Konsep Makna Pendekatan Semiotik Dalam Iklan Televisi

sinyal missal, berjalan, 3 bahasa objek objek language missal, pertunjukan benda, pakaian, dan lambang nonverbal. Mulyana, 2005:317.

2.1.5 Konsep Makna

Bentuk makna diperhitungkan sebagai istilah, sebab bentuk ini mempunyai konsep dalam bidang ilmu tertentu, yakni dalam bidang linguistic. Dalam penjelasan Umberto Ecco, makna dari sebuah wahana tanda adalah satuan budaya yang diperagakan oleh wahana-wahana tanda yang lainnya. Ada beberapa teori makna yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan pemaknaan, seperti yang dirumuskan oleh Wendell Johnson, yakni : a. Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. Kita menggunakan kata-kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Akan tetapi, kata-kata inipun tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksud. b. Makna sangat dinamis. Meskipun kata-kata relative statis namun makna selalu berubah, sesuai dengan perkembangan jaman dan cultural meaning. c. Makna membutuhkan acuan. Walau tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata, komunikasi dikatakan nyata bila mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal. d. Penyingkatan yang berlebihan akan mengubah makna. Missal : Public Relations menjadi Purel. e. Karena dinamis maka, Makna tidak terbatas jumlahnya. f. Keluasan makna memiliki implikasi negatif timbulnya perbedaan pemaknaan atas suatu tanda relative interpretative. g. Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh dari suatu teks bersifat multiaspek dan sangat kompleks, hanya sebagian saja yang dapat dijelaskan.

2.1.6 Pendekatan Semiotik Dalam Iklan Televisi

Pertukaran makna memfokuskan pada bagaimana sebuah pesan atau teks berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya untuk dapat menghasilkan sebuah makna. Ini berhubungan dengan peranan teks dalam budaya kita dan seringkali menimbulkan kegagalan komunikasi karena pemahaman yang berbeda antara pengirim pesan dengan penerima pesan.namun yang ingin dicapai adalah signifikasinya dan bukan pada kejelasan pesan yang disampaikan. Pendekatan yang berasal dari perspektif tentang teks iklan dan budaya ini dinamakan pendekatan semiotic. teks dilihat sebagai sistem tanda yang terkodekan. John Fiske menekankan bahwa teks televisi bersifat ambigu, media tersebut bersifat polisemik penuh kode dan tanda Burton, 2004:47. Semiotik atau semiologi merupakan terminology yang menunjuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa, sedangkan semiotik lazim dipakai oleh Ilmuwan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani sameion yang berarti “tanda” atau “sign” dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti : bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Semiotik adalah teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda dan simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi. Semiotic meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta semua tanda atau sinyal yang bisa aiakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia. Tanda dapat diartikan sebagai perangkat yang dipakai dalam upaya mencari jalan di dunia ini, ditengah manusia dan bersama manusia. Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda Eco dalam Sobur, 2001. Semiotik ingin membongkar bahasa scara keseluruhan. Dalam kaitan dengan iklan di televisi pesan dibangun dengan tisak semata-mata, rankaian gambar dalam iklan adalah gambar bergerakyang dapat menciptakan imajinasi dan sistem penandaan. Menurut Fiske, analisis semiotic pada film iklan dapat dibagi menjadi beberapa level : 1 Level Realitas, pada level ini realitas dapat dilihat dari kostum pemain, tat arias, lingkungan, gesture, ekspresi, suara, perilaku, ucapan dan sebagainya sebagai kode budaya yang ditangkap melalui kode-kode teknis. 2 Level Representasi, meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, suara dan casting. 3 Level Ideologi, meliputi suatu kesatuan dan penerimaan sosial seperti kelas, patriakhi, gender. Pada semiotic film iklan model linguistic menggeneralisasikan secara kasar bahwa dalil-dalil dalam film iklan sama dengan bahas tulis seperti, frame sebagi kata, shot sebagai kalimat, scene sebagai paragraph, dan sequence sebagai bab. Unit analisis sebuah film iklan adalah shot yang dibatasi oleh cut dan camera movement. Shot adalah hasil pengambilan gambar sejak kamera menyala on hingga padam off. Scene adalah kumpulan atau rangkaian beberapa shot hingga membentuk adegan tertentu Atmaja,et,al,2007:49. Penerapan semiotik pada iklan televisi harus memperhatikan aspek medium televisi yang berfungsi sebagai tanda yaitu jenis pengambilan kamera shot dan kerja kamera. Dengan cara tersebut peneliti bisa memakai shot apa saja yang muncul dan bagaimana maknanya. Ada banyak istilah dalam pengambilan gambar, secara umum ada empat shot yakni : 1 Close Up, 2 Medium Shot, 3 Full Shot, 4 Long Shot. Sedangkan gerakan kamera terhadap objek seperti menggerakkan kamera secara horizontal, tilting, kamera bergerak dari keatas ke bawah, dan tracking, kamera bergerak mendekati atau menjauhi gambar Atmaja,et,al,2007:126-130. Selain shot dan camera work, suara juga penting untuk diperhatikan. Suara meliputi sound effect dan musik. Televisi sebagai media audio visual tidak hanya mengandung unsur visual tetapi juga suara, karena suara merupakan aspek kenyataan hidup. Suara keras, menghentak, lemah, memiliki makna yang berbeda- beda. Setiap suara mengekspresikan sesuatu yang unik. Teknik pada shot meliputi : 1. Teknik kamera : jarak dan sudut pengambilan gambar. a. Long Shot yaitu pengambilan yang menunjukkan suatu objek dalam ruang yang memperlihatkan keadaan sekitarnya. Shot ini biasanya digunakan untuk mendukung suasana dan memberi kesan pada penonton tentang ruang dimana objek utama berada. b. Establishing shot, biasanya digunakan untuk membuka suatu adegan. c. Medium shot, menunjukkan objek manusia dari bawah pinggang sampai sedikit diatas kepala maka penonton akan dapat melihat dengan jelas ekspresi dan emosi pada saat wawancara. Dengan medium shot akan menimbulkan kesan pada penonton untuk menaruh hormat pada obyek tersebut, karena sedikit berjarak. d. Close up, menunjukkan sedikit dari scene seperti karakter wajah dalam detail sehingga memenuhi layer, dan mengaburkan objek dengan konteksnya. Pengambilan ini memfokuskan pada perasaan atau reaksi seseorang dan kadangkala digunakan dalam percakapan untuk menunjukkan emosi seseorang. e. Extreme close up, sebuah close up yang sangat dekat misal: bibir,hidung dan mata Atmaja,et,al,2007:126-130 2. Teknik kamera : perpindahan a. Zoom, efek optis yang merupakan perubahan dari gambar pertama yang mengecil, kemudian tampak gambar kedua yang muncul dari ukuran kecil yang semakin membesar, kemudian menutup gambar pertama. b. Following pan, kamera berputar untuk mengikuti perpindahan objek Suryanto, 2005:155-157 3. Pengguna suara : a. Voice over narration, digunakan untuk menampilkan pengisi suara dari seseorang tokoh atau narasi yang merupakan suara diluar kamera. b. Sound effect, menampilkan efek suara yang berasal dari berbagai macam suara selain suara manusia dan musik, misalnya suara pintu sedang dibuka, dll. c. Musik, mempertahankan kesan dari suatu fase untuk mengiringi suatu adegan Suryanto, 2005:174.

2.1.7 Respon Psikologi Warna

Dokumen yang terkait

Maskulinitas dalam Iklan Televisi (Analisis Semiotika Maskulinitas Dalam Iklan Televisi Gudang Garam Merah Versi “The Cafe”)

8 98 110

Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan Di Desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai

5 59 154

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “JIN TAKUT ISTRI” (Studi Semiotik Terhadap Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Jin Takut Istri” di Televisi).

0 1 127

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK LA LIGHTS (Studi Semiotik Tentang Iklan Rokok LA Lights Indiefest Versi “Saatnya Besarin Musik Loe” di Televisi ).

0 6 97

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK GUDANG GARAM INTERNASIONAL ( Studi semiotik terhadap pemaknaan iklan gudang garam internasional versi “sepak bola fair play” di televisi ).

0 0 79

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “TERDAMPAR” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Terdampar” di Televisi).

1 13 94

DAYA TARIK IKLAN PRODUK ROKOK GUDANG GARAM MERAH DI MEDIA TELEVISI SKRIPSI

0 0 67

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK DJARUM 76 VERSI “TERDAMPAR” (Studi Semiologi Tentang Pemaknaan Iklan Rokok Djarum 76 Versi “Terdampar” di Televisi)

0 0 16

PEMAKNAAN IKLAN PRODUK ROKOK GUDANG GARAM MERAH VERSI ”Sarjana Ojek” (Studi Semiologi tentang pemaknaan iklan produk rokok Gudang Garam Merah Versi ”Sarjana Ojek”) di Televisi SKRIPSI

0 3 28

PEMAKNAAN IKLAN ROKOK GUDANG GARAM INTERNASIONAL ( Studi semiotik terhadap pemaknaan iklan gudang garam internasional versi “sepak bola fair play” di televisi ).

0 0 20