b. Investasi dalam bentuk saham yang emitennya adalah badan hukum Indonesia, untuk setiap emiten masing-masing tidak melebihi 20 persen dari
jumlah investasi; c. Investasi dalam bentuk obligasi dan Medium Term Notes yang penerbitnya
adalah badan hukum Indonesia, untuk setiap penerbit masing-masing tidak melebihi 20 persen dari jumlah investasi;
d. Investasi dalam bentuk unit penyertaan reksadana, untuk setiap penerbit tidak melebihi 20 persen dari jumlah investasi
e. Investasi dalam bentuk penyertaan langsung saham yang tidak tercatat di bursa efek, seluruhnya tidak melebihi 10 persen dari jumlah investasi
f. Investasi yang ditempatkan dalam bentuk bangunan dengan hak strata atau
tanah bangunan, seluruhnya tidak melebihi 20 persen dari jumlah investasi. g. Investasi yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman hipotik, seluuhnya tidak
melebihi 20 persen dari jumlah investasi dan memenuhi persyaratan. h. Investasi dalam bentuk pinjaman polis besarnya tidak melebihi 80 persen dari
nilai tunai polis yang bersangkutan
4.4. Investasi pada PT Asuransi MSIG 4.4.1 Total Investasi dan Total Aset
Persentase proporsi investasi yang dilakukan oleh PT Asuransi MSIG Indonesia terhadap jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan adalah sebagai
berikut:
Tabel 6. Rasio dana investasi dengan total aktiva dalam jutaan rupiah
Tahun Total Investasi
a Total Aset
b Rasio a,b
2006 390.263,4
551.144 0,71
2007 458.431,3
681.213 0,67
2008 589.676,7
868.210 0,68
2009 657.201,0
822.510 0,80
Sumber : Laporan Keuangan PT Asuransi MSIG Indonesia tahun 2006-2009 diolah
Tabel tersebut mengindikasikan PT Asuransi MSIG Indonesia selalu menempatkan lebih dari 65 asetnya dalam bentuk investasi. Walaupun rasio
antara total investasi terhadap total aktivanya pada awalnya mengalami fluktuasi,
akan tetapi di tahun 2009 PT Asuransi MSIG Indonesia dapat melakukan investasi tertinggi terhadap aset yaitu dengan rasio sebesar 80 persen.
4.4.2 Total Investasi, Hasil Investasi serta Komposisi Investasi PT Asuransi MSIG Indonesia
Salah satu cara untuk mengetahui kinerja dari portofolio investasi yang dimiliki oleh PT Asuransi MSIG Indonesia adalah dengan melakukan
perbandingan antara hasil investasi yang diperoleh dengan dana investasi yang dikeluarkan perusahaan. Dari Tabel di bawah, kita dapat mengetahui bahwa hasil
investasi PT Asuransi MSIG Indonesia selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahunnya seiring dengan kenaikan dana investasi yang dilakukan perusahaan.
Tetapi apabila hasil tersebut dibandingkan dengan dana investasinya, ternyata tidak selalu mengalami kenaikan, di tahun 2007 dan 2008 rasio dana investasi
terhadap total investasi tersebut mengalami penurunan, yang diikuti kenaikan di tahun 2009.
Tabel 7. Total investasi dan hasil investasi
2006 2007
2008 2009
Rata-rata
Total Investasi
390.263,4 100
458.431,3 100
589.676,7 100
657.201,0 100
523.893,1 Sertifikat
Deposito 346.998,0
88,91 372.919,4
81,35 356.979,9
60,54 340.192,8
51,76 354.272,5 Obligasi
1000,0 0,26
- 0,00
74.103,2 12,57
242.961,1 36,97 106.021,4
Saham 4.780,7
1,22 7.058,5
1,54 6.396,6
1,08 8.409,4
1,28 6.661,3
SBI 37.484,7
9,60 78.453,4
17,11 152.197,0
25,81 65.637,7
9,99 83.443,2
Hasil Investasi
25.298,3 100
25.585,6 100
32.223,1 100
47.222,6 100
32.582,4 Sertifikat
Deposito 20.404,7
80,66 19.060,1
74,50 14.321,4
44,44 16.295,4
34,51 17.520,4
Obligasi 1.31,3
0,52 27,7
0,11 3.627,6
11,26 22.985,8
48,68 6.693,1
Saham 205,6
0,81 233,6
0,91 261,6
0,81 311,5
0,66 253,1
SBI 4.556,7
18,01 6.264,2
24,48 14.012,5
43,49 7.629,9
16,16 8.115,8
Sumber : Laporan Alokasi Investasi PT Asuransi MSIG Indonesia tahun 2006- 2009 yang telah diolah
Pada Tabel 7, dapat diketahui perusahaan selalu meningkatkan total investasi. Peningkatan total investasi tersebut juga selalu diikuti dengan peningkatan hasil
investasi.
Dilihat dari komposisi investasi, PT Asuransi MSIG Indonesia selalu menempatkan investasi pada aset yang aman, sama
seperti perusahaan asuransi lainnya, PT Asuransi MSIG Indonesia juga menaruh komposisi terbesar
investasinya pada sertifikat deposito. Hal ini dikarenakan sertifikat deposito dianggap instrumen yang paling aman dengan risiko yang rendah. Hasil investasi
pada sertifikat deposito mengalami penurunan terus-menerus selama empat tahun. Hal tersebut banyak dipengaruhi oleh penurunan komposisi deposito itu sendiri
setiap tahunnya, selain itu penurunan suku bunga deposito juga berpengaruh banyak sehingga perolehan hasil investasi dari sertifikat deposito terus menurun.
Setelah sertifikat deposito, komposisi terbanyak terdapat di SBI yang mengalami peningkatan terus menurun hingga tahun 2008. Di tahun 2009 terjadi
penurunan drastis komposisi SBI, hal ini terkait dengan penurunan suku bunga SBI. Pada awalnya SBI dianggap memiliki resiko rendah karena dijamin
pemerintah dan memilki tingkat bunga yang relatif tinggi tetapi pada tahun 2009 SBI mengalami penurunan investasi tidak hanya pada PT Asuransi MSIG
Indonesia saja, tetapi di industri perasuransian perusahaan yang berinvestasi pada SBI juga mengalami penurunan drastis yaitu 66,3 persen dari tahun sebelumnya.
BAPEPAM LK, 2009 Obligasi yang pada awalnya tidak dianggap menguntungkan, tetapi mulai
tahun 2008 PT Asuransi MSIG Indonesia menurunkan proporsi deposito dan juga SBI untuk menambah proporsi pada obligasi. Pada industri perasuransian sendiri
obligasi merupakan investasi yang banyak diminati setelah deposito dan SBI, Obligasi selain menawarkan bunga yang pada umumnya lebih tinggi daripada
bunga yang diberikan deposito atau SBI, obligasi juga memberikan pendapatan yang tetap dalam bentuk kupon. Walaupun begitu Obligasi bukan berarti tidak
memiliki risiko, obligasi berisiko mengalami penurunan tingkat suku bunga dan juga risiko tidak mampu bayar.
Secara keseluruhan obligasi mengalami peningkatan hasil investasi yang sangat pesat. Hal ini disebabkan selama empat tahun tersebut komposisi investasi
pada obligasi terus bertambah, walaupun di tahun 2007 perusahaan tidak menaruh
investasinya pada obligasi tetapi obligasi yang merupakan surat utang jangka panjang memiliki jatuh tempo pencairan melalui obligasi sebelumnya, sehingga
masih menghasilkan keuntungan investasi. Obligasi memiliki komposisi tertinggi pada tahun 2009 hal ini banyak terkait oleh penurunan suku bunga BI dari 9,25
persen menjadi 6,5 persen sehingga obligasi menjadi sumber pendanaan yang relatif murah. Di Indonesia sendiri terjadi peningkatan penawaran umum obligasi
sebesar 120 persen oleh 28 perusahaan dari tahun sebelumnya. BAPEPAM LK, 2009.
Saham memiliki porsi yang cukup kecil pada komposisi investasi. PT Asuransi MSIG Indonesia sendiri hanya memiliki satu saham saja, saham ini pun
tidak untuk diperjual belikan, melainkan untuk ditahan. Menurut kebijakan perusahaan, saham hanya diperbolehkan maksimal 5 persen dari jumlah investasi,
yang menandakan perusahaan tidak ingin mengambil risiko yang tinggi, sehingga dari tahun ke tahun saham tidak mengalami perkembangan yang banyak
komposisinya berkisar dari 1,08 persen hingga 1,54 persen saja. Selama empat tahun, saham mengalami fluktuasi hasil investasi, dilihat dari komposisi investasi
yang dilakukan oleh perusahaan, komposisi total investasi pada saham juga berfluktuasi.
4.5. Analisis Portofolio