Perancangan Pusat Industri Kreatif Sebagai Wadah Pengembangan Perekonomian
LAMPIRAN
Gambar Poster Sidang Akhir (Sumber: Olah Data Pribadi)
(2)
4.2.2. Kelompok Kebutuhan Ruang
Tabel 4.1 Besaran Ruang untuk Kegiatan Administratif Ruang Kapasitas
(orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Hall 50 0.8 1 40 m² Tss Publik
Ruang informasi 2 3.2 1 6.4 m² Tss Publik
Pos keamanan 2 3.2 1 6.4 m² Tss Publik
Jumlah Sirkulasi 20%
Total Luas
52.8 m² 10.56 m² 63.36 m² = 63.4 m²
(3)
Tabel 4.2 Besaran Ruang untuk Kegiatan Pemasaran Ruang Kapasitas
(orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Retail
Retail tipe A
Retail tipe B
10 5 2.5 2.5 20 10 500 m² 125 m² Nad Nad Publik Publik Jumlah Sirkulasi 20% Total Luas 625 m² 125 m² 750 m²
(Sumber: http://e-journal.uajy.ac.id/6802/7/TA613444.pdf)
Tabel 4.3 Besaran Ruang untuk Kegiatan Pengelolaan Umum Ruang Kapasitas
(orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Ruang pimpinan 1 40 1 40 m² Nad Privat
(4)
Ruang rapat 25 2.5 1 62.5 m² Ajm Privat
Pantry 4 2 1 8 m² As Privat
Toilet 6 3 2 36 m² Nad
Jumlah Sirkulasi 40%
Total Luas
218.5 m² 87.4 m² 305.9 m² = 306 m²
(Sumber: http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi4224757843770.pdf)
Tabel 4.4 Besaran Ruang untuk Kegiatan Seni Rupa Ruang Kapasitas
(orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Ruang karyawan 12 3 2 72 m² Nad Privat
Ruang produksi 12 2.5 1 30 m² Sl Publik
Pantry 3 2 1 6 m² As Privat
Toilet 6 3 2 36 m² Nad
(5)
Jumlah Sirkulasi 20%
Total Luas
180 m² 3.6 m² 183.6 m²
(Sumber: http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi4224757843770.pdf)
Tabel 4.5 Besaran Ruang untuk Kegiatan Fashion
Ruang Kapasitas (orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Ruang karyawan 11 3 2 66 m² Tss Privat
Ruang produksi 11 2.5 1 27.5 m² Sl Publik
Pantry 3 2 1 6 m² As Privat
Toilet 6 3 2 36 m² Nad Privat
Gudang 3 6 2 36 m² As Privat
Jumlah Sirkulasi 20%
Total Luas
171.5 m² 34.3 m² 205.8 m²
(6)
Tabel 4.6 Besaran Ruang untuk Kegiatan Kuliner Ruang Kapasitas
(orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Ruang karyawan 30 3 2 180 m² Tss Privat
Dapur 10 1.5 3 45 m² As Privat
Ruang pemasaran 20 2 3 120 m² As Publik
Toilet 6 3 2 36 m² Nad Privat
Gudang 3 6 1 18 m² Tss Privat
Jumlah Sirkulasi 20%
Total Luas
399 m² 79.8 m² 478.8 m²
(7)
Tabel 4.7 Besaran Ruang untuk Kegiatan Kerajinan
Ruang Kapasitas
(orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Ruang karyawan 11 3 2 66 m² Tss Privat
Ruang produksi 7 4 1 28 m² Nad Publik
Ruang finishing 4 7 1 28 m² Nad Privat
Pantry 3 2 1 6 m² As Privat
Toilet 3 6 18 m² Nad Privat
Jumlah Sirkulasi 20%
Total Luas
146 m² 29.2 m² 175.2 m²
(8)
Tabel 4.8 Besaran Ruang untuk Kegiatan Periklanan
Ruang Kapasitas (orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Ruang karyawan 11 3 2 66 m² Nad Privat
Ruang produksi 11 2.5 1 27.5 m² Sl Publik
Pantry 3 2 1 6 m² As Privat
Toilet 6 3 2 36 m² Nad Privat
Gudang 3 6 1 18 m² Tss Privat
Jumlah Sirkulasi 20%
Total Luas
153.5 m² 30.7 m² 184.2 m²
(9)
Tabel 4.9 Besaran Ruang untuk Kegiatan Penerbitan dan Percetakan
Ruang Kapasitas (orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Ruang karyawan 11 3 2 66 m² Nad Privat
Ruang produksi 11 2.5 1 27.5 m² Sl Publik
Pantry 3 2 1 6 m² As Privat
Toilet 6 3 2 36 m² Nad Privat
Gudang 3 6 1 18 m² Tss Privat
Jumlah Sirkulasi 20%
Total Luas
153.5 m² 30.7 m² 184.2 m²
(10)
Tabel 4.10 Besaran Ruang untuk Kegiatan Pendidikan
Ruang Kapasitas (orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Aula 80 3 1 240 m² Tss Publik
Toilet 6 3 2 36 m² Nad Publik
Gudang
Ruang Administrasi
Pos keamanan +
Ruang CCTV 5 1 2 6 18 9 1 1 1 30 m² 18 m² 18 m² As As As Publik Publik Privat Jumlah Sirkulasi 20% Total Luas 342 m² 68.4 m² 410.4 m²
(11)
Tabel 4.11 Besaran Ruang untuk Kegiatan Servis
Ruang Kapasitas
(orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Pos keamanan 2 2 1 4 m² Tss Privat
Gudang 2 6 8 96 m² Tss Servis
Ruang klinik 5 3 2 30 m² Tss Publik
Ruang panel listrik 2 3 1 7 m² Nad Servis
Ruang panel kebakaran 2 3 2 12 m² Nad Servis
Ruang genset 2 45 1 90 m² Nad Servis
Ruang PABX 1 3 2 6 m² Nad Servis
Ruang monitor (CCTV) 4 20 2 160 m² Nad Servis
Musholla 20 2 1 40 m² SI Servis
Toilet 10 3 2 60 m² Tss Servis
ATM centre 1 2 2 4 m² As Publik
Loading dock 6 kendaraan 14.80x2.50
m²/kendaraan
1 222 m² Nad Servis
(12)
Sirkulasi 20% Total Luas
101.8 m² 610.8 m²
(Sumber:http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi4224757843770.pdf)
Tabel 4.12 Besaran Ruang Foodcourt
Ruang Kapasitas (orang)
Standar (m²)
Unit Luas Sumber Zoning
Ruang makan 50 1.6 15 1200 m² Tss Publik
Dapur 20%
R.makan
7 1680 m² Nad Publik
Ruang penyaji 2 5 15 150 m² As Privat
Diplay menu 3 4 15 180 m² As Publik
Ruang pendingin 1 2 15 30 m² As Privat
Tempat peralatan 1 2 15 30 m² As Privat
(13)
6 3 2 36 m² Nad Publik
Gudang 2 6 15 180 m² Tss Privat
Jumlah Sirkulasi 30%
Total Luas
3,480 m² 1,044 m² 4,524 m²
(Sumber: http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!@file_skripsi/Isi4224757843770.pdf)
Tabel 4.13 Besaran Ruang Area Parkir
Ruang Kapasitas (kendaraan)
Standar (m²)
Luas Sumber Zoning
Parkir pengunjung
Parkir mobil 50 mobil 12.5 625 m² Nad Publik
Parkir motor 80 motor 2 160 m² Nad Publik
Parkir pengelola
Parkir mobil 25 mobil 12.5 312.5 m² Nad Publik
(14)
Jumlah Sirkulasi 100%
Total Luas
1217.5m² 1217.5 m² 2,435 m²
(15)
DAFTAR PUSTAKA
Benjamin, Andrew. 2010. Writing Art and Architecture. Australia
Benson, John F and Roe, Maggie. 2007. Landscape and Sustainability. Canada
Feilden, Bernard M. 2008. Conservation oh Historic Buildings. Edisi ke-3
Goldsmith, Selwyn. 2000. Universal Design
Groat, Linda and Wang, David. 2013. Architecture Research Methods. Edisi ke-2
Is, M. Santamour. 2006. Environmental Design of Urban Buildings. London
Kahn, Matthew E. 2006. Green Cities Urban Growthand the Environment.
Washington, D.C
Kelompok Kerja Indonesia Design Power. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif
Indonesia 2025
Mebidangro: Peraturan presiden nomor 52 tahun 2011 tentang Rencana Tatat Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek, jilid 1. Edisi ke-33. Jakarta. Erlangga
Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek, jilid 2. Edisi ke-33. Jakarta. Erlangga
Rizki, Aditya. 2011. Industri Kreatif di Indonesia.
http://www.adityarizki.net/industri-kreatif-di-indonesia/. Diakses pada
tanggal 11 Maret 2016
Rozi, Fakhrur. 2015. Sumut Potensial untuk Pengembangan Industri Kreatif.
http://www.koran-sindo.com/news.php?r=4&n=24&date=2015-12-20. Diakses pada tanggal 4 Maret 2016
(16)
Stake Robert E. 2010. Qualitative Research. London
Suara Karya. 2016. Industri Kreatif Masih Potensial.
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4060/Industri-Kreatif-Masih-Potensial. Diakses pada tanggal 28 Februari 2016
Surdipa, Dewa Made Teguh. 2015. Industrial Concept.
https://1219251044dewamadeteguhsuradipa.wordpress.com/2015/03/16/kons ep-eksplorasi-design-interior/. Diaksespada tanggal 25 Maret 2016.
TA613444. http://e-journal.uajy.ac.id/6802/7/TA613444.pdf. Diakses pada
tanggal 27 Maret 2016
Wahono, Satrio. 2015. Ini Dia Tiga Syarat Industri Kreatif!.
http://www.serambi.co.id/gagas/30/ini-dia-tiga-syarat-industri-kreatif-#.VuIcvn197Dc. Diakses pada tanggal 11 Maret 2016
Wikipedia Indonesia. 2016. Industri Kreatif.
https://id.wikipedia.org/wiki/Industri_kreatif. Diakses pada tanggal 4 Maret 2016
Xiang, Jia. 2014. Industri Kreatif Salah Satu Pilar Ekonomi Beijing.
http://www.jia-xiang.biz/industri-kreatif-salah-satu-pilar-ekonomi-beijing/. Diakses pada tanggal 11 Maret 2016
10107. http://lib.unnes.ac.id/10129/1/10107.pdf. Diakses pada tanggal 22 Maret 2016
6TA12443. http://e-journal.uajy.ac.id/2057/7/6TA12443.pdf. Diakses pada
tanggal 27 Maret 2016
6TA12661. http://e-journal.uajy.ac.id/1661/7/6TA12661.pdf. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016
6TA12678. http://e-journal.uajy.ac.id/633/7/6TA12678.pdf. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016
(17)
BAB III
METODE PENDEKATAN PERANCANGAN
Metode pendekatan perancangan menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan selama proses pra-perancangan, dimulai dari menetukan kawasan, melakukan diskusi dan asistensi, melakukan studi lapangan dan studi pustaka, hingga akhirnya dapat menetukan lokasi site perancangan dan menentukan fungsi bangunan yang dirancang. Berikut ini dijelaskan mengenai metode pendekatan perancangan secara lebih rinci.
3.1. Tahap 1
Gambar 3.1 Maket Kawasan Eksisting (Sumber: Tim Kerja)
Penetapan lokasi yang sudah ditentukan belum mampu mewujudkan kepuasan tersendiri bagi tim kerja dan dosen pembimbing. Hal ini dikarenakan kawasan yang belum relevan untuk diciptakannya fungsi bangunan yang sudah disetujui oleh dosen pembimbing maupun tim kerja.
Bangunan 1 lantai Bangunan 2-3 lantai Bangunan industri Fasilitas pendidikan RTH
(18)
Tabel 3.1 Tahap 1 (Survei Lokasi)
Tanggal Keterangan
Senin, 22 Februari 2016 Briefing dan diskusi bersama tim kerja dan dosen
pembimbing mengenai program kerja dan penentuan lokasi proyek.
Selasa, 23 Februari 2016 Diskusi bersama tim kerja dan dosen pembimbing mengenai lokasi pasti proyek dan pengarahan untuk survei lokasi (survei lapangan).
(Sumber: Tim Kerja)
Pada awalnya sebelum menentukan untuk penetapan keputusan akan renewal kawasan Pulo Brayan, kawasan proyek yang diajukan oleh tim kerja yaitu Sei Mangke, Kab. Simalungun dan Kuala Namu. Setelah tahapan diskusi dilakukan akhirnya diputuskan lokasi proyek yang diambil berada di kawasan Bengkel Pulo Brayan sebagai kawasan pengembangan Mebidangro.
3.2. Tahap 2
Tabel 3.2 Tahap 2 (Survei Lokasi)
Tanggal Keterangan
Rabu, 24 Februari 2016
Survei lokasi di Bengkel Pulo Brayan, mengumpulkan dan mencatat data-data lokasi.
Kamis, 25 Februari 2016
Membahas hasil data survei. Mengasistensikan dan mendiskusikannya bersama dengan tim kerja dan dosen pembimbing.
Jum’at, 26 Februari 2016
Menganalisa site kawasan bersama dengan tim kerja dan dosen pembimbing. Dimulai dengan peraturan yang diterapkan pada kawasan perancangan, pemilihan tema perancangan kawasan dan membuat sketsa cepat
(19)
mengenai rencana perancangan kawasan. (Sumber: Tim Kerja)
Adanya berbagai pendapat dari tim kerja yang muncul mengaibatkan
kemunculan ide-ide baru yang dapat diterapkan pada renewal kawasan Pulo
Brayan ini. Dengan bantuan dosen pembimbing, maka pendapat-pendapat dari masing-masing individu dapat disatukan dan dapat menciptakan suatu renewal development yang diharapkan. Pada tahap ini disimpulkan bahwa kawasan
Bengkel Pulo Brayan akan dilakukan renewal development dengan menambahkan
fungsi-fungsi bangunan yang dapat memfasilitasi kegiatan yang tidak hanya kegiatan masyarakat sekitar tetapi juga masyarakat diluar kawasan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan kawasan ini sebagai daerah yang menjanjikan dan memberikan input bagi kota Medan dan daerah perencanaan Mebidangro.
3.3. Tahap 3
Dengan persetujuan yang terpilih akan renewal development di Pulo
Brayan, maka dimulailah kembali jalan yang terhambat yang terjadi dengan lika-liku pendapat yang muncul dari tim kerja serta pengambilan keputusan terakhir
akan bentukan renewal seperti apa yang akan diwujudkan pada kawasan Pulo
Brayan.
Tabel 3.3 Tahap 3 (Survei Lokasi)
Tanggal Keterangan
Selasa, 01 Maret 2016 Survei tim kerja ke Kantor PT. KAI di Jl. Jawa
untuk menyampaikan surat izin wawancara dengan pihak PT. KAI perihal perencanaan kawasan pada tanah milik PT. KAI.
Survei tim kerja ke BWS (Badan Warisan
(20)
Kamis, 03 Maret 2016 Survei tim kerja dan dosen pembimbing ke kantor PT. KAI menanyakan surat balasan untuk izin wawancara, namun belum mendapatkan surat balasan.
Survei tim kerja ke Perpustakaan Daerah untuk
mencari data sejarah Kota Medan.
Jum’at, 04 Maret 2016 Survei kembali tim kerja ke Perpustakaan Daerah untuk mencari data sejara kawasan Bengkel Pulo Brayan.
Survei kembali tim kerja ke BWS (Badan
Warisan Sumatera) dan bertemu dengan beberapa narasumber. Survei ini mendapatkan hasil informasi mengenai data sejarah kota Medan, sejarah kawasan Bengkel Pulo Brayan dan sejarah mengenai kereta api di Kota Medan.
(Sumber: Tim Kerja)
Tema yang akan diambil disesuaikan dengan keadaan sejarah dari kawasan. Kawasan perancangan Polo Brayan sendiri merupakan peninggalan sejarah dari kesultanan Deli. Sehingga pada penerapannya sendiri dapat diambil
tema yang berhubungan dengan sustainable sehingga pengunjung dari kawasan
ini dapat merasakan impact yang bermanfaat.
Dengan kesepakatan bersama yang dilakukan tim kerja dan didampingi oleh dosen pembimbing, maka kawasan yang akan dirancang ini akan diberi nama “Green Deli Oasis”. Untuk penamaan kawasan tersebut telah disetujui oleh dosen pembimbing, dengan penamaan kawasan tersebut tim kerja berharap kawasan yang dirancang nantinya akan menciptakan suasana hijau dengan memunculkan unsur air yang tercipta dari sungai deli maupun danau yang sengaja dirancang tim kerja pada jalan menara. Suasana hijau yang tercipta muncul dari lansekap setiap site dari fungsi bangunan masing-masing individu dari tim kerja.
(21)
Selanjutnya, dengan penetapan nama kawasan yang telah disepakati bersama, tim kerja mulai melakukan tahap merancang dengan memperhitungkan beberapa aspek diantaranya:
a. Aksesbilitas
b. Sirkulasi kendaraan
c. Sirkulasi pejalan kaki
d. Efisiensi perancangan tapak
e. Konektivitas antara fungsi bagunan satu dengan bangunan lainnya
Dengan ditentukannya aspek tersebut, maka tim kerja memulai merancang dengan tetap mempertimbangkan masukan individu dari tim kerja maupun dosen pembimbing sendiri.
Gambar 3.2 Rancangan Kawasan Awal (Sumber: Tim Kerja)
(22)
Setelah menetapkan hasil akhir Masterplan Kawasan Bengkel Pulo Brayan, maka diputuskan desain fungsi bangunan yang akan dirancang oleh masing-masing tim kerja adalah sebagai berikut :
a. Apartemen, dengan tema Hi-Tech,
b. Concert hall, dengan tema arsitektur futuristik
c. Convention and Exhibition, dengan tema Arsitektur Hemat Energi d. Youth center, dengan tema greenarchitechture
e. Museum sejarah Kota Medan dengan tema Arsitektur Neo-Vernakular
f. Pusat Industri Kreatif, dengan tema arsitektur industrial
g. Stasiun KA, dengan tema Hi-Tech.
3.4. Tahap 4
Tabel 3.4 Tahap 4 (Survei Lokasi)
Tanggal Keterangan
Sabtu - Senin, 05 - 07 Maret 2016
Mengerjakan rancangan Masterplan Kawasan Bengkel Pulo Brayan bersama dengan tim kerja.
Selasa, 08 Maret 2016 Mendiskusikan hasil rancangan Masterplan Kawasan
Bengkel Pulo Brayan bersama tim kerja dan dosen pembimbing.
Rabu - Jum’at, 09 - 11 Maret 2016
Mengerjakan maket kawasan existing.
(Sumber: Tim Kerja)
Dengan berbagai revisian yang ada, tim kerja akan kembali ke titik awal yang muncul diakibatkan kurang efisiennya kawasan yang dirancang tersebut dalam hal aksesbilitas dan bentukan kawasan itu sendiri. Oleh karena itu, tim kerja memutuskan untuk merancang ulang kawasan tersebut.
(23)
Gambar 3.3 Proses Revisi Kawasan (Sumber: Tim Kerja)
3.5. Tahap 5
Dalam kasus perancangan arsitektur 6 ini, adakalanya kendala yang dihadapi membuat kita berbalik kebelakang untuk memperbaiki apa yang kurang dari rancangan kawasan tersebut. Hal inilah yang dirasakan oleh tim kerja. Pada mulanya rancangan yang sudah dirancang telah disetujui oleh dosen pembimbing.
Tetapi, pada sidang preview 2 salah satu dosen penguji memberikan
kritikan dan masukan yang sangat membangun untuk rancangan kawasan tersebut. Masukan tersebut menjadi motivasi bagi tim kerja untuk memperbaiki rancangan
tersebut dengan memperhatikan kritik dan saran yang muncul dari sidang preview
(24)
Gambar 3.4 Proses Revisi Kawasan (Sumber: Tim Kerja)
Gambar 3.5 Eksterior Pedestrian (Sumber: Tim Kerja)
(25)
Gambar 3.6 Eksterior Pedestrian (Sumber: Tim Kerja)
Gambar 3.7 Eksterior Pedestrian (Sumber: Tim Kerja)
(26)
Gambar 3.8 Eksterior Pedestrian (Sumber: Tim Kerja)
Gambar 3.9 Eksterior Pedestrian (Sumber: Tim Kerja)
(27)
Gambar 3.10 Eksterior Pedestrian (Sumber: Tim Kerja)
Gambar 3.11 Eksterior Pedestrian (Sumber: Tim Kerja)
(28)
3.6. Tahap 6
Dengan saran dosen penguji dalam hasil sidang preview 2, maka tim kerja
merevisi ulang masterplan yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, dengan saran dosen penguji tersebut maka jalan yang terpilihpun telah ditetapkan. Adapun jalan yang terpilih tersebut yaitu:
a. Sirkulasi pejalan kaki
b. Fasilitas umum dan fasilitas social
c. Mengubah site youth center dengan concert hall, apartemen denagn
museum
d. Menambahkan fasilitas fasilitas umum pada perumahan
e. Menetapkan TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
Gambar 3.12 Hasil Akhir Kawasan (Sumber: Tim Kerja)
(29)
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 4.1.1. Analisa Eksisting
4.1.1.1. Analisa syarat tapak
Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi tapak, antara lain:
a. Kemudahan aksesbilitas
b. Dalam kawasan rancangan tersebut belum terdapat Pusat Industri
Kreatif
c. Terdapat fasilitas-fasilitas penunjang lainnya dalam kawasan
tersebut.
4.1.1.2. Lokasi Tapak (Site)
Berlokasi di Pulo Brayan tepatnya di Jalan Bengkel, Kecamatan Medan Timur.
(30)
Gambar 4.1 Peta Lokasi Tapak (Sumber: Google Earth)
Jalan Bengkel adalah wilayah yang memiliki lebih banyak potensi yang sesuai dengan kriteria lokasi, serta berdekatan dengan permukiman penduduk yang merupakan sasaran utama pembangunan pusat industri kreatif.
4.1.1.3. Analisa Kontur
Kontur pada tapak perancangan dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(31)
Gambar 4.2 Analisa Kontur (Sumber: RUTRK Medan)
4.1.1.4. Kondisi Eksisting a. Potensi Tapak
Potensi yang sangat baik untuk keberadaan pusat industri kreatif. Dimana saat ini daerah pada sekitar tapak belum terdapat sebuah sarana industri kreatif yang terpusat untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Diharapkan dengan keberadaan pusat industri kreatif ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar dengan cara bekerja di industri sesuai keahlian masing-masing individu serta pendapatan yang dihasilkan dari penjualan produk-produk yang diproduksi.
b. Aksesbilitas ke Tapak
Analisa aksesbilitas ini bertujuan untuk memperoleh letak main
entrance dan sideentrance pada bangunan pusat industri kreatif.
Kriteria yang perlu diperhatikan dalam perancangan entrance
(32)
Mudah dikenali dengan ruang yang cukup untuk sirkulasi keluar masuk kendaraan
Entrance mendukung keberlangsungan aktivitas dan fungsi bangunan
Keselamatan bagi pejalan kaki.
4.1.1.5. Peraturan
Ketentuan RUTRK Medan terhadap lokasi perancangan yang berada di Jalan Bengkel, kelurahan Pulau Brayan, kecamatan Medan Timur adalah sebagai berikut :
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sebesar 80% (gambar 4.3)
b. Ketinggian Lantai Bangunan (KLB) maks.30 lantai (gambar 4.4)
Gambar 4.3 Rencana Koefisien Dasar Bangunan Kecamatan Medan Timur (Sumber : RUTRK Medan)
(33)
Gambar 4.4 Rencana Pola Ruang Kecamatan Medan Timur (Sumber : RUTRK Medan)
4.1.1.6. Analisa Sirkulasi
Lokasi yang terletak pada Jalan Bengkel memiliki luas jalan ± 8 meter. Sirkulasi pada tapak hanya memliki 1 jalur yaitu hanya diperuntukkan pada kendaraan.
Gambar 4.5 Analisa Sirkulasi (Sumber: Hasil Analisa)
(34)
4.1.1.7. Analisa Orientasi
a. Matahari
Analisa matahari merupakan analisa yang akan memberikan solusi bagaimana perancangan berupa pusat industri kreatif dapat memenuhi syarat kenyamanan bagi pengguna bangunan. Sudut elevasi sinar matahari berubah tiap bulan yang akan berpengaruh terhadap bayangan sinar matahari dan cahaya yang masuk ke tapak maupun bangunan. Pada kondisi eksisting matahari terbit dari timur dan tenggelam ke arah barat.
Tabel 4.1 Analisa Matahari
Arah lintasan matahari datang dari arah timur Jalan Bengkel menuju arah barat Jalan Yos Sudarso.
Tanggapan:
Perletakan massa bangunan sebaiknya menghadap utara atau selatan.
(Sumber: Hasil Analisa)
b. Angin
Analisa tentang angin sangat membantu dalam perancangan bangunan. Dimana dalam analisa ini, dapat menentukan arah bukaan jendela, fasad dan lainnya. Angin yang paling besar didapatkan dari arah selatan. Pada tapak angin berhembus sedang dengan kondisi arah angin yang dominan yaitu dari arah timur yang dapat digunakan untuk menghapus panas dalam ruangan.
(35)
Tabel 4.2 Analisa Angin
Angin yang berhembus lebih dominan yaitu arah selatan
Tanggapan:
Bukaan ventilasi yang besar pada area dinding massa bangunan komersil dapat membuat cross ventilasi yang baik. .
(Sumber: Hasil Analisa)
4.1.1.8. Analisa Bangunan Sekitar
Bangunan yang terdapat di sekitar site merupakan bangunan bersejarah pada masa kejayaan transportasi kereta api. Seperti stasiun KA Pulo Brayan, rumah pejabat DSM, musholla, YWKA, batalyon Zipur, menara air, perumahan PT.KAI dan perumahan Zipur.
Gambar 4.6 Analisa Bangunan Sekitar (Sumber: Hasil Analisa) Angin
Angin
(36)
4.1.1.9. Analisa Lalu Lintas
Analisa tentang lalu lintas merupakan arah lalu lintas dari dan menuju kawasan perancangan yang terlihat padat lancar. Untuk yang
melewati fly over kendaraan lancar, tetapi jika melewati jalan dibawah fly
over (Jalan Yos Sudarso dan Jalan Cemara) maka arus lalu lintas terbilang
macet. Titik lampu merah pada kawasan ini terdapat di persimpangan Jalan Krakatau-Jalan Cemara dan persimpangan Jalan Yos Sudarso-Jalan Cemara. Untuk itu pada perancangan kembali kawasan Bengkel Pulo Brayan, jalan ini akan diperlebar. Ini bertujuan untuk mengurangi penumpukkan kendaraan dan memberikan ruang hawa untuk banguna
yang berda dibawah fly over.
Berikut adalah uraian untuk intensitas kendaraan disekitar kawasan perancangan :
a. Jalan Cemara : padat lancar, dengan
dominasi kendaraan pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.
b. Jalan Krakatau : padat lancar, dengan
dominasi kendaraan pribadi beroda empat, kendaraan berat dan angkutan umum.
c. Fly over : lancar, dengan dominasi
kendaaran pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.
d. Jalan Yos Sudarso : sedikit macet, dengan
dominasi angkutan umum, kendaraan pribadi roda dua dan empat.
(37)
e. Jalan Bengkel dan Jalan Lampu : lancar, sedikit yang melintas jalan ini karena daerah
permukiman penduduk.
Dominasi kendaraan di jalan ini adalah kendaraan roda dua.
4.1.1.10.Analisa View
a. View ke dalam
Gambar 4.7 Analisa View ke Dalam (Sumber: Hasil Analisa)
(38)
b. View ke luar
Gambar 4.8 Analisa View ke Luar (Sumber: Hasil Analisa)
4.1.1.11.Analisa Sarana dan Prasarana
a. Kondisi Sarana
Sarana yang tersedia pada kawasan perancangan sebagai berikut:
Sarana pendidikan
Sarana ibadah
Gambar 4.9 Sarana Ibadah di Sekitar Kawasan (Sumber: Hasil Analisa)
(39)
Sarana kesehatan
Gambar 4.10 Sarana Kesehatan di Sekitar Kawasan (Sumber: Hasil Analisa)
Kondisi Prasarana
Jaringan komunikasi
Jaringan listrik
Saluran pembuangan air hujan/drainase
Tempat pembuangan sampah
Jaringan air bersih
Sarana perkereta apian
Gambar 4.11 Sarana Perkereta Apian di Sekitar Kawasan (Sumber: Hasil Analisa)
(40)
4.1.2. Analisa Rancangan Kawasan Baru 4.1.2.1. Lokasi Tapak (Site)
Gambar 4.12 Lokasi Site (Sumber: Olah Data Pribadi)
(41)
4.2. Analisa Fungsional 4.2.1. Analisa kebutuhan ruang
Tabel 4.3 Kelompok Kebutuhan Ruang
No Kelompok Kegiatan Pengguna Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang
1 Kegiatan Administratif Pengunjung
Karyawan
Datang Entrance
Parkir Tempat parkir
Masuk Hall/lobby
Plasa
Menanyakan informasi Ruang informasi
Keamanan Pos keamanan
2 Kegiatan Pemasaran Pengunjung
Karyawan
Masuk Hall
Membeli produk Retail
3 Kegiatan Pengelolaan
Karyawan
a. Pengelolaan Umum Datang Entrance pengelola
(42)
Parkir Parkir pengelola
Bekerja Ruang pimpinan
Ruang staff Ruang rapat Pantry
Metabolisme Toilet
a. Pengelolaan Divisi Seni Rupa Karyawan
Bekerja
Ruang karyawan Ruang produksi Pantry
Metabolisme Toilet
Penyimpanan barang Gudang
b. Pengelolaan Divisi Mode (fashion) Karyawan
Bekerja
Ruang karyawan Ruang produksi Pantry
Metabolisme Toilet
Penyimpanan barang Gudang
c. Pengelolaan Divisi Kuliner Karyawan Bekerja Ruang karyawan
(43)
(dapur)
Ruang pengemasan
Metabolisme Toilet
Penyimpanan barang Gudang
d. Pengelolaan Divisi Kerajinan Karyawan Bekerja Ruang karyawan
Ruang kerja Ruang finishing Pantry
Metabolisme Toilet
e. Pengelolaan Divisi Periklanan Karyawan Bekerja Ruang karyawan
Ruang produksi
Metabolisme Toilet
Penyimpanan barang Gudang
f. Pengelolaan Divisi Penerbitan dan
Percetakan
Karyawan Bekerja Ruang karyawan
Ruang produksi
Metabolisme Toilet
Penyimpanan barang Gudang
(44)
Metabolisme Toilet
5 Kegiatan Servis Pengunjung
Karyawan
Parkir Area parkir
Keamanan Pos keamanan
Gudang Ruang klinik Ruang panel listrik Ruang panel kebakaran Ruang genset Ruang PABX Mengontrol kegiatan
pengunjung
Ruang monitor (CCTV)
Makan dan minum Kantin
Metabolisme Toilet
Musholla ATM centre Loading dock
(45)
4.2.2. Analisa Program Ruang
Tabel 4.4 Kelompok Program Ruang
No Ruang Total (m²)
1 Kegiatan Administratif 63.4 m²
2 Kegiatan Pemasaran 750 m²
3 Kegiatan Pengelolaan
a. Kegiatan Pengelolaan Umum
b. Kegiatan Seni Rupa
c. Kegiatan Fashion
d. Kegiatan Kuliner
e. Kegiatan Kerajinan
f. Kegiatan Periklanan
g. Kegiatan Penerbitan dan Percetakan
306 m² 183.6 m² 205.8 m² 478.8 m² 175.2 m² 184.2 m² 184.2 m²
4 Kegiatan Pendidikan 2531.2 m²
5 Kegiatan Servis 610.8 m²
6 Foodcourt 4,524 m²
(46)
Jumlah 10,101 m²
Sirkulasi (30%) 3,030.3 m²
Total Seluruh Kebutuhan Ruang 3040.401 m²
(Sumber: Asumsi penulis)
Keterangan:
Ajm AJ Metrik Hanbook
Nad Neufert, Architec Data
Tss Time-saver Standart
Ptah Planning theatre Hanbook
(47)
4.2.3. Analisa Suasana Ruang
Analisa suasana ruang merupakan suasana ruang yang diciptakan haruslah aman, nyaman serta mendukung kegiatan yang ada di dalam maupun diluar bangunan. 4.2.4. Analisa Bentuk
Bentuk dasar bangunan disesuaikan dengan karakteristik bangunan. Penyesuaian bentuk dasar dengan karakteristik bangunan harus disesuaikan dengan sifat bentuk. Adapun sifat-sifat bentuk ialah:
a. Bentuk terpusat
Merupakan sebuah bentuk yang terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder.
b. Bentuk linier
Merupakan suatu urutan dalam satu garis dan ruang-ruang yang berulang
c. Bentuk radial
Merupakan sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang-ruang linier yang berkembang menurut arah jari-jari
d. Bentuk cluster
Merupakan kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual
e. Bentuk grid
Merupakan peetakan ruang-ruang dalam daerah structural grid atau struktur 3 dimensi lain.
4.3. Analisa Teknologi 4.3.1. Analisa Struktur
Singgasana Creative Centre memiliki karakter bangunan tinggi pada umumnya,
sehingga penggunaan struktur bangunan tinggi menjadi struktur yang akan digunakan. Dasar pertimbangan pemilihan struktur meliputi kemudahan pelaksanaan, fleksibilitas dan efektivitas ruang, daya tahan terhadap kebakaran, mampu membuat massa bangunan dengan banyak jendela dan mampu dipasang saluran utilitas yang banyak sekalipun.
(48)
a. Bagian atas atau atap
Atap merupakan bagian bangunan yang terletak di atas bangunan atau massa bangunan. Perencanaan dan pemilihan struktur atap didasari oleh beberapa pertimbangan, yaitu:
Pemilihan bentuk atap.
Penutup atap yang digunakan.
Konstruksi atap yang digunakan.
Faktor estetika.
b. Bagian tengah atau badan bangunan
Bagian tengah atau badan bangunan merupakan bagian bangunan yang mewadahi kegiatan atau aktivitas pada bangunan. Pertimbangan dalam perencanaan struktur pada bagian badan bangunan, yaitu:
Karakteristik kegiatan dan ruang atau fungsi.
Bentuk atau massa bangunan.
Bentuk dan tatanan ruang.
Material atau bahan yang digunakan.
c. Bagian kaki atau pondasi
Bagian kaki atau pondasi merupakan bagian yang berhubungan langsung dengan tanah dan meneruskan beban ke tanah pendukung. Pertimbangan pada perencanaan pondasi , yaitu:
Kondisi dan karakteristik tanah.
Daya dukung tanah
Sistem penyaluran gaya.
Beban bangunan.
4.3.2. Analisa Konstruksi
Konstruksi merupakan komponen atau bagian bangunan yang berguna untuk mewujudkan suatu bentuk bangunan dan merupakan proses pembentukan hubungan antara dua jenis bahan atau lebih menjadi satu kesatuan yang utuh dan kokoh. Pertimbangan dalam pemilihan konstruksi yang digunakan yaitu:
a. Kekuatan dan daya tahan terhadap kondisi alam
b. Efektifitas bahan yang digunakan
(49)
d. Karakteristik dan sifat bahan yang digunakan
e. Kekuatan dan daya tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja
Berdasarkan fungsi bangunan Singgasana Creative Centre dapat menggunakan
struktur rangka dengan struktur dinding menggunakan baja.
4.3.3. Analisa Utilitas
Sistem prasarana utilitas untuk bangunan tingkat rendah mempunyai sistem yang biasanya sesuai dengan tinggi dan bentuk bangunan itu sendiri. Untuk sistem utilitas bangunan pada industri ini meliputi :
a. Sistem fire protection
Merupakan pengamanan terhadap bahaya kebakaran dan sekaligus terhadap kemungkinan bahaya kebakaran. Sistem penanggulangan bahaya kebakaran dapat dikelompokkan menjadi:
Sistem deteksi
- Heat detector : digunakan sebagai alat deteksi apabila panas pada ruangan mengalami kenaikan yang drastis dan cenderung bahaya. Standart kebutuhan alat 1unit/75 m²
- Smoke detector : digunakan sebagai alat deteksi apabila pada ruangan terdapat asap yang melebihi kadar yang ditentukan. Pemakaian berdampingan
dengan heat detector. Standart kebutuhan aalat
1 unit/75 m²
- Fire alarm : alarm peringatan yang akan berbunyi apabila ada kebakaran ataupun asap yang melebihi standart yang dideteksi oleh heat detector dan smoke detector. Standart kebutuhan 1 unit/225 m².
Sistem represif
Sebagai sistem untuk menanggulangi meluasnya bahaya kebakaran. Meliputi alat pemadam kebakaran dan penunjangnya. Dan kesiapan alat tersebut untuk digunakan sewaktu-waktu. Sistem yang dipakai, yaitu:
(50)
- Fire hydrant : merupakan pilar-pilar yang dipasang pada tempat-tempat yang strategis
diluar bangunan saluran yang
berhubungan dengan sumber air
dengan jangkauan standar sekitar 800 m²
- Automatic sprinkler system : pemadam api otomatis yang terpasang pada plafond yang menyemprot air sesuai dengan suhu ruangan yang
memanas. Standart sprinkler sistem 1
unit/25 m².
Penyelamatan penghuni
Usaha untuk menyelamatkan penghuni dari bahaya kebakaran yang terjadi, yaitu:
- Merancang tangga darurat.
- Pintu-pintu darurat.
b. Sistem air bersih
Sistem air bersih yang dapat digunakan dalam bangunan bersumber dari PDAM dari deep well. Sistem pendistribusian air yang biasa digunakan antara lain: Up feed distribution
Air dipompakan langsung dari ground reservoir menuju oulet. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain fire hydrant dank ran-kran umum.
Down feed distribution
Air dari ground reservoir dipompakan menuju tangki atas dan
didistribusikan menuju outlet dengan bantuan gravitasi. Digunakan untuk outlet-outlet antara lain sprinkler head, toilet dan dapur.
c. Sistem air kotor
Terdapat beberapa hal terkait sistem pembuangan air kotor yang perlu diperhatikan dalam sistem utilitas bangunan antara lain:
Sistem pembuangan air kotor dalam lingkungan Pusat Industri Kreatif
dijauhkan dari sumber atau jaringan air bersih.
Pada ruang mekanikal dan elektrikal dibuat kedap air agar sisa-sisa minyak
(51)
Dalam sistem air kotor dari lingkungan dibedakan dalam 2 jenis, antara lain:
Air kotor dari toilet, bersifat padat yang dibuang langsung ke septic tank
dan menuju sumur resapan.
Air kotor dari daerah servis (dapur) bersifat cair yang terlebih dahulu
ditampung pada bak perangkap lemak lalu langsung dibuang menuju riol kota.
d. Sistem instalasi listrik
Sistem instalasi listrik diperoleh dari sumber tenaga yang disediakan oleh PLN sebagai suplai energy utama dan Diesel Generator Bell (genset) sebagai suplai energi emergency.
Dalam sistem pendistribusiannya terdapat beberapa dasar pertimbangan kabel aliran listrik, antara lain:
Panjang jaringan aliran.
Tenaga listrik.
Keadaan alam.
Penampilan pada bangunan.
Perawatan.
Keamanan pada pemakai.
e. Sarana telepon
Sarana telepon menggunakan sistem PABX (Privat Automatic Branch
Exchange) dengan pembagian saluran untuk setiap lantai sesuai jumlah yang dibutuhkan.
4.4. Kesimpulan
Singgasana Creative Centre merupakan bangunan 4 lantai sehingga harus
memperhatikan struktur dan konstruksi yang sesuai. Dengan struktur dan konstruksi yang sesuai maka sistem utilitas yang diterapkan juga akan berjalan dengan baik. Sehingga dapat membuat bangunan tahan lama tanpa perawatan khusus pada fasad maupun struktur dan konstruksi yang ada.
(52)
(53)
(54)
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1. Konsep Dasar
Dengan penerapan tema sebagai pendekatan perancangan diharapkan bangunan dapat menarik perhatian para pengunjung bukan hanya dikarenakan memiliki fungsi sebagai pusat industri kreatif, melainkan dengan menerapkan arsitektur industrial dapat mendukung fungsi bangunan tersebut.
Elemen-elemen dasar dari gaya industrial juga merupakan salah satu konsep dasar dari perancangan. Elemen-elemen tersebut diantaranya:
a. Beton
Beton kerap digunakan di pabrik-pabrik tua juga bengkel kerja, baik untuk lantai maupun struktur. Sifatnya yang kuat, rendah biaya dan tahan lama, menjadikan beton banyak dipakai pada pabrik-pabrik industri di abad ke-19.
b. Baja
Di pabrik industri biasanya terdapat tiang, balok, dan gugusan berbahan baja. Sistem bangunannya pun dibuat terekspos dengan meminimalisasi penyembunyiaan di balik dinding.
c. Furniture daur ulang
Persneling, perangkat-perangkat mekanis, katup, ubin, dan benda-benda keras lainnya adalah beberapa di antara elemen nonstruktural yang lazim Anda jumpai di pabrik tua. Konstruksinya yang kuat memberi Anda
peluang untuk menciptakan perabotan yang kreatif sekaligus
menakjubkan. Elemen-elemen industrial ini akan tampak menarik jika dikombinasikan dengan langgam desain lainnya atau dibiarkan begitu saja.
(55)
Dengan konsep dasar inilah dapat dilihat siteplan yng dirancang untuk fungsi bangunan pusat industri kreatif.
Gambar 5.1 Siteplan (Sumber: Olah Data Pribadi)
5.2. Konsep Perancangan Tapak 5.2.1. Pemintakatan
Dalam hal untuk pembahasan pemintakatan dibagi menjadi beberapa zona. Pembagian zona pada perancangan pusat industri kreatif ini terdiri dari 4 zona. Pembagiannya itu sendiri sesuai dengan penzoningan yang telah ditentukan pada lahan perancangan. Dalam setiap zona yanga ada terdiri dari beberapa segmen,
(56)
adapun zona-zona dan segmen-segmen pada lahan perancangan ini adalah sebagai berikut:
a. Zona penerima, meliputi segmen :
Gerbang masuk retail
Parkir
Main entrance
b. Zona utama, meliputi segmen :
Pengelola
Penunjang
Produksi
c. Zona pendidikan, meliputi segmen :
Workshop
Ruang pamer
d. Zona komersil, meliputi segmen :
Retail
Foodcourt
5.2.2. Gubahan Massa
Gubahan massa dibentuk berdasarkan alur cerita yang telah dibuat, sehingga membentuk denah yang mengalur, begitu juga dengan massa bangunannya. Pembentukan massa bangunan dipengaruhi juga oleh:
(57)
a. Orientasi terhadap matahari
Gambar 5.2 Orientasi Terhadap Matahari
(Sumber: Olah Data Pribadi)
b. Orientasi terhadap tapak
Gambar 5.3 Orientasi terhadap tapak
(58)
Bentuk massa bangunan dibuat tanggap terhadap tapak. Hal ini dapat dilihat pada bentuk bangunan yang memanjang mengikuti jalan yang ada.
5.2.3. Aksesbilitas / Sirkulasi
Gambar 5.4 Aksesbilitas/sirkulasi
(Sumber: Olah Data Pribadi)
Jalur servis Jalur pejalan kaki Jalur sirkulasi mobil
Aksesibilitas masuk ke dalam site dibagi menjadi dua, yang pertama
adalah entrance untuk pejalan kaki, dan yang kedua adalah entrance untuk
(59)
Entrance untuk pejalan kaki di tempatkan pada garis sumbu bangunan
terhadap bangunan existing dan entrance untuk kendaraan ditempatkan di
samping site. Pembagian dua entrance ini bertujuan untuk memisahkan antara
kendaraan dengan pejalan kaki sehingga membuat pengunjung lebih nyaman.
5.2.4. Vegetasi
Vegetasi diharapkan dapat bermanfaat bagi pengguna fungsi bangunan maupun bermanfaat bagi bangunan itu sendiri. Oleh karena itu, vegetasi yang juga dirancang agar tujuan utama perancang dapat tercapai dan dapat bermanfaat.
Gambar 5.5 Vegetasi
(Sumber: Olah Data Pribadi)
Pola vegetasi di dalam site berfungsi untuk mengarahkan pengunjung masuk ke dalam bangunan
(60)
5.2.4. Parkir
Parkir kendaraan diletakkan di basement agar tidak mengurangi nilai
estetika dari bangunan tersebut.
5.3. Konsep Perancangan Bangunan
Konsep perancangan yaitu ingin menghadirkan sebuah area dimana pengunjung dapat mempelajari produksi-produksi yang ada di bangunan tersebut. Pusat industri pada umumnya merupakan suatu bangunan dimana terjadinya proses industri besar maupun kecil. Tetapi lain halnya dengan bangunan pusat industri kreatif ini. Hal ini dikarenakan, bangunan ini diperuntukkan kepada orang-orang kreatif yang mempunyai kreativitas sehingga dapat disalurkan kedalam hal produksi yang dapat menghasilkan atau menaikkan finansial.
5.3.1. Konsep Massa Bangunan
Pusat industri kreatif ini dirancang dengan memiliki 4 lantai dengan beberapa kebutuhan. Kebutuhan tersebut diantaranya sebagai produksi dari beberapa sub produksi teknologi maupun sub produksi kerajinan. Dalam
bangunan ini juga terdapat ruang pamer beserta ruang workshop yang akan
mendukung produksi-produksi yang terdapat pada bangunan tersebut.
Dengan beberapa sub produksi yang terdapat dalam bangunan diharapkan mampu mengangkat ekonomi masyarakat sekitar sehingga pemerintah juga dapat menaikkan pendapatan perkapita masyarakat dalam hal memproduksi hasil kerajinan dan teknologi yang dihasilkan oleh sub produksi tesebut. Dengan terdapatnya juga retail-retail pada bangunan tersebut, maka masyarakat yang tidak bekerja pada produksi dapat bekerja pada retail-retail yang telah disediakan pada bangunan pusat industri kreatif tersebut.
(61)
Gambar 5.6 Bentuk Gubahan massa
(Sumber: Olah Data Pribadi)
Gambar 5.7 Denah Lantai 1
(Sumber: Olah Data Pribadi)
Bentuk berasal dari
pemanfaatan lahan yang
panjang dari site
perancangan
Terbentuk gubahan massa baru agar sirkulasi pada bangunan tidak memiliki sirkulasi yang membosankan
(62)
Gambar 5.8 Denah Lantai 2
(Sumber: Olah Data Pribadi)
Gambar 5.9 Denah Lantai 3
(63)
Gambar 5.10 Denah Lantai 4
(Sumber: Olah Data Pribadi)
Gambar 5.11 Tampak Utara
(64)
Gambar 5.12 Tampak Timur
(Sumber: Olah Data Pribadi)
Gambar 5.13 Tampak Selatan
(Sumber: Olah Data Pribadi)
Gambar 5.14 Tampak Barat
(65)
5.4. Konsep Perancangan Struktur Bangunan
a. Stuktur Pondasi
Struktur bawah menggunakan struktur pondasi bor pile.
Gambar 5.15 Struktur bor pile Dasar pertimbangan struktur :
mampu menjadi rangka kaku dan kuat
mengekspresikan struktur yang jujur dan jelas
kemudian dalam pelaksanaan dan pemeliharaan
b. Stuktur Atap
Struktur atap menggunakan beton dengan taman (roof garden).
(66)
5.5. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 5.5.1. Sarana Pemadam Kebakaran
Sarana pemadam kebakaran digunakan pada masing-masing pusat industri kreatif. Sarana tersebut meliputi:
a. Fire detector memakai smoke detector system yang dihubungkan ke papan control di ruang keamanan
b. Fire extention (pemadam kebakaran), menggunakan automatic sprinkler system yang dapat bekerja secara otomatis saat terjadi kebakaran
5.5.2. Sarana Listrik Bangunan
Untuk kebutuhan listrik bangunan diambil dari:
PLN sebagai sumber tenaga listrik utama
Genset sebagai sumber tenaga listrik cadangan
5.5.3. Sarana Telepon
Sarana telepon mempergunakan sistem PABX (Privat Automatic Branch
Exchange) dengan pembagian saluran untuk setiap lantai sesuai jumlah yang diperlukan.
(67)
BAB VI
PERANCANGAN ARSITEKTUR
Perancangan arsitektur dalam bab ini berisikan hasil gambar rancangan pusat industri kreatif dalam kasus perancangan arsitektur 6, diantaranya:
a. Peta Situasi Tapak (Lampiran)
b. Rancangan Tapak (Lampiran)
c. Rancangan Arsitektur (Lampiran)
d. Rancangan Utilitas (Lampiran)
e. Perspektif Suasana Bangunan
Adapun beberapa perspektif suasana bangunan sebagai berikut:
Gambar 6.1 Eksterior Pusat Industri Kreatif (Sumber: Hasil Olahan Pribadi)
(68)
Gambar 6.2 Green Roof Pusat Industri Kreatif (Sumber: Hasil Olahan Pribadi)
Gambar 6.3 Perspektif Pusat Industri Kreatif (Sumber: Hasil Olahan Pribadi)
Gambar 6.4 Perspektif Pusat Industri Kreatif (Sumber: Hasil Olahan Pribadi)
(69)
Gambar 6.5 Eksterior Pedestrian Pusat Industri Kreatif (Sumber: Hasil Olahan Pribadi)
Gambar 6.6 Eksterior Menara Air (Sumber: Hasil Olahan Pribadi)
(70)
Gambar 6.7 Maket Pusat Industri Kreatif (Sumber: Hasil Olahan Pribadi)
Gambar 6.8 Maket Pusat Industri Kreatif (Sumber: Hasil Olahan Pribadi)
(71)
Gambar 6.9 Maket Pusat Industri Kreatif (Sumber: Hasil Olahan Pribadi)
Gambar 6.10 Maket Pusat Industri Kreatif (Sumber: Hasil Olahan Pribadi)
(72)
KESIMPULAN
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam proses perencanaan
Masterplan Green Deli Oasis dan perancangan bangunan Pusat Industri Kreatif,
antara lain sebagai berikut:
1. Medan bagian utara itu sendiri terjadi perkembangan yang cukup lambat
dalam hal pemerataan ekonomi atau penyebaran penduduk.
2. Green Deli Oasis dengan arsitektur sustainable yang merupakan tema dalam perencanan masterplan kawasan Pulo Brayan yang terdiri dari beberapa target perancangan dengan fungsi bangunan antara lain:
Apartemen, Concert Hall, Convention and Exhibition, Museum, Pusat
Industri Kreatif, Stasiun KA dan Youth Center .
3. Road To Singgasana menjadi judul skripsi dan arsitektur industrial menjadi tema bangunan yang sekaligus menjadi tujuan perencanaan dan perancangan bangunan.
4. Arsitektur industrial adalah seni terapan dimana estetika dan usability
(kemudahan dalam menggunakan suatu barang) disempurnakan. Desain interior industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungannya, yang
menjadi wadah untuk menghasilkan produk.
5. Elemen-elemen dasar dari gaya industrial juga merupakan salah satu
konsep dasar dari perancangan. Elemen-elemen tersebut diantaranya beton, baja dan furniture daur ulang.
6. Pusat industri kreatif merupakan kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait
dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi dimana masyarakat dapat menunjukkan kreativitas dengan cara menghasilkan karya pada beberapa bidang. Dengan pengembangan kreativitas yang ada maka akan adanya perkembangan perekonomian di suatu daerah.
(73)
7. Pusat industri kreatif didesain sebagai tempat dimana masyarakat dapat menyalurkan kreativitas masing-masing dengan tujuan menghasilkan produk yang dapat diterima nasional maupun internasional.
8. Bangunan pusat industri kreatif ini memiliki beberapa fungsi antara lain:
workshop, produksi teknologi, produksi kerajinan serta retail.
9. Bangunan pusat industri kreatif dirancang mengadopsi bentuk atom yang
mengarah ke bentukan industrial itu sendiri. Bentukan atom diibaratkan dalam rancangan ini merupakan bangunan inti yang merupakan pusat industri kreatif.
10.Pemakaian material industrial menjadi sangat penting dikarenakan
(74)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Terminologi Judul
Adapun judul dari proyek perancangan ini adalah “Perancangan Pusat
Industri Kreatif Sebagai Wadah Pengembangan Perekonomian”.
a. Pengertian Pusat Industri
Pengertian pusat industri adalah tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan fasilitas
penunjang lainnya.11
b. Pengertian Kreatif
Pengertian kreatif adalah memiliki daya cipta, mempunyai kemampuan untuk mencipatakan atau mampu menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun kenyataan yang relatif berbeda dengan apa yang
telah ada sebelumnya.12
c. Pengertian Wadah
Pengertian wadah adalah suatu tempat berkumpul atau bernaungnya sesuatu pada suatu tempat.
d. Pengertian Pengembangan
Pengertian pengembangan adalah upaya meningkatkan mutu bahasa agar dapat dipakai untuk berbagai keperluan dalam kehidupan masyarakat
modern.13
e. Pengertian Perekonomian
Pengertian perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu
maupun organisasi di negara tersebut.14
11
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
12Anonymous, “pengertian kreatif”, diakses pada tanggal 21 Maret 2016
13
(75)
Dengan sub-sub pengertian yang sudah ada, maka pengertian menyeluruh tentang pusat industri kreatif sebagai wadah pengembangan perekonomian adalah kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi dimana masyarakat dapat menunjukkan kreativitas dengan cara menghasilkan karya pada beberapa bidang. Dengan pengembangan kreativitas yang ada maka akan adanya perkembanagn perekonomian di suatu daerah.
2.2. Lokasi
Lokasi adalah kata lain dari sebuah tempat yang menjadi wadah sebuah benda ataupun peristiwa berada, dalam hal ini lokasi berdirinya Pusat Industri Kreatif.
Lokasi bangunan Pusat Industri Kreatif berada di kawasan Medan Timur, Pulo Brayan.
(76)
Gambar 2.1 Lokasi Site Pusat Industri Kreatif (Sumber: Google Earth)
(77)
2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi
2.2.1.1.Tinjauan terhadap struktur kota
Dalam pemilihan lokasi harus sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan, diantaranya:
Tabel 2.1 Rencana Sistem Pusat Permukiman
No Kawasan Pusat Kegiatan
1 Perkotaan Inti Medan a. pusat pemerintahan provinsi
b. pusat pemerintah kota dan/atau kecamatan
c. pusat perdagangan dan jasa skala internasional,
nasional, dan regional
d. pusat pelayanan pendidikan tinggi
e. pusat pelayanan olahraga skala internasional,
nasional, dan regional
f. pusat pelayanan kesehatan skala internasional,
nasional, dan regional
g. pusat kegiatan industri kreatif
h. pusat kegiatan industri manufaktur
i. pusat kegiatan industri hilir pengolahan hasil
sektor unggulan perkebunan, perikanan, dan kehutanan
j. pusat pelayanan sistem angkutan umum
penumpang dan angkutan barang regional
k. pusat pelayanan transportasi laut internasional
dan nasional
l. pusat pelayanan transportasi udara internasional
dan nasional
m.pusat kegiatan pertahanan dan keamanan Negara
n. pusat kegiatan pariwisata
o. pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial
budaya.
(78)
Dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan yang sudah ditetapkan, maka Medan Timur termasuk dalam salah satu Zona Budi Daya 1 dimana terdapatnya peruntukan lahan untuk bangunan
dengan fungsi pusat industri kreatif.10
Tabel 2.2 Arahan Peraturan Zonasi untuk Zona B1
No Zona B1 Sarana dan Prasarana
1 Medan Timur 1. fasilitas dan infrastruktur pendukung kegiatan
ekonomi bertaraf internasional
2. prasarana dan sarana pejalan kaki, angkutan umum,
kegiatan sektor informal, serta ruangdan jalur evakuasi bencana
3. penyediaan sumur resapan air hujan
4. tempat parkir untuk pengembangan zona dengan
fungsi perdagangan dan jasa, pariwisata, kesehatan, pendidikan, serta perkantoran pemerintah dan swasta.
(Sumber: Peraturan Presiden Republik Indonesia, pasal 95 ayat (3) point f)
2.2.1.2.Pencapaian
Untuk suatu fungsi bangunan industri dan komersil, maka yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Segi aksesibilitas
Lokasi harus mempertimbangkan kemudahan pencapaian baik dari dalam maupun dari luar kota. Hal ini berkaitan dengan kualitas jalan. Faktor keamanan dan kenyamanan pada pejalan kaki maupun pada kecelakaan, serta arus sirkulasi kendaraan dengan pencapaian yang tidak mengganggu tapak.
10
(79)
2.2.1.3.Area Pelayanan
Mencakup kawasan Pulo Brayan itu sendiri, yang meliputi Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli.
2.2.1.4.Persyaratan lain
Lokasi merupakan lahan permukiman penduduk. Dalam segi pembebasan lahan dapat dikatakan mudah dalam pembebasan lahannya. Memiliki nilai lahan yang tinggi dan terletak pada posisi strategis, yaitu berada pada permukiman penduduk sekitar sehingga pusat industri kreatif ini dapat menyerap banyak tenaga kerja. Pemilihan lokasi perancangan haruslah sesuai dengan peraturan tata ruang kota (RTRK) yang sudah ditetapkan.
2.2.2. Deskripsi kondisi existing lokasi sebagai tapak rancangan a. Lokasi I
Lokasi : Jl. Bengkel yang merupakan jalan lokal
sekunder
Luas Lahan : 3 Ha
Status Kepemilikan : Dimiliki oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api
(PJKA)
Batas-batas :
Utara : Permukiman
Timur : Jl. Bengkel
Selatan : Permukiman
Barat : Bengkel kereta api (kantor PT.KAI)
Posisi terhadap struktur ruang kota:
Lokasi berada di Medan Timur
Kawasan perkotaan inti Medan sebagai pusat kegiatan industri kreatif.11
11
(80)
Berada pada blok yang memiliki fungsi tata guna lahannya yaitu perdagangan dan jasa, dan fungsi sekundernya yaitu perkantoran dan fasilitas umum.
Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Kecamatan Medan Timur:
KDB : 80%
KLB : 8
GSB : 15 meter
Ketinggian bangunan : 4 lantai
Gambar 2.2 Lokasi I (Sumber: Google Earth) Keistimewaan site:
Lokasi perancangan terletak pada kawasan permukiman dan perkantoran, sehingga fungsi bangunan yang akan dirancang akan sesuai dengan keadaan sekitar.
b. Lokasi II
Lokasi : Jl. Yos Sudarso yang merupakan jalan kolektor
sekunder
Luas Lahan : 3 Ha
Status Kepemilikan : Dimiliki oleh Pemerintah Kota (PEMKO)
(81)
Batas-batas :
Utara : Perdagangan dan jasa
Timur : Permukiman
Selatan : Perdagangan dan jasa
Barat : Jl. Yos Sudarso
Posisi terhadap struktur ruang kota:
Lokasi berada di Medan Barat
Kawasan perkotaan inti Medan sebagai pusat kegiatan industri kreatif.12
Berada pada blok yang memiliki fungsi tata guna lahannya yaitu
perdagangan dan jasa, dan fungsi sekundernya yaitu perkantoran dan fasilitas umum.
Rencana Umum Tata Ruang (RUTRK) Kecamatan Medan Barat:
KDB : 50%
KLB : 5
GSB : 8 meter
Ketinggian bangunan : 4 lantai
Gambar 2.3 Lokasi II (Sumber: Google Earth)
12
(82)
Keistimewaan site:
Lokasi perancangan terletak di sepanjang jalur linear perdagangan dan jasa deret.
Tabel 2.3 Analisa Penetapan Lokasi
No Kriteria Lokasi I
Jl. Bengkel
Lokasi II Jl. Yos Sudarso
1 Posisi terhadap struktur ruang kota 3 3
2 Aksesibiltas
Kendaraan pribadi
Kendaraan umum
Pejalan kaki
3 2 3 3 3 3
3 Kebisingan
Kendaraan bermotor
Kereta api
3 3
2 2
4 Luas lahan ± 1.5 Ha 3 3
5 Fungsi eksisting 2 1
6 Lahan kosong (mudah pembebasan
lahan)
2 1
7 Status kepemilikan 3 2
8 Kontur 3 3
9 Fasilitas sosial dan fasilitas umum 3 3
10 Keistimewaan site 3 2
11 Kesesuaian dengan RUTRK Medan
KDB
KLB
GSB
Ketinggian bangunan
3 3 3 3 3 3 3 3
(83)
Jumlah 48 43 (Sumber: Olah Data Pribadi)
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi yang terpilih untuk perancangan pusat industri kreatif yaitu lokasi I pada Jalan Bengkel.
2.3. Tinjauan Umum Proyek 2.3.1. Perkembangan Kota
Pada perkembangannya Kota Medan dikembangkan menjadi kawasan Metropolitan Mebidangro yang meiliki integrasi satu kawasan dengan kawasan lainnya. Kebijakan Tata Ruang Nasional menempatkan Metropolitan Mebidangro sebagai Pusat Kegiatan Nasoinal (PKN) sekaligus sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan fokus pengembangan kegiatan ekonomi. Metropolitan Mebidangro yang berada di Wilayah Sumatera Bagian Utara memiliki kedudukan strategis terhadap pengembangan Segitiga Ekonomi Regional Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT). Poin penting ini menjadi landasan utama bagi pengembangan Metropolitan Mebidangro untuk menjadi pusat pelayanan kegiatan ekonomi regional tersebut. Selain itu, kawasan Metropolitan Mebidangro diharapkan mampu memberikan pelayanan yang prima untuk penduduk Metropolitan Mebidangro.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2011 tentang Perencanaan Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo, menyatakan bahwa penataan ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro bertujuan untuk mewujudkan :
a. Kawasan Perkotaan Mebidangro yang aman, nyaman, produktif, berdaya
saing secara internasional dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional di bagian utara Pulau Sumatera
b. Lingkungan perkotaan yang berkualitas dan keseimbangan DAS (daerah
aliran sungai)
(84)
d. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional di Kawasan Perkotaan Mebidangro.
Khusus pada kawasan Medan Timur dikhususkan untuk menjadi pusat beberapa kegiatan, diantaranya :
a. Pusat kegiatan perdagangan/bisnis,
b. Pusat pelayanan transportasi (TOD),
c. Pusat kegiatan sosial-budaya.
Pada bagian Utara Kecamatan Medan Timur terdapat satu potensi yang menjadi salah satu pengembangan Metropolitan Mebidangro, yaitu Stasiun KA Pulo Brayan kota Medan dan lingkungan sekitar Stasiun KA yang memiliki nilai heritage, dengan elemen-elemen ruang yang dikembangkan adalah :
a. Pusat komersial pelayanan Medan Timur sekaligus Medan bagian utara
Jasa perhotelan, perkantoran
b. Pusat pelayanan transportasi (Stasiun KA Pulo Brayan)
c. Ruang Terbuka Hijau Taman Kota.
2.3.2. Kebijakan Pembangunan
Tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan mencerminkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar kecamatan, dan antar pemangku kepentingan. Tujuan penataan ruang Kota Medan pada masa yang akan datang tidak akan terlepas dari peran, fungsi, dan kedudukannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas. Untuk mendukung pengembangan peran dan fungsi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional, serta tanggap dengan dinamika perkembangan dan permasalahan Kota Medan saat ini, maka kebijakan dan strategi pengembangan Kota Medan yang akan dituju, adalah:
“Terciptanya wilayah Kota Medan yang aman, nyaman, produktif dan
berkelanjutan serta mempunyai daya saing dan daya tarik sebagai daerah
(85)
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut, maka melalui RTRW Kota Medan Tahun 2008-2028:
a. Terwujudnya pemanfaatan ruang Kota Medan yang sesuai dengan fungsi
Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kota Metropolitan serta tanggap terhadap dinamika perkembangan kota yang pesat
b. Merangsang dan mendorong pengembangan sektor-sektor kegiatan
ekonomi di kawasan utara dan pusat kota yang diperkirakan mempunyai skala pelayanan lokal, regional dan Internasional, sehingga diharapkan terbina hubungan saling ketergantungan yang saling menguntungkan antar kawasan utara Medan dengan kawasan pusat Kota maupun daerah belakangnya
c. Penataan Ruang Kota Medan harus berwawasan lingkungan dengan
mengikuti kaidah-kaidah dan norma-norma perencanaan yang tepat dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan implementasinya
d. Tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota yang memadai
e. Melindungi kawasan sosial-budaya (bersejarah) yang merefleksikan
elemen-elemen dari unit historis, sejarah pembangunan kota, arsitektur, aerkeologi, teknologi dan budaya melalui pelestarian kawasan sosial-budaya dan bangunan bersejarah.
(86)
Gambar 2.4 Rencana Pola Ruang Kecamatan Medan Timur (Sumber: RUTRK Medan Timur)
2.3.3. Deskripsi Proyek
Singgasana Creative Centre adalah bangunan yang menampung serta
menghasilkan produk industri. Pusat industri ini merupakan suatu wadah dimana masyarakat dapat menyalurkan kreativitas sesuai bidang masing-masing yang dikuasai. Bidang-bidang yang terdapat dalam pusat industri ini yaitu industri di
bidang kuliner, bidang mode (fashion), arsitektur, seni rupa, kerajinan, periklanan,
penerbitan dan percetakan serta video dan fotografi.
Singgasana Creative Centre juga menampung berbagai kegiatan komersial
maupun kegiatan pendidikan. Dengan adanya kegiatan komersial, maka hasil Peruntukkan lahan
pada kawasan perancangan adalah
bangunan fungsi campuran, transportasi, perumahatan, komersil dan ruang
(87)
produksi dapat dipasarkan langsung ke retail-retail yang ada di pusat industri tersebut maupun dapat dipasarkan ke luar daerah ataupun ke kegiatan komersial lainnya. Sedangkan untuk kegiatan pendidikan dapat dirasakan dengan pengunjung yang ingin belajar langsung untuk memproduksi ataupun proses produksi dari setiap masing-masing bidang industri yang ada di pusat industri tersebut.
2.3.4. Prinsip Perencanaan dan Perancangan Proyek
Berikut ini merupakan prinsip perencanaan dan perancangan sebuah bangnan dengan fungsi pusat industri kreatif, yaitu:
a. Menciptakan bangunan dengan fungsi industri kreatif yang dapat
menampung kegiatan industri yang terpusat pada kreativitas masyarakat
b. Perancangan tersebut memiliki standar yang harus dipenuhi yaitu
aksesbilitas, kenyamanan dan keamanan pekerja, kenyamana pengunjung dan fasilitas komersial
c. Merencanakan akses menuju lokasi perancangan yang aman dan nyaman
bagi pengendara dan pejalan kaki.
2.4. Tinjauan Fungsi
Fungsi dari Pusat Industri Kreatif yaitu industri-industri yang sudah ada, dapat terpusat dalam hal pekerjaan atau pengolahan maupun pemasaran itu sendiri.
2.4.1. Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan 2.4.1.1. Deskripsi Pengguna
Adapun pengguna Pusat Industri Kreatif adalah:
a. Pengunjung/tamu
Masyarakat umum yang hendak bekerja di pusat industri
kreatif tersebut.
Masyarakat yang hanya ingin berkunjung seperti untuk
belajar cara pembuatan produk yang dihasilkan maupun yang hanya ingin menikmati fasilitas yang ada di pusat industri kreatif tesebut.
(88)
Karakteristik pengunjung:
Ditinjau dari segi usia
Pemakai dari bangunan ini tidak memiliki batasan usia.
Ditinjau dari strata ekonomi
Pemakaian bangunan ini secara umum dapat berasal dari semua kalangan.
b. Pengelola
Pihak yang mengelola administratif ataupun kegiatan yang berkaitan dengan bangunan.
c. Karyawan
Resepsionis
Karyawan yang menjaga dan mengawasi fasilitas
pendukung (komersial)
Karyawan produksi
Cleaning service
2.4.1.2. Deskripsi kegiatan
Adapun kegiatan Pusat Industri Kreatif adalah:
a. Kegiatan Administratif
Kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan Pusat Industri Kreatif , selain itu juga menjadi sarana informasi pengunjung/tamu.
b. Kegiatan Komersial (Pemasaran)
Kegiatan pelayanan kepada pengunjung/tamu dalam hal barang maupun jasa dan juga sebagai fasilitas penunjang fungsi utama.
c. Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan yang berkaitan dengan barang hasil kreativitas karyawan sesuai bidangnya masing-masing.
(89)
Kegiatan yang dapat dilakukan para karyawan untuk sarana informasi kepada masyarakat atas perkembangan berbagai jenis produk, sistem pemasaran, teknologi, harga dari produk-produk yang dipasarkan di Pusat Industri Kreatif.
e. Kegiatan pendidikan
Kegiatan yang dapat dilakukan para pengunjung/tamu untuk sarana pendidikan dalam mempelajari kegiatan produksi yang ada di Pusat Industri Kreatif.
f. Kegiatan servis
Kegiatan pengamanan dan perawatan terhadap fasilitas yang ada.
2.4.2. Deskripsi Perilaku
Berdasarkan sifat aktivitas yang dapat dilakukan perilaku pengguna bangunan Pusat Industri Kreatif dapat dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu:
a. Bersifat Statis
Perilaku pengguna bangunan yang lebih bersifat menetap pada satu tempat, atau ruang. Kebiasaan pengguna ini merupakan kegiatan yang menjadi rutinitas atau sementara dengan intesitas waktu yang lebih lama seperti aktifitas karyawan produksi, pengelola, resepsionis, dan karyawan fasilitas-fasilitas pendukung pusat industri (karyawan komersial).
Karyawan produksi
Diagram 2.1 Perilaku karyawan produksi (Sumber: Olah Data Pribadi)
Datang
Parkir Bekerja
Makan
(90)
Pengelola
Diagram 2.2 Perilaku karyawan pengelola (Sumber: Olah Data Pribadi)
Karyawan komersial
Diagram 2.3 Perilaku karyawan komersial (Sumber: Olah Data Pribadi)
b. Bersifat Dinamis
Perilaku pengguna bangunan yang cenderung bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dalam ruang lingkup bangunan, diantaranya aktivitas tamu pada fasilitas-fasilitas pendukung.
Datang
Parkir Bekerja
Makan
Pulang
Parkir Datang
Berdagang
(91)
Pengunjung/tamu
Diagram 2.4 Perilaku pengunjung/tamu (Sumber: Olah Data Pribadi)
2.4.3. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Dalam merancang sebuah pusat industri harus memiliki persyaratan dan kriteria ruang. Hal ini dikarenakan sebuah bangunan yang akan dirancang akan menciptakan suasana aman dan nyaman bagi setiap penggunanya. Untuk persyaratan ruang yang baik, yaitu:
a. Limbah
Limbah padat/sampah
Setiap industri harus dilengkapi dengan tempat sampah dari bahan yang
kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya serta dilengkapi dengan penutup
Sampah kering dan sampah basah ditampung dalam tempat sampah
yang terpisah
Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang memenuhi
syarat
Limbah cair Kualitas efluen harus memenuhi syarat sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Pencahayaan di Ruangan
Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.
c. Kebisingan
Tingkat kebisingan di ruang kerja maksimal 85 dBA Datang
Parkir
Pulang
Belajar/berbelanja Makan
(92)
d. Instalasi
Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, air hujan harus dapat menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.
Bangunan kantor yang lebih tinggi dari 10 meter atau lebih tinggi dari
bangunan lain disekitarnya harus dilengkapi dengan penangkal petir.
2.4.4. Studi Banding Arsitektur yang Mempunyai Fungsi Sejenis 2.4.4.1. Police Married Quarter Hong Kong 13
Gedung bersejarah itu bernama PMQ, singkatan dari Police
Married Quarter yang terletak di 35 Aberdeen Street, Central, Hong Kong. Ternyata, dulunya gedung ini adalah bangunan bersejarah, gedung kuno peninggalan Inggris yang diperuntukkan sebagai sekolah negeri pertama di Hong Kong yang dibangun tahun 1862 bernama Central School di Gough Street. Sekolah ini merupakan sekolah modern pertama di Hong Kong, dengan sistem pendidikan ala Barat. Pada 1889, sekolah dipindahkan ke Aberdeen Street yang kini menjadi PMQ.
Gambar 2.5 PMQ jaman dahulu (sekolah) (Sumber: Google Search)
Menganut sistem pendidikan model barat, anak-anak orang Inggris bahkan anak-anak bangsawan Dinasti Qing masih sempat bersekolah di
13 http://news.detik.com/berita/2936832/keren-bangunan-bersejarah-di-hong-kong-ini-jadi-pusat-industri-kreatif
(93)
sekolah itu. Salah satu tokoh besar lulusan sekolah ini adalah Dr Sun Yat Sen, pemimpin revolusi China.
Pada Perang Dunia II, gedung sekolah itu rusak kena bom dan dibangun kembali menjadi asrama kepolisian Hong Kong, bagi anggota polisi yang sudah menikah pada tahun 1951. Semakin banyak anak, semakin diprioritaskan mendapatkan tempat tinggal di asrama. Namun pada tahun 2000, asrama polisi itu dipindahkan dan kosong sejak itu.
Gambar 2.6 Asrama kepolisian Hong Kong (Sumber: Google Search)
Pada tahun 2009, akhirnya PMQ masuk dalam 1 dari 8 proyek di kawasan Central yang harus dilestarikan di bawah komando Biro Pengembangan Hong Kong. Dan tahun berikutnya, pengelolaan PMQ ini diserahkan kepada Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Musketeers, didukung Pusat Desain Hong Kong dan Universitas Politeknik Hong Kong mengubah PMQ menjadi pusat industri kreatif.
(94)
Gambar 2.7 PMQ sekarang (Sumber: Google Search)
Gambar 2.8 Entrance PMQ (Sumber: Google Search)
(95)
Staf Corporate Communication PMQ, Cheuk Yiu Wong, yang menemui detikcom dan wartawan lain mengajak berkeliling di lantai bawah tanah. Ternyata, pihak PMQ di bawah pemerintah Hong Kong masih merawat sisa-sisa fondasi bangunan kuno itu, yang bekas kena bom pada Perang Dunia II.
Gambar 2.9 Pondasi bangunan setelah terkena bom (Sumber: Google Search)
Sebagian bentuk-bentuk pondasi bangunan yang aslinya bergaya Victoria itu masih ada dan kini menjadi museum. Bahkan tangga asli bangunan itu masih ada.
Beranjak ke atas, bangunan 6 lantai ini didominasi warna putih, cat hijau tua serta lantai yang diplester. Ada 2 akses, mengakses lewat tangga atau memakai lift. Ada lebih dari an ruangan yang ditempati oleh
(96)
Gambar 2.10 Bangunan PMQ tampak perspektif (Sumber: Google Search)
Masing-masing pemilik ruangan mendesain ruang pamernya dengan unik dan lucu, membuat para pengunjung tak tahan untuk mampir. Produk kreatif para pebisnis mula itu pun mulai dari baju, asesoris, tas, jam, desain interior hingga kafe, bakery dan pastry.
(97)
Gambar 2.11 Produk kreatif yang dihasilkan (Sumber: Google Search)
Fungsi tempat ini memang seperti inkubator bisnis, para pebisnis mula itu disediakan tempat dengan sewa murah, dibanding dengan sewa toko di dasar apartemen atau gedung perkantoran. Bila harga sewa di kawasan komersial mencapai HK$100 ribu-HK$ 200 ribu (Rp171juta-342 juta) per bulan, maka harga sewa di sini bisa mencapai sepersepuluhnya.
Ada Dewan atau Komite yang menyeleksi pebisnis mula dari aplikasi lamaran mereka. Bila lolos, maka mereka dipersilakan membuka tokonya, mendapatkan mentor bisnis, hingga ada pertemuan rutin di antara para pebisnis mula itu untuk ajang sharing. Bila para pebisnis mula ini sudah berkembang, maka mereka dipersilakan pindah untuk mandiri. Ruangannya, diperuntukkan bagi pebisnis mula lain. Begitu terus menerus. Pemerintah Hong Kong membiayai pemeliharaan gedung dan operator-Yayasan Musketeers-menanggung biaya operasional. Bila ada keuntungan, akan dibagi 2, antara pemerintah Hong Kong dan Yayasan. Dengan demikian, sambil memelihara bangunan cagar budaya bersejarah,
(98)
sambil memberdayakan UKM lokal dan menjadikan kawasan itu menghasilkan.
2.4.4.2. Mersin Chamber 14
Architek : Ziya Imren dan Onat Oktem
Lokasi : Mersin
Konsultan : Ufuk Cesur
Tahun : 2012
Gambar 2.12 Mersin Chamber (Sumber: Archdaily)
Mersin Chamber merupakan bangunan komersial dan juga bangunan
industri yang terletak di Mesin, Turki. Bangunan ini memiliki entrance
yang berbeda, yaitu entrance komersial dan entrance industri. Untuk
14
(99)
entrance komersil itu sendiri berhadapan langsung dengan jalan sedangkan
untuk entrance industri berhadapan langsung dengan perumahan
penduduk.
Gambar 2.13 Denah Basement 1 dan 2 (Sumber : Archdaily)
Gambar 2.14 Ground plan (Sumber : Archdaily)
(100)
Gambar 2.15 Denah Lantai 1 (Sumber : Archdaily)
Gambar 2.16 Denah Lantai 2 (Sumber : Archdaily)
(1)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rencana Sistem Pusat Permukiman ... 15
Tabel 2.2 Arahan Peraturan Zonasi ... 16
Tabel 2.3 Analisa Penetapan Lokasi ... 20
Tabel 3.1 Tahap 1 ... 50
Tabel 3.2 Tahap 2 ... 50
Tabel 3.3 Tahap 3 ... 51
Tabel 3.4 Tahap 4 ... 54
Tabel 4.1 Analisa Matahari ... 66
Tabel 4.2 Analisa Angin ... 67
Tabel 4.3 Kelompok Kebutuhan Ruang ... 73
(2)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Lokasi Site Pusat Industri Kreatif ... 14
Gambar 2.2 Lokasi I ... 18
Gambar 2.3 Lokasi II... 19
Gambar 2.4 Rencana Pola Ruang Kecamatan Medan Timur ... 24
Gambar 2.5 PMQ jaman dahulu (sekolah) ... 30
Gambar 2.6 Asrama kepolisian Hong Kong ... 31
Gambar 2.7 PMQ sekarang... 32
Gambar 2.8 Entrance PMQ ... 32
Gambar 2.9 Pondasi bangunan setelah terkena bom ... 33
Gambar 2.10 Bangunan PMQ tampak perspektif ... 34
Gambar 2.11 Produk kreatif yang dihasilkan ... 35
Gambar 2.12 Mersin Chamber ... 36
Gambar 2.13 Denah Basement 1 dan 2 ... 37
Gambar 2.14 Ground plan ... 37
Gambar 2.15 Denah Lantai 1 ... 38
Gambar 2.16 Denah Lantai 2 ... 38
Gambar 2.17 Denah Lantai 3 ... 39
Gambar 2.18 Denah Lantai 4 ... 39
(3)
Gambar 2.20 Elemen Atas ... 42
Gambar 2.21 Elemen Samping ... 43
Gambar 2.22 Elemen Dasar ... 43
Gambar 2.23 Furniture ... 44
Gambar 2.24 EcoARK Building ... 46
Gambar 2.25 EcoARK malam hari ... 46
Gambar 2.26 The Structural Pattern ... 47
Gambar 2.27 Jenis botol yang digunakan... 48
Gambar 2.28 Penggabungan dengan Glass Design ... 47
Gambar 3.1 Maket Kawasan Eksisting ... 49
Gambar 3.2 Rancangan Kawasan Awal ... 51
Gambar 3.3 Proses Revisi Perancangan Kawasan ... 55
Gambar 3.4 Proses Revisi Kawasan ... 56
Gambar 3.5 Eksterior Pedestrian ... 56
Gambar 3.6 Eksterior Pedestrian ... 57
Gambar 3.7 Eksterior Pedestrian ... 57
Gambar 3.8 Eksterior Pedestrian ... 58
Gambar 3.9 Eksterior Pedestrian ... 58
Gambar 3.10 Eksterior Pedestrian ... 59
Gambar 3.11 Eksterior Pedestrian ... 59
(4)
Gambar 4.1 Peta Lokasi Tapak ... 62
Gambar 4.2 Analisa Kontur ... 63
Gambar 4.3 Rencana Koefisien Dasar Bangunan ... 64
Gambar 4.4 Rencana Pola Ruang Kecamatan Medan Timur ... 65
Gambar 4.5 Analisa Sirkulasi ... 65
Gambar 4.6 Analisa Bangunan Sekitar ... 67
Gambar 4.7 Analisa View ke Dalam ... 69
Gambar 4.8 Analisa View ke Luar ... 70
Gambar 4.9 Sarana Ibadah di Sekitar Kawasan ... 70
Gambar 4.10 Sarana Kesehatan di Sekitar Kawasan ... 71
Gambar 4.11 Sarana Perkereta Apian di Sekitar Kawasan ... 71
Gambar 4.12 Lokasi Site ... 72
Gambar 5.1 Siteplan ... 85
Gambar 5.2 Orientasi Site ... 87
Gambar 5.3 Orientasi Terhadap Tapak ... 87
Gambar 5.4 Aksesbilitas ... 88
Gambar 5.5 Vegetasi ... 90
Gambar 5.6 Bentuk Gubahan Massa ... 91
Gambar 5.7 Denah Lantai 1 ... 91
Gambar 5.8 Denah Lantai 2 ... 92
(5)
Gambar 5.10 Denah Lantai 4 ... 93
Gambar 5.11 Tampak Utara ... 93
Gambar 5.12 Tampak Timur ... 94
Gambar 5.13 Tampak Selatan ... 94
Gambar 5.14 Tampak Barat ... 94
Gambar 5.15 Struktur Bor Pile ... 95
Gambar 5.16 Lapisan Taman Atap ... 95
Gambar 6.1 Eksterior Pusat Industri Kreatif ... 97
Gambar 6.2 Green Roof Pusat Industri Kreatif ... 98
Gambar 6.3 Perspektif Pusat Industri Kreatif ... 98
Gambar 6.4 Perspektif Pusat Industri Kreatif ... 98
Gambar 6.5 Eksterior Pedestrian Pusat Industri Kreatif ... 99
Gambar 6.6 Eksterior Menara Air ... 99
Gambar 6.7 Maket Pusat Industri Kreatif ... 100
Gambar 6.8 Maket Pusat Industri Kreatif ... 100
Gambar 6.9 Maket Pusat Industri Kreatif ... 101
(6)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1.1 Kerangka Berfikir ... 9
Diagram 2.1 Perilaku Karyawan Produksi ... 27
Diagram 2.2 Perilaku Karyawan Pengelola ... 28
Diagram 2.3 Perilaku Karyawan Komersial ... 28