Kontribusi Pariwisata Air Panas Terhada Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara

(1)

Daftar pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1992. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Bina Aksara. Jakarta.

Kontjaraningrat. 2007. Pengantar Ilmu Antropologi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Marpaung, bahar. Pengantar Pariwisata. PT. Alfabeta. Bandung

Mukhtar, Widodo, Erna. 2000, Kontruksi ke arah Penelitian Deskripsi.

Yogyakarta: Avyrouz.

Nawawi, Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Nyoman.S pendit. Pariwisata Sebuah Pengantar. PT. Pradnya paramita. Jakarta Siagian, matias. 2011. Metode Penelitian Sosial: Grasindo Monoratama

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta.

Sumarnonugroho.1987. Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial. PT. Hadinnita. Yogyakarta

Tumanggor. Rusmin, dkk. 2010, Ilmu Sosial Dasar dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Yoeti, Oka A. 1996. Pemasaran Pariwisata. Angkasa. Bandung.

Yoety, Oka A. 2006. Tours And Travel Marketing. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Sumber lainnya

(http://www.budpar.go.id/page.php?ic=521&id=1154).

koran sindo.2013.http://www.koran-sindo.com/node/321402

2014 12:28)


(2)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tipe penelitian

Tipe dari penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dan menggambarkan atau mendeskripsikan obyek dan fenomena yang diteliti (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Siagian, 2011:52).

Dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif penulis ingin menggambarkan bagaimana kontribusi pariwisata air panas terhadap sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Situmeang Habinsaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Situmeang Habinsaran, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena di daerah ini terdapat objek wisata air panas yang menjadi sumber pendapatan utama masyarakat sekitar, selain itu objek wisata ini tetap menjadi tujuan para wisatawan meskipun objek wisata ini kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat.


(3)

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Namawi 1998: 141). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal atau bermukim di kelurahan Situmeang Habinsaran yang terdiri dari 202 kk.

3.3.2. Sampel

Jika populasi lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau lebih (Arikunto, 2002:112). Jadi sampel dalam penelitian ini diambil 10% dari 202 adalah 20 kk. Yang menjadi kriteria dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang terlibat langsung dalam aktivitas pariwisata secara langsung, yaitu rumah tangga yang mempunyai usaha kolam pemandian dan usaha penjualan souvenir dan oleh-oleh yang berada di daerah wisata tersebut.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pegumpulan data yang digunakan adalah:

1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang akan diteliti dengan memepelajari dan menelaah buku, surat kabar, majalah dan tulisan lainnya yang relevansi dengan masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan, Merupakan pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk mencari fakta- fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dengan menggunakan:


(4)

a. Kuesioner merupakan sebuah instrumen yang digunakan untuk mengetahui pendapat atau persepsi seseorang terhadap suatu permasalahan atau fenomena tertentu yang terjadi disuatu wilayah. Instrumen yang digunakan merupakan beberapa pertanyaaan yang dapat mewakili pendapat mereka.

b. Wawancara merupakan cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui hal-hal dari narasumber secara lebih mendalam.

c. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncakan dan dicatat secara sistematis serta dapat dikontrol keandalan dan kesahiannya. 3. 3.5 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menginterpretasikan data melalui paparan, uraian dan gambaran yang dapat dimanfaatkan sebagai tolak ukur, persentase (%) atau predikat untuk memberikan makna terhadap sebuah prestasi subjek penelitian (Mukhtar, 2000:123).


(5)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis dan Batas-batas kelurahan Situmeang Habinsaran Kelurahan Situmeang Habinsaran merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam wilayah kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara. Jarak kelurahan ini dari pusat pemerintahan adalah 2km/ jam dari pusat pemerintahan kecamatan Sipoholon, 6 km/ jam dari ibukota kabupaten Daerah Tingkat II Tapanuli Utara dan 275km/ jam dari ibukota provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Kelurahan Situmeang Habinsaran berada di daerah dataran tinggi, ini terlihat dari ketinggian tempat yaitu 950 m diatas permukaan laut, curah hujannya rata-rata berkisar 2389 mm/ tahun dan suhu rata-rata adalah 220c dan jika malam tiba suhu rata-ratanya dapat berkisar 170c.

Kelurahan Situmeang Habinsaran Mempunyai luas 1656 ha, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan desa Sipahutar - Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Hutauruk

- Sebelah Barat berbatasan dengan desa Situmeang Hasundutan - Sebelah Timur berbatasan dengan desa Hutauruk


(6)

4.2 Tata Guna Lahan

Pengunaan lahan di kelurahan Situmeang Habinsaran dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1

Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan Tanah

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Persentase (%) 1.

2. 3. 4. 5.

Permukiman

Persawahan dan Ladang Jalan

Pekarangan Objek wisata

27.5 655.5

12 2.98

5

3,91 93,2 1,70 0,42 0,71

Total 703 100,00

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Kelurahan Situmeang dengan luas 703 ha, digunakan oleh penduduk setempat untuk lahan pemukiman 27.5 ha (3,91), persawahan dan ladang 655.5 ha (93,2%), jalan 12 km (1,70), pekarangan 2.98 ha (0,42), dan objek wisata yang menjadi keunggulan dari daerah ini seluas 5 ha (0,71).

4.3. Deskripsi Demografi Kelurahan Situmeang Habinsaran 4.3.2.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk Kelurahan Situmeang Habinsaran sebanyak 2572 jiwa atau sebanyak 394 kk menurut jenis kelamin dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut :


(7)

Tabel 4.2

Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (Jiwa) Persentase (%) 1. 2. Laki-laki Perempuan 1289 1283 50.11 49.88

Total 2572 100,00

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa distribusi penduduk menurut jenis kelamin laki-laki lebih banyak, yaitu 1289 jiwa (50.11%) sedangkan perempuan 1283 jiwa (49.88).

4.3.2.2. Penduduk Menurut Mata pencaharian Tabel 4.3

Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Frekuensi(jiwa) Persentase (%) 1.

2. 3.

PNS/TNI/POLRI Tani

Wiraswasta (pelaku usaha wisata) 116 600 202 12,63 65.35 22,00

Total 918 100,00

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Situmeang Habinsaran bermata pencaharian sebagai pegawai negara 116 kk (12,63%), dan sebagiannya lagi bergerak dibidang pertanian 600kk (65,35%) dan juga wiraswasta di sektor wisata 202kk (22,00%).


(8)

4.3.2.3 Penduduk Menurut Suku dan Agama 4.3.2.3.1. Penduduk Menurut Suku

Semua penduduk yang terdaftar di kantor kelurahan Situmeang Habinsaran adalah suku Batak Toba dan jika ada terdapat beberapa suku lain yang tinggal di kelurahan tersebut sifatnya hanyalah sementara dan tidak bertujuan untuk berdomisili di kelurahan Situmeang Habinsaran.

4.3.2.3.2. Penduduk Menurut Agama

Penduduk berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4

Penduduk Menurut Agama

No. Agama Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. 2.

Kristen Protestan Kristen Khatolik

2505 67

97,39 2,60

Total 2572 100,00

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk adalah penganut Agama Kristen Protestan yaitu sebesar 2505 jiwa (97,39%) dan selebihnya adalah penganut Agama Kristen Khatolik sebesar 67 jiwa (2,60%).


(9)

4.3.2.4 Penduduk Menurut Kelompok Usia Tabel 4.5

Menurut Kelompok Usia

No. Rentang Usia Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1.

2. 3. 4. 5. 6.

00-03 04-06 07-12 13-15 16-19 19 >

236 227 387 181 270 1271

9,17 8,82 15,04 7,03 10,49 49.41 2572 100,00 Sumber : Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk berumur 19 tahun keatas yaitu sebanyak 1271 jiwa (49,41%), penduduk berumur 16-19 sebanyak 270 jiwa (10,49%), penduduk berumur 13-15 sebanyak 181 jiwa (7,03%), penduduk berumur 07-12 sebanyak 387 jiwa (15,04%), penduduk berumur 04-06 sebanyak 227 jiwa (8,82%), penduduk berumur 00-03 sebanyak 236 jiwa (9,17%).


(10)

4.2.3.5. Penduduk Menurut Kelompok Tenaga Kerja Tabel 4.6

Menurut Kelompok Tenaga Kerja

No. Rentang Usia Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1.

2. 3. 4. 5. 6.

10-14 15-19 20-26 27-40 41-56 57 >

9 92 279 631 543 1018

0,34 3,57 10,84 24,53 21,11 39,58

Total 2572 100,00

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa mayoritas angkatan kerja di Kelurahan Situmeang Habinsaran berumur 57 > yaitu sebanyak 1018 jiwa (39,58%), penduduk berumur 41-56 sebanyak 543 jiwa (21,11%), penduduk berumur 27-40 sebanyak 631 jiwa (24,53%), penduduk berumur 20-26 sebanyak 279 jiwa (10,84%), penduduk berumur 15-19 sebanyak 92 jiwa (3,57%), penduduk berumur 10-14 sebanyak 9 jiwa (0,34%).


(11)

4.4. Sarana dan Fasilitas Kelurahan

4.4.1. Sarana Pendidikan ( Gedung Sekolah )

Gedung sekolah sebagai sarana pendidikan yang ada di Kelurahan ini antara lain adalah:

Tabel 4. 7

Sarana Pendidikan Di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Sarana Pendidikan Jumlah

1. 2. 3. 4. 5.

Taman kanak- kanak Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Negeri Sekolah Menengah Kejuruan Swasta

1 buah 1 buah 1 Buah 1 Buah 1 Buah

Total 5 Buah

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Berdasarkan data tabel 4.7 disebutkan bahwa sarana yang terdapat di kelurahan Situmeang Habinsaran yaitu Taman Kanak-kanak, Sekolah dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan Swasta. Maka dapat dikatakan bahwa kelurahan Situmeang Habinsaran juga telah mempunyai beberapa sarana pendidikan dalam meningkatkan kecerdasan bagi setiap anak-anak warga kelurahan di kelurahan tersebut. Sehingga mereka juga dapat belajar seperti anak-anak pada umunya yang berhak mendapatkan pendidikan.


(12)

4.4.2. Sarana Peribadatan

Sehubungan dengan mayoritas penduduk di daerah ini adalah penganut agama Kristen, baik itu Kristen Protestan ataupun Kristen Khatolik, maka sarana peribadatan yang ada di kelurahan ini adalah Gereja sebanyak 4 (empat) buah. 4.4.3. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Kelurahan Situmeang Habinsaran adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8

Sarana Kesehatan di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Sarana Jumlah

1. 2. 3. 4.

Dokter Bidan Perawat

Dukun/ tukang urut tradisional

1 orang 3 orang 4 orang 3 orang

Total 11 orang

Sumber: Kantor Kelurahan Situmeang Habinsaran

Dilihat dari data pada tabel 4.8 bahwa sarana kesehatan yang ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran yaitu Dokter, bidan, perawat, dan juga ada dukun/ tukang urut tradisional. Tenaga medis di Kelurahan Situmeang Habinsaran sudah cukup memadai walaupun jumlahnya tidak banyak.


(13)

Prasarana kesehatan yang ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran adalah sebagai berikut :

Tabel 4.9

Prasarana Kesehatan di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Prasarana Jumlah

1. 2.

Puskesmas Toko obat

1 unit 1 unit

Total 2 unit

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Dari data pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa prasarana kesehatan yang ada di kelurahan Situmeang Habinsaran yaitu puskesmas, toko obat. Prasarana kesehatan di Kelurahan ini cukup memadai dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakatnya terlebih lagi jarak dari kelurahan ke pusat ibukota Kabupaten yang cukup dekat dapat lebih membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dalam bidang kesehatan.


(14)

4.4.4. Sarana Olahraga

Sarana olahraga yang ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10

Sarana Olahraga di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Sarana Jumlah

1. 2.

Lapangan Bola Lapangan Volley

1 buah 5 buah

Total 6 buah

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Dari tabel 4.10 dapat dikatakan bahwa di Kelurahan Situmeang Habinsaran juga terdapat sarana olahraga seperti lapangan bola dan lapangan volley. Karena kadang-kadang sarana olahraga ini sangat diperlukan juga misalnya anak-anak sekolah yang mengadakan pertandingan olahraga antar sekolah dan lingkungan di kelurahan tersebut, atau antara warga kelurahan setempat yang mengadakan perlombaan pada saat hari-hari besar. Oleh karena itu, dibangunlah lapangan bola dan volley tersebut sebagai sarana olahraga di kelurahan tersebut.

4.4.5. Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang ada di kelurahan Situmeang Habinsaran adalah angkutan kota yang berjumlah 20 unit walaupun tranportasinya cukup terbatas tetapi kebutuhan masyarakat setempat tidak pernah kekurangan karena kelurahan ini berada pada jalur lintas sumatera, yang membuat daerah ini selalu dilalui oleh


(15)

kendaraan-kendaraan yang ingin bepergian ke medan, siantar, toba, tarutung, dan juga sibolga.

4.4.6. Sarana Penerangan dan Air bersih

Sarana penerangan satu-satunya di kelurahan Situmeang Habinsaran adalah menggunakan listrik yang didistribusikan oleh perusahaan listrik negara dan sumber air bersih di Kelurahan Situmeang Habinsaran adalah dari Air PAM yang didistribusikan oleh pemerintah daerah setempat. Untuk memenuhi kebutuhan Air minum masyarakat kelurahan setempat juga menggunakan air yang dibeli dari depot air minum yang berada di daerah tersebut.

4.4.7. Sarana Jasa

Sarana jasa yang ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran adalah sebagai berikut :

Tabel 4.11

Sarana Jasa di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Jasa Jumlah

1. 2. 3. 4.

Bank

Simpan Pinjam Koperasi Unit Desa Kantor Pos

1 unit 2 unit 1 unit 1 unit

Total 4 unit

Sumber: Kantor Lurah Situmeang Habinsaran

Dari data pada tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa sarana jasa yang ada di Kelurahan Situmeang Habinsaran ada beberapa jenis, seperti Bank, Simpan Pinjam, Koperasi Unit Desa, dan Kantor Pos, Dengan demikian mobilitas


(16)

masyarakat dapat lebih terjaga dan tidak menghambat aktivitas ekonomi masyarakat di kelurahan ini.


(17)

4.4.8. Struktur Organisasi Kelurahan Situmeang Habinsaran Gambar 4.1

Struktur Organisasi Kelurahan Situmeang Habinsaran

Lurah

G. Hutabarat

Sekertaris Lurah O. Simatupang

Kasi Pemrin L.R. Hutagalung

Kasi Pembang D. Purba

Kasi Umum D. Manalu

Ling I

t. Simanungkalit

Ling II

M.Aritonang

Ling III

B. Situmeang

Ling IV

Hutauruk

Ling V

t. Situmeang

Ling VI

M.H. Situmeang

Ling VII


(18)

4.4.9. Gambaran Objek Wisata Air Panas

Kelurahan Situmeang Habinsaran terkenal dengan adanya daerah tujuan wisata yaitu Air Panas Siria-ria. Pariwisata ini sudah ada ratusan tahun yang lalu semenjak zaman kolonial belanda dan sampai sekarang masih tetap eksis walaupun dengan keadaan yang tidak terlalu diperhatikan oleh pemerintah daerah setempat. Ada beberapa hal yang membuat daerah ini tetap ramai dikunjungi oleh wisatawan, air panas ini telah menjadi tempat persinggahan (stopover) para wisatawan yang mengadakan paket perjalanan wisata ke Medan, Parapat, Tarutung, Padang dan Sibolga.

Pemandian air panas Siria-ria memiliki lokasi yang sangat startegis yaitu berada di jalur lintas sumatera. Tidak heran kalau pada musim libur permandian air panas itu dipadati pengunjung dari pagi hingga pada malam harinya. Karena Pemandian Air panas ini mengandung unsur belerang yang mengalir dari perut bumi dan di alirkan dengan sistem yang sedemikian rupa, ke arah tempat-tempat penampungan rumah-rumah kedai yang kemudian di komersilkan bagi siapa saja yang ingin mandi air panas tersebut.

Sumber mata airnya sungguh indah. Ada gua kecil didekat sumber mata air utama. Di dalam gua ini kita bisa lihat stalaktit yang masih aktif dan air panas yang mengalir di dasarnya. Selain sebagai tempat wisata, lokasi ini juga merupakan tambang belerang. Masyarakat sekitar Sipoholon mengumpulkan belerang untuk dijual.

Kelurahan Situmeang Habinsaran berada di Lembah Silindung dan berada tak jauh dari Dolok (Gunung) Martimbang yang menjadi sumber dari mata air panas Siria-ria, tepatnya berada bagian Kabupaten Tingkat II Tapanuli Utara.


(19)

Banyak terdapat Sumber Air panas di Kabupaten Tapanuli Utara antara lain adalah Air panas Hutabarat, Parbubu, Ugan, Sait Ni Huta, dan Air Soda yang berada di Kecamatan Tarutung, Air panas juga ada di Kecamatan Pahae julu, dan juga di Kecamatan Siatas Barita yaitu tepatnya di desa Sitompul. Semua sumber Air Panas tersebut adalah sebuah rangkaian yang terbentik dari Dolok (Gunung) Martimbang.

Terkhusus untuk Air panas Siria-ria, Air panas ini yang paling terkenal dan mudah dijangkau oleh para wisatawan karena lokasinya yang sangat strategis yaitu tepat pada jalur lintas sumatera dan tepat berada dipinggir jalan. Terlebih lagi karena biasanya wisatawan yang bepergian kedaerah wisata Danau Toba pasti akan melanjutkan perjalannya kedaerah wisata lain seperti Air panas Siria-ria, Air Soda dan Salib Kasih, ini menjadikan objek wisata ini menjadi bagian dari paket wisata yang akan dikunjungi oleh para wisatawan lokal yang berasal dari luar kota karena jarak dari satu objek wisata ke objek wisata lainnya tidak memerlukan waktu yang lama dan didukung oleh alat tranportasi yang mudah diakses.

Objek wisata Air panas ini adalah termasuk objek wisata yang tidak mahal karena tidak dipungut retribusi uang masuk kepada setiap kendaraan yang masuk baik itu roda empat maupun roda dua, para wisatawan hanya diwajibkan untuk mengkonsumsi salah satu hidangan yang berada di tempat wisata tersebut yang notabene harganya tidak mahal dan tidak seperti sering dijumpai di daerah-daerah wisata lainnya. Kemudahan-kemudahan seperti itu lah yang bisa didapatkan dari objek wisata Air panas Siria-ria yang membuat para wisatawan selalu ramai pengunjung dari tahun ke tahun yang sangat berkontribusi terhadap sosial ekonomi masyarakat setempat.


(20)

BAB V

ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan sesuai dengan metode yang digunakan, terutama melalui hasil penyebaran angket. Adapun hasil penelitian yang diperoleh beserta pembahasannya meliputi:

1. Karakteristik umum responden 2. Kegiatan ekonomi sektor pariwisata 3. Sosial ekonomi masyarakat

5.1. Karakterristik Umum Responden

Dalam rangka memperoleh deskripsi tentang sampel penelitian, berikut ini diuraikan karakteristik umum. Karakteristik umum meliputi :

5.1.1. Usia

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No. Usia (Tahun) Frekuensi Persentasi (%) 1.

2. 3.

30-40 41-50 51-61

11 3 6

55 15 30

Total 20 100

Sumber: Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 11 (55%) berusia antara 30-40 tahun. Sebanyak 6 (30%) berada pada usia antara 51-61 dan sebanyak 3 (15%)


(21)

responden berada pada usia antara 41-50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden tergolong kedalam usia produktif kerja yang artinya mereka masih memiliki kemampuan dan semangat kerja yang tinggi dalam usaha mengembangkan usaha yang mereka jalani.

5.1.2. Jenis kelamin

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Laki-laki Perempuan

16 4

80 20

Total 20 100

Sumber: Hasil angket 2014

Berdasarakan data yang disajikan pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 16 (80%) adalah berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan laki-laki mempunyai tanggung jawab yang besar untuk dapat mencari nafkah agar mampu memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Sebanyak 4 (20%) responden berjenis kelamin perempuan, hal ini dikarenakan perempuan ingin ikut berpartisipasi dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

5.1.3. Suku Bangsa

Berdasarakan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan dilapangan oleh peneliti mengenai suku bangsa responden bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 20 (100%) bersuku bangsa Batak Toba.


(22)

5.1.4. Agama

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Agama

No. Agama Frekuensi Persentase

1. 2.

Kristen Protestan Kristen Katolik

17 3

85 15

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 mengenai agama dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 17(85%) beragama Kristen Protestan. Sebanyak 3 (15%) responden beragama katolik. Perbedaan agama yang ada tidak memecahkan persatuan dan tali silaturahmi yang telah terjalin antara responden, bahkan mereka dapat kompak dan saling membantu dan saling menghargai sesama umat beragama.


(23)

5.1.5. Pekerjaan

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Bidang Wisata No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pemandian Kolam Air Panas Usaha Rumah Makan

Hotel/ Penginapan Usaha Kelontong Toko Obat

Oleh-oleh/ Kacang Sihobuk

9 2 1 3 1 4 45 10 5 15 5 20

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Pekerjaan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan seseorang dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan. Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.4 mengenai jenis pekerjaan mayoritas responden yang berjumlah 9 (45%) bekerja di tempat pemandian kolam air panas. Hal ini dikarenakan pekerjaan ini merupakan pekerjaan utama mereka untuk dapat memenuhi sosial ekonomi keluarga. Penjual kacang Sihobuk sebanyak 4 orang (20%), usaha kelontong sebanyak 3 orang (15%), usaha rumah makan sebanyak 2 orang (10%), usaha hotel/ penginapan sebanyak 1 orang (5%), usaha toko obat 1 orang (5%). Hal ini dikarenakan pekerjaan responden merupakan pekerjaan utama mereka dalam memenuhi sosial ekonomi keluarga.


(24)

5.1.6. Pendidikan terakhir Responden

Tabel berikut adalah data mengenai karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang pernah ditempuh, yaitu :

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 4.

SD SMP SMA DIPLOMA

1 2 16

1

5 10 80 5

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.5 mengenai pendidikan terakhir dapat diketahui mayoritas responden yang berjumlah 16 (80%) hanya memperoleh pendidikan formal sampai pada tingkat SMA. Sebanyak 2 (10%) responden hanya menamatkan pendidikan formal sampai tingkat SMP. 1 (5%) responden hanya menamatkan pendidikan forma sampai tingkat SD. Hal ini dikarenakan dulu jarak rumah dan sekolah yang jauh dan juga biaya yang dimiliki keluarga responden terbatas yang menyebabkan responden hanya dapat menamatkan pendidikannya hanya pada sampai tingkat SD, SMP, dan SMA saja. 1 (5%) responden menamatkan pendidikan formalnya sampai pada tingkat DIPLOMA. Hal ini dikarenakan keluarga mereka mempunyai biaya untuk melanjutkan pendidikan responden sampai tingkat perguruan tinggi.


(25)

5.2. Kegiatan Ekonomi Sektor Pariwisata

1. berdasarkan lamanya berusaha dibidang kebutuhan wisata Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Berusaha di Bidang Kebutuhan Wisata di Kelurahan Situmeang Habinsaran

No. Lamanya Usaha Frekuensi Persentase (%) 1.

2. 3.

< 2 tahun 2-3 tahun > 3 tahun

2 2 16

10 10 80

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.6 dapat diketahui bahwa usaha yang paling lama dikelola yaitu lebih dari 3 tahun sebanyak 16 orang (80%), sedangkan usaha yang telah dijalani selama 2 sampai 3 tahun ada sebanyak 2 orang (10%), dan yang kurang dari 2 tahun juga sebanyak 2 orang (10%). Berdasarkan keterangan diatas dikatakan bahwa dengan lamanya membuka dan mengelola usaha, berarti bahwa usaha ini akan semakin dapat diandalkan dalam komposisinya sebagai sumber pendapatan dalam rumah tangga. Seperti halnya usaha yang telah mereka jalani dalam waktu dari 2 tahun, ini sudah dapat dirasakan hasilnya khususnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, biaya pendidikan anak-anak mereka, bahkan mereka sudah mempunyai tempat tinggal dan tabungan sendiri yang layak. Usaha yang dijalani ini seperti : usaha penginapan, usaha rumah makan, usaha oleh-oleh khas daerah, kelontong, toko obat yang tentunya mendukung aktivitas wisata, sehingga mereka


(26)

tetap dapat membuka usaha tersebut dan dapat menjadi pemasukan yang menetap bagi perekonomian rumah tangga mereka.

2. Lamanya bekerja dalam sehari

Tabel 5.7

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja dalam Sehari di Bidang Wisata

No. Lamanya Bekerja Frekuensi Persentase (%) 1.

2. 3.

< 10 jam 12-20 jam 24 jam

5 12

3

25 60 15

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa responden yang bekerja kurang dari 10 jam sebanyak 5 orang (25%). Hal ini dikarenakan responden bekerja membuka usaha rumah makan. Sebanyak 12 (60%) responden bekerja selama 12-20 jam. Hal ini dikarenakan responden bekerja membuka usaha kolam pemandian air panas dan sebanyak 3 (15%) bekerja selama 24 jam, hal ini dikarenakan responden bekerja membuka usaha penginapan dan juga kolam pemandian. Melalui data tersebut dapat disimpulkan bahwa lamanya responden bekerja dalam sehari-hari berbeda-beda, hal ini tergantung pada jenis pekerjaan yang digeluti juga berbeda-beda dan akan berpengaruh juga pada tingkat pendapatan yang mereka hasilkan.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan responden yang bernama Ombun Simanjuntak: saya dek bekerja dalam sehari selama 24


(27)

jam, ini saya lakukan karena saya membuka usaha penginapan/ hotel. Hal ini saya lakukan karena saya ingin bisa memenuhi sosial ekonomi keluarga saya.

3. Perlu tidaknya keterampilan tertentu dalam suatu pekerjaan Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Perlu Tidaknya Keterampilan Tertentu dalam Suatu Pekerjaan di Bidang Wisata

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Ya Tidak

8 12

40 60

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.8 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 12 (60%) menyatakan bahwa tidak perlu keterampilan tertentu dalam menjalankan suatu pekerjaan dibidang wisata. Hal ini dikarenakan pekerjaan yang dijalankan responden hanya berjulan, menjaga kolam pemandian. Sebanyak 8 (40%) responden menyatakan bahwa perlunya memiliki keterampilan dalam menjalankan suatu pekerjaan. Hal ini dikarenakan pekerjaan responden yang menjalankan hotel, mengayak kacang Sihobuk dan juga memasak Arsik yang akan dijual kepada para wisatawan.. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden tidak membutuhkan keterampilan tertentu dalam melakukan pekerjaannya. Walaupun begitu cukup besar juga persentase yang membutuhkan keterampilan, hal ini disebabkan tidak semua orang dapat melakukan pekerjaan tersebut. Hanya orang yang memiliki keterampilan dalam bidang pekerjaan tersebut yang mampu melakukannya.


(28)

Seperti dalam melaksanakan pekerjaanya disektor pariwisata dan ekonomi contohnya mengayak kacang sihobuk dan juga memasak arsik-arsik yang akan dijual kepada para wisatawan, terlebih untuk para responden yang bekerja mengayak kacang sihobuk harus benar-benar terlatih sebab selain karena cara kerja yang susah dan memakan waktu, kacang sihobuk juga biasanya dijadikan sebagai oleh-oleh yang akan dibawa para wisatawan pulang ke tempat asalnya. 4.Posisi kedudukan usaha yang dijalani

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Posisi Kedudukan Berusaha di Bidang Wisata dalam Komposisi Pendapatan Rumah tangga

No. Posisi Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Pekerjaan utama Pekerjaan tambahan

19 1

95 5

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan responden yang berjumlah 19 (95%) menyatakan bahwa posisi kedudukan usaha yang dijalani merupakan pekerjaan utama. Hal ini dikarenakan pekerjaan ini sangat gampang untuk dilakukan dan juga menghasilkan pendapatan yang mampu untuk memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga. 1 (5%) menyatakan bahwa kedudukan posisi usaha yang dijalani adalah pekerjaan tambahan. Hal ini dikarenakan responden telah memiliki pekerjaan utama yang bukan dibidang wisata, pekerjaan dibidang wisata yang dijalani responden dilakukan hanya untuk menambah pendapatan keluarga untuk


(29)

dapat memenuhi kebutuhan. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha dibidang pariwisata dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan/ penghasilan yang berarti dan sumber yang utama dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Karena dari pekerjaannya tersebut, mereka sudah cukup mampu dalam hal pemenuhan kebutuhan rumah tangganya masing-masing dan untuk keperluan lainnya sebagian besar sudah dapat mereka penuhi.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Jefri Hutauruk: Pekerjaan dibidang wisata ini merupakan pekerjaan utama saya, karena susah kali dek mencari pekerjaan lain. Salah satu yang saya rasa mudah untuk dikerjakan dan menghasilkan pendapatan yang lumayan adalah ya dibidang wisata ini lah dek, makanya ini menjadi pekerjaan utama saya dek.

5. Keterlibatan dalam melakukan usaha wisata Tabel 5.10

Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan dalam Melakukan Usaha Wisata

No. Pihak yang terlibat Frekuensi Persentase (%) 1.

2. 3. 4.

Hanya suami Hanya istri Suami dan istri

Lain-lain

1 2 8 9

5 10 40 45

Total 20 100


(30)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.10 dapat diketahui bahwa sebanyak 9 (45%) responden menyatakan bahwa yang terlibat dalam usaha wisata adalah suami, istri, anak, dan karyawan. Hal ini dikarenakan usaha yang responden buka adalah tempat penginapan dan kolam pemandian air panas. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Ombun Simanjuntak: usaha saya dek adalah membuka hotel, tempat pemandian air panas dan restoran , jadi itu sebabnya dek saya memerlukan beberapa tenaga pekerja untuk membantu memudahkan usaha yang saya jalani ini.

Sebanyak 8 (40%) responden menyatakan bahwa yang terlibat dalam melakukan usaha dibidang wisata adalah suami dan istri. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalani responden adalah membuka usaha pembuatan dan penjualan kacang sihobuk dan juga usaha pemandian air panas yang tidak cukup besar, jadi hanya memerlukan dua tenaga kerja yaitu suami dan istri. Sebanyak 2 (10%) responden menyatakan bahwa yang terlibat dalam usaha dibidang wisata adalah hanya istri. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalani adalah membuka usaha warung tempat makan. 1 (5%) responden menyatakan bahwa yang terlibat dalam melakukan usaha dibidang wisata adalah hanya suami. Alasannya karena usaha yang dilakukan adalah hanya menjual kacang sihobuk.


(31)

6.Berdasarkan waktu ramainya pengunjung 5.11

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Ramainya Pengunjung

No. Waktu Frekuensi Persentase (%)

1. 2.

Hari-hari biasa Hari libur

5 15

25 75

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.11 dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 15 (75%) menyatakan waktu ramainya pengunjung adalah dihari libur. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang meluangkan waktunya untuk berkumpul bersama keluarga atau teman-teman lainnya dengan pergi berlibur ketempat wisata khususnya tempat wisata pemandian air panas. Sebanyak 5 (25%) responden menyatakan bahwa waktu ramainya pengunjung adalah dihari biasa. Hal ini dikarenakan pengunjung yang datang ke pemandian air panas ini adalah masyarakat yang ada disekitaran lokasi pemandian wisata.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Lister Situmeang menyatakan : di lokasi pemandian air panas ini waktu yang paling ramai itu hanya dihari libur saja dek, kalau di hari biasa tetap ada tetapi hanya sedikit dan itupun hanya masyarakat sekitar pemandian saja.


(32)

7.Berdasarkan yang menjadi pengunjung utama objek wisata Tabel 5.12

Distribusi Responden Berdasarkan yang Menjadi Pengunjung utama Daerah Objek Wisata Air Panas

No. Pengunjung Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3.

Wisatawan setempat Wisatawan luar (lokal) Lain-lain

5 13 2

25 65 10

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.12 mengenai yang menjadi pengunjung utama objek wisata, dapat diketahui mayoritas responden yang berjumlah 13 (65%) menyatakan bahwa wisatawan dari luar kota yang paling banyak berkunjung ke lokasi pemandian air panas ini. Hal ini dikarenakan jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dan sarana transportasi yang memadai yang membuat banyak masyarakat mengunjungi lokasi pemandian air panas tersebut. sebanyak 5 (25%) menyatakan bahwa yang menjadi pengunjung utama objek wisata adalah masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan lokasi tempat pemandian air panas yang dekat dengan pemukiman warga yang membuat masyarakat sekitar sering berkunjung. Sebanyak 2 (10%) menyatakan bahwa yang menjadi pengunjung utama adalah masyarakat sekitar, wisatawan lokal dan mancanegara.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Ombun Simanjuntak menyatakan: kalau di tempat pemandian air panas ini dek pengunjung paling banyak berasal dari luarkota


(33)

seperti siantar, pekanbaru,medan dan sibolga, mereka dek biasanya datang pada saat hari libur, mereka berkunjung bersama keluarga mereka. Contohnya dek dari medan sebelum mereka ke pemandian ini mereka pergi dulu ketempat wisata lain yang ada disekitaran daerah ini, terus malamnya menginap di hotel dekat pemandian air panas sambil mandi air panas.

8.Berdasarkan adanya pengaruh objek wisata terhadap peningkatan pekerjaan

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dilapangan dapat diketahui bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 20 (100%) menyatakan bahwa objek wisata berpengaruh terhadap peningkatan pekerjaan. Berdasarkan pengamatan dapat diketahui bahwa dengan adanya berbagai macam aktivitas wisata yang sejalan dengan aktivitas ekonomi di daerah tujuan wisata Situmeang Habinsaran, maka timbullah berbagai jenis usaha yang dapat dijalani masyarakat dengan tujuan memenuhi dan menambah pendapatan bagi perekonomian rumah tangga mereka. Maka dengan adanya usaha yang saling menguntungkan antara wisatawan/ pengunjung dan masyarakat yang mempunyai usaha di tempat tersebut, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi sosial ekonomi rumah tangga masyarakat tersebut.

9.Berdasarkan dapat tidaknya usaha dibidang wisata mengurangi jumlah pengangguran

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di lapangan mengenai dapat tidaknya usaha dibidang wisata mengurangi jumlah pengangguran, dapat diketahui keseluruhan responden yang berjumlah 20 (100%) menyatakan bahwa usaha dibidang wisata dapat mengurangi jumlah pengangguran. Hal ini


(34)

dikarenakan semakin banyaknya jumlah pengunjung yang datang kepemandian air panas dan keterbatasan tenaga dan waktu yang dimiliki pemilik usaha yang membuat pemilik usaha mencari tenaga kerja yang dapat membantu meringankan pekerjaan yang dilakukan pemilik kerja.

5.3. Sosial Ekonomi

1. Jumlah tenaga kerja yang diserap

Tabel 5.13

Distribusi responden berdasarkan jumlah tenaga kerja yang diserap dari berusaha di bidang wisata

No Jumlah Pekerja Frekuensi Persentase (%) 1.

2. 3.

Tidak ada 1-5 orang >5 orang

9 10

1

45 50 5

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Setiap membuka usaha pasti membutuhkan tenaga kerja untuk mengelola usaha tersebut. begitu juga usaha yang terdapat di Objek wisata pemandia Air panas Situmeang Habinsaran ini juga membutuhkan beberapa tenaga kerja untuk dipekerjakan seperti usaha penginapan, kolam berenang, dan juga usaha pembuatan kacang Sihobuk, namun tidak banyak diperlukan karena kebanyakan usaha yang dijalani merupakan usaha rumah tangga seperti usaha rumah makan, dan beberapa pemandian kolam pemandian yang kecil.

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.13 mengenai jumlah tenaga kerja yang diserap dapat diketahui bahwa sebanyak 10 (50%) responden


(35)

menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang diserap adalah 1-5 orang. Hal ini dikarenakan usaha yang mereka jalani cukup besar seperti usaha pemandian kolam air panas dan rumah makan sehingga membutuhan tenaga kerja karena dengan sendiri tidak bisa menjalan usaha dengan maksimal. 1 (5%) responden menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan lebih dari 5. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalani besar seperti usaha penginapan dan restoran. Sebanyak 9 (45%) menyatakan bahwa responden tidak membutuhkan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan usaha yang mereka jalani adalah berjualan kacang sihobuk dan usaha kelontong.

2. Jumlah penghasilan (omset) setiap hari Tabel 5.14

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan (Omset) Setiap Hari

No. Jumlah Frekuensi Persentase(%)

1. 2. 3.

<1 juta 1-2 juta >2 juta

7 11

2

35 55 10

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.14 mengenai jumlah penghasilan (omset) yang didapat responden setiap hari dapat diketahui mayoritas responden yang berjumlah 11 (55%) menyatakan bahwa penghasilan atau omset yang didapat setiap hari adalah sebesar 1-2 juta. Hal ini dikarenak jenis pekerjaan yang mereka lakukan cukup besar seperti kolam pemandian air panas dan rumah makan yang mereka jalani dan juga lama waktu usaha yang dijalani responden.


(36)

Sebanyak 7 (35%) menyatakan bahwa penghasilan atau omset yang didapat responden kurang dari 1 juta hal ini dikarenakan jenis pekerjaan dan lama waktu yang dijalani responden yang membuat penghasilan responden kecil. Dan sebanyak 2 (10%) menyatakan bahwa penghasilan (omset) yang didapat responden dalam sehari adalah diatas 2 juta. Hal ini dikarenakan usaha yang dibuka responden cukup besar seperti tempat penginapan.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Ny.Dameris Aritonang menyatakan : penghasilan saya nak kurang dari 1 juta per harinya, karena usaha yang ibu lakukan hanya membuka pemandian air panas yang kecil dan hanya berbentuk kamar-kamar saja. Itupun nak yang berkunjung kepemandian tersebut hanya minum saja dan juga usaha ini satu-satunya saya lakukan nak.

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa besarnya omset yang diperoleh tergantung dari besar kecil usaha yang dijalani dan juga tergantung pada lama waktu membuka usahanya, artinya jika usaha yang dijalani kecil seperti berjualan dengan hanya rentang beberapa jam maka hal tersebut dapat mempengaruhi jumlah omset yang diperoleh oleh pembuka usaha pun juga hanya sedikit, begitu juga sebaliknya. Serta dipengaruhi juga oleh jumlah pengunjung yang datang, artinya jikalau pengunjung tidak ramai datang, omset akan kecil tetapi jika pengunjung ramai biasanya omset juga akan banyak diperoleh.


(37)

3.Berdasarkan jumlah penghasilan bersih yang didapat setiap minggu Tabel 5.15

Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan (laba bersih) Setiap minggu

No. Jumlah Frekuensi Persentase (%)

1. 2.

1-2 juta >2 juta

4 16

20 80

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.15 mengenai jumlah penghasilan bersih dalam seminggu dapat diketahui mayoritas responden yang berjumlah 16 (80%) menyatakan bahwa penghasilan bersih yang didapat responden dalam seminggu adalah diata dua juta. Hal ini dikarenakan usaha yang dijalani responden cukup besar seperti tempat penginapan dan restoran, yang dimana jumlah penghasilan (omset) yang didapat setiap harinya cukup besar. Sebanyak 4 (20%) responden menyatakan jumlah penghasilan bersih yang didapat responden dalam seminggu adalah 1-2 juta.


(38)

4. Berdasarkan ada tidaknya pengeluaran selain memenuhi kebutuhan rumah tangga

Tabel 5.16

Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Pengeluaran Selain Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga

No. Tanggapan responden Rekuensi Persentase (%) 1.

2. Ya Tidak

16 4

80 20

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.16 mengenai ada tidaknya pengeluaran selain memenuhi kebutuhan rumah tangga, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 16 (80%) menyatakan bahwa ada pengeluaran selain memenuhi kebutuhan sosial ekonomi. Pengeluaran tersebut seperti membayar gaji karyawan dan juga membayar cicilan kredit kendaraan. Sebanyak 4 (20%) responden menyatakan bahwa tidak ada pengeluaran selain memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Ombun Simanjuntak menyatakan : saya memiliki banyak pengeluaran selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pengeluaran itu seperti membayar gaji karyawan yang saya pekerjakan dan juga membayar cicilan hutang di bank yang pernah saya pinjam untuk membangun usaha yang saya jalani ini.


(39)

5. Berdasarkan membantu tidaknya usaha dibidang wisata dalam pemenuhan kebutuhan rumah tangga

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di lapangan mengenai membantu tidaknya usaha dibidang wisata dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, dapat diketahui keseluruhan responden yang berjumlah 20 (100%) menyatakan bahwa usaha dibidang wisata dapat membantu kebutuhan rumah tangga. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usaha yang bergerak dalam aktivitas wisata tersebut ternyata memberikan kontribusi dalam membantu penghasilan/ pendapatan rumah tangga bagi masyarakat yang memiliki usaha di daerah objek wisata Pemandian Air panas Situmeang Habinsaran tersebut. Hal ini dapat terlihat dari jumlah penghasilan yang mereka dapat setiap bulannya yang lebih dari pada cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan mereka dapat menabung dan mempunyai beberapa barang yang termasuk kedalam kategori mewah.

6.Berdasarkan butuh tidaknya sumber penghasilan lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari

Tabel 5.17

Distribusi Responden Berdasarkan Butuh Tidaknya Sumber Penghasilan Lain Dalam Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari

No. Tanggapan responden Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Ya Tidak

4 16

20 80

Total 20 100


(40)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.17 mengenai butuh tidaknya sumber penghasilan lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 16 (80%) menyatakan tidak membutuhkan sumber penghasilan lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dikarenakan usaha yang responden jalani telah mampu mendapat penghasilan yang besar sehingga tidak memerlukan penghasilan lain. Sebanyak 4 (20%) responden menyatakan bahwa memerlukan sumber penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dikarenakan jumlah penghasilan yang responden dapatkan hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari dan kurang untuk menambah modal dalam menjalani usaha.

7. Berdasarkan jumlah tanggungan

Tabel 5.18

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No. Jumlah Tanggungan Frekuensi Persentase (%) 1.

2. 3. 4.

Tidak ada 1 orang 2 orang >2orang

2 3 7 8

10 15 35 40

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.18 mengenai jumlah tanggungan, dapat diketahui sebanyak 8 (40%) menyatakan bahwa responden memiliki lebih dari 2 tanggungan. Sebanyak 7 (35%) responden menyatakan bahwa tanggungan yang mereka miliki adalah berjumlah 2 orang. Sebanyak 3


(41)

(15%) responden menyatakan mempunyai 1 orang tanggungan. Tanggungan yang responden harus penuhi adalah biaya sekolah, khususnya anak yang sekolah diluar kota, dan juga tanggungan pegawai yang tinggal serumah dengan responden. Sebanyak 2 (10%) responden tidak memiliki tanggungan yang harus dipenuhi. 7.Berdasarkan Jumlah anak yang bersanggung

Tabel 5.19

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Masih Sekolah No. Jumla Anak Sekolah Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 4.

Tidak ada 1 orang 2 orang >2 orang

3 5 7 5

15 25 35 25

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.19 mengenai jumlah anak yang masih bersekolah, dapat diketahui bahwa sebanyak 7 (35%) menyatakan bahwa responden memiliki 2 orang anak yang masih bersekolah. Sebanyak 5 (25%) menyatakan bahwa responden memiliki lebih dari 2 orang anak yang masih bersekolah. Sebanyak 5 (25%) menyatakan bahwa responden memiliki 1 orang anak yang masih bersekolah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada sebagian kecil responden yang tidak memiliki anak yang sedang bersekolah. Mayoritas responden memiliki anak yang sedang bersekolah walaupun masih hanya sebatas jenjang SD, SMP, SMA, dan belum ada yang melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi lagi. Jadi keperluan untuk biaya pendidikan anak-anak


(42)

mereka belum begitu besar karena anak mereka kebanyakan bersekolah di sekolah negeri dan juga banyak dari anak-anak mereka yang berhenti dijenjang SMA karena lebih tertarik untuk membantu dan melanjutkan usaha orang tua. 8.Berdasarkan ada tidaknya anak yang bersekolah di swasta

Tabel 5.20

Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Anak Yang Bersekolah Di Swasta

No. Tanggapan responden Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Ada Tidak

6 14

30 70

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.20 menegenai ada tidaknya anak yang bersekolah diswasta, dapat diketahui mayoritas responden yang berjumlah 14 (70%) menyatakan tidak memiliki anak yang bersekolah diswasta hal ini dikarenakan anak-anak dari responden ini bersekolah di negeri karena biaya yang akan dikeluarkan lebih murah dibandingkan di sekolah swasta. Sebanyak 6 (30%) responden menyatakan memiliki anak yang bersekolah di swasta, hal ini dikarenakan responden ingin anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik walaupun harus membayar lebih mahal.


(43)

9.Berdasarkan status kepemilikan rumah yang ditempati saat ini Tabel 5.21

Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah Yang Di Tempati Saat Ini

No. Status kepemilikan Frekuensi Persentase (%) 1.

2. 3.

Milik sendiri Menyewa Lain-lain

15 4 1

75 20 5

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.21 mengenai status kepemilikan rumah yang ditempati saat ini, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 15 (75%) menyatakan bahwa kepemilikan rumah yang ditempati adalah milik sendiri. Hal ini dikarenakan rumah yang mereka tempati berasal dari pemberian orang tua mereka. Sebanyak 4 (20%) menyatakan bahwa status kepemilikan rumah yang ditempati saat ini adalah menyewa. Hal ini dikarenakan responden berasal dari luar daerah yang tinggal disekitar pemandian tersebut untuk melakukan usaha. 1 (5%) menyatakan bahwa status kepemilikan rumah yang mereka tempati saat ini adalah lain-lain, lain-lain yang dimaksud adalah bahwa yang rumah yang ditempati statusnya berbagi hak milik dengan saudara yang lain.


(44)

10. Berdasarkan jenis bangunan rumah yang ditempati saat ini Tabel 5.22

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bagunan Rumah Yang Ditempati Saat Ini

No. Jenis bangunan Ferekuensi Persentase (%) 1.

2.

Permanen Semi permanen

9 11

45 55

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.22 mengenai jenis bangunan rumah yang ditempati saat ini, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 11 (55%) menyatakan bahwa jenis bangunan rumah yang ditempati saat ini adalah semi permanen, yaitu campuran antara beton dan kayu. Sebanyak 9 (45%) responden menyatakan bahwa jenis bangunan rumah yang ditempati saat ini adalah permanen, yaitu terbuat dari beton.

Dari uraian data tersebut dapat disimpulkan bahwa umunya responden telah memiliki atau menghuni rumah sebagai tempat tinggal yang sudah termasuk layak untuk dihuni bahkan ada beberapa rumah responden yang sudah dapat digolongkan mewah. Dan sudah tidak ada lagi masyarakat di kelurahan Situmeang Habinsaran ini yang memiliki rumah yang tidak permanen atau hanya bambu atau tepas. Artinya, mayoritas mereka telah dapat memenuhi kebutuhan pokok akan tempat tinggal (papan).


(45)

11.Berdasarkan jumlah kamar yang terdapat di rumah Tabel 5.23

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kamar Yang Terdapat Di Rumah

No. Jumlah kamar Frekuensi Persentase (%) 1.

2. 3.

1 buah 2 buah >2 buah

1 7 12

5 35 60

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.23 mengenai jumlah kamar yang terdapat di rumah, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 12 (60%) menyatakan bahwa jumlah kamar yang terdapat di rumah adalah lebih dari 2 buah, hal ini dikarenakan rumah yang mereka tempati cukup besar sehingga memiliki lebih dari dua buah kamar tidur. Sebanyak 7 (35%) responden menyatakan bahwajumlah kamar yang terdapat dirumahnya adalah 2 buah kamar dan 1 (5%) responden menyatakan bahwa jumlah kamar yang terdapat di rumah adalah 1 buah. Hal ini dikarenakan rumah yang dimiliki responden tidak terlalu besar.

12. Berdasarkan sumber air bersih yang diperoleh

Bila dilihat dari sumber air bersih yang diperoleh setiap responden, bahwa seluruhnya sudah memperoleh air bersih dari perusahaan air minum daerah setempat, ini terlihat dari 20 orang (100%) yang menyatakan memperoleh dan mencukupi kebutuhannya hanya memalui air PAM. Dengan demikian dapat


(46)

disimpulkan bahwa sumber air yang mereka peroleh juga sudah memadai dan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Ini terlihat dari cara masyarakat setempat memperoleh air bersih, mereka tidak lagi menggunakan sumur bor ataupun sungai.

13.Berdasarkan sumber penerangan yang digunakan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di lapangan mengenai sumber penerangan yang digunakan dapat diketahui bahwa semua responden sudah memperoleh sumber penerangan di rumah mereka masing-masing. Hal ini dapat terlihat bahwa ada 20 orang (100%) responden menyatakan alat penerangan yang mereka pakai adalah listrik. Kelurahan Situmeang Habinsaran sudah lama dimasukkan alat penerangan yaitu listrik sebagai salah satu fasilitas yang diberikan oleh pemerintah untuk masyarakat kelurahan tersebut. Jadi secara umum masyarakat kelurahan Situmeang Habinsaran sudah memiliki alat penerangan yang memadai yaitu listrik sehingga mereka juga dapat mempergunakan alat-alat rumah tangga yang memakai tenaga listrik. Bahkan ada beberapa rumah tangga yang memakai genset jika listrik padam agar usaha mereka tidak terhambat dan roda ekonomi rumah tangga mereka dapat terus berjalan.


(47)

14.Berdasarkan alat kendaraan yang dimiliki Tabel 5.24

Distribusi Responden Berdasarkan Alat Kendaraan Yang Dimiliki No. Alat kendaraan Frekuensi Persentase (%)

1. 2.

Roda 2 Roda 4

8 12

40 60

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.24 mengenai alat kendaraan yang dimiliki, dapat diketahui mayoritas responden yang berjumlah 12 (60%) menyatakan bahwa alat kendaraan yang dimiliki responden adalah roda 4. Hal ini dikarenakan penghasilan yang responden dapatkan sudah cukup besar sehingga mampu membeli kendaraan roda 4. Sebanyak 8 (40%) responden menyatakan bahwa jenis alat kendaraan yang dimiliki adalah roda 2.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran telah memiliki alat transportasi sendiri baik itu kendaraan roda 2 maupun roda 4, bahkan ada juga beberapa responden yang mengatakan bahwa mereka memiliki kendaraan roda 2 dan roda 4, sehingga mobilitas mereka tetap terjaga dan tidak kesulitan untuk bepergian untuk jarak jauh dan dekat. Memang sebagian besar masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran telah memiliki kendaraan hal ini disebabkan jalan yang menghubungkan kepusat kota sudah bagus dan juga dikarenakan kemudahan yang diberikan oleh pihak penjual kendaraan, seperti sistem kredit atau leasing yang


(48)

membuat para masyarakat lebih ringan untuk membayarkan tagihan setiap bulannya.

15.Berdasarkan keadaan kesehatan

Tabel 5.25

Distribusi Responden Berdasarkan Keadaan Kesehatan

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Baik

Kurang baik

18 2

90 10

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.25 mengenai keadaan kesehatan, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 18 (90%) menyatakan bahwa keadaan kesehatan baik. Hal ini dikarenakan asupan gizi yang dimiliki responden cukup baik dan juga karena keadaan lingkungan tempat tinggal yang masih hijau dan asri. Sebanyak 2 (10%) responden menyatakan bahwa keadaan kesehatan mereka kurang baik. Hal ini dikarenakan efek lamanya responden berkerja dan kurangnya istirahat.


(49)

16. Berdasarkan sarana yang digunakan untuk berobat jika sakit Tabel 5.26

Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Yang Digunakan Untuk Berobat Jika Sakit

No. Sarana kesehatan Frekuensi Persentase (%) 1.

2. 3. 4.

Rumah sakit Puskesmas Klinik Lain-lain

3 13

2 2

15 65 10 10

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.25 mengenai sarana yang digunakan untuk berobat jika sakit, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 13 (65%) menyatakan bahwa sarana yang digunakan untuk berobat jika sakit adalah puskesmas. Hal ini dikarenakan jarak yang dekat dari tempat tinggal dan juga tidak perlu mengeluarkan biaya ketika berobat. Sebanyak 3 (15%) responden menyatakan bahwa sarana yang digunakan untuk berobat jika sakit adalah rumah sakit dan sebanyak 2 (10%) responden menyatakan sarana yang digunakan untuk berobat jika sakit adalah klinik. Hal ini dikarenakan responden ingin mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik walaupun harus membayar lebih mahal. Sebanyak 2 (10%) responden menyatakan bahwa sarana yang digunakan untuk berobat jika sakit adalah lain-lain. Lain-lain yang dimaksud adalah pengobatan tradisional.


(50)

17.Berdasarkan biaya yang digunakan untuk berobat Tabel 5.27

Distribusi Responden Berdasarkan Biaya Yang Digunakan Untuk Berobat No. Sumber Biaya Frekuensi Persentase (%)

1. 2.

Biaya Sendiri

Memakai Kartu (Asuransi)

18 2

90 10

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.27 mengenai biaya yang digunakan untuk berobat, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang berjumlah 18 (90%) menyatakan bahwa biaya yang digunakan untuk berobat adalah biaya sendiri. Hal ini dikarenakan penghasilan yang responden miliki setiap bulannya besar sehingga tidak masalah harus membayar sendiri biaya rumah sakit jika memeiliki keluarga yang sakit. Sebanyak 2 (10%) responden menyatakan bahwa biaya yang digunkan untuk berobat adalah memakai kartu asuransi. Hal ini dikarenakan responden sudah memiliki rencana yang matang untuk kehidupan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden yang bernama Ombun Simanjuntak mengatakan bahwa: kalau saya dek, jika mempunyai keluarga yang sakit saya menggunakan kartu asuransi yaitu asuransi prudential, karena saya sudah memiliki rencana yang matang dan juga karena kemudahan yang diberikan pihak asuransi yang membuat saya memilih mengasuransikan seluruh anggota keluarga saya.


(51)

18. Berdasarkan dapat tidaknya menabung dari penghasilan tiap bulan Tabel 5.28

Distribusi Responden Berdasarkan Dapat Tidaknya Menabung Dari Penghasilan Tiap Bulan

No. Tanggapan Responden Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

Ya Tidak

19 1

95 5

Total 20 100

Sumber : Hasil angket 2014

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.28 mengenai dapat tidaknya menabung dari penghasilan tiap bulan, dapat diketahui bahwa hampir keseluruhan responden yang berjumlah 19 (95%) menyatakan bahwa responden dapat menabung dari penghasilan tiap bulannya. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu responden Sardian Situmeang mengatakan bahwa: saya nak, harus nabung tiap bulannya dari penghasilan yang saya dapatkan. Dari menabung ini saya mengharapkan bisa memenuhi kebutuhan keluarga yang tidak terduga.

1 (5%) responden menyatakan bahwa tidak memiliki tabungan. Hal ini disebabkan responden masih ingin menambah modal untuk memperbesar usaha. 19. Berdasarkan dapat tidaknya objek wisata memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan mengenai dapat tidaknya objek wisata memberika keuntungan bagi masyarakat setempat, dapat diketahui bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 20 (100%)


(52)

menyatakan bahwa objek wisata memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya objek wisata Air Panas Siria-ria sangat berpengaruh positif terhadap kehidupan sosial ekonomi bagi masyarakat yang memiliki usaha atau bekerja dibidang wisata, karena daerah tersebut yang selalu dikunjungi oleh wisatawan setempat ataupun luar (lokal). Dan disini menunjukkan juga bahwa masyarakat dapat mengembangkan usahanya, disamping itu lalu lintas orang-orang juga membuat masyarakat lebih banyak berhubungan dengan berbagai orang dari luar daerah.


(53)

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini sebagai bab penutup, penulis merumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Daerah wisata Air Panas Siria-ria dapat memberikan peluang usaha bagi masyarakat Kelurahan Situmeang Habinsaran. adapun usaha yang dikembangkan oleh masyarakat daerah wisata Air Panas Siria-ria sebagian besar adalah usaha penginapan, kolam pemandian, usaha rumah makan dan minum,usaha kelontong dan oleh-oleh Kacang Sihobuk.

2. Berbagai macam usaha yang telah dikembangkan oleh masyarakat di sekitar objek wisata Air panas tersebut juga memberikan kontribusi yang positif terhadap pendapatan mereka. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendapatan yang mereka hasilkan dari usaha yang dijalankan yaitu berkisar 2 sampai 4 juta setiap bulannya. Sehingga dari penghasilan yang didapat sudah mampu memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Disamping itu, untuk kebutuhan yang lain juga sudah dapat mereka penuhi, seperti kebutuhan akan pendidikan anak-anak yang masih bersekolah. Anak-anak-anak mereka rata-rata lebih dari 1 orang yang bersekolah, sekolah mereka pun berbeda-beda satu sama lain. Ada yang sekolah di negeri dan ada juga yang sekolah diswasta.


(54)

Maka dengan pendapatan yang mereka miliki sudah mampu untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

3. Pendidikan formal masyarakat dapat dilihat paling banyak sampai jenjang sekolah menengah atas dan hanya beberapa yang bersekolah sampai kejenjang perguruan tinggi, ini membuat sumber daya manusia yang ada sedidkit namun dengan adanya pendidikan informal dan keterampilan yang didapat dari pengalaman dari aktivitas wisatawan menambah pengetahuan masyarakat secara umum.

4. Dilihat dari keadaan perumahan yang ditempati saat ini juga sebagian besar adalah rumah milik sendiri. Dan jenis bangunan rumah yang ditempati juga sebagian besar sudah terbuat dari bahan semi permanen. Rata-rata rumah mereka sudah memiliki dua kamar atau lebih dan dilengkapi fasilitas rumah lain pada umumnya serta penerangan yang dipakai semuanya sudah menggunakan listrik. Begitu juga dengan sumber air yang mereka peroleh semuanya sudah memperolehnya melalui perusahaan air minum daerah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka masing-masing bahkan ada yang menambahi sumber air mereka melalui depot air minum untuk mencukupi air minum mereka sehari-hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dari aktivitas wisata sehari-hari tersebut juga dapat memberi kontribusi terhadap kebutuhan tempat tinggal, karena rata-rata masyarakat telah mempunyai rumah yang cukup layak untuk ditempati.


(55)

6.2 saran

Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan beberapa saran yaitu : 1. Masyarakat sekitar objek wisata Air Panas Siria-ria sebaiknya

menambah jenis usaha yang lain aatau yang memang belum ada di daerah objek wisata tersebut. karena sektor pariwisata yang komplek sekali ini banyak mempunyai kesempatan dalam mengembangkan usaha, asal saja usaha tersebut benar-benar menarik dan dapat dijual di sektor pariwisata.

2. Masyarakat sekitar objek wisata Air panas Siria-ria sebaiknya harus dapat meningkatkan kualitas, baik itu sumber daya manusia untuk lebih siap bersaing ke depannya dalam usaha dengan pengetahuan yang ada, dengan demikian agar mereka tidak tersingkir dalam pengembangan usaha disektor pariwisata, sehingga pola perekonomian mereka meningkat dan masyarakat kelurahan Situmeang Habinsaran tidak akan tergusur oleh para pengusaha-pengusaha yang datang untuk mengembangkan usahanya.

3. Air Panas Siria-ria Kelurahan Situmeang Habinsaran sebagai daerah tujuan wisata akan semakin berkembang dengan baik apabila setiap tahunnya eksistensi pariwisata Air Panas dapat dijaga bahkan dikembangkan serta dapat menata keindahannya dengan baik, seperti lingkungan yang bersih, tertata rapi, sehingga benar-benar membuat wisatawan yang datang merasa aman, tentram, sesuai dengan sapta pesona.


(56)

4. Dengan keinginan masyarakat yang mau menyisihkan dari pendapatan yang ada dalam hal menabung terus ditingkatkan bahkan bisa dikelola dana yang ada secara bijaksana dengan begitu usaha akan tetap berjalan dengan modal yang ada dan kebutuhan akan rumah tangga tetap terpenuhi, khususnya dalam hal sandang, pangan, dan papan. Demikianlah saran dari peneliti, kiranya dapat memberi manfaat guna lebih dapat membina dan mempertahankan eksistensi Air Panas Siria-ria sebagai daerah tujuan wisata.


(57)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kontribusi

Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution,

maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, melibatkan diri maupun sumbangan. Berarti dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat materi misalnya seorang individu memberikan pinjaman terhadap pihak lain demi kebaikan bersama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) defenisi dari kontribusi adalah sumbangan, pemberian sebagai bantuan. Sumbangan adalah sebuah pemberian yang umumnya bersifat riil baik oleh perorangan maupun badan hukum. Pemberian ini mempunyai sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat keuntungan. Pemberian donasi dapat berupa makanan, barang, pakaian, mainan ataupun kendaraan, akan tetapi tidak selalu demikian. Pada peristiwa darurat bencana alam atau dalam keadaan tertentu lain donasi dapat berupa bantuan kemanusiaan maupun dalam bentuk pembangunan. Dalam hal perawatan medis donasi dapat pemberian transfusi darah dan pemberian organ.

Kontribusi dalam pengertian sebagai tindakan yaitu berupa perilaku yang dilakukan oleh individu yang kemudian memberikan dampak baik positif maupun negatif terhadap pihak lain. Dengan kontribusi berarti individu tersebut juga berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis, agar lebih tepat sesuai dengan kompetensi. Kontribusi dapat diberikan


(58)

dalam berbagai bidang yaitu pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial, dan lainnya.

Dari rumusan pengertian kontribusi yang dikemukakan di atas maka dapat diartikan bahwa kontribusi adalah suatu keterlibatan yang dilakukan oleh seseorang yang kemudian memposisikan dirinya terhadap peran dalam keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian dinilai dari aspek sosial dan aspek ekonomi.

2.2 Pariwisata 2.2.1 Defenisi

Pariwisata berasal dari dua suku kata bahasa Sansekerta, ‘pari’ yang berarti banyak atau berkali-kali dan ‘wisata’ yang berarti perjalanan atau bepergian. Jadi, pari-wisata diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali. Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Pengertian pariwisata berdasarkan Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 9 Tahun 1990 adalah perjalanan orang ke suatu tujuan; dan tersedianya jasa pelayanan berbagai usaha yang diperlukan wisatawan. Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu; (1) kegiatan perjalanan, (2) dilakukan secara sukarela, (3) bersifat sementara, (4) perjalanan itu seluruhnya atau sebagian


(59)

bertujuan untuk menikmati objek dan daya tarik wisata

Pengertian pariwisata dalam arti modern adalah merupakan gejala zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa, penilaian yang sadar dan menumbuh terhadap keindahan alam, kesenangan dan kenikmatan alam semesta, dan pada khususnya disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas dalam masyarakat sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan alat- alat pengangkutan ( Nyoman 2003 : 34)

Pariwisata sebagai suatu konsep dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Pariwisata adalah suatu kegiatan melakukan perjalanan dari rumah terutama untuk santai. Pariwisata adalah suatu bisnis dalam penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan dan menyangkut setiap pengeluaran oleh atau untuk wisatawan/ pengunjung dalam perjalanannya. Kepariwisataan adalah lingkup usaha yang terdiri atas ratusan komponen usaha, sebagiannya besar sekali, akan tetapi sebagian besar usaha kecil, termasuk didalamnya angkutan udara, air, darat, agen-agen penyewaan mobil, pengusaha tur dan biro perjalanan, penginapan, restoran dan pusat- pusat konvensi. Terdapat juga usaha jasa-jasa penerimaan tamu dan perkemahan serta sebagian toko-toko pengecer, toko-toko makanan serta pompa bensin. Pariwisata dapaty dipandang sebagai suatu lembaga dengan jutaan interaksi, suatu kebudayaan dengan suatu sejarah, kumpulan pengetahuan, dan jutaan orang yang merasa dirinya sebagai bagian dari lembaga pariwisata tersebut.


(60)

2.2.2 Unsur- Unsur Pokok Pariwisata

Seperti halnya dalam industri – industri lainnya, industri pariwisata juga harus ditegaskan di atas landasan prinsip-prinsip dasar yang nyata. Prinsip-prinsip dasar ini banyak tergantung di atas sepuluh landasan pokok yang kita namakan : Dasa Unsur atau Dasa Sila, yang pelaksanaannya membutuhkan kebijakan yang tepat terpadu dan konsisten, tenaga–tenaga terampil yang kompeten dan penuh tanggung jawab serta berkejujuran,organisasi profesional yang dijauhkan dari segala bentuk birokrasi, serta kontrol masyarakat secara luas.

Adapun yang dimaksud Dasa Unsur atau Dasa Sila adalah sebagai berikut : a. Politik Pemerintah

Yang dimaksud dengan Politik Pemerintah dalam hubungannya dengan Industri Pariwisata adalah tidak lain sikap pemerintah tersebut terhadap kunjungan wisatawannya. Dalam hubungannya ini, ada dua faktor penting yang terkait dengan politik pemerintah suatu negara, yaitu yang langsung dan yang tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan industri pariwisata tersebut.Pertama yang langsung adalah sikap pemerintah terhadap kunjungan wisatawan luar negeri dan kedua yang tidak langsung, yaitu adanya situasi dan kondisi yang stabil dalam perkembangan politik, ekonomi serta keamanan dalam negeri itu sendiri.

b. Sifat Ramah Tamah

Hasil penelitian dan peninjauan PATA ( Pacific Area Travel Association)

yang berkantor pusat di california menyatakan bahwa rakyat indonesia memiliki kebudayaan tinggi, anggun dan merupakan bangsa yang sangat ramah. Sifat ramah tamah rakyat indonesia ini merupakan salah satu model potensial yang


(61)

besar dalam bidang pariwisata, karena sifat ramah tamah ini adalah investasi tak nyata dalam arti sesungguhnya dalam industri pariwisata.

c. Jarak dan waktu

Di era teknologi canggih seperti ini, jarak tempuh dari satu Negara ke Negara lain tidak lagi menjadi masalah yang membuat hati orang untuk mengadakan kunjungan kemana saja didunia. Sebentar lagi di akhir abad ini angkutan udara supersonic (SST- Supersonic Air Transport) akan diganti dengan angkutan udara Hipersonik (HST – Hypersonic Air Transport) mengenakan bahan bakar hidrogen, pesawat dapat tinggal landas dan mendarat secara vertical dengan kecepatan 500-300 mph, sehingga masalah jarak dan waktu bepergian tidak lagi menjadi persoalan.Atraksi

Dalam dunia kepariwisataan segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat disebut atraksi, atau lazim pula dinamakan objek wisata. Atraksi atau objek wisata, baik yang hadir secara natural maupun yang biasa berlangsung tiap harinya serta yang khusus diadakan pada waktu tertentu.

d. Akomodasi

Sebagai unsur yang dibutuhkan, akomodasi merupakan faktor yang sangat penting. Ia merupakan rumah sementara bagi sang wisatawan sejauh atau sepanjang perjalanannya membutuhkan serta mengharapkan kenyamanan, keenakan, pelayanan yang baik, kebersihan sanitasi yang menjamin kesehatan serta hal- hal kebutuhan hidup sehari- hari yang layak dalam pergaulan dunia internasional. Akomodasi dalam dunia industri pariwisata lazimnya berbentuk hotel, motel, bungalow, mes, penginapan, losmen, pondok, perkemahan, dan sebagainya.


(62)

e. Pengangkutan

Seperti halnya dengan akomodasi, faktor pengangkutan dalam dunia pariwisata membutuhkan pula syarat- syarat tertentu, antara lain jalan- jalan yang baik, lalu lintas yang lancar, alat- alat angkutan yang tercepat disertai dengan syarat- syarat secukupnya dalam bahasa asing yang lazimnya dipergunakan oleh pergaulan dunia wisata didunia.

f. Harga- harga

Wisatawan luar negeri pada umumnya, sama halnya orang biasa dimana- mana, bukanlah merupakan orang- orang yang kaya raya, dan karenanya segala sesuatunya yang ia hendak beli ingin berharga murah. Penyelidikan serta statistik kepariwisataan menunjukkan bahwa jumlah yang paling banyak mengadakan perjalan sebagai wisatawan biasanya mereka yang tergolong orang- orang yang berpenghasilan sedang, seperti pengusaha sedang, direktur atau manejer profesional, teknisi, guru, sekertaris dan sebangsanya.

g. Publisitas dan promosi

Publisitas dan promosi dimaksud di sini adalah propogandan kepariwisataan dengan didasarkan atas rencana atau program secara teratur dan kontiniu. Ke dalam, publisitas dan promosi ini ditujukan kepada masyarakat dalam negeri sendiri dengan maksud dan tujuan menggugah pandangan masyarakat agar mempunyai kesadaran akan kegunaan pariwisata baginya, sehingga industri pariwisata di negeri ini memperoleh dukungannya.

h. Kesempatan berbelanja

Kesempatan berbelanja atau lazim pula dikatakan shopping adalah kesempatan untuk membeli barang oleh- oleh souvenir untuk dibawa pulang


(63)

kerumah atau ketempat asalnya. Sebagai telah dimaklumi, di mana dan kemana pun wisatawan itu pergi, uang yang ia pergunakan selama mengadakan perjalanan telah ia catat untuk keperluan- keperluan akomodasi, biaya pengangkutan, makan minum, transfer, darmawisata atau hiburan dan membeli oleh- oleh atau souvenir. ( Nyoman, 2003:9)

2.2.3. Produk Wisata

Pada umumnya yang dimaksud dengan “product” dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui suatu proses produksi. Dalam pengertian ini, ditekankan bahwa tujuan akhir dari suatu proses produksi tidak lain adalah suatu barang yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia. Sehubungan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia tadi, biasanya sistem perekonomian dikelompokkan atas tiga bagian besar, yaitu: produksi, pemasaran, konsumsi

1. Produksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang bertalian dengan penciptaan sesuatu barang dan jasa dalam bentuk yang diinginkan.

2. Pemasaran yaitu suatu kegiatan dalam rangka penciptaan, tidak hanya kegunaan tempat, kegunaan waktu, tetapi juga penciptaan kegunaan pemilikan.

3. Konsumsi biasa juga disebut dengan istilah pemakaian.

Dikatakannya produk industri pariwisata dapat merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan, dimana tiap unsur dipersiapkan oleh masing- masing perusahaan dan ditawarkan secara terpisah. Produk wisata yang dimaksud dapat didapat dalam berbagai bentuk seperti :


(64)

a. Jasa-jasa Travel agent yang memberikan informasi, advis, pengurusan dokumen perjalanan, perencanaan perjalanan itu sendiri pada waktu akan berangkat.

b. Jasa-jasa perusahaan angkutan yang akan membawa wisatawan dari dan ke daerah tujuan wisata yang telah ditentukannya.

c. Jasa-jasa pelayanan dari perusahaan: akomodasi perhotelan, bar, restoran, fasilitas rekreasi, entertaiment dan hiburan lainnya.

d. Jasa-jasa transport lokal.

e. Obyek wisata dan atraksi wisata, yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.

f. Jasa-jasa souvernirshop dimana wisatawan dapat berbelanja untuk membeli oleh-oleh dan barang-barang lainnya.

g. Jasa-jasa perusahaan pendukung, seperti penjual postcards, perangko, penjual kamera(studio photo supply), penukaran uang dan bank. 2.2.4. Dampak Pariwisata

Perkembangan pariwisata yang sangat pesat dan terkosentrasi dapat menimbulkan berbagai dampak. Secara umum dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif dan dampak negatif.

1. Dampak Positif

a. Terbukanya lapangan kerja disektor pariwisata

b. Memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat yang turut serta memberikan pelayanan kepada para wisatawan yang memerlukan jasanya.


(65)

c. Pemerintah mendapat penghasilan berupa pajak penghasilan dan pajak perusahaan atau uang asing yang dibelanjakan oleh wisatawan mancanegara.

d. Mendorong pembangunan di daerah berupa perbaikan sarana dan prasarana di lingkungan daerah karena pemerintah mendapat income yang dapat digunakan untuk sarana dan prasarana yang kurang memadai.

e. Masyarakat menjadi lebih ingin mempelajari budaya serta adat istiadat agar bisa disajikan pada wisatawan dan dapat menjadikan obyek wisata itu menjadi lebih menarik karena atraksi budaya yang disuguhkan lebih variatif.

f. Masyarakat bisa menguasai beberapa bahasa asing agar bisa berkomunikasi dengan wisatawan asing guna menambah pengetahuan dan pengalaman. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat mengambil keuntungan agar wisatawan lebih akrab dalam suasana kekeluargaan. g. Berbagai sumber daya yang ada digunakan secara optimal sehingga

dapat menumbuhkan rasa untuk mencintai potensi sumber daya kita sendiri.

2. Dampak Negatif

a. Dampak negatif terhadap lingkungan alam yang mencakup gejala alam yang ada di sekitarnya.

b. Dampak negatif terhadap lingkungan binaan yang mencakup perkotaan, sarana dan prasarana, ruang terbuka, dan unsur bentang kota.


(66)

c. Dampak negatif terhadap lingkungan budaya yang mencakup nilai nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, moral, seni, hukum, dan sejarah masyarakat.

2.3 Sosial Ekonomi Masyarakat

Perkataan sosial berasal dari bahasa latin yaitu socius yanng berarti kawan, yang dimaksud dengan kawan disini adalah orang-orang yang ada di sekitar kita yaitu yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat saling memengaruhi satu sama yang lainnya.ssss

Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin,

socius yang berarti kawan. Istilah masyarakat sendiri barasal dari akar kata Arab,

syaraka yang berarti ikut serta/berpartisipasi. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi, menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat, 2007: 143).

Kepentingan interaksi mempunyai kepentingan praktis yang sesuai dengan hakikat manusia sebagai mahluk sosial. Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Kegiatan sosial adalah hubungan interaksi sosial dan merupakan keadaan dimana seseorang melakukan hubungan respon dengan orang lain ataupun kelompok. Dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yaitu kepentingan individu dan kepentinga bersama.

Manusia sebagai mahluk sosial, artinya di dalam diri manusia terdapat dua kepentingan, yauti kepentingan individu dan kepentingan bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia sebagai mahkluk individu, karena pribadi manusia yang ingin memenuhi kebutuhan pribadi. Kepentingan bersama didasarkan


(67)

manusia sebagai mahkluk sosial yang ingin memenuhi kebutuhan bersamanya. ( Tumanggor, dkk, 2010: 53-54).

Kata sosial menurut kamus besar bahasa indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Dalam kata lain manusia adalah mahkluk sosial yang artinya manusia tidak bisa hidup tanpa bersosialisasi atau manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Karena dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari interaksi terhadap manusia di sekitar kita, kelompok di sekitar kita maupun alam di sekitar kita. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat. Pada departemen sosial, menunjuk pada kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkupnya adalah pekerjaan atau kesejahteraan sosial.

Kata ekonomi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, yakni oikos

yang artinya rumah tangga dan nomos yang artinya mengatur. Jadi, ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ekonomi sering juga diartikan sebagai cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti perdagangan, hal keuangan dan perindustrian). Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi berkaitan dengan proses pemenuhan keperluan hidupnya sehari-hari.

Sosial ekonomi masyarakat adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat, beberapa faktor yang sering diikut sertakan oleh beberapa ahli dalam melihat kondisi sosial ekonomi, yakni antara lain perumahan,


(1)

10.Teman-teman Futsal Horbo Power, MMQ dan Teman-teman Kos Cipta 13a: Waldy, Nico, Chenboy, Pesta, Sabri, Lambok, Ihwan, Borreg, Doni, Jeplyn, Daniel, Adi, bersama kalian lah Mental dan Pribadi ku terbentuk, terimakasih untuk semua dorongan kalian teman.

Terima kasih atas semua dukungan, doa dan cinta yang penulis terima selama ini. Penulis menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna menyempurnakan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Agustus 2014


(2)

7

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusah Masalah ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1.4 Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kontribusi ... 8

2.2 Pariwisata ... 9

2.3 Sosial Ekonomi Masyarakat ... 17

2.4 Kesejahteraan Sosial ... 19

2.5 Kerangka Pemikiran ... 22

2.6 Defenisi Konsep... 25

2.7 Defenisi Operasional ... 26

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ... 27

3.2 Lokasi Penelitian ... 27

3.3 Populasi dan Sampel ... 28

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.5 Teknik Analisis Data ... 29


(3)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis dan Batas-batas Desa Timbang Jaya ... 30

4.2 Tata Guna Lahan... 31

4.3 Deskripsi Demografi Kelurahan Situmeang Habinsaran ... 31

4.4 Sarana dan Fasilitas Desa ... 36

BAB V ANALISA DATA 5.1 Karakteristik Umum Responden... 45

5.2 Kegiatan Ekonomi Sektor Pariwisata ... 50

5.3 Sosial Ekonomi ... 59

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 78

6.2 Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(4)

9

DAFTAR TABEL

4.1 luas Wilayah Berdasarkan Penggunaan Tanah ...31

4.2 Penduduk Menurut Jenis Kelamin ...32

4.3 Penduduk Menurut Mata Pencaharian ...32

4.4 Penduduk Menurut Agama ...33

4.5 Penduduk Menurut Kelompok Usia ...34

4.6 Penduduk Menurut Tenaga Kerja ...35

4.7 Sarana Pendidikan ...36

4.8 Sarana Kesehatan ...37

4.9 Prasarana Kesehatan...38

4.10 Sarana Olahraga ...39

4.11 Sarana Jasa ...40

5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ...45

5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...46

5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Agama ...47

5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Bidang Wisata ...48

5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ...49

5.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Berusaha ...50

5.7 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Dalam Sehari di Bidang Wisata ...53

5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Perlu Tidaknya Keterampilan Tertentu dalam Suatu Pekerjaan di Bidang Wisata ...52

5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Posisi Kedudukan Berusaha di Bidang Wisata dalam Komposisi Pendapatan Rumah tangga ...53

5.10 Distribusi Responden Berdasarkan Keterlibatan Dalam Melakukan Usaha Wisata ...54


(5)

5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Ramainya Pengunjung ...56

5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Yang Menjadi Pengunjung Utama Daerah Objek Wisata Air Panas ...57

5.13 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Yang Diserap Dari Berusaha di Bidang Wisata ...59

5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan Setiap Hari ...60

5.15 Distribusi Responden Berdasarkan penghasilan Setiap Minggu ...62

5.16 Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Pengeluaran Selain Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga ...63

5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Butuh Tidaknya Sumber Penghasilan Lain Dalam Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari ...64

5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ...65

5.19 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Masih Sekolah ....66

5.20 Distribusi Responden Berdasarkan Ada Tidaknya Anak Yang Bersekolah Di Swasta ...67

5.21 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah Yang DI Tempati Saat Ini ...68

5.22 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bangunan Rumah Yang Ditempati Saat ini ...69

5.23 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kamar ...70

5.24 Distribusi Responden Berdasarkan Alat Kendaraan Yang Dimiliki ...72

5.25 Distribusi Responden Berdasarkan Keadaan Kesehatan...73

5.26 Distribusi Responden Berdasarkan Sarana Yang Digunakan Untuk Berobat Jika Sakit ...74

5.27 Distribusi Responden Berdasarkan Biaya Yang Digunakan Untuk Berobat75 5.28 Distribusi Responden Berdasarkan Dapat Tidaknya Menabung dari Penghasilan Tiap Bulan ...76


(6)

11

DAFTAR BAGAN

1.Gambar 2.1 Bagan Alir Pikir ... 24 2.Gambar 42 Struktur Organisasi Kelurahan Situmeang Habinsaran ... 42