Keinginan itu terkabul setelah Mak Eroh, demikian nama perempuan setengah
0,5 23
Jumlah
7,5 214
Tabel 6 Analisis Wacana dalam Buku Teks Panduan Belajar Bahasa Dan Sastra
Indonesia untuk SMA dan MA Kelas XI terbitan Esis Berdasarkan Jumlah Kalimat dan Suku Kata
Kode Teks: Es. 1
Teks Jumlah
Kalimat Suku Kata
Manusia sudah mengeksploitasi bumi secara berlebihan. 1
19 WWF memperkirakan, dalam 50 tahun mendatang
eksploitasi terhadap sumber daya alam dibumi akan meningkat dua kali lipat.
1 38
Bumi terancam kehabisan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, kecuali manusia mau mengubah pola
hidup. 1
35 Kita sudah berlebihan mengeksploitasi alam.
1 13
Manusia mengonsumsi sumber daya alam lebih cepat daripada bumi menghasilkannya.
1 26
Generasi masa depan bisa kehabisan sumber daya jika pola hidup manusia saat ini tidak diubah, papar James
Leape, Direktur Jenderal WWF dalam laporan bertajuk Living Planet.
1 57
Laporan tersebut merupakan neraca keseimbangan lingkungan hidup yang diterbitkan setiap tahun.
1 32
Laporan itu mengungkapkan pertumbuhan terus- menerus akan permintaan kapasitas bumi untuk
0,5 28
Jumlah
7,5 248
Tabel data penelitian di atas merupakan tabel data yang memuat wacana per seratus kata berdasarkan petunjuk yang dipaparkan dalam Landasan Teori
Bab II. Setelah mengetahui hasil jumlah kalimat dan suku kata, maka
berdasarkan tabel di atas selanjutnya dilakukan analisis data untuk masing-masing wacana pada kedua buku teks Bahasa Indonesia tersebut.
4.2 Hasil Penelitian
Dalam subbab ini, peneliti memaparkan tiga hasil temuan yang diperoleh dari analisis data. Pemaparan dilakukan berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan metodologi pada bab III. Berikut ini pemaparan hasil penelitiannya. 4.2.1 Tingkat Keterbacaan Wacana Pada Buku Teks Kompeten Berbahasa
Indonesia untuk SMA Kelas XI terbitan Erlangga Berdasarkan Grafik Fry
Analisis tingkat keterbacaan wacana yang dilakukan pada wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas
XI terbitan Erlangga berjumlah 24 wacana. Berikut ini tabel hasil analisisnya.
TABEL 7
Analisis Tingkat Keterbacaan Wacana Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI terbitan Erlangga Berdasarkan Fry
Kode Teks Jumlah
Kalimat Jumlah
Suku Kata Penafsiran
Keterangan
Er. 1 7,5
128 4, 5, 6
Tidak Cocok Er. 2
5,6 122
5, 6, 7 Tidak Cocok
Er. 3 4,7
142 8, 9, 10
Tidak Cocok Er. 4
10,4 145
5, 6, 7 Tidak Cocok
Er. 5 4,6
163 11, 12, 13
Cocok Er. 6
5,7 127
5, 6, 7 Tidak Cocok
Er. 7 2,6
136 8, 9, 10
Tidak Cocok Er. 8
6,6 143
6, 7, 8 Tidak Cocok
Er. 9 7,2
155 8, 9, 10
Tidak Cocok Er. 10
4 154
10, 11, 12 Cocok
Dari analisis terhadap 24 wacana yang terdapat dalam buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI
terbitan Erlangga yang disajikan dalam Tabel 7 diperoleh hasil bahwa hanya terdapat dua teks yang cocok digunakan
untuk siswa kelas XI, yaitu wacana dengan kode Er. 5 yang berjudul “Penerapan Manajemen untuk Kemajuan Koperasi” dan Er. 10 yang berjudul “Kualitas
Penduduk Indonesia Memprihatinkan”, sedangkan 22 wacana lainnya
menunjukkan bahwa wacana tersebut tidak cocok digunakan untuk siswa kelas XI.
Adapun teks-teks yang tidak cocok digunakan untuk siswa kelas XI adalah teks yang berkode Er.1 berjudul “Ibunda yang Merawat Alam Semesta”, Er. 2
berjudul “Cerita Nabi Sulaiman Mendengar Kata Landak”, Er. 3 berjudul “Malapetaka akan Datang, AS”, Er. 4 berjudul “Barang Impor Menjajah Negeri
Ini”, Er. 6 berjudul “Membayangkan Indonesia Masa Depan”, Er. 7 berjudul “Dari Gadis Sang Pemburu Senja”, Er. 8 berjudul “Bidan Susah, Terpaksa Anak Lahir
Er. 11 12,9
124 1, 2, 3
Tidak Cocok Er. 12
7,6 118
3, 4, 5 Tidak Cocok
Er. 13 9
136 5, 6, 7
Tidak Cocok Er. 14
7,8 151
7, 8, 9 Tidak Cocok
Er. 15 7,9
137 5, 6, 7
Tidak Cocok Er. 16
6 145
7, 8, 9 Tidak Cocok
Er. 17 10,7
130 3, 4, 5
Tidak Cocok Er. 18
6,5 148
7, 8, 9 Tidak Cocok
Er. 19 4,7
123 6, 7, 8
Tidak Cocok Er. 20
15,5 116
0, 1, 2 Tidak Cocok
Er. 21 9,5
115 1, 2, 3
Tidak Cocok Er. 22
6,9 125
4, 5, 6 Tidak Cocok
Er. 23 9
141 5, 6, 7
Tidak Cocok Er. 24
7,2 136
6, 7, 8 Tidak Cocok
di Tengah Hutan”, Er. 9 berjudul “Peluang dan Tantangan Kependudukan”, Er. 11 berjudul “Miranda: Jangan Ambil Nyawaku Cloning Miranda”, Er. 12 berjudul
“Bako”, Er. 13 berjudul “Biji Jarak Sebagai Bahan Bakar Alternatif”, Er. 14 berjudul “Wayang, Karya Agung Dunia”, Er. 15 berjudul “Saat Hantu Jadi
Selebritis”, Er 16 berjudul “Problem Kesehatan dan Herbal”, Er. 17 berjudul “Sungai”, Er. 18 berjudul “Dialog Lintas Agama”, Er. 19 berjudul “Heboh Senjata
Biologis”, Er. 20 berjudul “Tiga Ribu Enam Ratus Detik Antara Rawasari dengan Cililitan”, Er. 21 berjudul “Ronggeng Dukuh Paruk”, Er. 22 berjudul “Johar
Manikam Dilarikan Zenggi”, Er. 23 berjudul “Susi Susanti, Peraih Emas Pertama Olimpiade”, dan teks dengan kode Er. 24 berjudul “Wonder Boy Menuju
Kandidat Juara Dunia”. Semua wacana tersebut memiliki tingkat keterbacaan yang berbeda-beda dan menunjukkan kelas baca yang berbeda pula.
Untuk wacana berkode teks Er. 5 dengan judul “Penerapan Manajemen untuk Kemajuan Koperasi” analisis datanya dapat dilihat pada lampiran. Dari
analisis data menyebutkan kata ke-100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke- 13 dari 20 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah 13 : 20 = 0,65 dibulatkan
menjadi 0,6. Dengan demikian perhitungan kalimat utuhnya adalah 4 + 0,6 = 4,6. Berdasarkan perhitungan jumlah suku katanya adalah 272. Kemudian jumlah suku
kata dikalikan 0,6 sehingga diperoleh hasilnya adalah 272 x 0,6 = 163,3 dibulatkan menjadi 163. Angka yang diplotkan ke dalam grafik Fry adalah 4,6 dan
163. Maka Grafik Frynya seperti berikut ini.
Grafik Fry 1 Untuk Kode Teks: Er. 5
Dalam grafik Fry, angka yang tertera dalam pada baris tegak lurus menunjukkan jumlah suku kata per 100 kata dan angka yang tertera pada garis
mendatar menunjukkan jumlah kalimat per 100 kata. Pertemuan antara baris tegak lurus dengan baris mendatar menunjukkan tingkatan atau kelas-kelas pembaca.
Kolom yang diarsir hitamdaerah hitam menunjukkan bahwa wacana tersebut tidak bis digunakantidak absah.
Berdasarkan pemplotan pada Grafik Fry di atas untuk kode teks Er. 5 berjudul “Penerapan Manajemen untuk Kemajuan Koperasi”, dari kolom jumlah
suku kata yaitu 4,6 pada baris tegak lurus ditarik garis bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu 163 pada kolom jumlah kalimat sehingga titik pertemuannya
jatuh pada tingkatan atau kelas pembaca 12. Sesuai dengan teori penggunaan Grafik Fry, maka hendaknya peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat
dan ditambah satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah 12 – 1 = 11 dan 12 + 1 = 13. Jadi wacana Er. 5 cocok untuk kelas 11, 12, dan 13 atau mahasiswa.
Teks dengan kode Er. 10 Lihat Tabel 7 juga dianggap cocok untuk siswa kelas 11. Berdasarkan tabel analisis data terlampir, teks yang berjudul “Kualitas
Penduduk Indonesia Memprihatinkan” menyatakan kata ke-100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-24 dari 25 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah
24 : 25 = 0,96 dibulatkan menjadi 1. Dengan demikian, perhitungan kalimat utuhnya adalah 3 + 1 = 4. Berdasarkan perhitungan jumlah suku katanya adalah
257. Kemudian jumlah suku kata dikalikan 0,6 sehingga diperoleh hasilnya adalah 257 x 0,6 = 154,2 dibulatkan menjadi 154. Angka yang diplotkan ke dalam grafik
Fry adalah 4 dan 154. Maka Grafik Frynya seperti berikut ini.
Grafik Fry 2 Untuk Kode Teks Er. 10
Berdasarkan pemplotan pada Grafik Fry di atas, titik pertemuan antara kolom jumlah suku kata yaitu angka 4 pada baris tegak lurus ditarik garis bertemu
dengan garis dari baris mendatar yaitu angka 154 pada kolom jumlah kalimat sehingga jatuh pada pada tingkatan atau kelas pembaca 11. Sesuai dengan teori
penggunaan Grafik Fry, maka hendaknya peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah 11 –
1 = 10 dan 11 + 1 = 12. Jadi wacana Er. 10 cocok untuk kelas 10 kelas 1 SMA, 11, dan 12. Wacana Er. 10 sesuai dengan tingkat keterbacaan yang diharapkan
dimana wacana tersebut menunjukkan kelas yang cocok bagi pembacanya, yaitu kelas 11.
Sebagian besar wacana dalam buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI
terbitan Erlangga yang dianalisis menunjukkan kelas pembaca yang berbeda-beda atau tidak sesuai dengan tingkatan pembaca untuk
kelas XI SMA. Teks yang dianggap tidak cocok contohnya adalah wacana dengan kode teks Er. 1 yang berjudul “Ibunda yang Merawat Alam Semesta”. Hasil
analisis data Lihat Lampiran menunjukkan bahwa kata ke-100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-10 dari 21 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah
10 : 21 = 0,47 dibulatkan menjadi 0,5. Dengan demikian perhitungan kalimat utuhnya adalah 7 + 0,5 = 7,5. Berdasarkan perhitungan jumlah suku katanya
adalah 214. Kemudian jumlah suku kata dikalikan 0,6 sehingga diperoleh hasilnya adalah 214 x 0,6 = 128,4 dibulatkan menjadi 128. Angka yang diplotkan ke dalam
grafik Fry adalah 7,5 dan 128.