan sendiri untuk berdisiplin tinggi dan menghargai kebersihan.
5. Fungsi Kesabaran Merawat bahan pustaka ibarat merawat bayi atau orang tua, jadi harus sabar.
Bagaimana kita bisa menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil dan tahi kutu buku dengan baik kalau kita tidak sabar.
Menghilangkan noda dari bahan pustaka memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi.
6. Fungsi Sosial Pelestarian tidak bisa dikerjakan oleh seorang diri. Pustakawan harus
mengikut sertakan pembaca perpustakaan untuk tetap merawat bahan pustaka dan perpustakaan. Rasa pengorbanan yang tinggi harus diberikan oleh setiap
orang, demi kepentingan dan keawetan bahan pustaka.
7. Fungsi Ekonomi Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi lebih awet. Keuangan
dapat dihemat. Banyak aspek ekonomi lain yang berhubungan dengan pelestarian bahan pustaka
8. Fungsi Keindahan Dengan pelestarian yang baik, penataan bahan pustaka yang rapi,
perpustakaan tampak menjadi lebih indah, sehingga menambah daya tarik kepada pembacanya. Coba betapa jeleknya bahan pustaka apabila tidak
dirawat, penuh dengan binatang perusak, pengap, bau busuk mengembara pada setiap sudut perpustakaan
2.4 Unsur-unsur Pelestarian
Berbagai unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pelestarian bahan pustaka adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Manajemennya, perlu diperhatikan siapa yang bertanggung jawab dalam pekerjaan ini. Bagaimana prosedur pelestarian yang harus diikuti. Bahan
pustaka yang akan diperbaiki harus dicatat dengan baik, apa saja kerusakannya, apa saja alat dan bahan kimia yang diperlukan dan sebagainya.
2. Tenaga yang merawat bahan pustaka dengan keahlian yang mereka miliki. Mereka yang mengerjakan pelestarian ini hendaknya mereka yang telah
memiliki ilmu atau keahlianketerampilan dalam bidang ini. Paling tidak mereka sudah pernah mengikuti penataran dalam bidang pelestarian dokumen.
3. Laboratorium, suatu ruang pelestarian dengan berbagai peralatan yang diperlukan, misalnya alat penjilidan, lem, alat laminasi, alat untuk fumigasi,
berbagai sikat untuk membersihkan debu “Vacum Cleaner” dan sebagainya. Sebaiknya setiap perpustakaan memiliki ruang laboratorium sebagai
“bengkel” atau gudang buat bahan pustaka yang perlu dirawat atau diperbaiki. 4. Dana untuk keperluan kegiatan ini harus diusahakan dan dimonitor dengan
baik, sehingga pekerjaan pelestarian tidak akan mengalami gangguan. Pendanaan ini tentu tergantung dari lembaga tempat perpustakaan ini
bernaung. Kalau tidak mungkin menyelenggarakan bagian pelestarian sendiri, dianjurkan diadakan kerja sama dengan perpustakaan lain. Ini dapat
menghemat biaya yang besar.
2.5 Faktor Penyebab Kerusakan Bahan Pustaka
Pemeliharaan bahan pustaka bukanlah hal baru bagi pustakawan, namun tugas pelestarian bukanlah tugas yang mudah. Para pustakawan, terutama di
negara tropis seperti Indonesia ini dihadapkan pada berbagai musuh dalam menjaga kelestarian bahan pustaka. Musuh bahan pustaka antara lain manusia,
tikus, serangga, mikroorganisme, serta berbagai bencana alam. Bahan pustaka yang terbuat dari kertas merupakan bahan yang mudah
terbakar, mudah sobek, mudah terkena noda dan sebagainya. Cepat atau lambatnya proses kerusakan kertas tergantung pada mutu kertas dan iklim daerah,
serta perawatannya. Jenis perusak bahan pustaka tersebut sangat tergantung pada keadaan iklim dan alam setempat, serta lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
Jenis perusak bahan pustaka di daerah yang beriklim sedang atau tropis berbeda dengan perusak bahan pustaka dari daerah yang beriklim dingin. Begitu
pula cara penanggulangannya. Di daerah yang beriklim tropis memiliki perusak bahan pustaka yang lebih banyak dan lebih ganas dari daerah yang beriklim
dingin. Menurut Martoatmodjo 1993 : 36-47 kerusakan bahan pustaka itu secara
garis besar dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : 1.
Faktor biologi, misalnya serangga rayap, kecoa, kutu buku, binatang pengerat, jamur.
2. Faktor fisika, misalnya cahaya, udaradebu, suhu dan kelembaban.
3. Faktor kimia, misalnya zat-zat kimia, keasaman, oksidasi.
4. Faktor-faktor lain, misalnya banjir, gempa bumi, api, manusia.
2.5.1 Faktor Biologi
Bahan pustaka terdiri dari atas selulosa, perekat dan protein yang merupakan sumber makanan bagi mahluk hidup seperti jamur, serangga, binatang
pengerat dan lain-lain. Mahluk tersebut dapat hidup dengan kondisi lingkungan yang kelembaban dan suhunya tinggi. Bila ruang tempat menyimpan bahan
pustaka lembab dan dibiarkan berlarut-larut maka akan banyak dijumpai bahan pustaka yang rusak berat.
1. Binatang pengerat
Tikus merupakan perusak bahan pustaka yang agak sukar diberantas. Jenis-jenis tikus dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Tikus hitam b. Tikus cokelat atau tikus rumah
c. Tikus kelabu atau tikus sawah d. Tikus kesturi
e. Tikus putih Kertas dan buku sering menjadi sasaran untuk dijadikan sarang. Air
kencing tikus rumah dapat membahayakan kesehatan manusia. Air kencing dapat menyebabkan penyakit Leptospiral, sejenis penyakit kuning. Isolasi listrik yang
terdapat di dalam rumahgedung juga menjadi sasaran serangan tikus rumah. Hal ini dapat menimbulkan kebakaran. Tikus parit membuat sarangnya dibawah
fondasi bangunan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mengatasi serangan tikus itu perlu diadakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk melindungi serangan tikus adalah tempat
penyimpanan harus selalu bersih dan kering. Lubang-lubang yang memungkinkan tikus masuk harus ditutup rapat. Jika gedung sudah terserang tikus, pembasmian
tikus dapat di lakukan dengan bahan kimia atau racun. Dewasa ini berbagai jenis bahan kimiawi pembasmi tikus banyak diproduksi orang
2. Serangga
Jenis serangga cukup banyak. Serangga merupakan masalah yang pelik di negara tropik. Makanan yang digemarinya adalah lem atau perekat yang terbuat
dari tepung kanji. Siklus kehidupan serangga ini terdiri atas beberapa fase tahap yaitu telur, larva, kepompong dewasa. Kerusakan yang terbesar terjadi ketika
serangga hidup pada fase larva. Lingkungan yang lembab, gelap, sirkulasi udara kurang merupakan tempat yang ideal bagi serangga. Jenis-jenis serangga dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Rayap
Sebutan lain untuk rayap adalah semut putih, walaupun sebetulnya rayap itu bukan semut dan warnanya pun tidak putih. Makanan utama rayap adalah
kayu, kertas, foto, gambar, rumput, dan lain-lain. Rayap mampu memusnahkan setumpuk bahan pustaka dalam waktu singkat. Rayap sangat terkenal dengan
organisasinya yang rapi. Selain itu rayap juga bersifat kanibalistik, suka memakan kawan-kawannya yang sudah mati. Berdasarkan tempat tinggalnya, rayap dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu rayap bumi dan rayap kayu.
b. Kecoa