Total Penerimaan APBD tanpa subsidi 3.
Desentralisasi fiskal Ukuran ini menunjukkan tingkat kewenangan dan tanggung jawab yang
diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yaitu kabupaten dan kota untuk melaksanakan pembangunan. Ini berarti bahwa pemerintah
pusat memberikan otonomi kepada daerah untuk menyelenggarakan pengelolaan dan pembiayaannya dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan
kota. Desentralisasi fiskal : PAD
Total penerimaan daerah
D. Analisis Data
Sebelum melakukan uji terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan analisis normalitas data. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah data
penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Analisis normalitas ini diperlukan sebagai prasyarat dari uji beda untuk dua sampel yang
berpasangan. Untuk mendeteksi data pada penelitian ini akan digunakan uji non parametrik yaitu kolmogorov- smirnov. Bila hasil pengujian normalitas
data menghasilkan suatu penyebaran yang tidak normal dari rasio-rasio keuangan, maka terhadap rasio-rasio tersebut digunakan uji beda berperingkat
Wilcoxon. Untuk menguji hipotesis - hipotesis yang diungkapkan sebelumnya dilakukan pengujian statistik parametrik, yaitu uji t untuk dua sampel yang
berpasangan. Uji t ini digunakan untuk dua sampel berpasangan yaitu sampel sebelum dan setelah terjadinya otonomi daerah apakah mempunyai tingkat
Universitas Sumatera Utara
kemandirian pembiayaan, tingkat ketergantungan dan tingkat desentralisasi daerah secara nyata atau signifikan berbeda atau tidak.
Hipotesis: Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Ha : terdapat perbedaan yang signifikan Jika t hitung t tabel maka Ho ditolak
Jika t hitung t tabel maka Ho diterima
E. Jadwal Penelitian
Kegiatan 2007
2008 Nov
Des Jan
Febr Mar
Apr Penyusunan
proposal Pengajuan Proposal
Bimbingan proposal
Pengumpulan data Seminar proposal
Analisis data Bimbingan skripsi
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara
Sumatera Utara adalah sebuah propinsi yang terletak di Pulau Sumatera, berbatasan dengan Aceh di sebelah Utara dan dengan Sumatera Barat serta Riau
di sebelah Selatan. Pusat pemerintahan propinsi Sumatera Utara terdapat di Medan. Propinsi Sumatera Utara terbagi atas 22 kabupaten, 7 kota, 325
kecamatan, dan 5. 456 kelurahan desa. Sumatera Utara terletak pada 1 A° - 4A° Lintang Utara dan 98A°-100A° Bujur Timur. Luas daratan propinsi Sumatera
Utara 71.680 kilometer bujursangkar. Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya. Perkebunan tersebut dikelola oleh pihak swasta maupun negara.
Kebijaksanaan umum pengelolaan keuangan Propinsi sumatera Utara disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta potensi daerah dengan selalu berpedoman pada
Undang-Undang yang berlaku. Untuk membiayai pelaksanaan pembangunan daerah seluruh sumber dana dari swasta maupun luar negeri, APBD dan swadaya
masyarakat akan dimanfaatkan seefisien dan seefekti mungkin. Sejak 1 Januari 2001 struktur dan mekanisme pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah APBD telah berubah sesuai dengan kebijakan baru tentang desentralisasi dan otonomi daerah. Alokasi dana dari pusat untuk
APBD yang sebelumnya berupa subsidi daerah otonom SDO, sekarang disatukan dalam dana alokasi umum DAU. Secara umum DAU yang diterima
Universitas Sumatera Utara
oleh daerah propinsi dan daerah kabupatenkota lebih besar daripada jumlah subsidi daerah otonom. Namun, karena sekarang biaya operasional instansi di
daerah dan gaji pegawai di daerah dibiayai melalui dana lokasi umum DAU, maka kebanyakan dana alokasi umum DAU yang diterima hanya cukup untuk
kebutuhan anggaran rutin. Sebenarnya pemerintah daerah masih mempunyai sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu dari bagi hasil pajak dan bukan
pajak, tetapi banyak yang memperkirakan bahwa jumlahnya lebih kecil daripada dana sektoral yang selama ini dialokasikan ke daerah melalui tugas dekonsentrasi
dan tugas pembantuan. Dengan makin banyaknya kewenangan pemerintahan yang menjadi
tanggung jawab daerah, khususnya daerah kabupaten dan kota, maka kebutuhan biaya operasional pelaksanaannya menjadi makin banyak. Di samping itu dengan
makin banyaknya pegawai pusat yang dilimpahkan ke daerah yang harus digaji dan aset negara yang harus dipelihara pemerintah daerah, maka tentu saja semakin
banyak dana yang diperlukan pemerintah daerah. Karena dana yang diterima pemerintah daerah dari pemerintah pusat untuk membiayai semua itu diperkirakan
tidak cukup, maka pemerintah daerah berusaha keras meningkatkan pendapatan asli daerah PAD melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah, retribusi
daerah, dan sumbangan pihak ketiga SPK. Setelah otonomi daerah banyak pemerintah kabupaten kota yang
melakukan pemekaran. Pemerintah kabupaten kota yang terbentuk sebelum otonomi daerah dan yang tidak melakukan pemekaran ada 7 kabupaten dan 6 kota
yaitu : pemkab Tapanuli Selatan, Pemkab Tapanuli Tengah, Pemkab Labuhan
Universitas Sumatera Utara
Batu, Pemkab Asahan, Pemkab Simalungun, Pemkab Karo, Pemkab Langkat, Pemkab Sibolga, Pemkot Tanjung Balai, Pemkot Pematang Siantar, Pemkot
Tebing Tinggi, Pemkot Medan, Pemkot Binjai.
2. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sebelum Otonomi Daerah
Tabel 4.1 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Pemerintah Kabupaten Kota Di Sumatera Utara Tahun Anggaran 1998 1999
Dalam 000 Rupiah
No Nama Daerah
Penerimaan Pengeluaran
Rutin Pengeluaran
Pembangunan 1
Pemkab Tapanuli Selatan 158.902.579
88.891.898 67.564.659
2 Pemkab Tapanuli Tengah
45.088.250 21.385.379
20.866.662 3
Pemkab Labuhan Batu 89.644.785
49.177.020 35.731.004
4 Pemkab Asahan
95.032.881 67.784.496
25.617.630 5
Pemkab Simalungun 117.611.581
84.926.866 32.483.622
6 Pemkab Karo
51.855.478 33.460.619
17.030.384 7
Pemkab Langkat 98.530.326
64.890.356 32.694.194
8 Pemkab Sibolga
18.271.141 10.422.494
6.350. 469 9
Pemkot Tanjung Balai 20.336.609
11. 799.397 6.482.267
10 Pemkot Pematang Siantar 32.298.858
24.525.349 7.632.435
11 Pemkot Tebing Tinggi 22.285.594
13.922.311 7.883.127
12 Pemkot Medan 189.262.568 122. 498. 333
61. 264.397 13 Pemkot Binjai
28.905.635 20.879.627
6.763.793 Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Pemerintah Kabupaten Kota Di Sumatera Utara Tahun Anggaran 19992000
Dalam 000 Rupiah
No Nama Daerah
Penerimaan Pengeluaran
Rutin Pengeluaran
Pembangunan 1
Pemkab Tapanuli Selatan 164.302.220
102.834.557 60406.724
2 Pemkab Tapanuli Tengah
61.154.525 31.221.698
25.132.401 3
Pemkab Labuhan Batu 117.472.790
79.884.779 34.935.833
4 Pemkab Asahan
124.688.494 93.392.779
25.138.179 5
Pemkab Simalungun 145.036.884
111.734.742 32.772.654
6 Pemkab Karo
67.352.364 45.495.31
20.137.877 7
Pemkab Langkat 125.842.520
89.982.292 29.156.173
8 Pemkab Sibolga
25.047.988 14.199.405
9.316.780 9
Pemkot Tanjung Balai 25.405.044
16.679.857 5.610.697
10 Pemkot Pematang Siantar
42.169.202 31.934.801
10.087.059 11
Pemkot Tebing Tinggi 27. 041.267
18.760.431 6.420.513
12 Pemkot Medan
226.436.729 160.487.929
53.706.745 13
Pemkot Binjai 43.656.135
29.338.027 12.744.561
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3. Realisasi Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Sesudah Otonomi Daerah
Tabel 4.3 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Pemerintah Kabupaten Kota Di Sumatera Utara Tahun Anggaran 2003
Dalam 000 Rupiah
No Nama Daerah
Pendapatan Daerah
Belanja Aparatur
Daerah Belanja
Pelayanan Publik
1 Pemkab Tapanuli Selatan
330.580.275 184.808.002 149.018.084
2 Pemkab Tapanuli Tengah
177.134.039 43.057.397 150.479.826
3 Pemkab Labuhan Batu
383.594.433 225.908.077
18.279.829 4
Pemkab Asahan 371.292.472
256.246.227 117.409.906 5
Pemkab Simalungun 453.828.896
302.767.617 160.320.967 6
Pemkab Karo 228.067.538
62.113.490 170.860.970 7
Pemkab Langkat 370.283.570
245.507.859 156.984.964 8
Pemkab Sibolga 118.821.611
51.273.668 72.115.998
9 Pemkot Tanjung Balai
135.216.662 64.769.036
71.616.783 10
Pemkot Pematang Siantar 181.262.416
127.255.448 50.531.324
11 Pemkot Tebing Tinggi
132.464.072 88.234.231
73.041.708 12
Pemkot Medan 1.032.495.965
582.654.247 541.618.142 13
Pemkot Binjai 170.632.616
109.310.398 75.984.097
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Pemerintah Kabupaten Kota Di Sumatera Utara Tahun Anggaran 2004
Dalam 000 Rupiah
No Nama Daerah
Pendapatan Daerah
Belanja Aparatur
Daerah Belanja
Pelayanan Publik
1 Pemkab Tapanuli Selatan
331.054.792 188.155.249
151.807.96 2
Pemkab Tapanuli Tengah 176.837.674
46.396.930 158.071.438 3
Pemkab Labuhan Batu 381.217.786
261.483.676 122.618.476 4
Pemkab Asahan 381.529.715
291.766.961 96.664.195
5 Pemkab Simalungun
411.929.669 341.956.134
73.219.948 6
Pemkab Karo 231.174.668
54.008.877 186.822.540 7
Pemkab Langkat 421.115.960
293.823.653 136.068.725 8
Pemkab Sibolga 123.493.435
61.300.365 74.900.632
9 Pemkot Tanjung Balai
141.115.960 87.959.500
87.497.000 10
Pemkot Pematang Siantar 195.287.962
156.830.850 58.012.406
11 Pemkot Tebing Tinggi
132.140.100 99.638.706
56.272.007 12
Pemkot Medan 1.150.000.164
652.880.630 443.699.640 13
Pemkot Binjai 194.600.195
139.472.017 53.647.151
Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
4. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
a. Kinerja Keuangan daerah dalam bentuk kemandirian
Rasio kinerja keuangan dalam bentuk kemandirian terbagi dua : 1.
Kinerja keuangan dalam bentuk kemampuan pembiayaan daerah: Pendapatan asli daerah PAD
Belanja rutin non pegawai BRNP 2.
Kemampuan mobilisasi daerah : Pajak daerah PAD
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Kinerja Keuangan Daerah Dalam Bentuk Kemandirian
No Nama Daerah
Pajak daerahPAD PAD BRNP
sebelum setelah
sebelum Sesudah
1 Tapanuli selatan 0,359585
0,364487 0,195193
0,099415 2 Tapanuli Tengah
0,357056 0,311541
0,369919 0,140356
3 Labuhan Batu 0,535893
0,293488 0,253412
0,341153 4 Asahan
0,726723 0,619613
0,370289 0,346989
5 Simalungun 0,594606
0,550046 0,262606
0,337135 6 Karo
0,334730 0,409231
0,508344 0,244726
7 Langkat 0,680319
0,592005 0,223138
0,168107 8 Sibolga
0,293082 0,205171
0,377834 0,212863
9 Tanjung balai 0,394602
0,359148 0,518700
0,224029 10 Pematang Siantar
0,406087 0,363595
0,646315 0,323118
11 Tebing Tinggi 0,384567
0,403345 0,522850
0,132824 12 Medan
0,653544 0,564012
0,845255 0,700506
13 Binjai 0,4419102
0,424137 0,445701
0,212231
A. Kinerja Keuangan dalam Bentuk Tingkat Ketergantungan
Tingkat ketergantungan mengukur tingkat kemampuan daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Derajat otonomi fiskal ini menunjukkan
kemampuan daerah dalam meningkatkan PAD. Tingkat ketergantungan : Pendapatan asli daerah PAD
Total Penerimaan daerah tanpa subsidi TPDTS
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Kinerja Keuangan dalam Bentuk Tingkat Ketergantungan
No Nama Daerah
PAD TPDTS SEBELUM
SESUDAH 1 Tapanuli selatan
0,665828 0,465858
2 Tapanuli Tengah 0,392754
0,247086 3 Labuhan Batu
0,455810 0,386320
4 Asahan 0,846717
0,582883 5 Simalungun
0,942296 0,241845
6 Karo 0,947184
0,345659 7 Langkat
0,827100 0,405803
8 Sibolga 0,607423
0,618687 9 Tanjung balai
0,580652 0,495875
10 Pematang Siantar 0,765338 0,471094
11 Tebing Tinggi 0,777441
0,646319 12 Medan
0,877351 0,609097
13 Binjai 0,789403
0,374462
C. Kinerja Keuangan Daerah Dalam Bentuk Desentralisasi Fiskal Desentralisasi fiskal menunjukkan tingkat kewenangan dan tanggung jawab
yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yaitu kabupaten dan kota untuk melaksanakan pembangunan
Kinerja keuangan daerah dalam bentuk desentralisasi fiskal : PAD
Total penerimaan daerah TPD
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Kinerja Keuangan Daerah dalam Bentuk Desentralisasi Fiskal
No Nama Daerah
PAD TPD Sebelum
Setelah 1 Tapanuli selatan
0,020508 0,024868
2 Tapanuli Tengah 0,029733
0,030290 3 Labuhan Batu
0,038451 0,062169
4 Asahan 0,059660
0,058860 5 Simalungun
0,032089 0,040520
6 Karo 0,084574
0,043049 7 Langkat
0,030280 0,039656
8 Sibolga 0,060754
0,053312 9 Tanjung balai
0,084702 0,067475
10 Pematang Siantar 0,131591 0,066835
11 Tebing Tinggi 0,100844
0,047218 12 Medan
0,251210 0,231572
13 Binjai 0,068796
0,058252
B. ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Hasil Analisis