Analisis Data Jadwal Penelitian Data Penelitian 1. Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara

Total Penerimaan APBD tanpa subsidi 3. Desentralisasi fiskal Ukuran ini menunjukkan tingkat kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yaitu kabupaten dan kota untuk melaksanakan pembangunan. Ini berarti bahwa pemerintah pusat memberikan otonomi kepada daerah untuk menyelenggarakan pengelolaan dan pembiayaannya dilakukan oleh pemerintah kabupaten dan kota. Desentralisasi fiskal : PAD Total penerimaan daerah

D. Analisis Data

Sebelum melakukan uji terhadap hipotesis, terlebih dahulu dilakukan analisis normalitas data. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Analisis normalitas ini diperlukan sebagai prasyarat dari uji beda untuk dua sampel yang berpasangan. Untuk mendeteksi data pada penelitian ini akan digunakan uji non parametrik yaitu kolmogorov- smirnov. Bila hasil pengujian normalitas data menghasilkan suatu penyebaran yang tidak normal dari rasio-rasio keuangan, maka terhadap rasio-rasio tersebut digunakan uji beda berperingkat Wilcoxon. Untuk menguji hipotesis - hipotesis yang diungkapkan sebelumnya dilakukan pengujian statistik parametrik, yaitu uji t untuk dua sampel yang berpasangan. Uji t ini digunakan untuk dua sampel berpasangan yaitu sampel sebelum dan setelah terjadinya otonomi daerah apakah mempunyai tingkat Universitas Sumatera Utara kemandirian pembiayaan, tingkat ketergantungan dan tingkat desentralisasi daerah secara nyata atau signifikan berbeda atau tidak. Hipotesis: Ho : tidak terdapat perbedaan yang signifikan Ha : terdapat perbedaan yang signifikan Jika t hitung t tabel maka Ho ditolak Jika t hitung t tabel maka Ho diterima

E. Jadwal Penelitian

Kegiatan 2007 2008 Nov Des Jan Febr Mar Apr Penyusunan proposal Pengajuan Proposal Bimbingan proposal Pengumpulan data Seminar proposal Analisis data Bimbingan skripsi Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara

Sumatera Utara adalah sebuah propinsi yang terletak di Pulau Sumatera, berbatasan dengan Aceh di sebelah Utara dan dengan Sumatera Barat serta Riau di sebelah Selatan. Pusat pemerintahan propinsi Sumatera Utara terdapat di Medan. Propinsi Sumatera Utara terbagi atas 22 kabupaten, 7 kota, 325 kecamatan, dan 5. 456 kelurahan desa. Sumatera Utara terletak pada 1 A° - 4A° Lintang Utara dan 98A°-100A° Bujur Timur. Luas daratan propinsi Sumatera Utara 71.680 kilometer bujursangkar. Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya. Perkebunan tersebut dikelola oleh pihak swasta maupun negara. Kebijaksanaan umum pengelolaan keuangan Propinsi sumatera Utara disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta potensi daerah dengan selalu berpedoman pada Undang-Undang yang berlaku. Untuk membiayai pelaksanaan pembangunan daerah seluruh sumber dana dari swasta maupun luar negeri, APBD dan swadaya masyarakat akan dimanfaatkan seefisien dan seefekti mungkin. Sejak 1 Januari 2001 struktur dan mekanisme pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD telah berubah sesuai dengan kebijakan baru tentang desentralisasi dan otonomi daerah. Alokasi dana dari pusat untuk APBD yang sebelumnya berupa subsidi daerah otonom SDO, sekarang disatukan dalam dana alokasi umum DAU. Secara umum DAU yang diterima Universitas Sumatera Utara oleh daerah propinsi dan daerah kabupatenkota lebih besar daripada jumlah subsidi daerah otonom. Namun, karena sekarang biaya operasional instansi di daerah dan gaji pegawai di daerah dibiayai melalui dana lokasi umum DAU, maka kebanyakan dana alokasi umum DAU yang diterima hanya cukup untuk kebutuhan anggaran rutin. Sebenarnya pemerintah daerah masih mempunyai sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya, yaitu dari bagi hasil pajak dan bukan pajak, tetapi banyak yang memperkirakan bahwa jumlahnya lebih kecil daripada dana sektoral yang selama ini dialokasikan ke daerah melalui tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dengan makin banyaknya kewenangan pemerintahan yang menjadi tanggung jawab daerah, khususnya daerah kabupaten dan kota, maka kebutuhan biaya operasional pelaksanaannya menjadi makin banyak. Di samping itu dengan makin banyaknya pegawai pusat yang dilimpahkan ke daerah yang harus digaji dan aset negara yang harus dipelihara pemerintah daerah, maka tentu saja semakin banyak dana yang diperlukan pemerintah daerah. Karena dana yang diterima pemerintah daerah dari pemerintah pusat untuk membiayai semua itu diperkirakan tidak cukup, maka pemerintah daerah berusaha keras meningkatkan pendapatan asli daerah PAD melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah, retribusi daerah, dan sumbangan pihak ketiga SPK. Setelah otonomi daerah banyak pemerintah kabupaten kota yang melakukan pemekaran. Pemerintah kabupaten kota yang terbentuk sebelum otonomi daerah dan yang tidak melakukan pemekaran ada 7 kabupaten dan 6 kota yaitu : pemkab Tapanuli Selatan, Pemkab Tapanuli Tengah, Pemkab Labuhan Universitas Sumatera Utara Batu, Pemkab Asahan, Pemkab Simalungun, Pemkab Karo, Pemkab Langkat, Pemkab Sibolga, Pemkot Tanjung Balai, Pemkot Pematang Siantar, Pemkot Tebing Tinggi, Pemkot Medan, Pemkot Binjai.

2. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sebelum Otonomi Daerah

Tabel 4.1 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Kota Di Sumatera Utara Tahun Anggaran 1998 1999 Dalam 000 Rupiah No Nama Daerah Penerimaan Pengeluaran Rutin Pengeluaran Pembangunan 1 Pemkab Tapanuli Selatan 158.902.579 88.891.898 67.564.659 2 Pemkab Tapanuli Tengah 45.088.250 21.385.379 20.866.662 3 Pemkab Labuhan Batu 89.644.785 49.177.020 35.731.004 4 Pemkab Asahan 95.032.881 67.784.496 25.617.630 5 Pemkab Simalungun 117.611.581 84.926.866 32.483.622 6 Pemkab Karo 51.855.478 33.460.619 17.030.384 7 Pemkab Langkat 98.530.326 64.890.356 32.694.194 8 Pemkab Sibolga 18.271.141 10.422.494 6.350. 469 9 Pemkot Tanjung Balai 20.336.609 11. 799.397 6.482.267 10 Pemkot Pematang Siantar 32.298.858 24.525.349 7.632.435 11 Pemkot Tebing Tinggi 22.285.594 13.922.311 7.883.127 12 Pemkot Medan 189.262.568 122. 498. 333 61. 264.397 13 Pemkot Binjai 28.905.635 20.879.627 6.763.793 Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Kota Di Sumatera Utara Tahun Anggaran 19992000 Dalam 000 Rupiah No Nama Daerah Penerimaan Pengeluaran Rutin Pengeluaran Pembangunan 1 Pemkab Tapanuli Selatan 164.302.220 102.834.557 60406.724 2 Pemkab Tapanuli Tengah 61.154.525 31.221.698 25.132.401 3 Pemkab Labuhan Batu 117.472.790 79.884.779 34.935.833 4 Pemkab Asahan 124.688.494 93.392.779 25.138.179 5 Pemkab Simalungun 145.036.884 111.734.742 32.772.654 6 Pemkab Karo 67.352.364 45.495.31 20.137.877 7 Pemkab Langkat 125.842.520 89.982.292 29.156.173 8 Pemkab Sibolga 25.047.988 14.199.405 9.316.780 9 Pemkot Tanjung Balai 25.405.044 16.679.857 5.610.697 10 Pemkot Pematang Siantar 42.169.202 31.934.801 10.087.059 11 Pemkot Tebing Tinggi 27. 041.267 18.760.431 6.420.513 12 Pemkot Medan 226.436.729 160.487.929 53.706.745 13 Pemkot Binjai 43.656.135 29.338.027 12.744.561 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3. Realisasi Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah Sesudah Otonomi Daerah

Tabel 4.3 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Kota Di Sumatera Utara Tahun Anggaran 2003 Dalam 000 Rupiah No Nama Daerah Pendapatan Daerah Belanja Aparatur Daerah Belanja Pelayanan Publik 1 Pemkab Tapanuli Selatan 330.580.275 184.808.002 149.018.084 2 Pemkab Tapanuli Tengah 177.134.039 43.057.397 150.479.826 3 Pemkab Labuhan Batu 383.594.433 225.908.077 18.279.829 4 Pemkab Asahan 371.292.472 256.246.227 117.409.906 5 Pemkab Simalungun 453.828.896 302.767.617 160.320.967 6 Pemkab Karo 228.067.538 62.113.490 170.860.970 7 Pemkab Langkat 370.283.570 245.507.859 156.984.964 8 Pemkab Sibolga 118.821.611 51.273.668 72.115.998 9 Pemkot Tanjung Balai 135.216.662 64.769.036 71.616.783 10 Pemkot Pematang Siantar 181.262.416 127.255.448 50.531.324 11 Pemkot Tebing Tinggi 132.464.072 88.234.231 73.041.708 12 Pemkot Medan 1.032.495.965 582.654.247 541.618.142 13 Pemkot Binjai 170.632.616 109.310.398 75.984.097 Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Kota Di Sumatera Utara Tahun Anggaran 2004 Dalam 000 Rupiah No Nama Daerah Pendapatan Daerah Belanja Aparatur Daerah Belanja Pelayanan Publik 1 Pemkab Tapanuli Selatan 331.054.792 188.155.249 151.807.96 2 Pemkab Tapanuli Tengah 176.837.674 46.396.930 158.071.438 3 Pemkab Labuhan Batu 381.217.786 261.483.676 122.618.476 4 Pemkab Asahan 381.529.715 291.766.961 96.664.195 5 Pemkab Simalungun 411.929.669 341.956.134 73.219.948 6 Pemkab Karo 231.174.668 54.008.877 186.822.540 7 Pemkab Langkat 421.115.960 293.823.653 136.068.725 8 Pemkab Sibolga 123.493.435 61.300.365 74.900.632 9 Pemkot Tanjung Balai 141.115.960 87.959.500 87.497.000 10 Pemkot Pematang Siantar 195.287.962 156.830.850 58.012.406 11 Pemkot Tebing Tinggi 132.140.100 99.638.706 56.272.007 12 Pemkot Medan 1.150.000.164 652.880.630 443.699.640 13 Pemkot Binjai 194.600.195 139.472.017 53.647.151 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara

4. Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah

a. Kinerja Keuangan daerah dalam bentuk kemandirian Rasio kinerja keuangan dalam bentuk kemandirian terbagi dua : 1. Kinerja keuangan dalam bentuk kemampuan pembiayaan daerah: Pendapatan asli daerah PAD Belanja rutin non pegawai BRNP 2. Kemampuan mobilisasi daerah : Pajak daerah PAD Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Kinerja Keuangan Daerah Dalam Bentuk Kemandirian No Nama Daerah Pajak daerahPAD PAD BRNP sebelum setelah sebelum Sesudah 1 Tapanuli selatan 0,359585 0,364487 0,195193 0,099415 2 Tapanuli Tengah 0,357056 0,311541 0,369919 0,140356 3 Labuhan Batu 0,535893 0,293488 0,253412 0,341153 4 Asahan 0,726723 0,619613 0,370289 0,346989 5 Simalungun 0,594606 0,550046 0,262606 0,337135 6 Karo 0,334730 0,409231 0,508344 0,244726 7 Langkat 0,680319 0,592005 0,223138 0,168107 8 Sibolga 0,293082 0,205171 0,377834 0,212863 9 Tanjung balai 0,394602 0,359148 0,518700 0,224029 10 Pematang Siantar 0,406087 0,363595 0,646315 0,323118 11 Tebing Tinggi 0,384567 0,403345 0,522850 0,132824 12 Medan 0,653544 0,564012 0,845255 0,700506 13 Binjai 0,4419102 0,424137 0,445701 0,212231 A. Kinerja Keuangan dalam Bentuk Tingkat Ketergantungan Tingkat ketergantungan mengukur tingkat kemampuan daerah dalam meningkatkan pendapatan asli daerah. Derajat otonomi fiskal ini menunjukkan kemampuan daerah dalam meningkatkan PAD. Tingkat ketergantungan : Pendapatan asli daerah PAD Total Penerimaan daerah tanpa subsidi TPDTS Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Kinerja Keuangan dalam Bentuk Tingkat Ketergantungan No Nama Daerah PAD TPDTS SEBELUM SESUDAH 1 Tapanuli selatan 0,665828 0,465858 2 Tapanuli Tengah 0,392754 0,247086 3 Labuhan Batu 0,455810 0,386320 4 Asahan 0,846717 0,582883 5 Simalungun 0,942296 0,241845 6 Karo 0,947184 0,345659 7 Langkat 0,827100 0,405803 8 Sibolga 0,607423 0,618687 9 Tanjung balai 0,580652 0,495875 10 Pematang Siantar 0,765338 0,471094 11 Tebing Tinggi 0,777441 0,646319 12 Medan 0,877351 0,609097 13 Binjai 0,789403 0,374462 C. Kinerja Keuangan Daerah Dalam Bentuk Desentralisasi Fiskal Desentralisasi fiskal menunjukkan tingkat kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yaitu kabupaten dan kota untuk melaksanakan pembangunan Kinerja keuangan daerah dalam bentuk desentralisasi fiskal : PAD Total penerimaan daerah TPD Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Kinerja Keuangan Daerah dalam Bentuk Desentralisasi Fiskal No Nama Daerah PAD TPD Sebelum Setelah 1 Tapanuli selatan 0,020508 0,024868 2 Tapanuli Tengah 0,029733 0,030290 3 Labuhan Batu 0,038451 0,062169 4 Asahan 0,059660 0,058860 5 Simalungun 0,032089 0,040520 6 Karo 0,084574 0,043049 7 Langkat 0,030280 0,039656 8 Sibolga 0,060754 0,053312 9 Tanjung balai 0,084702 0,067475 10 Pematang Siantar 0,131591 0,066835 11 Tebing Tinggi 0,100844 0,047218 12 Medan 0,251210 0,231572 13 Binjai 0,068796 0,058252

B. ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Hasil Analisis