1. Hubungan Umur Petani dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi
Rank Spearman adalah sebesar -0,051 artinya korelasi antara umur dengan penggunaan pupuk anorganik adalah sebesar 5,1 sedangkan 94,9 diterangkan
oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,826 0,05 artinya hubungan antara umur dengan penggunaan pupuk anorganik tidak signifikan. Dengan
demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara umur dengan penggunaan pupuk anorganik.
Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk campuran dari hasil output dengan menggunakan
SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar 0,382 artinya korelasi antara umur dengan penggunaan pupuk campuran adalah sebesar
38,2 sedangkan 61,8 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,310 0,05 artinya hubungan antara umur dengan penggunaan
pupuk campuran tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara umur dengan penggunaan pupuk
campuran. Hal ini menunjukkan bahwa faktor umur petani tidak berhubungan
dengan penggunaan pupuk baik pupuk anorganik maupun penggunaan pupuk campuran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara umur petani
dengan penggunaan pupuk anorganik dan penggunaan pupuk campuran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Hubungan Pendidikan Petani dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi
Rank Spearman adalah sebesar 0,074 artinya korelasi antara pendidikan dengan penggunaan pupuk anorganik adalah sebesar 7,4 sedangkan 92,6 diterangkan
oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,750 0,05 artinya hubungan antara pendidikan dengan penggunaan pupuk anorganik tidak signifikan. Dengan
demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan penggunaan pupuk anorganik.
Sedangkan untuk pengguna pupuk campuran dari Tabel 11 dapat dilihat bahwa untuk penggunaan pupuk anorganik dari hasil output dengan menggunakan
SPSS 17, diketahui bahwa koefisien korelasi Rank Spearman adalah sebesar -0,046 artinya korelasi antara pendidikan dengan penggunaan pupuk campuran
adalah sebesar 4,6 sedangkan 95,4 diterangkan oleh faktor lain dan dengan tingkat signifikansi 0,906 0,05 artinya hubungan antara pendidikan dengan
penggunaan pupuk campuran tidak signifikan. Dengan demikian Ho diterima dan H
1
tidak diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan penggunaan pupuk campuran.
Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pendidikan petani tidak mempengaruhi penggunaan pupuk baik pupuk anorganik maupun penggunaan
pupuk campuran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan petani dengan penggunaan pupuk anorganik dan penggunaan pupuk
campuran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Hubungan Lama Berusahatani Petani dengan Penggunaan Pupuk Anorganik dan Pupuk Campuran.