Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia Periode 2006 - 2009
D
FAKULTA
IN
Oleh
DWI RATIH MUTIARASARI
H24070063
DEPARTEMEN MANAJEMEN
LTAS EKONOMI DAN MANAJEM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(2)
DWI RATIH MUTIARASARI H24070063. Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia periode 2006-2009. Di bawah bimbingan BUDI PURWANTO.
PT Asuransi MSIG Indonesia, merupakan salah satu perusahaan asuransi kerugian joint venture dengan pertumbuhan investasi yang baik. PP No. 39/2008 mewajibkan semua perusahaan asuransi memiliki modal minimal. Hal ini akan menyebabkan persaingan lebih berkualitas dengan setiap perusahaan mempunyai modal minimal. PT Asuransi MSIG Indonesia pun dituntut untuk dapat memperkuat infrastruktur serta modal perusahaan. Salah satu cara untuk dapat memperkuat modal perusahaan, yaitu dengan pemilihan portofolio yang efisien. Portofolio yang efisien menurut Markowitz adalah perimbangan antara expected return dengan risiko dari investasi tersebut (standar deviasi).
Penelitian ini bertujuan 1) menganalisis kebijakan investasi yang diambil oleh PT Asuransi MSIG Indonesia selama periode 2006-2009, meliputi tujuan investasi, pemilihan aset dan batasan risiko, 2) menyusun rekomendasi portofolio investasi yang efisien. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2011. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari observasi langsung serta wawancara kepada para pakar dari PT Asuransi MSIG Indonesia dan data sekunder yang diperoleh dari studi literatur, internet, skripsi terdahulu, laporan alokasi investasi perusahaan serta berbagai dokumen tertulis dan bahan pustaka instansi-instansi yang terkait dengan penelitian. Alat analisis yang digunakan yaitu Microsoft Office Excel 2007 dan Minitab15.
Berdasarkan hasil penelitian, PT Asuransi MSIG Indonesia mendasarkan kebijakan investasinya pada peraturan head-office serta Keputusan Menteri Keuangan no. 424/KMK.06/2003. Tujuan kebijakan investasinya untuk memastikan bahwa kegiatan investasi dilakukan sesuai dengan harapan Rhc & Group, dan juga melindungi solvabilitas serta memaksimalkan nilai pemegang saham. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan selalu mengarah pada aset yang aman. Batasan risiko pada SBI sebagai aset bebas risiko yaitu 1,78 persen, sedangkan batasan risiko pada SBI sebagai aset berisiko yaitu 1,82 persen. Pengkombinasian yang didapat melalui perhitungan portofolio yang efisien dengan batas standar deviasi rata-rata pada SBI sebagai aset bebas risiko yaitu 35 persen sertifikat deposito, 15 persen obligasi dan 50 persen SBI. Kombinasi tersebut memberikan expected return 8,23 persen dengan standar deviasi 0,85 persen. Sedangkan kombinasi terbaik pada batas standar deviasi rata-rata dengan SBI sebagai aset berisiko yaitu 30 persen sertifikat deposito, 20 persen saham dan 50 persen SBI. Portofolio ini memberikan expected return sebesar 8,43 persen dengan standar deviasi 1,73 persen. Apabila perusahaan bersedia meningkatkan batas risikonya, maka expected return yang didapat perusahaan pun dapat meningkat.
(3)
i
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DWI RATIH MUTIARASARI
H24070063
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
(4)
ii
NIM : H24070063
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Ir. Budi Purwanto, ME NIP : 19630705 199403 1 003
Mengetahui, Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc) NIP : 19610123 198601 1 002
(5)
iii
Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Dharma Setiawan dan Yayah Heryati. Bogor merupakan kota kelahiran penulis tepatnya pada tanggal 5 Desember 1989.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Akbar pada tahun 1994-1995. Pada tahun 1995-2001 penulis lulus di SD Negeri Panaragan 1 Bogor dan pendidikan menengah pertama ditempuh dari tahun 2001-20004 di SMP Negeri 1 Bogor. Penulis menempuh pendidikan menengah atas pada tahun 2004-2007 di SMA Negeri 1 Bogor.
Penulis masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan supporting course. Selama mengikuti perkuliahan, penulis mengikuti organisasi kemahasiswaan ENTER.
Selama kuliah, penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti kegiatan mahasiswa di Departemen Manajemen dan kegiatan di Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Penulis pernah mengikuti magang di Bank BTPN dan di PT Asuransi MSIG Indonesia.
Dalam rangka menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia periode 2006-2009”, dibawah bimbingan Ir. Budi Purwanto, ME.
(6)
iv
Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi dengan judul “Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia periode 2006-2009” ini dapat terselesaikan. Skripsi yang berjudul “Analisis Portofolio Investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia ini membahas mengenai cara pemilihan portofolio investasi yang efisien menurut Markowitz. Pemilihan portofolio didasarkan dengan menempatkan portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi. Penulisan skripsi ini sendiri dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mengandung kekurangan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan untuk bahan perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, Agustus 2011
(7)
v
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan pikiran, kritik dan saran selama proses penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :
1. Ir. Budi Purwanto, ME selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan serta masukkan kepada penulis.
2. Ibu Farida Ratna Dewi SE, MM dan Ibu Dra Siti Rahmawati selaku dosen penguji.
3. Bapak Dharma Setiawan, Ibu Yayah Heryati dan Deasy serta keluarga besar tercinta atas semua dukungan moril dan materil serta doanya.
4. Mba Yunita Song, Mba Santi, Mba Ledy, Bapak Bambang, Mr. Kawakami, Mr. Maekawa dan seluruh pihak di PT Asuransi MSIG Indonesia atas segala bantuan dan arahannya.
5. Bapak R Dikki Indrawan, SP, MM, Ibu Ratih Maria Dewi, SP, MM dan Bapak Alim Setiawan S, STP, MSi selaku dosen pendamping ke PT. Asuransi MSIG Indonesia.
6. Seluruh staf dan dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang sangat membantu terlaksananya perolehan ilmu dan penelitian penulis.
7. Teman-teman satu tempat magang di PT Asuransi MSIG Indonesia : Elis, Malay, Adi, Duta, Veran, dan Intan.
8. Teman-teman satu pembimbing dosen : Ade, Tuzi, Panta, dan Tri yang telah saling menyemangati.
9. Sahabat-sahabat tercinta : Lena, Izni, Resty, Windi, Ekasari Wijayanti, Nadia, dan Widisya yang saling membantu dalam suka dan duka.
10.Batara yang selalu menyemangati dan menghibur penulis.
11.Seluruh teman-teman Manajemen 44 dan Mahasiswa IPB yang selalu memberikan semangat dan masukkan.
12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak baik yang tersebutkan maupun yang tidak tersebut hingga
(8)
vi
skripsi ini. Harapan penulis semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
(9)
vii
Halaman RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Keterbatasan Penelitian ... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Perusahaan Asuransi ... 9
2.1.1 Prinsip Kerja Perusahaan Asuransi ... 10
2.1.2 Perusahaan Asuransi Kerugian ... 11
2.2. Investasi ... 12
2.2.1 Pentingnya Investasi Bagi Perusahaan Asuransi ... 12
2.2.2 Proses investasi...12
2.2.3 Kebijakan investasi ... 14
2.2.4 Instrumen Pasar keuangan ... 14
2.2.5 Risiko ... 17
2.3. Portofolio ... 17
2.3.1 Teori Portofolio Markowitz ... 18
2.3.2 Portofolio yang Efisien ... 18
2.3.3 Investasi pada Aset Bebas Risiko ... 20
2.3.4 Diversifikasi Risiko ... 21
2.3.5 Kinerja portofolio ... 22
2.4. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 23
III. Metode Penelitian ... 24
3.1. Kerangka Pemikiran ... 24
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
3.3. Pengumpulan Data ... 26
3.4. Pengolahan dan Analisis Data ... 27
(10)
viii
4.1.3 Visi, Misi dan Nilai Utama ... 35
4.1.4 Struktur Organisasi PT Asuransi MSIG Indonesia ... 36
4.2. Kegiatan Operasional Perusahaan ... 37
4.3. Kebijakan Investasi PT Asuransi MSIG Indonesia ... 37
4.4. Investasi pada PT Asuransi MSIG ... 42
4.4.1 Total Investasi dan Total Aset ... 42
4.4.2 Total Investasi, Hasil Investasi serta Komposisi Investasi PT Asuransi MSIG Indonesia ... 43
4.5. Analisis Portofolio ... 45
4.5.1 SBI sebagai Aset Bebas Risiko ... 45
4.5.2 Kombinasi Aset Berisiko dengan Aset Bebas Risiko ... 49
4.5.3 SBI sebagai Aset berisiko ... 55
4.6. Implikasi Manajerial ... 61
KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
1. Kesimpulan ... 64
2. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
(11)
ix
No. Halaman
1. Perkembangan pengelolaan investasi PT Asuransi MSIG Indonesia dari tahun
2006-2009 (dalam jutaan rupiah) ... 1
2. Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia berdasarkan investasi pada tahun 2006-2009 (dalam jutaan Rupiah) ... 3
3. Pertumbuhan jumlah perasuransian di Indonesia pada tahun 2006-2009 ... 4
4. Produk-produk perusahaan ... 33
5. Peraturan dan kebijakan alokasi aset... 41
6. Rasio dana investasi dengan total aktiva (dalam jutaan rupiah) ... 42
7. Total investasi dan hasil investasi ... 43
8. Return, rata-rata return, varians dan standar deviasi hasil investasi PT Asuransi MSIG Indonesia tahun 2006-2009 ... 46
9. Kovarians antar return ... 47
10. Koefisien korelasi antar return... 47
11. Nilai Expected return dan standar deviasi dari portofolio gabungan aset bebas risiko dengan aset berisiko ... 50
12. Nilai expected return portofolio gabungan aset bebas risiko dengan aset berisiko dengan batas standar deviasi yang sudah ditingkatkan ... 51
13. Return, rata-rata return, varians dan standar deviasi hasil investasi PT Asuransi MSIG Indonesia tahun 2006-2009 dengan SBI sebagai aset berisiko ... 55
14. Kovarians antar return ... 56
15. Koefisien korelasi antar return... 56
(12)
x
No. Halaman
1. Portofolio investasi PT Asuransi MSIG Indonesia ... 6
2. Portofolio-portofolio efisien ... 19
3. Kombinasi portofolio efisien aktiva berisiko dengan aktiva tidak berisiko .... 20
4. Kerangka Pemikiran ... 26
5. Tahapan Penelitian ... 28
6. Visi, misi dan nilai utama PT Asuransi MSIG Indonesia ... 36
7. Kebijakan investasi pada PT Asuransi MSIG Indonesia ... 38
8. Feasible dan efficien set dengan SBI sebagai aset bebas risiko pada batas standar deviasi rata-rata ... 49
9. Feasible set dan efficien set dengan SBI sebagai aset bebas risiko pada batas standar deviasi < 2% ... 52
10. Feasible set dan Efficient set dengan SBI sebagai aset bebas risiko pada batas standar deviasi < 3% ... 53
11. Feasible set dan efficient set dengan SBI sebagai aset bebas risiko pada portofolio keseluruhan ... 54
12. Feasible dan effcient set dengan SBI sebagai aset berisiko pada batas standar deviasi rata-rata ... 57
13. Feasible dan efficient set dengan SBI sebagai aset berisiko pada standar deviasi < 2% ... 58
14. Feasible dan efficient set dengan SBI sebagai aset berisiko pada batas standar deviasi < 3% ... 59
15. Feasible dan efficient set dengan SBI sebagai aset berisiko pada batas standar deviasi tertinggi ... 60
(13)
xi
No. Halaman
1. Struktur organisasi PT Asuransi MSIG Indonesia pada 1 Oktober 2010 ... 68
2. Nilai bobot, expected return, varians, dan standar deviasi dari masing-masing portofolio ... 70
3. Nilai bobot, expected return, varians dan standar deviasi < 2% ... 72
4. Nilai bobot, expected return, varians dan standar deviasi < 3% ... 74
5. Portofolio dengan batas standar deviasi rata-rata... 76
6. Kombinasi aset berisiko dan aset bebas risiko dengan batas standar deviasi rata-rata ... 77
7. Kombinasi aset berisiko dan aset bebas risiko dengan batas standar deviasi <2% ... 78
8. Kombinasi aset berisiko dan aset bebas risiko dengan batas standar deviasi <3% ... 79
9. Kombinasi aset berisiko dan aset bebas risiko dengan batas standar deviasi tertinggi ... 80
10. Nilai bobot, expected return, varians, dan standar deviasi dengan SBI pada batas standar deviasi rata-rata ... 81
11. Nilai bobot, expected return, varians, dan standar deviasi dengan SBI pada batas standar deviasi < 2% ... 86
12. Nilai bobot, expected return, varians, dan standar deviasi dengan SBI pada batas standar deviasi < 3% ... 91
13. Nilai bobot, expected return, varians, dan standar deviasi dengan SBI pada batas standar deviasi tertinggi ... 98
(14)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT Asuransi MSIG Indonesia (dahulu dikenal sebagai PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia) adalah perusahaan asuransi kerugian joint venture antara Mitsui Sumitomo Insurance Company Limited (didirikan di Jepang) dengan Rudy Wanandi. PT asuransi MSIG Indonesia mempunyai holding company di Jepang. Di Indonesia sendiri perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan telah memiliki empat kantor cabang yaitu Surabaya, Medan, Bandung, Batam serta empat kantor representatif yaitu Semarang, Denpasar, Palembang dan Bekasi. Di bawah manajemen yang kuat dan dinamis, PT Asuransi MSIG Indonesia telah mengalami perkembangan yang baik dari tahun ke tahunnya. Produksi tahunannya terus mengalami peningkatan dan posisi Perseroan di pasar asuransi Indonesia juga membaik. Pertumbuhan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator salah satunya dari sisi pengelolaan investasi. Pada Tabel 1, perkembangan pengelolaan investasi dilihat dari dana investasi dan hasil investasi yang setiap tahunnya dilakukan oleh perusahaan. Hasil investasi sendiri menjadi penting bagi suatu perusahaan asuransi karena selain dari premi, penghasilan perusahaan asuransi terutama berasal dari investasi yang dilakukan perusahaan dengan dana masyarakat yang dikumpulkan dengan mengeluarkan polis.
Tabel 1. Perkembangan pengelolaan investasi PT Asuransi MSIG Indonesia dari tahun 2006-2009 (dalam jutaan rupiah)
Tahun Investasi Hasil Investasi
Total
Pertumbuhan (%)
Hasil Investasi terhadap Investasi (%)
Total
Pertumbuhan (%)
2006 390.263,4 6,5% 25.298,3
2007 458.431,3 17,5 5,6% 25.585,6 1,1
2008 589.676,7 28,6 5,5% 32.223,1 25,9
2009 657.201,0 11,5 7,2% 47.222,6 46,5
Sumber : Laporan Keuangan PT Asuransi MSIG Indonesia tahun 2006-2009 Pada Tabel 1, pengelolaan investasi PT Asuransi MSIG Indonesia terus mengalami peningkatan hasil investasi, seiring dengan peningkatan dana investasinya. Tahun 2008, PT Asuransi MSIG Indonesia mengalami pertumbuhan
(15)
pesat pada dana investasi, hal ini juga diikuti dengan peningkatan yang sangat pesat pada pertumbuhan hasil investasi. Sedangkan di tahun 2009, walaupun pertumbuhan dana investasinya tidak sebanyak di tahun 2008, tetapi pertumbuhan hasil investasi yang didapat jauh melebihi pertumbuhan hasil investasi di tahun 2008.
Apabila dibandingkan dengan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia, dari tahun 2006-2008 PT Asuransi MSIG Indonesia memiliki total investasi terbanyak di antara perusahaan asuransi kerugian joint venture lainnya. Sedangkan di tahun 2009, walaupun mengalami kenaikan total investasi tetapi hal tersebut tidak menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan asuransi kerugian joint venture dengan total investasi tertinggi lagi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.
Pada Tabel 2 di tahun 2008, terdapat dua perusahaan yang berkurang dari tahun sebelumnya, yaitu PT Aviva Insurance yang sejak tahun 2008 mengalihkan portofolio mereka ke PT Asuransi Mitsui Sumitomo. PT Aviva Insurance sendiri kemudian bubar. Sedangkan PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk pada laporan perasuransian 2008, tidak lagi termasuk kelompok perusahaan joint venture, melainkan masuk pada kelompok perusahaan nasional swasta. Pada tahun 2009, terdapat satu perusahaan yang bertambah yaitu PT Chartis Insurance Indonesia, perusahaan ini sebelumnya bernama PT Asuransi AIU Indonesia.
Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia berdasarkan investasi dari tahun 2006-2009 dapat dilihat pada Tabel 2.
(16)
Tabel 2. Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia berdasarkan investasi pada tahun 2006-2009 (dalam jutaan Rupiah)
No. Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009
1. PT ACE INA Insurance 79.194 94.085,2 113.455,3 105.461
2. PT Asuransi AIOI
Indonesia
41.482 38.119,1 48.194,7 59.613
3. PT Asuransi AIU Indonesia 163.467 170.576,0 157.886,0 C
4. PT Asuransi Allianz Utama
Indonesia
395.058 381.935,4 577.330,1 693.901
5. PT Aviva Insurance 34.931 3.930,0 A -
6. PT Asuransi AXA
Indonesia
107.132 135.806,4 143.711,9 161.800
7. PT Asuransi Bina Dana
Arta Tbk.
128.423 141.583,4 B -
8. PT China Insurance
Indonesia
28.569 39.200,7 65.993,5 69.334
9. PT Asuransi Chubb
Indonesia
3 .119 3.119,0 3.119,0 6.239
10. PT Asuransi Hanjin
Korindo
3 .402 13.103,3 3.814,8 6.822
11. PT Kurnia Insurance
Indonesia
31.623 33.861,0 73.661,0 37.240
12. PT LIG Insurance
Indonesia
73.153 60.675,0 67.542,0 70.786
13. PT MAA General
Insurance
19.892 28.748,0 36.446,4 54.516
14. PT Asuransi Mitsui
Sumitomo Indonesia
404.655 505.953,4 623793,7 637.849
15. PT Pacific International
Indonesia
8 .243 7.184,4 4.137,3 0,0
16. PT Asuransi Permata
Nipponkoa Indonesia
138.254 125.556,8 145.897,7 146.910
17. PT AsuransiI QBE Pool
Indonesia
89.508 91.869,0 130.897,0 124.028
18. PT Asuransi Samsung
Tugu
51.271 41.189,0 40.172,0 92.689
19. PT SompoJapan Insurance
Indonesia
87.112 01.642,0 107.157,9 117.810
20. PT Asuransi Tokio Marine
Indonesia
282.161 343.900,8 507.598,8 500.406
21. PT Zurich Insurance
Indonesia
73.652 4.214,0 3.426,1 149.448
22. PT Chartis Insurance
Indonesia
- - - 154.418
Sumber : BAPEPAM-LK, 2006-2009 Keterangan :
A : pengalihan portofolio kepada PT Asuransi Mitsui Sumitomo
B : pada buku perasuransian 2008, masuk ke kelompok perusahaan swasta nasional
(17)
Pada Tabel 2 dapat dilihat jumlah perusahaan asuransi kerugian joint venture tahun 2006 dan 2007 terdapat 21 perusahaan, sedangkan tahun 2008 dan 2009 terdapat 19 perusahaan. Jumlah tersebut tidaklah begitu banyak apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan asuransi kerugian di Indonesia. Asuransi kerugian sendiri menempati urutan kedua perusahaan asuransi terbanyak di Indonesia dari jumlah perusahaan perasuransian di Indonesia. Data tersebut dapat dihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pertumbuhan jumlah perasuransian di Indonesia pada tahun 2006-2009
No. Keterangan 2006 2007 2008 2009
1. Asuransi Jiwa (Life Insurance) 46 46 45 46
2. Asuransi Kerugian (Non Life Insurance) 94 94 90 89
3. Reasuransi (Reinsurance) 4 4 4 4
4. Penyelenggara Program Asuransi Sosial dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Companies
Administering Insurance Social Program and Workers Social Security Program)
2 2 2 2
5. Penyelenggara Asuransi untuk PNS dan
TNI/POLRI (Companies Administering
Insurance forCivil Servants and Armed Forces/Police).
3
3 3 3
Jumlah (1 s.d 5) 149 149 144 144
6. Pialang Asuransi (Insurance Brokers) 145 146 141 142
7. Pialang Reasuransi (Reinsurance Brokers) 23 23 21 22
8. Adjuster Asuransi (Loss Adjusters) 26 27 27 28
9. Konsultan Aktuaria (Actuarial Consultants) 30 30 28 29
10. Agen Asuransi (Insurance Agents) 6 8 10 14
Jumlah (6 s.d 10) 230 234 227 235
Total (1 s.d 10) 379 383 371 379
Sumber : BAPEPAM-LK, 2006-2009
Pada Tabel 3, tercantum data jumlah perusahaan perasuransian yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia per 31 Desember 2009, yaitu 379 perusahaan. Dari 379 perusahaan tersebut, perusahaan asuransi kerugian menempati urutan kedua jumlah perusahaan terbanyak, yaitu 89 perusahaan. Dari 89 perusahaan asuransi kerugian di Indonesia, 19 diantaranya adalah perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia. Sehingga apabila dibandingkan, jumlah perusahaan asuransi kerugian joint venture hanyalah sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan asuransi kerugian di Indonesia.
PP No 39/2008 yang mewajibkan semua perusahaan asuransi memiliki modal minimal Rp 40 miliar pada akhir 2008 dan Rp 100 miliar pada akhir 2010, hal tersebut menyebabkan persaingan lebih berkualitas dengan setiap perusahaan
(18)
mempunyai modal minimal. Industri asuransi di Indonesia akan bersaing dengan pemilik modal yang besar dan skala besar, hal ini juga merupakan salah satu ancaman bagi perusahaan asuransi lokal di Indonesia dari masuknya perusahaan-perusahaan joint venture yang walaupun jumlah perusahaannya masih sedikit tetapi memiliki infrastruktur serta modal yang kuat.
Berkembangnya industri perasuransian di Indonesia selain dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah perusahaan perasuransian juga dapat dilihat dari perkembangan jumlah investasi industri asuransi di Indonesia.
Tabel 4. Perkembangan investasi industri asuransi di Indonesia tahun 2006-2009 (dalam miliar rupiah)
Tahun Asuransi Jiwa
Asuransi Kerugian
Re- Asuransi
Asuransi Sosial
dan Jamsostek
Asuransi PNS, TNI, dan
Polri
Total
2006 62210,1 16236,4 864,8 50187,6 23439,7 152938,6
2007 91812,8 19061,0 978,2 62039,6 28419,9 202311,5
2008 90688,1 22727,8 1191,4 64181,4 32670,9
211459,6
2009 123438,8 27191,5 1503,7 84355,5 41478,6 277968,1
Pertumbuhan rata-rata investasi/ tahun
20409,6 3651,7 213,0 11389,3 6013,0 41676,5
Proporsi 49,0% 8,8% 0,51% 27,3% 14,4% 100,0%
Sumber : BAPEPAM-LK, 2010
Pada Tabel 4, dapat dilihat perusahaan asuransi kerugian memiliki persentase pertumbuhan rata-rata investasi/tahun yang cukup kecil dibandingkan dengan perasuransian lainnya. Walaupun demikian dengan pertumbuhan rata-rata investasi yang cukup kecil, perusahaan asuransi kerugian memiliki jumlah perusahaan asuransi yang banyak, yang seharusnya perusahaan asuransi kerugian memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia. Selain dari banyaknya jumlah perusahaan asuransi kerugian dalam industri asuransi, perusahaan asuransi kerugian juga perlu diperhatikan karena seiring dengan semakin meningkatnya laju pembangunan di Indonesia pada berbagai bidang kehidupan, maka semakin meningkatnya jenis dan besar risiko pula yang akan dihadapi. Risiko tersebut
(19)
dapat timbul dalam transportasi, rusaknya tidak dipertimbangka Di samping itu, selur dari kemungkinan r memiliki pengertian penanggulangan risiko hukum kepada pihak k
Perusahaan asura cara, baik itu di pasa seperti gedung dan asuransi menaruh inve Indonesia. Berikut ada Indonesia dari tahun 200
Gambar 1. Portofolio Pada gambar 1 da untuk menaruh se berpenghasilan tetap Saham yang memili investasi tersebut. Me perusahaan juga tida real estate yang me
0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% 120.00% 2006
berbagai bentuk, seperti kerusakan alat-ala ya proyek hasil pembangunan, dan lain-lain. H kan dapat menimbulkan kerugian finansial yan luruh pekerjaan yang telah diselesaikan pun pe n risiko kerusakan. Perusahaan asuransi ke
an perusahaan asuransi yang memberika siko atas kerugian, kehilangan manfaat dan
k ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pa suransi pada dasarnya dapat melakukan investasi
sar uang maupun pasar modal bahkan investa n tanah. Tetapi pada umumnya sebagian be nvestasinya pada aset yang aman, termasuk PT
adalah gambar grafik portofolio investasi PT hun 2006 hingga 2009.
olio investasi PT Asuransi MSIG Indonesia 1 dapat dilihat bahwa PT Asuransi MSIG Indone
sebagian besar investasi mereka pada ap dengan risiko rendah seperti deposito, obl
iliki risiko tinggi hanya sebagian kecil da Menurut kebijakan investasi di PT Asuransi MS dak diperbolehkan menaruh investasinya pad
erupakan investasi murni, karena dianggap
2007 2008 2009
lat, terganggunya n. Hal tersebut jika yang tidak sedikit. perlu dihindarkan kerugian sendiri ikan jasa dalam dan tanggungjawab dak pasti.
asi dalam berbagai stasi pada aset riil, besar perusahaan T Asuransi MSIG T Asuransi MSIG
ndonesia memilih investasi yang obligasi dan SBI. dari penempatan MSIG Indonesia, pada pinjaman dan p memiliki risiko
SBI st ock bond
(20)
yang tinggi. Selain itu perusahaan juga memiliki tujuan investasi yang berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424/KMK.06/2003 mengenai pembatasan atas kekayaan investasi.
Melalui penjelasan di atas dapat disimpulkan PT Asuransi MSIG Indonesia tergolong risk conservative, karena perusahaan tersebut menaruh sebagian besar investasinya pada aset yang aman dan berpenghasilan tetap. Investasi yang berisiko tinggi hanya dipakai pada sebagian kecil penempatan investasi. Agar penempatan dana perusahaan menjadi lebih efisien, maka harus dilakukan perhitungan portofolio optimum Markowitz yang merupakan portofolio investasi efisien yang dapat dibentuk dengan menempatkan portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, persaingan yang semakin ketat serta peraturan pemerintah di industri perasuransian menuntut perusahaan asuransi untuk memperkuat modalnya, salah satu caranya dengan mengefisiensikan investasi. Oleh karena itu seorang manajer investasi perlu memilih aset serta proporsi alokasi aset investasi yang tepat dalam menyusun portofolionya, hal ini terkait dengan risiko dan tingkat pengembalian. Untuk keperluan tersebut diperlukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap sekuritas secara individual (atau beberapa kelompok sekuritas) yang masuk dalam portofolio.
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kebijakan investasi yang diambil oleh PT Asuransi MSIG Indonesia selama periode 2006-2009?
2. Bagaimanakah PT Asuransi MSIG Indonesia menjabarkan tujuan investasinya selama periode 2006-2009?
3. Bagaimanakah PT Asuransi MSIG Indonesia melakukan pemilihan aset-aset yang akan digunakan selama periode 2006-2009?
4. Bagaimanakah PT Asuransi MSIG Indonesia membuat batasan risikonya selama periode 2006-2009?
(21)
5. Bagaimanakah kinerja portofolio yang optimal untuk PT Asuransi MSIG Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis kebijakan investasi yang diambil oleh PT Asuransi MSIG Indonesia selama periode 2006-2009. Meliputi tujuan investasi, pemilihan aset dan batasan risiko.
2. Menyusun rekomendasi portofolio investasi yang efisien. 1.4. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya difokuskan pada investasi di PT Asuransi MSIG Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta saja. Selain itu, terdapat keterbatasan dalam hal periode waktu analisis. Periode penelitian berlangsung selama 2006-2009 tetapi bukan berfokus pada analisis dampak krisis, sehingga tidak membandingkan kondisi sebelum, saat, dan sesudah krisis.
(22)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perusahaan Asuransi
Pengertian asuransi menurut undang-undang tentang usaha perasuransian (UU Republik Indonesia No.2/1992) adalah sebagai berikut ;
1. “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang disasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
2. Yang dimaksud “penanggung” dalam definisi itu adalah suatu badan usaha asuransi yang memenuhi ketentuan UU No.2/1992.
Selanjutnya pasal 21 UU No.2/1992 menjelaskan bisnis atau bidang usaha perasuransian sebagai berikut :
“Usaha asuransi yaitu usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang.”
Penjelasan pemikiran tentang dasar-dasar kontrak asuransi terdapat pada prinsip hukum. Pemahaman karakteristik prinsip-prinsip itu akan membantu konsumen asuransi dalam membaca kontrak asuransi serta mendalami konsepsi hukum yang melatarbelakangi kontrak asuransi pada umumnya. (Darmawan, 2006).
Bidang usaha asuransi biasanya dibagi dua bagian yaitu : asuransi atas orang, dan asuransi atas harta. Asuransi yang objeknya orang adalah asuransi yang berkaitan langsung dengan individu. Pada umumnya asuransi ini diselenggarakan oleh perusahaan asuransi jiwa dan sebagian oleh asuransi kerugian. Ada empat macam peril yang ditutup oleh dalam personal coverage ini, yaitu : kematian,
(23)
kecelakaan dan sakit, pengangguran, dank arena umur tua. Bidang kedua yaitu asuransi atas harta, asuransi ini ditujukkan terhadap peril-peril yang mungkin menghancurkan properti atau harta kekayaan. Asuransi ini di Indonesia digolongkan ke dalam asuransi kerugian. (Darmawan, 2006)
Jenis bidang usaha perasuransian menurut undang-undang mengenai usaha perasuransian pasal 3 UU No. 2/1992 dalam Darmawi (2006), jenis usaha asuransi dibedakan ke dalam :
1. Usaha asuransi, yang terdiri dari :
a. Usaha asuransi kerugian yang memberikan jasa dan penanggulangan risiko atau kerugian dan tanggungjawab kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
b. Usaha asuransi jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan
c. Usaha reasuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan jiwa 2. Usaha penunjang usaha asuransi
Usaha ini terdiri dari usaha pialang asuransi, usaha penilai kerugian asuransi, usaha konsultan aktuaria, dan usaha agen.
2.1.1 Prinsip Kerja Perusahaan Asuransi
Prinsip kerja asuransi menurut Darmawan (2006) dapat dijelaskan dengan empat konsep berikut :
1. Persamaan Asuransi
Persamaan asuransi menyatakan bahwa total penerimaan harus sama dengan total pengeluaran. Penerimaan sebagian besar berasal dari premi dan sebagian lagi berasal dari bunga deposito, bunga obligasi dan dividen dari penanaman modal dalam perusahaan-lain. Pengeluaran terdiri dari pembayaran klaim, biaya operasional, dan biaya modal, profit serta cadangan teknis.
2. Probabilitas dan risiko
Tugas asuransi adalah untuk menanggung beban risiko yang dipindahkan oleh tertanggung kepada perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi sanggup untuk mengurangi risiko yang dirasakan tertanggung menjadi “ketidakpastian”. Dengan
(24)
menerapkan konsep probabilitas asuransi dapat menaksirkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Tingkat premi didasarkan atas ramalan kejadian masa depan.
3. Hukum bilangan besar
Perusahaan asuransi bekerja dengan hukum yang menyatakan bahwa hasi aktual akan persis sama dengan hasil harapan (expected result), jika kejadian yang diamati jumlahnya tak terhingga. Dengan mengamati sejumlah besar kasus, bisa dihitung probabilitas akan munculnya kejadian itu. Dengan menghimpun sejumlah besar nasabah, perusahaan asuransi sanggup menghitung dengan akurat probabilitas akan terjadinya kerugian bagi sejumlah besar nasabah. Dengan demikian dapat diperkirakan “kerugian harapan” dengan akurat. Oleh karena itu untuk layaknya sebuah perusahaan asuransi, maka jumlah nasabahnya harus cukup besar.
2.1.2 Perusahaan Asuransi Kerugian
Perusahaan asuransi kerugian adalah perusahaan asuransi yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Produk asuransi kerugian yang umumnya ditawarkan industry asuransi dapat digolongkan atas : asuransi kebakaran, asuransi transportasi, dan asuransi aneka. (Darmawan, 2006).
Menurut Husnan (1998), walaupun terdapat perbedaan-perbedaan tertentu antara asuransi jiwa dan asuransi kerugian, namun kegiatan utamanya dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Memilih dan mengelompokkan risiko (underwriting)
Underwriter mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang pokok– pokok asuransi dalam bata-batas waktu dan biaya memperoleh data tambahan. Underwriter dapat menerima calon nasabah sepanjang memenuhi persyaratan underwriter yang ditetapkan perusahaan, dan dapat menolaknya apabila bahaya hazard yang berhubungan dengan risiko terlalu tinggi
(25)
Penetapan harga pada perusahaan asuransi berdasarkan perkiraan. Proses itu dimulai dengan perkiraaan biaya, perkiraan kerugian, dan menggolongkan biaya itu diantara berbagai kelas polis.
3. Penilaian kerugian (lost adjustment)
Seorang penilai adalah individu yang menyidik kerugian. Dia menentukan kewajiban dan jumlah pembayaran yang harus dilakukan.
4. Investasi
Sebagai hasil operasi perusahaan asuransi maka terkumpul sejumlah besar uang untuk pembayaran klaim di masa datang. Apabila ditambahkan terhadap dana perusahaan itu sendiri maka jumlahnya menjadi sangat besar untuk dibiarkan menganggur tanpa diinvestasikan. Porsi dana yang diinvestasikan itu nantinya akan disalurkan melalui klaim yang datang.
5. Produksi
Produk asuransi berupa janji pengganti kerugian kepada pihak tertanggung. Janji itu dituangkan dalam surat perjanjian yang lazim disebut polis. Jadi yang diproduksi perusahaan asuransi adalah janji.
2.2. Investasi
2.2.1 Pentingnya Investasi Bagi Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi dalam kegiatan operasionalnya tidak hanya mendapatkan penerimaan dari premi yang dikumpulkan dari tertanggung, karena jumlah tersebut sangat kecil apabila dibandingkan dengan besarnya kerugian yang aka dibayar kepada tertanggung. Oleh karena itu perusahaan asuransi juga mendapatkan penerimaan dari investasi (Darmawan, 2006). Investasi dapat diartikan sebagai kegiatan menanam modal baik dalam bentuk uang maupun benda pada suatu objek dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan selama periode tertentu (Husnan, 1998).
2.2.2 Proses Investasi
Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan
(26)
diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi. Berikut akan dijelaskan proses investasi menurut Husnan (1998) :
1. Menentukan kebijakan investasi
Pemodal perlu menentukan tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk merugi. Jadi tujuan investasi dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko.
2. Analisis sekuritas
Tahap ini berarti melakukan analsis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. Ada dua analisis dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama pendapat mengenai mispriced (harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah) dan analisis dapat mendeteksi sekuritas tersebut. Dalam analisis inii terdapat berbagai cara, tetapi dapat dikelompokkan menjadi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis tekninal menggunakan data (perubahan) harga masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan dating. Sedangkan analisis fundamental berupaya mengidentifikasi prospek perusahaan untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Cara kedua dalam menganalisis sekuritas adalag pendapat bahwa harga sekuritas adalah wajar.
3. Pembentukan portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut indentifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut.
4. Melakukan revisi portofolio
Tahap ini melakukan tahap pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya. Apabila dirasa kurang optimal maka akan dilakukan perubahan terhadap sekuritas yang membentuk portofolio tersebut.
5. Evaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian teradap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan maupun risiko yang ditanggung.
(27)
2.2.3 Kebijakan investasi
Setiap perusahaan memiliki tujuan investasi yang berbeda ini disebut dengan gaya investasi. Tujuan investasi ini yang membedakan karakteristik perusahaan satu dengan yang lain. Menurut teori portofolio modern, tujuan ini dicerminkan oleh sikap perusahaan dalam menghadapi risiko dan ekspektasi return-nya. Adapun perkiraan toleransi risiko yang menjadi pertimbangan perusahaan. Toleransi risiko didefinisikan sebagai risiko terbesar yang bersedia diterima klien atas peningkatan ekspektasi return.
Penetapan kebijakan investasi perusahaan dimulai dengan keputusan alokasi aktiva atau aset, yaitu investor harus memutuskan bagaimana dana institusi sebaiknya didistribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama yang ada. Kendala-kendala dari klien dan peraturan-peraturan yang ada harus dipertimbangkan dalam menetapkan kebijakan investasi. (Sharpe at all, 1997) 2.2.4 Instrumen Pasar keuangan
Menurut Bank Indonesia (1998), Instrumen pasar keuangan dapat dikelompokkan menjadi instrumen di pasar uang dan pasar modal. Pasar uang adalah tempat terjadinya transaksi tagihan keuangan berjangka waktu pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Sedangkan pasar modal adalah pasar yang memperdagangkan saham sebagai bukti penyertaan/pemilikan dan surat-surat berharga sebagai bukti tagihan berjangka waktu panjang (lebih dari satu tahun). 1. Jenis-jenis instrumen pada pasar uang yaitu :
a) Promes
Promes adalah surat pengakuan utang atas nama diterbitkan oleh debitur sebagai bukti utangnya. Promes paling banyak digunakan oleh bank dalam PUASB dan dapat dipindahtangankan melalui endosemen.
b) Wesel
Wesel merupakan surat tagih yang diterbitkan oleh penarik (kreditur) dan harus diketahui (diaksep) oleh pihak tertarik (debitur) dalam jumlah, tanggal, dan jangka waktu tertentu. Wesel juga dapat dipindahtangankan setelah diendos oleh pihak tertarik.
(28)
Sertifikat deposito dikenal sebagai surat bukti utang yang diterbitkan oleh bank unum. CDs merupakan surat berharga atas unjuk dimana pembayaran bunganya dapat dibayar di belakang (ad on) atau di muka (discount). CDs dapat dipindahtangankan atau diperdagangkan. Nilai nominal yang terkecil adalah Rp 1 juta, dengan jangan waktu minimal 30 hari dan maksimal 24 bulan.
d) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto. Tujuan awal dikeluarkannya SBi memperkenalkan surat berharga kepada masyarakat yang digunakan untuk Operasi Pasar Terbuka (OPT). Nilai nominal SBI terkecil sebesar Rp 50 juta dan terbesar Rp 100 milyar dengan jangka waktu (tenor) 1, 2, 3, 6 dan 12 bulan yang dinyatakan dalam hari. Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan SBI :
1) SBI lelang, yiatu SBI yang dijual secara lelang kepada bank atau pialan, yang didasarkan atas target kuantitas dalam rangka pelaksanaan kebijakan pengendalian moneter.
2) SBI repo (repurchase agreement)adalah SBI yang dibeli kembali oleh Bank Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditas bank dengan perjanjian bank akan membeli kembali sesuai jangka waktu repo yang diperjanjikan.
e) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat berharga atas ama yang berjangka waktu pendek dalam rupiah yang diperdagangkan secara diskonto di pasar uang. Fungsi SBPU adalah sebagai piranti OPT atau piranti pasar uang.
f) Surat Berharga Komersial (Commercial Papers-CPs)
CPs adalah surat sanggup tanpa jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan bukan bank yang berbadan hukum Indonesia dan diperdagangkan melalui bank atau perusahaan efek, berjangka waktu pendek (paling lama 270 hari) dan diperdagangkan dengan sitem diskonto.
g) Banker’s Acceptance (BA)
BA adalah wesel berjangka pendek yang diaksep oleh bank, yang ditarik oleh eksportir (beneficiary) dan pihak tertariknya adalah importir (applicant).
(29)
a) Medium Term Notes (MTNs)
Medium term Notes (MTNs) merupakan surat berharga tanpa jaminan berjangka waktu menengah yang dapat diperdangkan di pasar uang
b) Efek Beragun Aset (EBA)
EBA adalah surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar modal yang berasal dari proses transformasi aset keuangan lain yang kurang likuid.
c) Obligasi
Obligasi merupakan surat tanda bukti berutang dari perusahaan penerbitnya (emiten) kepada pemegang obligasi. Pemegang obligasi pada umumnya menerima pembayaran bunga dan pada saat jatuh tempo akan menerima pembayaran nilai pokok sebagaimana tercantum dalam obligasi tersebut. Pemegang obligasi memiliki hak atas pembayaran bunga secara penuh sebelum para pemegang saham menerima pembagian dividen. Oleh karena itu termasuk fixed income security karena memberikan pendapatan yang relative stabil dan aman bagi pemegangnya.
d) Saham
Saham merupakan surat berharga yang bersifat pemilikan (penyertaan) terhadap suatu perusahaan. Jenis-jenis saham berdasarkan hak pengembalian dalam hal terjadi likuidasi, saham digolongkan menjadi :
1) Saham preferen yaitu saham yang pemiliknya tidak memiliki hak suara, namun menjadi prioritas dalam hal pembagian dividend an hak atas kekayaan perusahaan setelah dilikuidasi.
2) Saham biasa yaitu saham yang menempatkan pemiliknya sebagai pemegang hak paling akhir atas pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan setelah dilikuidasi.
e) Waran
Waran merupakan hak untuk membeli saham perusahaan pada waktu dan harga yang telah ditentukan.
f) Sertifikat Right
Sertifikat/bukti right merupakan hak yang diberikan kepada para pemegang saham biasa untuk membeli tambahan penerbitan saham baru.
(30)
2.2.5 Risiko
Jenis risiko ekonomi menurut Bank Indonesia (1998), terdiri atas:
1. Risko pasar (market risk) atau interest rate and exchange rate risks, yaitu risiko yang timbul akibat fluktuasi harga, suku bunga dan nilai tukar.
2. Risiko penanaman kembali (reinvestment risk), yaitu risiko bagi investor karena mengalihkan dana dari investasi yang memberi hasil tinggi menjadi investasi dengan hasil lebih rendah.
3. Risiko gagal bayar (default risk), yaitu risiko yang timbul karena pembayaran yang tidak terpenuhi pada saat tagihan jatuh tempo.
4. Risiko fundamental (fundamental risk) adalah risiko yang timbul akibat perubahan kondisi makro-ekonomi, moneter, fiskal, dan kebijakan pemerintah lainnya. Sementara itu, risiko nonekonomi dipengaruhi oleh situasi sosial, politik, bencana alam dan lain-lain.
Menurut Astuti (2002), dalam menghadapi risiko, terdapat tiga kelompok perilaku investor :
1. Investor yang mengharapkan return atau tingkat pengembalian lebih tinggi bila risiko meningkat disebut risk averters.
2. Investor yang bersedia menerima return atau tingkat pengembalian yang tetap walau risiko meningkat disebut risk indifferent.
3. Investor yang bersedia menerima tingkat pengembalian yang menurun walaupun risiko meningkat disebut risk seeking.
2.3. Portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak sekuritas (dengan kata lainpemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung.
Proses awal dalam melakukan investasi, haruslah ditentukan tingkat keuntungan yang diharapkan dan juga risiko investasinya. Tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham yang membentuk portofolio tersebut. Sedangkan risiko dapat
(31)
diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh menyimpang dari tingkat keuntungan yang diharapkan. (Husnan, 1998)
2.3.1 Teori Portofolio Markowitz
Model Markowitz dalam penggunaannya, untuk mengidentifikasi satu kedudukan portofolio yang efisien seseorang perlu mengetahui keuntungan yang diharapkan untuk setiap sekuritas, varians, dan kovarians (atau kadang-kadang koefisien korelasi). Varians keuntungan menerangkan kecenderungan sekuritas untuk menghasilkan keuntungan yang berada di atas atau di bawah rata-rata sampel. Kovarians menerangkan hubungan keuntungan antara sekuritas. Jika satu sekuritas memperoleh keuntungan yang lebih tinggi daripada nilai keuntungan diharapkan, dan yang satu lagi juga begitu, maka kovarians mereka adalah positif. Kovarians akan menjadi negatif seandainya satu sekuritas keuntungannya melebihi keuntungan yang diharapkan, dan yang satu lagi di bawah nilai keuntungan yang diharapkan. (Rodoni dan Yong, 2001).
Menurut Hartono (2008), Model Markowitz menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Waktu yang digunakan satu periode 2. Tidak ada biaya transaksi
3. Preferensi investor didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio
4. Tidak ada pinjaman dan simpanan bebas risiko. 2.3.2 Portofolio yang Efisien
Portofolio yang efisien adalah portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi. Setiap portofolio yang terletak pada efficient frontier merupakan portofolio yang efisien, sehingga kita tidak bisa mengatakan portofolio mana yang terbaik. (Husnan, 1998).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan portofolio yang efisien, yaitu :
1. Expected Return
Expected return atau tingkat pengembalian yang diharapkan adalah pengembalian yang paling mungkin terjadi pada sekuritas tertentu (Astuti, 2002).
(32)
B
C D
A G
F E
2. Varians atau Standar Deviasi
Semakin tinggi nilai standar deviasi berarti semakin lebar rentang ketidakpastian return, atau semakin lebar rentang penyimpangan dari tingkat pengembalian yang diharapkan (Astuti, 2002).
3. Kovarian
Kovarian adalah nilai statistik yang dapat mengukur dari dua usulan investasi yang bersifat independen dan merupakan variabel acak (Sofyan, 2004).
4. Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi merupakan suatu indikator yang dapat menunjuk tingkat kebebasan penggunaan unit-unit dalam pengukuran penerimaan dari usulan investasi sehingga dapat dijadikan indeks (Sofyan, 2004).
Suatu investasi yang efisien memiliki karakteristik sebagai berikut ;
1. Memiliki tingkat return yang lebih tinggi daripada investasi lain untuk tingkat risiko yang sama.
2. Memiliki tingkat risiko yang lebih rendah daripada investasi lain untuk tingkat return yang sama.
3. Memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dan tingkat return yang lebih tinggi dari portofolio lain.
Investasi yang mempunyai karakteristik seperti di atas disebut Markowitz Efficient Asets. Gambar berikut ini menunjukkan portofolio yang efisien.
.
Gambar 2 Portofolio-portofolio efisien (Hartono, 2008)
Garis vertikal pada gambar di atas menunjukkan tingkat return yang diharapkan, sedangkan garis horizontal menggambarkan tingkat risiko portofolio. Bidang ABCDEFG dalam gambar di atas menunjukkan kumpulan portofolio yang tersedia bagi investor. Investor yang rasional akan memilih portofolio D
(33)
dibandingkan dengan portofolio E atau portofolio F. Portofolio E lebih baik dari portofolio F dan Portofolio D lebih baik daripada portofolio E, karena dengan risiko yang sama, return ekspektasi portofolio D lebih tinggi dibandingkan dengan return ekspektasi portofolio E atau F. Dengan demikian portofolio D adalah portofolio yang efisien.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam pembentukan portofolio yang efisien adalah : (1) mengenai perilaku investor dalam membuat keputusan investasi maka asumsi yang wajar adalah investor cenderung menghindari risiko (risk averse). (2) ada dua parameter yang mempengaruhi keputusan investor, yaitu pengembalian yang diharapkan dan varians. (3) investor akan memilih portofolio yang menawarkan tingkat pengembalian tertinggi dengan risiko tertentu. (Hartono, 2008)
2.3.3 Investasi pada Aset Bebas Risiko
Model Markowitz membatasi pilihan hanya pada portofolio yang terdiri dari aset berisiko. Dengan adanya aktiva yang bebas risiko, misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), investor mempunyai pilihan untuk memasukkan aktiva ini ke portofolionya. Karena aktiva bebas risikoo variannya (deviasi standarnya (sama dengan nol, kovarian antara aktiva bebas risiko ini dengan aktiva berisiko yang lainnnya akan menjadi sama dengan nol. Gambar di bawah ini akan menunjukkan hubungan antara portofolio efisien aktiva berisiko dengan aktiva tidak berisiko.
Gambar 3. Kombinasi portofolio efisien aktiva berisiko dengan aktiva tidak berisiko((Hartono, 2010)
Kurva AB di gambar atas merupakan efficient set dan portofolio yang berada di kurva tersebut merupakan portofolio-portofolio efisien yang dibentuk dari
X
A
R BR
Z U
T B
(34)
aktiva-aktiva berisiko. Garis lurus dari titik RBR di sumbu vertikal ke titik-titik di
kurva efficient set merupakan aktiva bebas risiko dengan return ekspektasi sebesar RBR. Para investor dapat membuat portofolio yang merupakan kombinasi
portofolio efisien dengan aktiva bebas risiko. (Hartono, 2008) 2.3.4 Diversifikasi Risiko
Diversifikasi yaitu strategi pengelolaan risiko dengan berinvestasi pada beragam instrumen dalam satu portofolio. Secara rasional, portofolio dengan investasi yang bervariasi secara rata-rata memberi keuntungan yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah dibandingkan investasi individu dalam portofolio. Diversifikasi berfungsi untuk mengurangi risiko tak sistematis dalam portofolio sehingga kinerja positif pada suatu investasi akan menetralisasi kinerja negatif pada investasi lainnya. Manfaat diversifikasi akan didapatkan jika suatu instrument di dalam portofolio tidak berkorelasi satu sama lain.
Apabila investasi-investasi tidak mempunyai koefisien korelasi antara tingkat keuntungannya yang negatif sempurna, maka kita tidak bisa menghilangkan fluktuasi tingkat keuntungan portolio tersebut. Dengan kata lain, semakin kita menambah jumlah jenis saham dalam suatu portofolio, semakin kecil fluktuasi tingkat keuntungan yang diukur dari deviasi standar portofolio tersebut.meskipun demikian deviasi standar ini tidak bisa mencapai nol. Dengan kata lain, meskipun kita menambah jumlah jenis saham yang membentuk portofolio, kita selalu dihadapkan pada suatu risiko tertentu. Risiko yang selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi ini disebur risiko sistematis, disebut juga risiko risiko tidak sistematis. Penjumlahan kedua jenis risiko tersebut disebut risiko total. Terdapat dua prinsip deversifikasi, yaitu diversifikasi random dan diversifikasi Markowitz. Diversifikasi random atau diversifikasi naïf terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara acak pada berbagai aset yang berbeda. Dalam hal ini, investor memilih aset-aset yang akan dimasukkan ke dalam portofolio tanpa terlalu memperhatikan karakteristik aset yang dimasukkan dalam portofolio. Prinsipnya adalah dengan semakin banyak jenis aset yang dimasukkan dalam portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh. Dengan memperhatikan karakteristik aset seperti tingkat return yang diharapkan
(35)
serta klasifikasi industri suatu aset kita akan lebih selektif dalam memilih aset-aset yang mampu memberikan manfaat diversifikasi secara optimal. (Husnan, 1998)
Teori diversifikasi Markowitz terdapat dua pengecualian pembentukan portofolio dapat mengurangi risiko dibandingkan dengan hanya menginvestasikan dalam satu sekuritas saja. Pertama, di bawah keadaan tertentu, portofolio Cuma merata-ratakan risiko daripada mengurangkan risiko sekuritas individu. Kedua, secara konsep portofolio berkemungkinan dapat mengurangkan atau menghapuskan kedua risiko sistematik dan risiko sistematik. Korelasi positif sempurna adalah apabila korelasi bernilai +1 risiko portofolio adalah sama dengan risiko rata-rata pemberat sekuritas individu dan tidak ada pengurangan risiko yang dapat dicapai dengan membina portofolio seperti itu. Korelasi negatif sempurna adalah kemungkinan diwujudkan satu strategi untuk menghapuskan jumlah risiko portofolio. Korelasi nol, jika portofolio yang terdiri dari pada sekuritas satu dan dua kurang daripada risiko sekuritas manapun. Dalam dunia sebenarnya kebanyakan koefisien korelasi saham adalah terletak antara 0 dan +1, maka diversifikasi dapat dicapai melalui pembentukan portofolio yang terdiri daripada saham-saham yang berkorelasi positif yang paling rendah. (Rodoni dan Yong, 2002)
2.3.5 Kinerja portofolio
Kinerja portofolio sering diukur secara periodik dengan interval minimum empat tahun, dengan ukuran return untuk sejumlah periode dalam interval, biasanya bulanan atau kuartalan. Dalam proses evaluasinya, kinerja dibandingkan dengan return yang diperoleh oleh manajer investasi melalui manajemen aktif dengan return yang diperoleh klien jika memilih portofolio alternative untuk investasi. Setelah mengukur return periodik portofolio untuk suatu interval waktu, langkah berikutnya menentukan apakah return ini mencerminkan kinerja yang superior atau inferior. Apabila kinerja sudah superior maka portofolio investasi yang dilakukan sudahlah memuaskan dan perlu dipertahankn. Tetapi apabila kinerja portofolio inferior maka perlu dilakukan perubahan (Sharpe at all, 1997)
(36)
2.4. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Saifuddin (2004) melakukan penelitian terhadap portofolio investasi PT Asuransi Takaful Keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja portofolio yang telah dilakukan PT Asuransi Takaful keluarga kurang optimal, hal ini disebabkan pemilihan aset yang aman. antara lain tampak dari pembiayaan mudharabah yang tetap dipilih dalam portofolio, pembiayaan mudharabah memiliki risiko yang rendah. Resiko yang rendah sendiri terkait dengan tingkat pengembalian yang rendah pula. Selain itu pembiayaan mudharabah juga mempunyai korelasi positif yang besar terhadap pembiayaan mudharabah.
Adapun portofolio optimal dapat diperoleh dengan menempatkan dananya mulai dari persentase terbesar pada deposito, surat berharga, tanah dan bangunan pembiayaan mudharabah dengan persentase terendah. Namun karena dianggap paling syar’I, maka agar tidak melikuidasinya perlu perbaikan kinerja.
Cahyani (2004) melakukan penelitian yang hampir serupa yaitu analisis kebijakan dan portofolio investasi pada PT MLC Life Indonesia. Hasil penelitian yang didapat bahwa PT MLC Life Indonesia dalam hal keputusan kebijakan investasi, perusahaan banyak dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan, baik secara intern maupun ekstern salah satu pertimbangannya adalah peraturan pemerintah dan keputusan Menteri Keuangan. Dalam pemilihan aset investasi PT MLC Life Indonesia juga memilih untuk berinvestasi pada aset yang aman dapat terlihat dari aset deposito yang mendominasi penerimaan. Adapun hasil analisis portofolio yang efisien bagi penempatan dana investasi yang dimiliki PT MLC Life Indonesia, yaitu terdiri dari investasi terbesar pada deposito, kemudian saham, dan obligasi dengan tingkat persentase terendah.
(37)
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Bisnis utama perusahaan asuransi adalah penjualan premi atau pengumpulan dana masyarakat. Pengumpulan dana ini dilakukan melalui upaya perusahaan asuransi untuk mengumpulkan dana dari nasabah (premi) dan memberikan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh para nasabahnya (klaim). Laba diperoleh apabila total penjualan lebih besar daripada biaya-biaya. Dalam konteks asuransi, penjualan adalah produk premi, dan biaya-biaya adalah kewajiban klaim, premi asuransi, biaya operasional dan biaya pemasaran. Dengan demikian, laba diperoleh apabila produksi premi lebih besar daripada kewajiban klaim ditambah premi reasuransi ditambah biaya operasional dan pemasaran.
Sumber pendapatan perusahaan asuransi berasal dari premi yang dibayarkan oleh para nasabah, namun investasi juga dapat menjadi sumber pendapatan perusahaan. Adapun proses investasi menurut Husnan (1998), yaitu : menentukan kebijakan investasi, analisis sekuritas, pembentukan portofolio, melakukan revisi portofolio, dan evaluasi kinerja portofolio.
Kebijakan investasi pada perusahaan asuransi dibatasi oleh batasan risiko yang ditentukan oleh perusahaan. Kecenderungan yang sering terjadi perusahaan memilih untuk berinvestasi pada aset yang aman, aset yang aman memiliki risiko rendah. Risiko rendah tersebut berkorelasi positif dengan tingkat pengembalian yang rendah pula. Hal tersebut mengakibatkan portofolio investasi yang dipilih pada perusahaan asuransi belum efisien.
Para pemodal sering melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko. Adanya diversifikasi tersebut dapat mengakibatkan risiko yang dihadapi perusahaan kemungkinan akan turun. Namun tidak semua jenis investasi jika dimasukkan dalam portofolio akan mengurangi risiko. Diversifikasi akan efektif untuk menurunkan risiko investasi dalam portofolio, dengan catatan bahwa jenis investasi dalam portofolio tersebut tidak berkorelasi positif dengan jenis investasi yang lain. Dalam dunia sebenarnya kebanyakan koefisien korelasi saham adalah terletak antara 0 dan +1, maka diversifikasi dapat dicapai melalui pembentukan
(38)
portofolio yang terdiri daripada saham-saham yang berkorelasi positif yang paling rendah. (Rodoni dan Yong, 2002)
Pengembalian yang diterima dari portofolio merupakan gabungan dari pengembalian masing-masing jenis investasi dari portofolio tersebut sehingga didapat hasil yang maksimal. Hal ini disebabkan karena pengembalian dari salah satu jenis investasi yang lebih besar akan menutupi pengembalian pada jenis investasi lain yang sedikit. Sedangkan risiko portofolio ditunjukkan oleh besar kecilnya penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan. Portofolio efisien dapat diperoleh dari salah satu kombinasi portofolio efisien yang sesuai dengan preferensi perusahaan terhadap risiko dan tingkat pengembalian yang diharapkan.
(39)
Gambar 4. Kerangka Pemikiran 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret, di PT Asuransi MSIG Indonesia, yang berlokasi di Summitmas II Building Lantai 15, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 61-62, Jakarta.
3.3. Pengumpulan Data
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi langsung serta wawancara kepada para pakar dari PT Asuransi
Nasabah
Premi Klaim
PT Asuransi MSIG NDONESIA
Investasi Kebijakan Portofolio
Batasan Risiko
Tujuan Investasi Pilihan –
pilihan
Aman Port ofolio
Tingkat pengembalian
Tingkat Pengembalian
Risiko Risiko
(40)
MSIG Indonesia. Data sekunder diperoleh dari studi literatur, internet, skripsi terdahulu, laporan alokasi investasi perusahaan serta berbagai dokumen tertulis dan bahan pustaka instansi-instansi yang terkait dengan penelitian.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan pendekatan matematika dalam penggunaan programMicrosoft Excel for Windows dan Minitab 15.Data yang diperoleh diolah baik secara manual maupun dengan menggunakan software akan disajikan dalam bentuk tabulasi yang dibahas secara terperinci. Sedangkan data kualitatif disajikan dalam bentuk uraian secara deskriptif.
Prosedur pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Seleksi data
Seleksi data adalah kegiatan pemilihan data dan informasi. 2. Tabulasi
Merupakan kegiatan merumuskan data ke dalam bentuk Tabel dan grafik. 3. Interpretasi
Interpretasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencari arti yang lebih luas dari hasil penelitian.
(41)
Gambar 5. Tahapan Penelitian
Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut : 1. Menganalisa kebijakan investasi perusahaan
Mengidentifikasi peraturan yang menjadi pedoman perusahaan dalam melakukan investasi
2. Melakukan analisis portofolio investasi
a. Perhitungan keuntungan dan risiko untuk satu sekuritas Persiapan penelitian
Perancangan Kerangka penelitian
Pengambilan data
Pengolahan data
Analisis Kebijakan Investasi perusahaan
Analisis Portofolio Investasi Perusahaan
Identifikasi peraturan yang
yang dipakai perusahaan untuk
portofolio investasi
Tingkat pengembalian
dan risiko investasi
Portofolio Efisien Model Markowitz
Seleksi aset Tingkat pengembalian
dan risiko investasi
Alokasi bobot investasi
Tingkat pengembalian dan risiko portofolio Kombinasi investasi
(42)
1) Rumus tingkat keuntungan rata-rata
= ∑ ... (1)
ř = Tingkat keuntungan rata-rata ri = Rate of return sekuritas i
n = Jumlah sampel
2) Varians dan standar deviasi
= ∑ [( ř ] ... (2)
= ( ) / ...(3) = Varians
= Standar deviasi 3) Kovarians
( r , r ) = ∑ ∑[ ) [ ]
( ) ...(4) portofolio akan memiliki kovarians sebanyak (n2-n)/2.
4) Koefisien Korelasi
= ( , )...(5) , = Koefisien korelasi sekuritas i dan j
( , ) = Kovarian antara sekuritas i dan j
= Standar deviasi sekuritas i = Standar deviasi sekuritas j
b. Menghitung tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko portofolio perusahaan untuk melihat kinerja portofolionya.
1) Tingkat pengembalian yang diharapkan
= ∑ ( )...(6) E(Rp) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio
Wi = Bobot portofolio jenis investasi ke-i
E(Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari jenis investasi ke-i
N = Jumlah jenis investasi yang ada dalam portofolio 2) Varians Portofolio
= [∑ + 2∑ ∑ ( , ) ]...(7)
(43)
Wi = bobot sekuritas i
Wj = bobot sekuritas j
Cov(ri,rj) = kovarians antar sekuritas i dan j
3) Menginvestasikan dana pada aset bebas risiko
( ) = + ( 1− ) ( )...(8)
Dimana :
= Proporsi dana pada aset bebas risiko RF = Return Aset bebas risiko
E(rL) = expected return aset berisiko
Rumus untuk menghitung standar deviasinya adalah sebagai berikut :
= ( 1− ) ...(9)
Dimana :
(44)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
PT Asuransi MSIG Indonesia, merupakan anggota dari MS&AD Insurance Group, sebelumnya dikenal sebagai PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan asuransi umum patungan terbesar di Indonesia. MSIG adalah nama baru grup yang baru-baru ini diluncurkan. Grup ini sudah lebih dari 100 tahun berkecimpung dalam bisnis asuransi umum di Asia Pasifik, Amerika dan Eropa, termasuk 16 wilayah di kawasan Asia. Perusahaan induknya di Jepang telah menerima berbagai penghargaan dan memiliki posisi peringkat AA untuk kategori Financial Strength dari Standards & Poors.
PT Asuransi MSIG Indonesia merupakan perusahaan patungan antara Mitsui Sumitomo Insurance Company Limited yang didirikan di Jepang dengan Rudy Wanandi. Sejak tahun 1970, sebelum perusahaan dibentuk, PT Maskapai Asuransi Indonesia telah menjalin hubungan kerja dengan Taisho Marine and Fire Indurance Co., Ltd. PT Asuransi Insindon Taisho didirikan pada tanggal 22 Oktober 1975, dan mulai beroperasi sejak tanggal 1 April 1976. Pada awalnya, modal dasar berjumlah Rp. 750 juta dan 70 persen saham dimiliki oleh Taisho Marine and Fire Insurace Co., Ltd, sedangkan sisanya sebesar 30 persen dimiliki oleh PT Maskapai Asuransi Indonesia.
Pada tahun 1983, komposisi permodalan menjadi 51 persen pihak Indonesia dan 49 persen pihak Jepang. Tetapi sejak Desember 1990 modal dasar telah dinaikkan menjadi Rp 15 milliar dimana 79,6 persen dari modal dipegang oleh pihak Jepang sedangkan sisanya sebesar 20,4 persen oleh pihak Indonesia. Pada tanggal 16 Desember 1999, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp 40 miliar dengan komposisi modal yang sama.
Pada tanggal 1 April 1996, nama perusahaan PT Asuransi Insindo Tisho telah diubah menjadi PT Asuransi Mitsui Marine Indonesia mengikuti induk perusahaan dari Taisho Marine and Fire Insurance Co., Ltd sejak tanggal 21 Desember 2001 kepemilikan saham PT asuransi Mitsui Marine Indonesia menjadi 80 persen pihak Jepang dan 20 persen pihak Indonesia.
(45)
Sejak tanggal 1 April 2003, nama perusahaan PT Asuransi Mitsui Marine Indonesia telah diubah menjadi PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia mengikuti nama induk perusahaan dan juga dengan dialihkan portofolio bisnis PT Asuransi Sumitomo Marine and Pool ke PT Asuransi Mitsui Marine Indonesia. Pada tanggal 1 Oktober 2001 seiring dengan penggabungan induk perusahaan dimana nama perusahaan induk berubah menjadi Mitsui Sumitomo Insurance Co., Ltd, dan pengalihan portofolio bisnis PT Asuransi Sumitomo Marine dan Pool ke PT Asuransi Mitsui Marine Indonesia kepemilikan komposisi saham menjadi 28 persen saham PT Pool Asuransi Indonesia dan 72 persen milik Mitsui Sumitomo Insurance Co., Ltd, tetapi terhitung sejak tanggal 22 November 2002 komposisi saham berubah menjadi 100 persen dimiliki oleh Mitsui Sumitomo Insurance Co., Ltd.
Pada tanggal 31 Maret 2003 PT Asuransi Sumitomo Marine and Pool mengalihkan portofolio bisnis termasuk karyawannya kepada PT Asuransi Mitsui Marine Indonesia. Kemudian pada tanggal 1 April 2003 PT Asuransi Sumitomo Marine and Pool telah dibubarkan oleh perusahaan induknya.
Pada tahun 2008, MSIG memperluas cakupannya di Asia dengan mengakuisisi perusahaan asuransi umum Aviva Pic. Pada tanggal 1 April 2008, nama perusahaan PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia berubah menjadi PT Asuransi MSIG Indonesia. Hingga saat ini, PT Asuransi MSIG Indonesia telah membuka empat kantor cabang dan empat kantor perwakilan yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu :
1. Kantor cabang Surabaya, sejak 24 Juni 1992 2. Kantor cabang Bandung, sejak 27 Oktober 1992 3. Kantor cabang Batam, sejak 24 Februari 1995 4. Kantor perwakilan Semarang sejak 1 April 2003 5. Kantor perwakilan Denpasar, sejak 1 juli 2004 6. Kantor perwakilan Palembang, sejak 1 Maret 2005 7. Kantor perwakilan Bekasi, sejak 1 April 2006
(46)
4.1.2 Produk - produk Perusahaan Tabel 4. Produk-produk perusahaan
No. Produk-produk Perusahaan
1. Asuransi kebakaran 2. Asuransi gempa bumi 3. Asuransi gangguan usaha 4. Asuransi pengangkutan barang 5. Asuransi kendaraan bermotor 6. Asuransi konstruksi (C.A.R) 7. Asuransi tanggung gugat
8. Asuransi pemasangan mesin (E.A.R) 9. Asuransi kerusakan mesin
10. Asuransi untuk barang bergerak 11. Asuransi kecelakaan diri
12. Asuransi kebongkaran 13. Asuransi uang
PT Asuransi MSIG Indonesia memiliki 13 produk asuransi kerugian, yaitu asuransi kebakaran, asuransi gempa bumi, asuransi gempa bumi, asuransi gangguan usaha, asuransi pengangkutan barang, asuransi kendaraan bermotor, asuransi konstruksi (C.A.R), asuransi tanggung gugat, asuransi pemasangan mesin (E.A.R), asuransi kerusakan mesin, asuransi untuk barang bergerak, asuransi kecelakaan diri, asuransi kebongkaran dan asuransi uang.
Asuransi kebakaran menjamin kerusakan atau kerugian yang diderita oleh tertanggung pada harta benda atau kepentingan yang dipertanggungkan seperti bangunan, perlengkapan, persediaan barang, peralatan dan mesin-mesin karena kebakaran, petir, peledakan, kejatuhan pesawat terbang dan asap.
Asuransi gempa bumi menjamin kerusakan atau kerugian atas harta benda tertanggung seperti bangunan, perlengkapan, persediaan dan mesin-mesin terhadap risiko gempa bumi, kebakaran dan peledakan sebagai akibat terjadinya gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami.
Asuransi gangguan usaha memberi jaminan atas risiko kehilangan laba kotor akibat terganggunya atau terpengaruhnya usaha sebagai konsekuensi dari kerusakan atau kerugian atas harta benda yang dipertanggungkan yang disebabkan oleh bahaya atau risiko yang dijamin dalam asuransi kebakaran.
Asuransi pengangkutan barang memberi jaminan atas kerugian atau kerusakan atas muatan yang dipertanggungkan selama dalam pengiriman untuk
(1)
Portofolio 134 0,5 0,1 0,4 0 0,049308 0,000064 0,007986
Portofolio 235 0,3 0 0,4 0,3 0,060978 0,000064 0,008001
Portofolio 179 0,3 0,1 0,5 0,1 0,053505 0,000065 0,008087
Portofolio 204 0,4 0 0,3 0,3 0,062075 0,000068 0,008226
Portofolio 19 0,8 0 0 0,2 0,060072 0,000071 0,008446
Portofolio 143 0,5 0 0,2 0,3 0,063172 0,000073 0,008531
Portofolio 213 0,4 0,1 0,4 0,1 0,054602 0,000073 0,008534
Portofolio 56 0 0,1 0,7 0,2 0,056605 0,000073 0,008568
Portofolio 74 0,6 0,1 0,3 0 0,050405 0,000074 0,008574
Portofolio 111 0,1 0,1 0,6 0,2 0,057702 0,000077 0,008779
Portofolio 76 0,6 0 0,1 0,3 0,064270 0,000079 0,008907
Portofolio 145 0,5 0,1 0,3 0,1 0,055700 0,000082 0,009039
Portofolio 43 0,7 0,1 0,2 0 0,051502 0,000085 0,009203
Portofolio 31 0,7 0 0 0,3 0,065367 0,000087 0,009346
Portofolio 25 0 0,2 0,8 0 0,049132 0,000088 0,009382
Portofolio 240 0,3 0,1 0,4 0,2 0,059897 0,000089 0,009420
Portofolio 166 0,1 0 0,5 0,4 0,065175 0,000089 0,009434
Portofolio 99 0 0 0,6 0,4 0,064078 0,000089 0,009440
Portofolio 233 0,2 0 0,4 0,4 0,066272 0,000090 0,009505
Portofolio 82 0,6 0,1 0,2 0,1 0,056797 0,000092 0,009593
Portofolio 246 0,3 0 0,3 0,4 0,067370 0,000093 0,009650
Portofolio 59 0,1 0,2 0,7 0 0,050229 0,000095 0,009769
Portofolio 209 0,4 0,1 0,3 0,2 0,060994 0,000097 0,009835
Portofolio 202 0,4 0 0,2 0,4 0,068467 0,000097 0,009868
Portofolio 103 0 0,1 0,6 0,3 0,062997 0,000102 0,010078
Portofolio 136 0,5 0 0,1 0,4 0,069564 0,000103 0,010152
Portofolio 47 0,7 0,1 0,1 0,1 0,057894 0,000104 0,010188
Portofolio 110 0,2 0,2 0,6 0 0,051327 0,000104 0,010213
Portofolio 178 0,1 0,1 0,5 0,3 0,064094 0,000106 0,010286
Portofolio 71 0,6 0 0 0,4 0,070662 0,000110 0,010498
Portofolio 58 0 0,2 0,7 0,1 0,055524 0,000110 0,010506
Portofolio 5 0,9 0,1 0 0 0,053697 0,000111 0,010556
Portofolio 237 0,2 0,1 0,4 0,3 0,065192 0,000111 0,010559
Portofolio 177 0,3 0,2 0,5 0 0,052424 0,000115 0,010707
Portofolio 83 0,6 0,1 0,1 0,2 0,063189 0,000117 0,010821 Portofolio 113 0,1 0,2 0,6 0,1 0,056621 0,000118 0,010881
Portofolio 164 0 0 0,5 0,5 0,070470 0,000123 0,011093
Portofolio 185 0,1 0 0,4 0,5 0,071567 0,000124 0,011114
(2)
Portofolio 198 0,4 0,2 0,4 0 0,053521 0,000126 0,011243 Portofolio 211 0,4 0,1 0,2 0,3 0,067386 0,000127 0,011279
Portofolio 190 0,3 0 0,2 0,5 0,073762 0,000129 0,011350
Portofolio 44 0,7 0,1 0 0,2 0,064286 0,000129 0,011378
Portofolio 184 0,4 0 0,1 0,5 0,074859 0,000134 0,011560
Portofolio 168 0 0,1 0,5 0,4 0,069389 0,000136 0,011675
Portofolio 146 0,5 0,1 0,1 0,3 0,068483 0,000137 0,011716 Portofolio 239 0,3 0,2 0,4 0,1 0,058816 0,000139 0,011779
Portofolio 109 0 0,2 0,6 0,2 0,061916 0,000139 0,011804
Portofolio 140 0,5 0,2 0,3 0 0,054619 0,000140 0,011816
Portofolio 131 0,5 0 0 0,5 0,075956 0,000140 0,011829
Portofolio 181 0,5 0 0 0,5 0,075956 0,000140 0,011829
Portofolio 243 0,1 0,1 0,4 0,4 0,070486 0,000141 0,011879 Portofolio 249 0,2 0,1 0,3 0,4 0,071583 0,000147 0,012141
Portofolio 75 0,6 0,1 0 0,3 0,069581 0,000149 0,012197
Portofolio 208 0,4 0,2 0,3 0,1 0,059913 0,000151 0,012292
Portofolio 78 0,6 0,2 0,2 0 0,055716 0,000154 0,012421
Portofolio 251 0,3 0,1 0,2 0,4 0,072681 0,000155 0,012455 Portofolio 244 0,2 0,2 0,4 0,2 0,064111 0,000158 0,012568
Portofolio 116 0 0 0,4 0,6 0,076862 0,000164 0,012789
Portofolio 214 0,4 0,1 0,1 0,4 0,073778 0,000164 0,012818
Portofolio 120 0,1 0 0,3 0,6 0,077959 0,000165 0,012830
Portofolio 124 0,2 0 0,2 0,6 0,079056 0,000167 0,012928
Portofolio 41 0,7 0,2 0,1 0 0,056813 0,000170 0,013054
Portofolio 118 0,3 0 0,1 0,6 0,080154 0,000171 0,013080
Portofolio 37 0 0,3 0,7 0 0,054443 0,000173 0,013140
Portofolio 174 0 0,2 0,5 0,3 0,068308 0,000175 0,013223
Portofolio 135 0,5 0,1 0 0,4 0,074875 0,000175 0,013226
Portofolio 114 0,4 0 0 0,6 0,081251 0,000176 0,013285
Portofolio 186 0 0,1 0,4 0,5 0,075781 0,000178 0,013327
Portofolio 81 0,6 0,2 0,1 0,1 0,062108 0,000180 0,013422 Portofolio 215 0,4 0,2 0,2 0,2 0,066305 0,000182 0,013505 Portofolio 196 0,1 0,1 0,3 0,5 0,076878 0,000183 0,013528 Portofolio 238 0,1 0,2 0,4 0,3 0,069405 0,000184 0,013565
Portofolio 106 0,1 0,3 0,6 0 0,055540 0,000185 0,013602
Portofolio 17 0,8 0,2 0 0 0,057911 0,000188 0,013711
Portofolio 42 0,7 0,2 0 0,1 0,063205 0,000197 0,014031
Portofolio 194 0,3 0,1 0,1 0,5 0,079073 0,000198 0,014078
(3)
Portofolio 105 0 0,3 0,6 0,1 0,060835 0,000202 0,014226
Portofolio 182 0,4 0,1 0 0,5 0,080170 0,000208 0,014420
Portofolio 40 0 0 0,3 0,7 0,083254 0,000211 0,014514
Portofolio 65 0,1 0 0,2 0,7 0,084351 0,000212 0,014570
Portofolio 80 0,6 0,2 0 0,2 0,068500 0,000213 0,014581
Portofolio 236 0,3 0,3 0,4 0 0,057735 0,000214 0,014631
Portofolio 180 0,1 0,3 0,5 0,1 0,061932 0,000215 0,014674
Portofolio 63 0,2 0 0,1 0,7 0,085448 0,000215 0,014676
Portofolio 232 0,2 0,4 0,4 0,074700 0,000217 0,014729
Portofolio 38 0,3 0 0 0,7 0,086546 0,000220 0,014830
Portofolio 210 0,4 0,2 0,1 0,3 0,072697 0,000220 0,014841
Portofolio 121 0 0,1 0,3 0,6 0,082173 0,000225 0,015016
Portofolio 248 0,1 0,2 0,3 0,4 0,075797 0,000227 0,015057 Portofolio 241 0,2 0,3 0,4 0,1 0,063030 0,000230 0,015156
Portofolio 203 0,4 0,3 0,3 0 0,058832 0,000231 0,015191
Portofolio 128 0,1 0,1 0,2 0,6 0,083270 0,000231 0,015214
Portofolio 141 0,5 0,2 0 0,3 0,073795 0,000235 0,015337
Portofolio 254 0,2 0,2 0,2 0,4 0,076894 0,000238 0,015424
Portofolio 175 0 0,3 0,5 0,2 0,067227 0,000239 0,015450
Portofolio 126 0,2 0,1 0,1 0,6 0,084367 0,000239 0,015457
Portofolio 117 0,3 0,1 0 0,6 0,085465 0,000248 0,015742
Portofolio 138 0,5 0,3 0,2 0 0,059930 0,000249 0,015777
Portofolio 252 0,3 0,2 0,1 0,4 0,077992 0,000251 0,015829 Portofolio 242 0,1 0,3 0,4 0,2 0,068324 0,000252 0,015881 Portofolio 206 0,4 0,3 0,2 0,1 0,065224 0,000263 0,016212
Portofolio 28 0 0 0,2 0,8 0,089646 0,000264 0,016258
Portofolio 199 0,4 0,2 0 0,4 0,079089 0,000265 0,016269
Portofolio 193 0 0,2 0,3 0,5 0,081092 0,000266 0,016298
Portofolio 72 0,6 0,3 0,1 0 0,061027 0,000269 0,016387
Portofolio 26 0,2 0 0 0,8 0,091840 0,000270 0,016439
Portofolio 66 0 0,1 0,2 0,7 0,088565 0,000280 0,016732
Portofolio 144 0,5 0,3 0,1 0,1 0,066322 0,000282 0,016780
Portofolio 234 0 0,3 0,4 0,3 0,073619 0,000282 0,016780
Portofolio 68 0,1 0,1 0,1 0,7 0,089662 0,000287 0,016927
Portofolio 29 0,7 0,3 0 0 0,062124 0,000290 0,017017
Portofolio 100 0 0,4 0,6 0 0,059754 0,000291 0,017051
Portofolio 62 0,2 0,1 0 0,7 0,090759 0,000295 0,017163
Portofolio 188 0,3 0,2 0 0,5 0,084384 0,000301 0,017349
(4)
Portofolio 73 0,6 0,3 0 0,1 0,067419 0,000302 0,017371
Portofolio 170 0,1 0,4 0,5 0 0,060851 0,000308 0,017551
Portofolio 139 0,5 0,3 0 0,2 0,072714 0,000321 0,017911
Portofolio 125 0 0,2 0,2 0,6 0,087484 0,000321 0,017913
Portofolio 16 0 0 0,1 0,9 0,096038 0,000325 0,018016
Portofolio 218 0,2 0,4 0,4 0 0,061949 0,000327 0,018077
Portofolio 14 0,1 0 0 0,9 0,097135 0,000327 0,018094
Portofolio 169 0 0,4 0,5 0,1 0,066146 0,000328 0,018107
Portofolio 245 0 0,3 0,3 0,4 0,080011 0,000331 0,018195
Portofolio 127 0,1 0,2 0,1 0,6 0,088581 0,000332 0,018215
Portofolio 123 0,2 0,2 0 0,6 0,089678 0,000344 0,018552
Portofolio 229 0,1 0,4 0,4 0,1 0,067243 0,000346 0,018594 Portofolio 250 0,1 0,3 0,2 0,4 0,081108 0,000346 0,018594
Portofolio 205 0,4 0,3 0 0,3 0,078008 0,000347 0,018620
Portofolio 221 0,3 0,4 0,3 0 0,063046 0,000347 0,018627
Portofolio 253 0,2 0,3 0,1 0,4 0,082206 0,000362 0,019023 Portofolio 225 0,2 0,4 0,3 0,1 0,068341 0,000365 0,019106
Portofolio 197 0,4 0,4 0,2 0 0,064143 0,000369 0,019199
Portofolio 216 0 0,4 0,4 0,2 0,072538 0,000372 0,019275
Portofolio 247 0,3 0,3 0 0,4 0,083303 0,000379 0,019480
Portofolio 67 0 0,2 0,1 0,7 0,093876 0,000383 0,019563
Portofolio 226 0,3 0,4 0,2 0,1 0,069438 0,000386 0,019642
Portofolio 192 0 0,3 0,2 0,5 0,086403 0,000387 0,019675
Portofolio 223 0,1 0,4 0,3 0,2 0,073635 0,000390 0,019748
Portofolio 4 0 0 0 1 0,102430 0,000391 0,019784
Portofolio 132 0,5 0,4 0,1 0 0,065241 0,000392 0,019791
Portofolio 64 0,1 0,2 0 0,7 0,094973 0,000394 0,019855
Portofolio 195 0,1 0,3 0,1 0,5 0,087500 0,000402 0,020059 Portofolio 212 0,4 0,4 0,1 0,1 0,070535 0,000408 0,020200
Portofolio 15 0 0,1 0 0,9 0,101349 0,000409 0,020214
Portofolio 231 0,2 0,4 0,2 0,2 0,074733 0,000410 0,020246
Portofolio 69 0,6 0,4 0 0 0,066338 0,000416 0,020402
Portofolio 189 0,2 0,3 0 0,5 0,088597 0,000419 0,020472
Portofolio 220 0 0,4 0,3 0,3 0,078930 0,000422 0,020537
Portofolio 227 0,3 0,4 0,1 0,2 0,075830 0,000431 0,020766
Portofolio 133 0,5 0,4 0 0,1 0,071633 0,000432 0,020778
Portofolio 224 0,1 0,4 0,2 0,3 0,080027 0,000441 0,020996
Portofolio 153 0 0,5 0,5 0 0,065065 0,000442 0,021031
(5)
Portofolio 27 0 0,2 0 0,8 0,100268 0,000451 0,021239
Portofolio 200 0,4 0,4 0 0,2 0,076927 0,000454 0,021309
Portofolio 228 0,2 0,4 0,1 0,3 0,081125 0,000461 0,021478
Portofolio 148 0,1 0,5 0,4 0 0,066162 0,000465 0,021553
Portofolio 119 0,1 0,3 0 0,6 0,093892 0,000466 0,021577
Portofolio 217 0 0,4 0,2 0,4 0,085322 0,000479 0,021877
Portofolio 222 0,3 0,4 0 0,3 0,082222 0,000483 0,021983
Portofolio 147 0 0,5 0,4 0,1 0,071457 0,000487 0,022063
Portofolio 157 0,2 0,5 0,3 0 0,067260 0,000488 0,022095
Portofolio 230 0,1 0,4 0,1 0,4 0,086419 0,000498 0,022321 Portofolio 161 0,1 0,5 0,3 0,1 0,072554 0,000510 0,022574
Portofolio 158 0,3 0,5 0,2 0 0,068357 0,000513 0,022656
Portofolio 39 0 0,3 0 0,7 0,099187 0,000519 0,022780
Portofolio 219 0,2 0,4 0 0,4 0,087517 0,000519 0,022788
Portofolio 155 0 0,5 0,3 0,2 0,077849 0,000538 0,023191
Portofolio 150 0,4 0,5 0,1 0 0,069454 0,000540 0,023235
Portofolio 187 0 0,4 0,1 0,5 0,091714 0,000542 0,023281
Portofolio 163 0,3 0,5 0,1 0,1 0,074749 0,000560 0,023654
Portofolio 183 0,1 0,4 0 0,5 0,092811 0,000562 0,023712
Portofolio 129 0,5 0,5 0 0 0,070552 0,000568 0,023831
Portofolio 151 0,4 0,5 0 0,1 0,075846 0,000587 0,024222
Portofolio 156 0 0,5 0,2 0,3 0,084241 0,000595 0,024402
Portofolio 115 0 0,4 0 0,6 0,098106 0,000612 0,024739
Portofolio 160 0,3 0,5 0 0,2 0,081141 0,000612 0,024745
Portofolio 162 0,1 0,5 0,1 0,3 0,085338 0,000619 0,024888
Portofolio 84 0 0,6 0,4 0 0,070376 0,000627 0,025046
Portofolio 159 0,2 0,5 0 0,3 0,086436 0,000645 0,025394
Portofolio 88 0,1 0,6 0,3 0 0,071473 0,000654 0,025582
Portofolio 149 0 0,5 0,1 0,4 0,090633 0,000660 0,025683
Portofolio 87 0 0,6 0,3 0,1 0,076768 0,000679 0,026060
Portofolio 95 0,2 0,6 0,2 0 0,072571 0,000683 0,026136
Portofolio 152 0,1 0,5 0 0,4 0,091730 0,000684 0,026157
Portofolio 96 0,1 0,6 0,2 0,1 0,077865 0,000707 0,026587
Portofolio 90 0,3 0,6 0,1 0 0,073668 0,000713 0,026704
Portofolio 154 0 0,5 0 0,5 0,097025 0,000730 0,027026
Portofolio 98 0,2 0,6 0,1 0,1 0,078963 0,000736 0,027131
Portofolio 93 0 0,6 0,2 0,2 0,083160 0,000738 0,027158
Portofolio 86 0,4 0,6 0 0 0,074765 0,000745 0,027288
(6)
Portofolio 91 0,3 0,6 0 0,1 0,080060 0,000767 0,027690
Portofolio 94 0,2 0,6 0 0,2 0,085355 0,000796 0,028207
Portofolio 89 0 0,6 0,1 0,3 0,089552 0,000803 0,028329
Portofolio 92 0,1 0,6 0 0,3 0,090649 0,000831 0,028835
Portofolio 32 0 0,7 0,3 0 0,075687 0,000846 0,029082
Portofolio 85 0 0,6 0 0,4 0,095944 0,000874 0,029566
Portofolio 49 0,1 0,7 0,2 0 0,076784 0,000878 0,029629
Portofolio 48 0 0,7 0,2 0,1 0,082079 0,000905 0,030083
Portofolio 51 0,2 0,7 0,1 0 0,077882 0,000911 0,030189
Portofolio 54 0,1 0,7 0,1 0,1 0,083176 0,000938 0,030621
Portofolio 34 0,3 0,7 0 0 0,078979 0,000946 0,030764
Portofolio 50 0 0,7 0,1 0,2 0,088471 0,000971 0,031157
Portofolio 52 0,2 0,7 0 0,1 0,084274 0,000972 0,031173
Portofolio 53 0,1 0,7 0 0,2 0,089568 0,001004 0,031686
Portofolio 33 0 0,7 0 0,3 0,094863 0,001043 0,032297
Portofolio 20 0 0,8 0,2 0 0,080998 0,001098 0,033132
Portofolio 22 0,2 0,8 0 0 0,083193 0,001173 0,034252
Portofolio 21 0 0,8 0 0,2 0,093782 0,001237 0,035177
Portofolio 8 0 0,9 0,1 0 0,086309 0,001383 0,037190
Portofolio 10 0,1 0,9 0 0 0,087406 0,001425 0,037750
Portofolio 9 0 0,9 0 0,1 0,092701 0,001457 0,038171