Penetapan harga pada perusahaan asuransi berdasarkan perkiraan. Proses itu dimulai dengan perkiraaan biaya, perkiraan kerugian, dan menggolongkan biaya
itu diantara berbagai kelas polis. 3. Penilaian kerugian lost adjustment
Seorang penilai adalah individu yang menyidik kerugian. Dia menentukan kewajiban dan jumlah pembayaran yang harus dilakukan.
4. Investasi Sebagai hasil operasi perusahaan asuransi maka terkumpul sejumlah besar
uang untuk pembayaran klaim di masa datang. Apabila ditambahkan terhadap dana perusahaan itu sendiri maka jumlahnya menjadi sangat besar untuk dibiarkan
menganggur tanpa diinvestasikan. Porsi dana yang diinvestasikan itu nantinya akan disalurkan melalui klaim yang datang.
5. Produksi Produk asuransi berupa janji pengganti kerugian kepada pihak tertanggung.
Janji itu dituangkan dalam surat perjanjian yang lazim disebut polis. Jadi yang diproduksi perusahaan asuransi adalah janji.
2.2. Investasi 2.2.1 Pentingnya Investasi Bagi Perusahaan Asuransi
Perusahaan asuransi
dalam kegiatan
operasionalnya tidak
hanya mendapatkan penerimaan dari premi yang dikumpulkan dari tertanggung, karena
jumlah tersebut sangat kecil apabila dibandingkan dengan besarnya kerugian yang aka dibayar kepada tertanggung. Oleh karena itu perusahaan asuransi juga
mendapatkan penerimaan dari investasi Darmawan, 2006. Investasi dapat diartikan sebagai kegiatan menanam modal baik dalam bentuk uang maupun
benda pada suatu objek dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan selama periode tertentu Husnan, 1998.
2.2.2 Proses Investasi
Apabila pemodal mengharapkan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Salah satu
karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar melakukan
diversifikasi investasinya pada berbagai kesempatan investasi. Berikut akan dijelaskan proses investasi menurut Husnan 1998 :
1. Menentukan kebijakan investasi Pemodal perlu menentukan tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi
tersebut akan dilakukan. Karena ada hubungan yang positif antara risiko dan keuntungan investasi, ia harus menyadari bahwa ada kemungkinan untuk merugi.
Jadi tujuan investasi dinyatakan baik dalam keuntungan maupun risiko. 2. Analisis sekuritas
Tahap ini berarti melakukan analsis terhadap individual atau sekelompok sekuritas. Ada dua analisis dalam melakukan analisis sekuritas. Pertama pendapat
mengenai mispriced harganya salah, mungkin terlalu tinggi, mungkin terlalu rendah dan analisis dapat mendeteksi sekuritas tersebut. Dalam analisis inii
terdapat berbagai cara, tetapi dapat dikelompokkan menjadi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis tekninal menggunakan data perubahan harga
masa lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga sekuritas di masa yang akan dating. Sedangkan analisis fundamental berupaya mengidentifikasi prospek
perusahaan untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Cara kedua dalam menganalisis sekuritas adalag pendapat bahwa harga sekuritas
adalah wajar. 3. Pembentukan portofolio
Portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut indentifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan
ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. 4. Melakukan revisi portofolio
Tahap ini melakukan tahap pengulangan terhadap tiga tahap sebelumnya. Apabila dirasa kurang optimal maka akan dilakukan perubahan terhadap sekuritas
yang membentuk portofolio tersebut. 5. Evaluasi kinerja portofolio
Dalam tahap ini pemodal melakukan penilaian teradap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan maupun risiko yang ditanggung.
2.2.3 Kebijakan investasi
Setiap perusahaan memiliki tujuan investasi yang berbeda ini disebut dengan gaya investasi. Tujuan investasi ini yang membedakan karakteristik perusahaan
satu dengan yang lain. Menurut teori portofolio modern, tujuan ini dicerminkan oleh sikap perusahaan dalam menghadapi risiko dan ekspektasi return-nya.
Adapun perkiraan toleransi risiko yang menjadi pertimbangan perusahaan. Toleransi risiko didefinisikan sebagai risiko terbesar yang bersedia diterima klien
atas peningkatan ekspektasi return. Penetapan kebijakan investasi perusahaan dimulai dengan keputusan alokasi
aktiva atau aset, yaitu investor harus memutuskan bagaimana dana institusi sebaiknya didistribusikan terhadap kelompok-kelompok aktiva utama yang ada.
Kendala-kendala dari klien dan peraturan-peraturan yang ada harus dipertimbangkan dalam menetapkan kebijakan investasi. Sharpe at all, 1997
2.2.4 Instrumen Pasar keuangan
Menurut Bank Indonesia 1998, Instrumen pasar keuangan dapat dikelompokkan menjadi instrumen di pasar uang dan pasar modal. Pasar uang
adalah tempat terjadinya transaksi tagihan keuangan berjangka waktu pendek umumnya kurang dari satu tahun. Sedangkan pasar modal adalah pasar yang
memperdagangkan saham sebagai bukti penyertaanpemilikan dan surat-surat berharga sebagai bukti tagihan berjangka waktu panjang lebih dari satu tahun.
1. Jenis-jenis instrumen pada pasar uang yaitu : a Promes
Promes adalah surat pengakuan utang atas nama diterbitkan oleh debitur sebagai bukti utangnya. Promes paling banyak digunakan oleh bank dalam
PUASB dan dapat dipindahtangankan melalui endosemen. b Wesel
Wesel merupakan surat tagih yang diterbitkan oleh penarik kreditur dan harus diketahui diaksep oleh pihak tertarik debitur dalam jumlah, tanggal, dan
jangka waktu tertentu. Wesel juga dapat dipindahtangankan setelah diendos oleh pihak tertarik.
c Sertifikat Deposito Certificate of Deposits-CDs
Sertifikat deposito dikenal sebagai surat bukti utang yang diterbitkan oleh bank unum. CDs merupakan surat berharga atas unjuk dimana pembayaran
bunganya dapat dibayar di belakang ad on atau di muka discount. CDs dapat dipindahtangankan atau diperdagangkan. Nilai nominal yang terkecil adalah Rp 1
juta, dengan jangan waktu minimal 30 hari dan maksimal 24 bulan. d Sertifikat Bank Indonesia SBI
SBI adalah surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem
diskonto. Tujuan awal dikeluarkannya SBi memperkenalkan surat berharga kepada masyarakat yang digunakan untuk Operasi Pasar Terbuka OPT. Nilai
nominal SBI terkecil sebesar Rp 50 juta dan terbesar Rp 100 milyar dengan jangka waktu tenor 1, 2, 3, 6 dan 12 bulan yang dinyatakan dalam hari. Ada
beberapa istilah yang berkaitan dengan SBI : 1 SBI lelang, yiatu SBI yang dijual secara lelang kepada bank atau pialan, yang
didasarkan atas target kuantitas dalam rangka pelaksanaan kebijakan pengendalian moneter.
2 SBI repo repurchase agreementadalah SBI yang dibeli kembali oleh Bank Indonesia dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditas bank dengan perjanjian
bank akan membeli kembali sesuai jangka waktu repo yang diperjanjikan. e Surat Berharga Pasar Uang SBPU
SBPU adalah surat berharga atas ama yang berjangka waktu pendek dalam rupiah yang diperdagangkan secara diskonto di pasar uang. Fungsi SBPU adalah
sebagai piranti OPT atau piranti pasar uang. f Surat Berharga Komersial Commercial Papers-CPs
CPs adalah surat sanggup tanpa jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan bukan bank yang berbadan hukum Indonesia dan diperdagangkan melalui bank
atau perusahaan efek, berjangka waktu pendek paling lama 270 hari dan diperdagangkan dengan sitem diskonto.
g Banker’s Acceptance BA BA adalah wesel berjangka pendek yang diaksep oleh bank, yang ditarik oleh
eksportir beneficiary dan pihak tertariknya adalah importir applicant. 2. Jenis-jenis instrument pasar modal :
a Medium Term Notes MTNs Medium term Notes MTNs merupakan surat berharga tanpa jaminan
berjangka waktu menengah yang dapat diperdangkan di pasar uang b Efek Beragun Aset EBA
EBA adalah surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar modal yang berasal dari proses transformasi aset keuangan lain yang kurang likuid.
c Obligasi Obligasi merupakan surat tanda bukti berutang dari perusahaan penerbitnya
emiten kepada pemegang obligasi. Pemegang obligasi pada umumnya menerima pembayaran bunga dan pada saat jatuh tempo akan menerima pembayaran nilai
pokok sebagaimana tercantum dalam obligasi tersebut. Pemegang obligasi memiliki hak atas pembayaran bunga secara penuh sebelum para pemegang
saham menerima pembagian dividen. Oleh karena itu termasuk fixed income security karena memberikan pendapatan yang relative stabil dan aman bagi
pemegangnya. d Saham
Saham merupakan surat berharga yang bersifat pemilikan penyertaan terhadap suatu perusahaan. Jenis-jenis saham berdasarkan hak pengembalian
dalam hal terjadi likuidasi, saham digolongkan menjadi : 1 Saham preferen yaitu saham yang pemiliknya tidak memiliki hak suara,
namun menjadi prioritas dalam hal pembagian dividend an hak atas kekayaan perusahaan setelah dilikuidasi.
2 Saham biasa yaitu saham yang menempatkan pemiliknya sebagai pemegang hak paling akhir atas pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan
setelah dilikuidasi. e Waran
Waran merupakan hak untuk membeli saham perusahaan pada waktu dan harga yang telah ditentukan.
f Sertifikat Right Sertifikatbukti right merupakan hak yang diberikan kepada para pemegang
saham biasa untuk membeli tambahan penerbitan saham baru.
2.2.5 Risiko
Jenis risiko ekonomi menurut Bank Indonesia 1998, terdiri atas: 1. Risko pasar market risk atau interest rate and exchange rate risks, yaitu
risiko yang timbul akibat fluktuasi harga, suku bunga dan nilai tukar. 2. Risiko penanaman kembali reinvestment risk, yaitu risiko bagi investor
karena mengalihkan dana dari investasi yang memberi hasil tinggi menjadi investasi dengan hasil lebih rendah.
3. Risiko gagal bayar default risk, yaitu risiko yang timbul karena pembayaran yang tidak terpenuhi pada saat tagihan jatuh tempo.
4. Risiko fundamental fundamental risk adalah risiko yang timbul akibat perubahan kondisi makro-ekonomi, moneter, fiskal, dan kebijakan pemerintah
lainnya. Sementara itu, risiko nonekonomi dipengaruhi oleh situasi sosial, politik, bencana alam dan lain-lain.
Menurut Astuti 2002, dalam menghadapi risiko, terdapat tiga kelompok perilaku investor :
1. Investor yang mengharapkan return atau tingkat pengembalian lebih tinggi bila risiko meningkat disebut risk averters.
2. Investor yang bersedia menerima return atau tingkat pengembalian yang tetap
walau risiko meningkat disebut risk indifferent. 3. Investor yang bersedia menerima tingkat pengembalian yang menurun
walaupun risiko meningkat disebut risk seeking.
2.3. Portofolio