sendiri, baik untuk urusan rutin maupun tugas-tugas dalam pembangunan daerah. Tetapi di pihak lain, justru pembiayaan urusan rutin rumah tangga daerah otonom
ini yang harus dibantu oleh pemerintah pusat. Kewajiban otonomi tersebut membutuhkan biaya yang seharusnya disediakan sendiri oleh daerah dari sumber
keuangan yang telah dilimpahkan oleh pemerintah pusat dan sumber lain yang ada di daerah.
Potensi ekonomi daerah sangat menentukan dalam usaha meningkatkan kemampuan keuangan daerah bagi penyelenggaraan rumah tangganya. Sekarang
banyak ditemukan bahwa antara beban tugas yang harus dikerjakan oleh daerah tidak seimbang atau tidak konsisten serta situasi keuangan daerah itu sendiri.
Selama ini upaya-upaya pengoptimalan potensi daerah sering terkendala oleh terbatasnya sumber daya, dana dan teknologi, terutama dalam menyediakan
pelayanan bagi masyarakat di wilayah terpencil, perbatasan antar daerah, dan wilayah dengan tingkat urbanisasi dan ekonomi yang tinggi.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Wirawan Setiaji Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, melakukan penelitian mengenai peta kemampuan keuangan daerah sebelum dan
sesudah otonomi daerah studi pada kabupaten dan kota se-Jawa- Bali. Data yang ingin diperoleh peneliti adalah data mengenai seberapa besar peran PAD dalam
membiayai belanja daerah sebelum diberlakukannya otonomi daerah tahun 1999 dan 2000 dan sesudah diberlakukannya otonomi daerah tahun 2001 sampai
tahun 2004. Parameter yang digunakan adalah perhitungan dan analisis kinerja
Universitas Sumatera Utara
PAD melalui ukuran share dan growth, melakukan pemetaan dan analisis kemampuan keuangan daerah dengan metode kuadran. Penelitian ini
membuktikan bahwa adanya perbedaan kinerja keuangan daerah sebelum dan sesudah pelaksanaan otonomi daerah.
Bambang Haryadi 2002, melakukan penelitian tentang pengaruh fiskal stress terhadap kinerja keuangan pemerintah kabupaten kota dalam menghadapi
pelaksanaan otonomi daerah suatu kajian empiris di propinsi Jawa Timur. Periode APBD yang menjadi pengamatan penelitian adalah periode dua tahun
sebelum terjadi krisis ekonomi tahun anggaran 1995 1996, 19971998, dan periode setelah krisis ekonomi yaitu tahun anggaran 1998 1999, 1999 2000.
Rasio yang dipakai untuk mengukur kinerja keuangan adalah tingkat kemandirian pembiayaan, tingkat ketergantungan, desentralisasi fiskal. Dari uji tingkat
kemampuan pembiayaan menunjukkan bahwa periode sebelum krisis ekonomi relatif lebih besar dibandingkan sesudah krisis ekonomi. Kemampuan mobilisasi
daerah semakin membaik sesudah krisis ekonomi jika dibandingkan dengan sebelum krisis ekonomi. Setelah krisis ekonomi tingkat ketergantungan
pemerintah kabupaten kota semakin menurun jika dibandingkan sebelum terjadinya krisis ekonomi. Tingkat desentralisasi fiskal semakin menurun setelah
terjadinya krisis ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian komparatif. Menurut sugiyono 2004 : 11 “penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan”.
B. Data Penelitian