5. Hubungan Luas Lahan Petani dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan pupuk Pupuk Campuran.
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi
Rank Spearman adalah sebesar 0,716 artinya korelasi antara luas lahan dengan penggunaan pupuk anorganik adalah sebesar 71,6 sedangkan 28,4 diterangkan
oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,000 0,05 artinya hubungan antara luas lahan dengan penggunaan pupuk anorganik signifikan. Dengan
demikian Ho tidak diterima dan H
1
diterima, artinya terdapat hubungan antara luas lahan dengan penggunaan pupuk anorganik.
Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan
SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,390 artinya korelasi antara luas lahan dengan penggunaan pupuk campuran
adalah sebesar 39 sedangkan 61 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,300 0,05 artinya hubungan antara luas lahan dengan
penggunaan pupuk campuran tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara luas lahan dengan penggunaan pupuk campuran.
Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan petani berhubungan dengan penggunaan pupuk anorganik dan luas lahan tidak mempengaruhi penggunaan
pupuk campuran Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan luas lahan petani dengan penggunaan pupuk anorganik dan tidak ada hubungan luas lahan dengan
penggunaan pupuk campuran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Hubungan Produksi Petani dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi
Rank Spearman adalah sebesar 0,768 artinya korelasi antara produksi dengan penggunaan pupuk anorganik adalah sebesar 76,8 sedangkan 23,2 diterangkan
oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,000 0,05 artinya hubungan antara produksi dengan penggunaan pupuk anorganik signifikan. Dengan
demikian Ho tidak diterima dan H
1
diterima, artinya terdapat hubungan antara produksi dengan penggunaan pupuk anorganik.
Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan
SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,388 artinya korelasi antara produksi dengan penggunaan pupuk campuran adalah
sebesar 38,8 sedangkan 61,2 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,302 0,05 artinya hubungan antara produksi dengan penggunaan
pupuk campuran tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara produksi dengan penggunaan
pupuk campuran. Hal ini menunjukkan bahwa faktor produksi berhubungan dengan
penggunaan pupuk anorganik dan produksi tidak berhubungan dengan penggunaan pupuk campuran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
produksi petani dengan penggunaan pupuk anorganik dan tidak ada hubungan produksi dengan penggunaan pupuk campuran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 12. Hubungan Faktor Pribadi dan Faktor Lingkungan dengan Penggunaan Pupuk Anorganik.
No Uraian
r
s-SPSS17
t
Tabel
Sig.
1
2 3
4
5
6
7 8
9 Kontak dengan sumber
informasi di luar masyaraka Keaktifan mencari informasi
Pengetahuan tentang keuntungan relatif
Kepuasan pada cara-cara lama
Tersedianya media komunikasi
Adanya sumber informasi secara rinci
Pengalaman dari petani lain Faktor-faktor alam
Tujuan dan minat keluarga 0,202
0,152 0,320
-0,046
0,504
0,137
-0,151 0,593
0,281 2,093
2,093 2,093
2,093
2,093
2,093
2,093 2,093
2,093 0,380
0,509 0,157
0,842
0,020
0,555
0,514 0,005
0,217 0,05
0,05 0,05
0,05
0,05
0,05
0,05 0,05
0,05 Sumber: Data primer, data diolah dari lampiran
Keterangan : r
s-SPSS 17
: Hasil korelasi Rank Spearman dengan software SPSS 17. t
Tabel
: 2,093 pada 5, df = 19.
t
Tabel
: 2,365 pada 5, df = 7.
Sig. : Hubungan nyata atau tidak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 13. Hubungan Faktor Pribadi dan Faktor Lingkungan dengan Penggunaan Pada Pupuk Campuran.
No Uraian
r
s-SPSS17
t
Tabel
Sig.
1
2 3
4
5
6
7 8
9 Kontak dengan sumber
informasi di luar masyarakat Keaktifan mencari informasi
Pengetahuan tentang keuntungan relatif
Kepuasan pada cara-cara lama
Tersedianya media komunikasi
Adanya sumber informasi secara rinci
Pengalaman dari petani lain Faktor-faktor alam
Tujuan dan minat keluarga 0,112
0,393 0,556
0,011
0,815
0,519
0,174 -0,116
0,823 2,365
2,365 2,365
2,365
2,365
2,365
2,365 2,365
2,365 0,774
0,295 0,120
0,977
0,007
0,153
0,654 0,767
0,006 0,05
0,05 0,05
0,05
0,05
0,05
0,05 0,05
0,05 Sumber: Data primer, data diolah dari lampiran
1. Hubungan Kontak Dengan Sumber Informasi di Luar Masyarakat Petani
dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi
Rank Spearman adalah sebesar 0,202 artinya korelasi antara kontak dengan sumber informasi di luar masyarakat dengan penggunaan pupuk anorganik adalah
sebesar 20,2 sedangkan 79,8 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,380 0,05 artinya hubungan antara kontak dengan sumber
informasi di luar masyarakat dengan penggunaan pupuk anorganik signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hubungan antara kontak dengan sumber informasi di luar masyarakat dengan penggunaan pupuk anorganik.
Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan
SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,112 artinya korelasi antara kontak dengan sumber informasi di luar masyarakat
dengan penggunaan pupuk campuran adalah sebesar 11,2 sedangkan 88,8 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,774 0,05 artinya
hubungan antara kontak dengan sumber informasi di luar masyarakat dengan penggunaan pupuk campuran tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan
H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara kontak dengan sumber informasi di luar masyarakat dengan penggunaan pupuk campuran.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor kontak dengan sumber informasi di luar masyarakat tidak berhubungan dengan penggunaan pupuk anorganik maupun
penggunaan pupuk campuran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan kontak dengan sumber informasi di luar masyarakat petani dengan penggunaan
pupuk anorganik dan pupuk campuran.
2. Hubungan Keaktifan Mencari Informasi Petani dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi
Rank Spearman adalah sebesar 0,152 artinya korelasi antara Keaktifan Mencari Informasi Petani dengan penggunaan pupuk anorganik adalah sebesar 15,2
sedangkan 84,8 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
0,509 0,05 artinya hubungan antara Keaktifan Mencari Informasi Petani dengan penggunaan pupuk anorganik tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan
H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara Keaktifan Mencari Informasi Petani dengan penggunaan pupuk anorganik.
Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan
SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,393 artinya korelasi antara Keaktifan Mencari Informasi Petani dengan
penggunaan pupuk campuran adalah sebesar 39,3 sedangkan 60,7, diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,295 0,05 artinya
hubungan antara Keaktifan Mencari Informasi Petani dengan penggunaan pupuk campuran tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara Keaktifan Mencari Informasi Petani
dengan penggunaan pupuk campuran. Hal ini menunjukkan bahwa faktor keaktifan mencari informasi tidak
berhubungan dengan penggunaan pupuk anorganik dan keaktifan mencari informasi tidak berhubungan dengan penggunaan pupuk campuran. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Keaktifan Mencari Informasi Petani dengan penggunaan pupuk anorganik dan pupuk campuran.
3. Hubungan Pengetahuan Tentang Keuntungan Relatif Petani dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi
Rank Spearman adalah sebesar 0,202 artinya korelasi antara pengetahuan tentang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keuntungan relatif petani dengan penggunaan pupuk anorganik adalah sebesar 32 sedangkan 68 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi
0,509 0,05 artinya hubungan antara pengetahuan tentang keuntungan relatif petani dengan penggunaan pupuk anorganik tidak signifikan. Dengan demikian
Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang keuntungan relatif petani dengan penggunaan pupuk
anorganik. Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 13 dapat dilihat
bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar
0,556 artinya korelasi antara pengetahuan tentang keuntungan relatif petani dengan penggunaan pupuk campuran adalah sebesar 55,6 sedangkan 44,4
diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,120 0,05 artinya hubungan antara pengetahuan tentang keuntungan relatif petani dengan
penggunaan pupuk campuran tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang keuntungan relatif petani dengan penggunaan pupuk campuran.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan tentang keuntungan relatif tidak berhubungan dengan penggunaan pupuk anorganik maupun dengan
penggunaan pupuk campuran Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang keuntungan relatif petani dengan penggunaan pupuk
anorganik dan pupuk campuran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Hubungan Kepuasan Pada Cara-Cara Lama Petani dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi
Rank Spearman adalah sebesar -0,406 artinya korelasi antara cara-cara lama petani dengan penggunaan pupuk anorganik adalah sebesar 40,6 sedangkan
59,4 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,842 0,05 artinya hubungan antara cara-cara lama petani dengan penggunaan pupuk
anorganik tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara cara-cara lama petani dengan penggunaan
pupuk anorganik. Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 13 dapat dilihat
bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar
0,011 artinya korelasi antara cara-cara lama petani dengan penggunaan pupuk campuran adalah sebesar 1,1 sedangkan 98,9 diterangkan oleh faktor lain dan
dengan tingkat signifikansi 0,977 0,05 artinya hubungan antara cara-cara lama petani dengan penggunaan pupuk campuran tidak signifikan. Dengan demikian
Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara cara- cara lama petani dengan penggunaan pupuk campuran.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor cara-cara lama tidak berhubungan dengan penggunaan pupuk anorganik maupun dengan penggunaan pupuk
campuran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan cara-cara lama petani dengan penggunaan pupuk anorganik dan maupun pupuk campuran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Hubungan Tersedianya Media Komunikasi Petani dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan pupuk Pupuk Campuran
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari
hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,504 artinya korelasi antara tersedianya media
komunikasi petani dengan penggunaan pupuk anorganik adalah sebesar 50,4 sedangkan 49,6 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi
0,020 0,05 artinya hubungan antara tersedianya media komunikasi petani dengan penggunaan pupuk anorganik signifikan. Dengan demikian Ho tidak
diterima dan H
1
diterima, artinya terdapat hubungan antara tersedianya media komunikasi petani dengan penggunaan pupuk anorganik.
Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan
SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,801 artinya korelasi antara tersedianya media komunikasi petani dengan
penggunaan pupuk campuran adalah sebesar 80,1 sedangkan 19,9 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,007 0,05 artinya hubungan
antara tersedianya media komunikasi petani dengan penggunaan pupuk campuran signifikan. Dengan demikian Ho tidak diterima dan H
1
diterima, artinya terdapat hubungan antara tersedianya media komunikasi petani dengan penggunaan pupuk
campuran. Hal ini menunjukkan bahwa faktor tersedianya media komunikasi
berhubungan dengan penggunaan pupuk anorganik maupun dengan penggunaan pupuk campuran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tersedianya media
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
komunikasi petani dengan penggunaan pupuk anorganik dan penggunaan pupuk campuran.
6. Hubungan Adanya Sumber Informasi Secara Rinci Petani dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi
Rank Spearman adalah sebesar 0,137 artinya korelasi antara adanya sumber informasi secara rinci petani dengan penggunaan pupuk anorganik adalah sebesar
13,7 sedangkan 86,3 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,555 0,05 artinya hubungan antara adanya sumber informasi secara
rinci petani dengan penggunaan pupuk anorganik tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara adanya sumber informasi secara rinci petani dengan penggunaan pupuk
anorganik. Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 13 dapat dilihat
bahwa untuk penggunaan pupuk campuran dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar
0,519 artinya korelasi antara adanya sumber informasi secara rinci petani dengan penggunaan pupuk campuran adalah sebesar 51,9,2 sedangkan 48,1
diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,153 0,05 artinya hubungan antara adanya sumber informasi secara rinci petani dengan penggunaan
pupuk campuran tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara adanya sumber informasi secara
rinci dengan penggunaan pupuk campuran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hal ini menunjukkan bahwa faktor adanya sumber informasi secara rinci tidak berhubungan dengan penggunaan pupuk anorganik maupun dengan
penggunaan pupuk campuran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan adanya sumber informasi secara rincipetani dengan penggunaan pupuk anorganik
dan pupuk campuran.
7. Hubungan Pengalaman Dari Petani Lain dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.
Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi
Rank Spearman adalah sebesar -0,151 artinya korelasi antara pengalaman dari petani lain dengan penggunaan pupuk anorganik adalah sebesar 15,1 sedangkan
84,9 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,514 0,05 artinya hubungan antara pengalaman dari petani lain dengan penggunaan pupuk
anorganik tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara pengalaman dari petani lain dengan
penggunaan pupuk anorganik. Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 13 dapat dilihat
bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar
0,174 artinya korelasi antara pengalaman dari petani lain dengan penggunaan pupuk campuran adalah sebesar 17,4 sedangkan 82,6 diterangkan oleh faktor
lain dan dengan tingkat signifikansi 0,654 0,05 artinya hubungan antara pengalaman dari petani lain dengan penggunaan pupuk campuran tidak signifikan.
Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hubungan antara pengalaman dari petani lain dengan penggunaan pupuk campuran.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor pengalaman dari petani lain tidak berhubungan dengan penggunaan pupuk anorganik maupun dengan penggunaan
pupuk campuran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengalaman dari petani lain dengan penggunaan pupuk anorganik dan pupuk campuran.
8. Hubungan Faktor-Faktor Alam dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.