PT Asuransi Mitsui Latar Belakang

Tabel 2. Data pertumbuhan perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia berdasarkan investasi pada tahun 2006-2009 dalam jutaan Rupiah No. Nama Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1. PT ACE INA Insurance 79.194 94.085,2 113.455,3 105.461 2. PT Asuransi AIOI Indonesia 41.482 38.119,1 48.194,7 59.613 3. PT Asuransi AIU Indonesia 163.467 170.576,0 157.886,0 C 4. PT Asuransi Allianz Utama Indonesia 395.058 381.935,4 577.330,1 693.901 5. PT Aviva Insurance 34.931 3.930,0 A - 6. PT Asuransi AXA Indonesia 107.132 135.806,4 143.711,9 161.800 7. PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. 128.423 141.583,4 B - 8. PT China Insurance Indonesia 28.569 39.200,7 65.993,5 69.334 9. PT Asuransi Chubb Indonesia 3 .119 3.119,0 3.119,0 6.239 10. PT Asuransi Hanjin Korindo 3 .402 13.103,3 3.814,8 6.822 11. PT Kurnia Insurance Indonesia 31.623 33.861,0 73.661,0 37.240 12. PT LIG Insurance Indonesia 73.153 60.675,0 67.542,0 70.786 13. PT MAA General Insurance 19.892 28.748,0 36.446,4 54.516

14. PT Asuransi Mitsui

Sumitomo Indonesia 404.655 505.953,4 623793,7 637.849 15. PT Pacific International Indonesia 8 .243 7.184,4 4.137,3 0,0 16. PT Asuransi Permata Nipponkoa Indonesia 138.254 125.556,8 145.897,7 146.910 17. PT AsuransiI QBE Pool Indonesia 89.508 91.869,0 130.897,0 124.028 18. PT Asuransi Samsung Tugu 51.271 41.189,0 40.172,0 92.689 19. PT SompoJapan Insurance Indonesia 87.112 01.642,0 107.157,9 117.810 20. PT Asuransi Tokio Marine Indonesia 282.161 343.900,8 507.598,8 500.406 21. PT Zurich Insurance Indonesia 73.652 4.214,0 3.426,1 149.448 22. PT Chartis Insurance Indonesia - - - 154.418 Sumber : BAPEPAM-LK, 2006-2009 Keterangan : A : pengalihan portofolio kepada PT Asuransi Mitsui Sumitomo B : pada buku perasuransian 2008, masuk ke kelompok perusahaan swasta nasional C : menjadi PT Chartis Insurance Indonesia Pada Tabel 2 dapat dilihat jumlah perusahaan asuransi kerugian joint venture tahun 2006 dan 2007 terdapat 21 perusahaan, sedangkan tahun 2008 dan 2009 terdapat 19 perusahaan. Jumlah tersebut tidaklah begitu banyak apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan asuransi kerugian di Indonesia. Asuransi kerugian sendiri menempati urutan kedua perusahaan asuransi terbanyak di Indonesia dari jumlah perusahaan perasuransian di Indonesia. Data tersebut dapat dihat pada Tabel 3. Tabel 3. Pertumbuhan jumlah perasuransian di Indonesia pada tahun 2006- 2009 No. Keterangan 2006 2007 2008 2009 1. Asuransi Jiwa Life Insurance 46 46 45 46 2. Asuransi Kerugian Non Life Insurance 94 94 90 89 3. Reasuransi Reinsurance 4 4 4 4 4. Penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Companies Administering Insurance Social Program and Workers Social Security Program 2 2 2 2 5. Penyelenggara Asuransi untuk PNS dan TNIPOLRI Companies Administering Insurance for Civil Servants and Armed ForcesPolice. 3 3 3 3 Jumlah 1 s.d 5 149 149 144 144 6. Pialang Asuransi Insurance Brokers 145 146 141 142 7. Pialang Reasuransi Reinsurance Brokers 23 23 21 22 8. Adjuster Asuransi Loss Adjusters 26 27 27 28 9. Konsultan Aktuaria Actuarial Consultants 30 30 28 29 10. Agen Asuransi Insurance Agents 6 8 10 14 Jumlah 6 s.d 10 230 234 227 235 Total 1 s.d 10 379 383 371 379 Sumber : BAPEPAM-LK, 2006-2009 Pada Tabel 3, tercantum data jumlah perusahaan perasuransian yang memiliki izin usaha untuk beroperasi di Indonesia per 31 Desember 2009, yaitu 379 perusahaan. Dari 379 perusahaan tersebut, perusahaan asuransi kerugian menempati urutan kedua jumlah perusahaan terbanyak, yaitu 89 perusahaan. Dari 89 perusahaan asuransi kerugian di Indonesia, 19 diantaranya adalah perusahaan asuransi kerugian joint venture di Indonesia. Sehingga apabila dibandingkan, jumlah perusahaan asuransi kerugian joint venture hanyalah sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah seluruh perusahaan asuransi kerugian di Indonesia. PP No 392008 yang mewajibkan semua perusahaan asuransi memiliki modal minimal Rp 40 miliar pada akhir 2008 dan Rp 100 miliar pada akhir 2010, hal tersebut menyebabkan persaingan lebih berkualitas dengan setiap perusahaan mempunyai modal minimal. Industri asuransi di Indonesia akan bersaing dengan pemilik modal yang besar dan skala besar, hal ini juga merupakan salah satu ancaman bagi perusahaan asuransi lokal di Indonesia dari masuknya perusahaan- perusahaan joint venture yang walaupun jumlah perusahaannya masih sedikit tetapi memiliki infrastruktur serta modal yang kuat. Berkembangnya industri perasuransian di Indonesia selain dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah perusahaan perasuransian juga dapat dilihat dari perkembangan jumlah investasi industri asuransi di Indonesia. Tabel 4. Perkembangan investasi industri asuransi di Indonesia tahun 2006- 2009 dalam miliar rupiah Tahun Asuransi Jiwa Asuransi Kerugian Re- Asuransi Asuransi Sosial dan Jamsostek Asuransi PNS, TNI, dan Polri Total 2006 62210,1 16236,4 864,8 50187,6 23439,7 152938,6 2007 91812,8 19061,0 978,2 62039,6 28419,9 202311,5 2008 90688,1 22727,8 1191,4 64181,4 32670,9 211459,6 2009 123438,8 27191,5 1503,7 84355,5 41478,6 277968,1 Pertumbuhan rata-rata investasi tahun 20409,6 3651,7 213,0 11389,3 6013,0 41676,5 Proporsi 49,0 8,8 0,51 27,3 14,4 100,0 Sumber : BAPEPAM-LK, 2010 Pada Tabel 4, dapat dilihat perusahaan asuransi kerugian memiliki persentase pertumbuhan rata-rata investasitahun yang cukup kecil dibandingkan dengan perasuransian lainnya. Walaupun demikian dengan pertumbuhan rata-rata investasi yang cukup kecil, perusahaan asuransi kerugian memiliki jumlah perusahaan asuransi yang banyak, yang seharusnya perusahaan asuransi kerugian memiliki potensi yang cukup besar di Indonesia. Selain dari banyaknya jumlah perusahaan asuransi kerugian dalam industri asuransi, perusahaan asuransi kerugian juga perlu diperhatikan karena seiring dengan semakin meningkatnya laju pembangunan di Indonesia pada berbagai bidang kehidupan, maka semakin meningkatnya jenis dan besar risiko pula yang akan dihadapi. Risiko tersebut dapat timbul dalam transportasi, rusaknya tidak dipertimbangka Di samping itu, selur dari kemungkinan r memiliki pengertian penanggulangan risiko hukum kepada pihak k Perusahaan asura cara, baik itu di pasa seperti gedung dan asuransi menaruh inve Indonesia. Berikut ada Indonesia dari tahun 200 Gambar 1. Portofolio Pada gambar 1 da untuk menaruh se berpenghasilan tetap Saham yang memili investasi tersebut. Me perusahaan juga tida real estate yang me 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 2006 berbagai bentuk, seperti kerusakan alat-ala ya proyek hasil pembangunan, dan lain-lain. H kan dapat menimbulkan kerugian finansial yan luruh pekerjaan yang telah diselesaikan pun pe n risiko kerusakan. Perusahaan asuransi ke an perusahaan asuransi yang memberika siko atas kerugian, kehilangan manfaat dan k ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pa suransi pada dasarnya dapat melakukan investasi sar uang maupun pasar modal bahkan investa n tanah. Tetapi pada umumnya sebagian be nvestasinya pada aset yang aman, termasuk PT adalah gambar grafik portofolio investasi PT hun 2006 hingga 2009. olio investasi PT Asuransi MSIG Indonesia 1 dapat dilihat bahwa PT Asuransi MSIG Indone sebagian besar investasi mereka pada ap dengan risiko rendah seperti deposito, obl iliki risiko tinggi hanya sebagian kecil da Menurut kebijakan investasi di PT Asuransi MS dak diperbolehkan menaruh investasinya pad erupakan investasi murni, karena dianggap 2007 2008 2009 lat, terganggunya n. Hal tersebut jika yang tidak sedikit. perlu dihindarkan kerugian sendiri ikan jasa dalam dan tanggungjawab dak pasti. asi dalam berbagai stasi pada aset riil, besar perusahaan T Asuransi MSIG T Asuransi MSIG ndonesia memilih investasi yang obligasi dan SBI. dari penempatan MSIG Indonesia, pada pinjaman dan p memiliki risiko SBI st ock bond t ime obl deposit s yang tinggi. Selain itu perusahaan juga memiliki tujuan investasi yang berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan no.424KMK.062003 mengenai pembatasan atas kekayaan investasi. Melalui penjelasan di atas dapat disimpulkan PT Asuransi MSIG Indonesia tergolong risk conservative, karena perusahaan tersebut menaruh sebagian besar investasinya pada aset yang aman dan berpenghasilan tetap. Investasi yang berisiko tinggi hanya dipakai pada sebagian kecil penempatan investasi. Agar penempatan dana perusahaan menjadi lebih efisien, maka harus dilakukan perhitungan portofolio optimum Markowitz yang merupakan portofolio investasi efisien yang dapat dibentuk dengan menempatkan portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan tingkat keuntungan tertinggi.

1.2. Perumusan Masalah