12
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang mendukung terhadap penelitian yang hendak dilakukan. Beberapa penelitian itu antara lain, pertama, penelitian yang
dilakukan Dewi 2001 yang berjudul “Uji Keterbacaan Wacana Buku Teks Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMU Karangan A. Rumadi, dkk,
kedua , Emanuel Rastomo Jati dengan topik “Tingkat Keterbacaan Teks-Teks
Bacaan dalam Buku Teks Penuntun Terampil Berbahasa Indonesia untuk SLTP Kelas II cawu 1, 2, dan 3 Karangan Ambary, dkk. Terbitan Trigenda Karya
Bandung” yang dilakukan tahun 2003, dan ketiga, penelitian Suryani 2007 berjudul “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Dua Buku Teks Bahasa Indonesia
Kelas VIII.” Dewi 2001 memfokuskan pada uji keterbacaan wacana buku teks Belajar
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMU karangan A. Rumadi, dkk. terbitan Kanisius. Penelitian tersebut menghasilkan data tingkat keterbacaan wacana buku
teks Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia jilid II cawu II berkategori instruksional. Hal ini berarti wacana-wacana dalam buku teks itu termasuk wacana yang dapat
diajarkan di sekolah-sekolah karena siswa masih memerlukan bantuan guru untuk dapat memahami isi wacana-wacana tersebut. Tingkat keterbacaan wacana buku
teks Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia jilid II cawu III berkategori
instruksional. Hal ini berarti bahwa siswa masih memerlukan bantuan guru untuk dapat memahami isi wacana.
Penelitian Jati 2003 bertujuan 1 mendeskripsikan tingkat keterbacaaan teks-teks bacaan dalam buku teks Penutur Terampil Berbahasa Indonesia untuk
SLTP Kelas II cawu 1, 2, dan 3 karangan Ambary, dkk. terbitan Trigenda Karya Bandung pada siswa SLTPN I dan II Kretek Bantul berdasarkan tes pemahaman,
2 mendeskripsikan tingkat keterbacaaan teks-teks bacaan dalam buku teks Penutur Terampil Berbahasa Indonesia untuk SLTP Kelas II cawu 1, 2, dan 3
karangan Ambary, dkk. terbitan Trigenda Karya Bandung pada siswa SLTPN I dan II Kretek Bantul berdasarkan Fox Index. Hasil penelitian tingkat keterbacaaan
teks-teks bacaan dalam buku teks Penutur Terampil Berbahasa Indonesia untuk SLTP Kelas II cawu 1, 2, dan 3 karangan Ambary, dkk. terbitan Trigenda Karya
Bandung berdasarkan tes pemahaman menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan wacana buku teks siswa kelas II tergolong sedang. Namun tidak semua teks dapat
dipakai sebagai bahan pembelajaran. Tingkat keterbacaan buku teks berdasarkan Fox Index
menunjukkan bahwa teks-teks dalam wacana tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu teks keterbacaan tinggi, sedang, dan rendah.
Teks-teks yang dapat dipakai sebagai bahan pembelajaran adalah teks-teks yang berketerbacaan tinggi dan sedang.
Penelitian yang dilakukan Suryani 2007 mendeskripsikan tingkat keterbacaan buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas VIII
karangan Nurhadi, dkk. terbitan Erlangga tahun 2004 dan buku teks Mampu Berbahasa Indonesia SMP dan MTs Kelas VIII karangan Asul Wiyanto, dkk.