1. Menguji kriteria Benar dalam Pengisian SPT Masa PPh Pasal 21
danatau Pasal 26
Benar dalam pengisian SPT Masa PPh Pasal 21 adalah benar dalam penghitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
a. Menghitung ulang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262PMK.032010 Untuk menyelesaikan masalah terkait pemotongan Pajak
Penghasilan Pasal 21, penulis akan menghitung ulang Pajak Penghasilan Pasal 21 terutang secara teori menggunakan data-data yang
diperoleh. Penghitungan ulang Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Dispenda akan dihitung menggunakan formula yang sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010. Formula tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Gaji Pokok Rp xx
Tunjangan Isteri Rp xx
Tunjangan Anak Rp xx +
Jumlah Gaji dan Tunjangan Keluarga Rp xx
Tunjangan Strukturalfungsional Rp xx
Tunjangan beras Rp xx
Tunjangan lain-lain Rp xx
Jumlah penghasilan bruto Rp xx
Pengurangan: biaya jabatan
5 x penghasilan Bruto Rp xx
Iuran pensiun 4,75 x Jlh Gaji tunj Keluarga
Rp xx + Jumlah Pengurangan
Rp xx - penghasilan neto
Rp xx
Penghasilan neto disetahunkan 12 x penghasilan neto sebulan
Rp xx Penghasilan tidak kena pajakdisetahunkan
untuk wajib pajak Rp xx
status perkawinan Rp xx
tambahan tanggungan Rp xx +
Rp xx - penghasilan kena pajak PKP
Rp xx pembulatan
Rp xx PPh Pasal 21 atas gaji setahun
5 x pembulatan PKP = Rp xx PPh Pasal 21 atas gaji sebulan
PPh Pasal 21 setahun : 12
= Rp xx Sebagai contoh penghitungan, penulis akan menghitung ulang
pada setiap pegawai sesuai dengan data yang diperoleh. Ringkasan hasil penghitungan dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:
Tabel 10 Data hasil Penghitungan PPh Pasal 21 berdasarkan PMK Nomor 262PMK.032010
Bulan Januari 2011
No Nama
Gaji Tunj. klrga
Jlh Peng. Bruto
Biaya jabatan
Iuran Pensiun
Peng. Neto Sbln
Peng. Neto Setahun
PTKP PKP
Setahun Pembulatan
PPh 5 setahun
PPh Sebulan
1 Syahnin
3.106.500 5.541.412
277.071 147.559
5.116.783 61.401.392
19.800.000 41.601.392
41.601.000 2.080.050
173.338 2
Mikael 2.819.334
4.396.954 219.848
133.918 4.043.188
48.518.255 19.800.000
28.718.255 28.718.000
1.435.900 119.658
3 Yohana
2.490.700 3.925.930
196.297 118.308
3.611.325 43.335.903
15.840.000 27.495.903
27.495.000 1.374.750
114.563 4
Uji Rinjani 2.313.920
3.509.990 175.500
109.911 3.224.579
38.694.952 18.480.000
20.214.952 20.214.000
1.010.700 84.225
5 Imamat
2.259.594 3.492.047
174.602 107.331
3.210.114 38.521.367
18.480.000 20.041.376
20.041.000 1.002.050
84.504 6
Lorensius L. 2.205.444
2.974.560 148.728
104.759 2.721.073
32.652.881 19.800.000
12.852.881 12.852.000
642.600 53.550
7 Rustam
2.205.444 2.974.560
148.728 104.759
2.721.073 32.652.881
19.800.000 12.852.881
12.852.000 642.600
53.550 8
E. Awang 2.152.662
2.919.403 145.970
102.251 2.671.181
32.054.177 19.800.000
12.254.177 12.254.000
612.700 51.058
9 Christina Sri
1.973.292 2.654.852
132.743 93.731
2.428.378 29.140.536
15.840.000 13.300.536
13.300.000 665.000
55.417 10
Suriansyah 2.388.756
3.166.122 158.306
113.466 2.894.350
34.732.200 19.800.000
14.932.200 14.932.000
746.600 62.217
11 Engelbertus
2.167.938 2.935.366
146.768 102.977
2.685.621 32.227.448
19.800.000 12.427.448
12.427.000 621.350
51.779 12
F. Iin Diarni 2.065.224
2.828.032 141.402
98.098 2.588.532
31.062.387 15.840.000
15.222.387 15222.000
761.100 63.425
13 Smith
1.811.600 2.447.330
122.367 86.051
2.238.913 26.866.950
17.160.000 9.706.950
9.706.000 485.300
40.442 14
Missianus 2.569.632
3.021.828 151.091
122.058 2.748.679
32.984.149 21.120.000
11.864.149 11.864.000
593.200 49.433
15 Suhardi
1.946.672 2.613.212
130.661 92.467
2.390.084 28.681.014
18.480.000 10.201.014
10.201.000 510.050
42.504 16
Sarwani 2.043.440
2.394.847 119.742
97.063 2.178.041
26.136.495 18.480.000
7.656.495 7.656.000
382.800 31.900
17 Ayanlia
2.236.908 2.604.153
130.208 106.253
2.367.692 28.412.307
15.840.000 12.572.307
12.572.000 628.600
52.383 18
Mokosandi 2.030.112
2.419.478 120.974
96.430 2.202.074
26.424.885 19.800.000
6.624.885 6.624.000
331.200 27.600
19 Amon
1.824.500 2.408.434
120.422 86.664
2.201.349 26.416.183
15.840.000 10.576.183
10.576.000 528.800
44.067 20
Titik Sukamti 1.866.304
2.171.185 108.559
88.649 1.973.976
23.687.716 15.840.000
7.847.716 7.847.000
392.350 32.696
21 Santosa Linda
1.780.800 2.043.276
102.164 84.588
1.856.524 22.278.290
15.840.000 6.438.290
6.438.000 321.900
26.825 22
Eliusepa 1.390.480
1.635.398 81.770
66.048 1.487.580
17.850.964 15.840.000
2.010.964 2.010.000
100.500 8.375
23 Nurzakiah
1.390.480 1.635.398
81.770 66.048
1.487.580 17.850.964
15.840.000 2.010.964
2.010.000 100.500
8.375 24
Betyemil 1.390.480
1.635.398 81.770
66.048 1.487.580
17.850.964 15.840.000
2.010.964 2.010.000
100.500 8.375
25 Lukius Elisa
1.390.480 1.635.398
81.770 66.048
1.487.580 17.850.964
15.840.000 2.010.964
2.010.000 100.500
8.375 26
Paulus Rianto 1.627.600
1.877.951 93.898
77.311 1.706.742
20.480.909 15.840.000
4.640.909 4.640.000
232.000 19.333
27 Tambun
1.707.948 2.077.576
103.879 81.128
1.892.570 22.710.836
19.800.000 2.910.836
2.910.000 145.500
12.125 28
W. Yulianti 1.707.948
2.077.576 103.879
81.128 1.892.570
22.710.836 15.840.000
6.870.836 6.870.000
343.500 28.625
29 D. Novitasari
1.707.948 2.077.576
103.879 81.128
1.892.570 22.710.836
15.840.000 6.870.836
6.870.000 343.500
28.625 30
Rosalina Berty 1.627.122
1.993.113 99.656
77.288 1.816.169
21.794.029 15.840.000
5.954.029 5.954.000
297.700 24.808
31 Alexander
1.648.020 1.937.838
96.892 78.281
1.762.665 21.151.982
17.160.000 3.991.982
3.991.000 199.550
16.629 32
E. Tri Utami 1.498.200
1.742.726 87.136
71.165 1.584.425
19.013.102 15.840.000
3.173.102 3.173.000
158.650 13.221
33 Agustine C.
1.462.300 1.705.209
85.260 69.459
1.550.489 18.605.872
15.840.000 2.765.872
2.765.000 138.250
11.521 Sumber: Data yang diolah
Tabel 9 lanjutan
Tabel 10 Data hasil Penghitungan PPh Pasal 21 berdasarkan PMK Nomor 262PMK.032010
Bulan Januari 2011
N o
Nama Gaji
Tunj. klrga Jlh Peng.
Bruto Biaya
jabatan Iuran
Pensiun Peng.
Neto Sbln Peng. Neto
Setahun PTKP
PKP Setahun
Pembulatan PPh 5
setahun PPh
Sebulan 34
Sidin 1.678.878
2.047.198 102.360
79.747 1.865.091
22.381.097 19.800.000
2.581.097 2.581.000
129.050 10.754
35 H.Fahmi Reza
1.678.878 2.047.198
102.360 79.747
1.865.091 22.381.097
19.800.000 2.581.097
2.581.000 129.050
10.754 36
Tomy Edwin 1.678.878
2.047.198 102.360
79.747 1.865.091
22.381.097 19.800.000
2.581.097 2.581.000
129.050 10.754
37 Suparman
1.678.878 2.047.198
102.360 79.747
1.865.091 22.381.097
19.800.000 2.581.097
2.581.000 129.050
10.754 38
Sepinus 1.638.636
2.005.144 100.257
77.835 1.827.052
21.924.619 19.800.000
2.124.619 2.124.000
106.200 8.850
39 Sukirno
1.446.144 1.760.197
88.010 68.692
1.603.495 19.241.944
18.480.000 761.944
761.000 38.050
3.171 40
Natalia Italiani 1.499.510
1.859.755 92.988
71.227 1.695.541
20.346.486 15.840.000
5.506.486 4.506.000
270.360 22.530
41 Yulpina
1.347.115 1.700.506
85.025 63.988
1.551.493 18.617.913
15.840.000 2.777.913
2.777.000 138.850
11.571 42
K. Henrayani 1.347.115
1.700.506 85.025
63.988 1.551.493
18.617.913 15.840.000
2.777.913 2.777.000
138.850 11.571
43 H. Khairunnisa
1.347.115 1.700.506
85.025 63.988
1.551.493 18.617.913
15.840.000 2.777.913
2.777.000 138.850
11.571 44
Victor 1.464.080
1.712.306 85.615
69.544 1.557.147
18.685.763 15.840.000
2.845.763 2.845.000
142.250 11.854
45 Maslina Neri
1.725.276 2.093.821
104.691 81.951
1.907.179 22.886.152
15.840.000 7.046.000
7.046.000 352.300
29.358 46
Hansen 2.227.902
2.998.030 149.902
105.825 2.742.303
32.907.638 19.800.000
13.107.638 13.107.000
655.350 54.613
Sumber: Data yang Diolah
Dari pengevaluasian penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dilakukan oleh Dispenda diuraikan kriteria sebagai berikut:
1. Pegawai sudah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak
Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya. Salah satu fungsi NPWP adalah untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan
administrasi perpajakan. Dengan demikian, kewajiban untuk memiliki NPWP melekat pada setiap wajib pajak.
Berdasarkan penjelasan di atas, hal tersebut menjadi alasan penulis ingin mengevaluasi penghitungan Pajak Penghasilan bagi
pegawai yang sudah memiliki NPWP. Penulis ingin membandingkan penghitungan Pajak Penghasilan pasal 21 oleh Dispenda dengan
penghitungan penulis berdasarkan PMK Nomor 262PMK.032010. Berikut ini adalah uraian penghitungan PPh Pasal 21
terutang yang dilakukan oleh Dispenda atas gaji dan tunjangan yang diwakili sampel bapak Mikael pada bulan Januari 2011:
Penghasilan Bruto Gaji pokok
Rp 2.473.100 Tunjangan Isteri
Rp 247.310 Tunjangan Anak
Rp 98.924 Jumlah Gaji dan tunjangan Keluarga
Rp 2.819.334 Tunjangan struktural
Rp 1.260.000 Tunjangan Beras
Rp 166.320 Tunjangan Lain-lain
Rp 151.300
Jumlah Penghasilan Bruto Rp 4.396.954
Pengurangan Biaya jabatan
5 x Rp 4.396.954
Rp 219.848 Iuran Pensiun
4,75 x Rp 2.819.334 Rp 133.918
Jumlah Pengurangan Rp 353.766
Penghitungan PPh Pasal 21 Jumlah Penghasilan Neto sebulan
Rp 4.043.188 Jumlah Penghasilan Neto disetahunkan
Rp 48.518.255 Penghasilan Tidak Kena Pajak K2
Rp 19.800.000 Penghasilan Kena Pajak disetahunkan
Rp 28.718.255
PPh Pasal 21 terutang setahun 5 x Rp28.718.255
Rp 1.435.913
PPh Pasal 21 sebulan Rp 1.435.913:12
Rp 119.659 Sebagai bahan evaluasi, penulis akan menghitung kembali PPh
Pasal 21 yang terutang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010. Berikut adalah penghitungan PPh Pasal
21 terutang atas penghasilan Bapak Mikael pada januari 2011:
Penghasilan Bruto Gaji pokok
Rp 2.473.100 Tunjangan Isteri
Rp 247.310 Tunjangan Anak
Rp 98.924 Jumlah Gaji dan tunjangan Keluarga
Rp 2.819.334 Tunjangan struktural
Rp 1.260.000 Tunjangan Beras
Rp 166.320 Tunjangan Lain-lain
Rp 151.300
Jumlah Penghasilan Bruto Rp 4.396.954
Pengurangan: Biaya jabatan
5 x Rp 4.396.954 =Rp 219.848
Iuran Pensiun 4,75 x Rp 2.819.334
=Rp 133.918 Jumlah Pengurangan
Rp 353.766
Penghitungan PPh Pasal 21 Jumlah Penghasilan Neto sebulan
Rp 4.043.188 Jumlah Penghasilan Neto disetahunkan:
12 x 4.043.188 Rp 48.518.255
Penghasilan Tidak Kena Pajak K2 -
Untuk Wajib Pajak Rp 15.840.000
- Status WP kawin
Rp 1.320.000 -
Tambahan 2 orang tanggungan 2 x Rp1.320.000
Rp 2.640.000 Rp 19.800.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 28.718.255
PPh Pasal 21 terutang setahun 5 x Rp28.718.000
Rp 1.435.900
PPh Pasal 21 sebulan Rp 1.435.900:12
Rp 119.658 Biaya jabatan sebesar Rp219.848, didapatkan dari 5 sebagai
tarif dari biaya jabatan dikalikan dengan penghasilan bruto yang dipeoleh bapak Mikael yaitu sebesar Rp4.396.954,00. Biaya jabatan
ini merupakan salah satu pengurang penghasilan bruto. Selain biaya jabatan, Bapak Mikael membayar Iuran Pensiun sebesar Rp133.918
didapatkan dari 4,75 dikalikan dengan jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp2.819.334,00 sehingga diketahui jumlah Penghasilan
Neto sebulan Bapak Mikael Rp4.043.188,00 Rp4.396.954- Rp353.766.
Untuk memperoleh Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar Penerapan tarif Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan yaitu
sebesar Penghasilan Neto dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan
No.36 Tahun 2008 pasal 7 ayat 1 sehingga diketahui Penghasilan Kena Pajak PKP sebesar Rp28.718.255. PKP ini selanjutnya
dikalikan dengan tarif pajak Pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat 4,
menyatakan bahwa untuk keperluan penerapan tarif pajak jumlah Penghasilan Kena Pajak dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah
penuh. Dispenda belum menerapkan peraturan tersebut, hal ini bisa dilihat pada contoh sampel Bapak Mikael dimana Dispenda tidak
melakukan pembulatan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh pada saat mengalikan tarif pajak dengan jumlah PKP. Mengacu pada
Undang-Undang tersebut,
PKP yang
semula berjumlah
Rp28.718.255,00, seharusnya dibulatkan menjadi Rp28.718.000,00. Berdasarkan Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 17 ayat
1, tarif pajak yang diterapkan atas PKP bagi Wajib Pajak orang pribadi sampai dengan Rp50.000.000 dikenai tarif pajak 5. Dari
data diketahui jumlah PKP Rp28.718.000,00 dikalikan dengan tarif pajak 5, sehingga menghasilkan besarnya PPh Pasal 21 terutang
sebesar Rp.1.435.900,00, kemudian dibagi dengan 12 dua belas didapat PPh Pasal 21 sebulan sebesar Rp119.658,00.
2. Pegawai belum mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010 pasal 10 ayat 1, menyatakan bahwa dalam hal Pejabat Negara, PNS,
Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya tidak memiliki NPWP, atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi
beban APBN atau APBD dikenai tarif PPh Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20 daripada tarif yang diterapakan terhadap Pejabat
Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya yang memiliki NPWP. Berdasarkan uraian tersebut, maka terdapat
perbedaan dalam menghitung besarnya pajak bagi pegawai yang sudah memiliki NPWP dan yang belum memiliki NPWP. Perbedaan
tersebut menjadi alasan penulis ingin mengevaluasi penghitungan PPh Pasal 21 yang terutang bagi pegawai yang belum memiliki
NPWP. Berikut ini adalah contoh penghitungan PPh Pasal 21
terutang atas gaji dan tunjangan untuk sampel Ibu Natalia Italiani yang dilakukan oleh Dispenda, pada januari 2011:
Penghasilan Bruto Gaji pokok
Rp 1.315.360 Tunjangan Isteri
Rp 131.536 Tunjangan Anak
Rp 52.614 Jumlah Gaji dan tunjangan Keluarga
Rp 1.499.510 Tunjangan Umum
Rp 180.000 Tunjangan Beras
Rp 166.320 Tunjangan Lain-lain
Rp 13.925
Jumlah Penghasilan Bruto Rp 1.859.755
Pengurangan Biaya jabatan
5 x Rp1.859.755 Rp 92.988
Iuran Pensiun 4,75 x Rp1.499.510
Rp 71.227 Jumlah Pengurangan
Rp 164.215 Penghitungan PPh Pasal 21
Jumlah Penghasilan Neto sebulan Rp 1.695.541
Jumlah Penghasilan Neto disetahunkan Rp 20.346.486
Penghasilan Tidak Kena Pajak K2 Rp 19.800.000
Penghasilan Kena Pajak disetahunkan Rp 546.486
PPh Pasal 21 terutang setahun 5 x Rp 546.486
Rp 27.324
PPh Pasal 21 sebulan Rp 27.324 :12
Rp 2.277 Sebagai bahan evaluasi, penulis akan menghitung kembali PPh
Pasal 21 yang terutang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010. Berikut adalah penghitungan PPh Pasal
21 terutang atas gaji dan tunjangan untuk sampel Ibu Natalia Italiani pada januari 2011:
Penghasilan Bruto Gaji pokok
Rp 1.315.360 Tunjangan Isteri
Rp 131.536 Tunjangan Anak
Rp 52.614 Jumlah Gaji dan tunjangan Keluarga
Rp 1.499.510 Tunjangan Umum
Rp 180.000 Tunjangan Beras
Rp 166.320 Tunjangan Lain-lain
Rp 13.925
Jumlah Penghasilan Bruto Rp 1.859.755
Pengurangan Biaya jabatan
5 x Rp1.859.755
Rp 92.988 Iuran Pensiun
4,75 x Rp1.499.510 Rp 71.227
Jumlah Pengurangan Rp 164.215
Penghitungan PPh Pasal 21 Jumlah Penghasilan Neto sebulan
Rp 1.695.541 Jumlah Penghasilan Neto disetahunkan
Rp1.659.541 x 12 Rp 20.346.486
Penghasilan Tidak Kena Pajak K2: -
Untuk wajib Pajak Rp 15.840.000
Rp 15.840.000 Penghasilan Kena Pajak disetahunkan
Rp 4.506.486
PPh Pasal 21 terutang setahun 5 x 120 x Rp 4.506.000
Rp 270.360
PPh Pasal 21 sebulan Rp 270.360 :12
Rp 22.530 Nilai Pajak Penghasilan yang tertera diatas dipeoleh dengan
cara yang sama pada sampel Bapak Mikael yang telah dijabarkan di atas. Dalam menentukan besarnya PPh Pasal 21 atas gaji setahun
terdapat perbedaan antara antara penulis dengan Dispenda. Perbedaannya yaitu pada saat mengalikan tarif untuk menghitung
jumlah PPh Pasal 21 yang terutang bagi pegawai yang tidak memiliki NPWP, dimana Dispenda menggunakan tarif pajak 5
dikalikan dengan jumlah PKP. Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan nomor 262PMK.032010 pasal 10 ayat 1, menyatakan
bahwa dalam hal Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya tidak memiliki NPWP, atas penghasilan
tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD dikenai tarif PPh Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20 daripada tarif
yang diterapakan terhadap Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya yang memiliki NPWP.
Penghitungan PPh Pasal 21 pada sampel Ibu Natalia mengacu pada PMK nomor 262PMK.032010, karena Ibu Natalia belum
memiliki NPWP maka penghitungan PPh Pasal 21 yang terutang setahun adalah 5 x 120 x Rp4.506.000 = Rp270.360. PPh Pasal
21 sebulan sebesar Rp22.530,00 270.360 : 12. Atas tambahan PPh Pasal 21 sebulan yaitu sebesar Rp20.253 Rp22.530 - Rp2.277 tidak
ditanggung pemerintah sehingga bendahara pemerintah wajib memotong dari gaji dan tunjangan Ibu Natalia dan menyetorkannya
ke Kas Negara. 3.
Karyawati Peraturan Menteri Keuangan nomor 262PMK.032010 pasal
7 ayat 2, menyatakan bahwa besarnya PTKP bagi wanita berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Bagi wanita kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri;
b. Bagi wanita tidak kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri
ditambah PTKP untuk keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi
tanggungan sepenuhnya paling banyak 3 orang. Dari data diri pegawai pada tabel 2, dapat diketahui bahwa terdapat
21 karyawati dari jumlah 60 pegawai. Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mengevaluasi penghitungan PPh Pasal 21 yang
terutang bagi pegawai karyawati terutama dalam menentukan jumlah PTKP.
Berikut ini adalah contoh Penghitungan PPh Pasal 21 terutang atas gaji dan tunjangan untuk sampel Ibu Christina yang
dilakukan oleh Dispenda, pada januari 2011:
Penghasilan Bruto Gaji pokok
Rp 1.934.600 Tunjangan Anak
Rp 38.692 Jumlah Gaji dan tunjangan Keluarga
Rp 1.973.292 Tunjangan struktural
Rp 540.000 Tunjangan Beras
Rp 83.160 Tunjangan Lain-lain
Rp 58.400
Jumlah Penghasilan Bruto Rp 2.654.852
Pengurangan Biaya jabatan
5 x Rp2.654.852
Rp 132.743 Iuran Pensiun
4,75 x Rp1.973.292 Rp 93.731
Jumlah Pengurangan Rp 226.474
Penghitungan PPh Pasal 21 Jumlah Penghasilan Neto sebulan
Rp 2.428.378 Jumlah Penghasilan Neto disetahunkan
Rp 29.140.536 Penghasilan Tidak Kena Pajak K1
Rp 18.480.000 Penghasilan Kena Pajak disetahunkan
Rp 10.660.536
PPh Pasal 21 terutang setahun 5 x Rp10.660.536
Rp 553.027
PPh Pasal 21 sebulan Rp553.027:12
Rp 44.419 Sebagai bahan evaluasi, penulis akan menghitung kembali PPh
Pasal 21 yang terutang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010. Berikut adalah penghitungan PPh Pasal
21 terutang atas gaji Ibu Christina pada januari 2011:
Penghasilan Bruto Gaji pokok
Rp 1.934.600 Tunjangan Anak
Rp 38.692 Jumlah Gaji dan tunjangan Keluarga
Rp 1.973.292 Tunjangan struktural
Rp 540.000 Tunjangan Beras
Rp 83.160 Tunjangan Lain-lain
Rp 58.400
Jumlah Penghasilan Bruto Rp 2.654.852
Pengurangan Biaya jabatan
5 x Rp 2.654.852
Rp 132.743 Iuran Pensiun
4,75 x Rp1.973.292 Rp 93.731
Jumlah Pengurangan Rp 226.474
Penghitungan PPh Pasal 21 Jumlah Penghasilan Neto sebulan
Rp 2.428.378 Jumlah Penghasilan Neto disetahunkan
Rp2.428.378 x 12 Rp 29.140.536
Penghasilan Tidak Kena Pajak K1 -
Untuk wajib pajak Rp 15.840.000
Rp 15.840.000 Penghasilan Kena Pajak disetahunkan
Rp 13.300.536
PPh Pasal 21 terutang setahun 5 x Rp13.300.000
Rp 665.000
PPh Pasal 21 sebulan Rp665.000 : 12
Rp 55.417 Nilai Pajak Penghasilan Nilai Pajak Penghasilan yang tertera
diatas diperoleh dengan cara yang sama pada sampel Bapak Mikael yang telah dijabarkan di atas. Akan tetapi terdapat perbedaan dalam
menentukan besarnya PTKP yang dilakukan oleh Dispenda. Dispenda dalam menentukan besarnya PTKP bagi karyawati
menambahkan status kawin dan jumlah tanggungan sebagai pengurang dari PKP. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
262PMK.032010 pasal 7 ayat 2, menyatakan bahwa besarnya PTKP bagi wanita berlaku ketentuan sebagai berikut bagi wanita
kawin sebesar PTKP untuk dirinya sendiri dan bagi wanita tidak kawin sebesar PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk
keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya paling
banyak 3 tiga orang. Untuk sampel Ibu Christina, PTKP yang menjadi pengurang
adalah hanya untuk dirinya sendiri, yaitu sebesar Rp15.840.000. Begitu juga untuk sampel karyawati lainnya dihitung penulis
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010 pasal 7 ayat 2, yaitu bagi wanita kawin sebesar PTKP untuk dirinya
sendiri sebesar Rp15.840.000. b.
Perbandingan penghitungan PPh Pasal 21 yang dilakukan Oleh Dispenda dengan penghitungan PPh Pasal 21 yang dihitung berdasarkan
PMK Nomor 262PMK.032010 Pada tabel 11 disebutkan selisih yang dihasilkan dari
perbandingan hasil penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dihitung oleh Dispenda dengan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
dihitung oleh penulis berdasarkan PMK Nomor 262PMK.032010. Selisih dihasilkan dari pengurangan hasil penghitungan PPh Pasal 21
yang dihitung oleh Dispenda dengan penulis berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010.
Tabel 11 Perbandingan hasil penghitungan PPh Pasal 21 oleh Dispenda dengan PPh
Pasal 21 yang dihitung berdasarkan PMK Nomor 262PMK.032010
No Nama
Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 sebulan Selisih
Oleh Dispenda Oleh Penulis
1 Syahnin
173.339 173.338
1 2
Mikael 119.659
119.658 1
3 Yohana
114.566 114.563
3 4
Uji Rinjani 84.229
84.225 4
5 Imamat
83.506 84.504
998 6
Lorensius L. 53.554
53.550 4
7 Rustam
53.554 53.550
4 8
E. Awang 51.059
51.058 1
9 Christina Sri
44.419 55.417
10.998 10 Suriansyah
62.217 62.217
11 Engelbertus 51.781
51.779 2
12 F. Iin Diarni 46.927
63.425 16.498
13 Smith 40.446
40.442 4
14 Missianus 49.434
49.433 1
15 Suhardi 42.504
42.504 16 Sarwani
31.902 31.900
2 17 Ayanlia
35.885 52.383
16.498 18 Mokosandi
27.604 27.600
4 19 Amon
44.067 44.067
20 Titik Sukamti 21.699
32.696 10.997
21 Santosa Linda 26.825
26.825 22 Eliusepa
8.379 8.375
4 23 Nurzakiah
8.379 8.375
4 24 Betyemil
8.379 8.375
4 25 Lukius Elisa
8.379 8.375
4 26 Paulus Rianto
19.337 19.333
4 27 Tambun
12.128 12.125
3 28 W. Yulianti
12.128 28.625
16.497 29 D. Novitasari
12.128 28.625
16.497 30 Rosalina Berty
8.308 24.808
16.500 31 Alexander
16.633 16.629
4 32 E. Tri Utami
13.221 13.221
33 Agustine C. 11.524
11.521 3
34 Sidin 10.755
10.754 1
35 H.Fahmi Reza 10.755
10.754 1
36 Tomy Edwin 10.755
10.754 1
37 Suparman 10.755
10.754 1
38 Sepinus 8.853
8.850 3
39 Sukirno 3.175
3.171 4
Sumber: Data yang diolah
Tabel 11 Lanjutan
Tabel 11 Perbandingan hasil penghitungan PPh Pasal 21 oleh Dispenda dengan
PPh Pasal 21 yang dihitung berdasarkan PMK Nomor 262PMK.032010
No Nama
Hasil Penghitungan PPh Pasal 21 sebulan Selisih
Oleh Dispenda Oleh Penulis
40 Natalia Italiani 2.277
22.530 20.253
41 Yulpina 11.571
11.571 42 K. Henrayani
11.571 11.571
43 H. Khairunnisa 11.571
11.571 44 Victor
6.357 11.854
5.497 45 Maslina Neri
12.859 29.358
16.499 46 Hansen
54.615 54.613
2 Jumlah
1.529.255 1.711.626 182.371
Sumber: Data yang diolah
Berdasarkan tabel 11, terdapat selisih di dalam menghitung besarnya PPh Pasal 21 yang terutang yang dilakukan oleh Dispenda dan
yang dilakukan oleh penulis berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010. Selisih kurang terjadi di mana hasil
penghitungan Pajak yang dihitung oleh Dispenda lebih kecil dari jumlah
Pajak yang
dihitung penulis
berdasarkan PMK
No.262PMK.032010. Selisih lebih terjadi dimana hasil penghitungan pajak yang dihitung oleh Dispenda lebih besar dari jumlah pajak yang
dihitung oleh penulis berdasarkan peraturan tersebut. Dari data tabel 11 dapat diketahui selisih kurang bayar sebesar Rp182.371,00. Kekurangan
PPh Pasal 21 yang ditanggung oleh pemerintah tersebut diperhitungkan dengan PPh Pasal 21 yang ditanggung pemerintah pada bulan
berikutnya melalui SPT Masa PPh Pasal 21.
Selisih Penghitungan PPh Pasal 21 yang dilakukan oleh penulis dengan Dispenda disebabkan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:
1 Jumlah Penghasilan Kena Pajak tidak dibulatkan Dispenda ke
bawah dalam ribuan rupiah penuh sebagai dasar penerapan tarif pajak pada saat melakukan penghitungan PPh Pasal 21.
2 Kesalahan dalam menentukan besarnya tarif pemotongan pajak
untuk penghitungan PPh pasal 21 bagi pegawai yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP. Dispenda
menggunakan tarif pajak berdasarkan pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan untuk pegawai yang belum
memiliki NPWP. Apabila tidak memiliki NPWP dikenai tarif PPh Pasal 21 lebih tinggi 20 dari tarif yang memiliki NPWP.
3 Kesalahan dalam menentukan pengurangan Penghasilan Tidak
Kena Pajak PTKP bagi karyawati. PTKP bagi wanita kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendri sedangkan Dispenda dalam
menentukan PTKP bagi wanita kawin sebesar PTKP untuk diri sendiri serta menambahkan status kawin dan jumlah tanggungan
anak.
c. Penerapan Peraturan Perundang-undangan dalam Penghitungan PPh
Pasal 21 Dari ringkasan penghitungan tersebut, penulis akan
membahas tentang bagian-bagian penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 per bulan yang dilakukan oleh Dispenda berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010 yaitu sebagai berikut:
1 Penghasilan Bruto
a Penghasilan Tetap dan teratur
Penghasilan tetap dan teratur yang diterima oleh pegawai berupa gaji pokok. Gaji pokok merupakan peghasilan yang dikenai PPh
21 sesuai dengan peraturan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262PMK.032010 pasal 2 ayat 2 huruf a sehingga penulis
tidak perlu melakukan koreksi. b
Tunjangan IsteriSuami Berdasarkan
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
262PMK.032010 tentang tata cara pemotongan pajak penghasilan pasal 21 bagi pejabat Negara, PNS, Anggota TNI,
Anggota Polri, dan Pensiuanannya atas Penghasilan yang menjadi beban anggaran Pendapatan dan belanja Negara atau
anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pada pasal 2 tentang penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 21
menyatakan bahwa
tunjangan istrisuami
merupakan penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan Pasal 21.
Pegawai yang beristribersuami diberikan tunjangan istrisuami sebesar 10 sepuluh persen dari gaji pokok.
Penulis tidak melakukan koreksi karena Dispenda sudah menerapakn sesuai dengan peraturan perpajakan.
c Tunjangan Anak
Sesuai dengan
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
262PMK.032010 pasal 2 ayat 2, tunjangan anak merupakan penghasilan tetap dan teratur yang diterima PNS setiap bulan
yang dikenai PPh Pasal 21. Tunjangan untuk setiap anak sebesar 2 dua persen dari gaji pokok. Tunjangan ini diberikan
kepada pegawai yang mempunyai anak danatau anak angkat maksimal 3 tiga orang, dengan batas umur 21 dua puluh satu
tahun, tidak mempunyai penghasilan sendiri dan tidak kawin atau belum pernah kawin. Tunjangan anak diberikan
diperpanjang sampai anak berumur 25 dua puluh lima tahun jika anak tersebut masih bersekolah di Perguruan Tinggi dan
dibuktikan dengan surat keterangan dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan. Apabila suamiistri pegawai berkedudukan
sebagai pegawai negeri, maka tunjangan keluarga diberikan kepada yang mempunyai gaji pokok yang lebih tinggi.
Dispenda sudah menerapakan penghitungan untuk tunjangan anak sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu jumlah anak
dikalikan dengan 2 dari gaji pokok. d
Tunjangan StrukturalFungsional Berdasarkan
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
262PMK.032010 pasal 2 tentang penghasilan yang dikenai PPh Pasal, menyatakan bahwa penghasilan yang diterima atau
diperoleh secara teratur berupa tunjangan strukturalfungsional merupakan penghasilan yang dikenai PPh Pasal 21. Pemberian
tunjangan ini berdasarkan jabatan dalam Dinas pendapatan Daerah.
e Tunjangan Umum
Sesuai dengan peraturan presiden Republik Indonesia no 12 tahun 2006 tentang tunjangan umum bagi pegawai-pegawai
negeri sipil, tunjangan umum diberikan kepada pegawai yang tidak menerima tunjangan struktural, tunjangan fungsional atau
tunjangan yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan maka deberikan tunjangan umum untuk setiap bulannya.
f Tunjangan Beras
Berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan
Nomor 262PMK.032010 pasal 2 tentang penghasilan yang dikenai
PPh Pasal 21. Tunjangan beras merupakan penghasilan yang diterima secara teratur setiap bulan maka dipotong PPh pasal 21.
Tunjangan beras diberikan dalam bentuk uang dan diberikan dalam jumlah yang sama kepada seluruh pegawai. Tunjangan
beras diberikan sebanyak 10kgjiwa untuk setiap pegawai beserta anggota keluarga yang ditanggung. Penghitungan
besarnya besarnya jumlah per kilogram beras yang diberikan dalam bentuk uang tidak berdasarkan harga pasar pada tahun
2011, tetapi besarnya per kilogram beras berdasarkan harga kebijakan dari Dispenda Kutai Barat, yaitu sebesar Rp4.158,00.
Berikut merupakan contoh penghitungan untuk sampel Bapak Mikael. Bapak Mikael berdasarkan data yang diperoleh berstatus
kawin, dan memiliki 1 satu anak, jumlah tunjangan beras dihitung sebagai berikut:
Pegawai, isteri dan satu anak = 3 x 10kgjiwa x Rp4.158kg = Rp166.320,00.
2 Pengurang Penghasilan Bruto
a Biaya Jabatan = 5 x Penghasilan bruto, dengan jumlah
maksimum yang dikenakan Rp500.000,00 sebulan atau Rp6.000.000,00 sebulan. Biaya jabatan ini sesuai dengan
Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 31Pj2009 pasal 10 ayat 3.
b Iuran Pensiun = 4,75 x gaji pokok + tunjangan keluarga.
Tunjangan Keluarga = tunjangan isteri + tunjangan anak. Iuran dana pensiun merupakan iuran yang dibayarkan oleh pegawai
kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, maka iuran ini dapat dikurangkan dengan
penghasilan bruto. Potongan yang terdapat pada daftar pembayaran gaji tetapi
tidak dikurangkan dengan penghasilan bruto: a
Iuran Tabungan Hari Tua THT = 3.25 x gaji pokok + Tunjangan keluarga. Iuran ini tidak mengurangi penghasilan
bruto karena tidak dibayarkan oleh pegawai kepada badan penyelenggara tabungan hari tua yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan. b
Iuran Kesehatan = 2 x gaji pokok + Tunjangan keluarga. Iuran dana kesehatan tidak terkait dengan gaji yang dibayar oleh
pegawai kepada badab penyelenggara yang pendiriannya disahkan oleh Menteri Keuangan, sehingga tidak mengurangi
penghasilan bruto. Iuran Tabungan Perumahan c
Iuran tabungan perumahan merupakan iuran yang dibayarkan oleh pegawai sesuai dengan kebijakan di Dispenda. Iuran ini
bukan merupakan biaya yang dapat dikurangkan dengan penghasilan bruto dalam penghitungan PPh pasal 21.
3 Penghasilan Neto
Penghasilan neto sebualan diperoleh dengan cara mengurangi penghasilan bruto sebulan dengan baiaya jabatan dan iuran
pensiun. Penghitungan penghasilan bruto yang dilakukan Dispenda
sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku, penulis tidak perlu melakukan koreksi.
4 Penghasilan Kena Pajak
Besarnya penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi penghasilan neto dengan Penghasilan Tidak Kena
Pajak PTKP. Sesuai dengan Undang-Undang No.36 tahun 2008 pasal 7 ayat 1, besarnya PTKP adalah:
Tabel 12 Penghasilan Tidak Kena Pajak
No Keterangan
Setahun Sebulan
1 Untuk wajib pajak orang pribadi
Rp15.840.000 Rp1.320.000
2 Tambahan untuk WP yang kawin
Rp 1.320.000 Rp 110.000
3 Tambahan untuk setiap anggota
keluarga dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta
anak
angkat yang
menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling
banyak atau maksimal 3 orang untuk setiap keluarga.
Rp 1.320.000 Rp 110.000
4 Tambahan untuk seorang isteri
yang penghasilannya
digabung dengan
penghasilan suami
sebagaiman dimaksud pasal 8 ayat 1
Rp15.840.000 Rp1.320.000
Sumber: Undang-Undang no.36 tahun 2008
Besarnya PTKP berdasarkan PMK no.262MPK.032010 pasal 7 ayat 2 bagi wanita berlaku ketentuan sebagai berikut:
a. Bagi wanita kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri
b. Bagi wanita tidak kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri
ditambah PTKP untuk keluarga sedarah dan keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak atau maksimal 3 orang.
Ayat 3 dalam hal wanita kawin, sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a dapat menunjukkan keterangan tertulis dari
pemerintah daerah setempat serandah-rendahnya kecamatan yang menyatakan
suaminya tidak
menerima atau
memperoleh penghasilan, besarnya PTKP adalah PTKP untuk dirinya sendiri
ditambah PTKP untuk status kawin dan PTKP untuk keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta
anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya 3 orang. Dispenda belum menerapakn PKM no.262PMK.032010
untuk wanita kawin sebesar PTKP untuk dirinya sendiri. Dispenda menyertakan PTKP untuk tambahan kawin dan jumlah tanggungan
anak dalam menetukan jumlah PTKP, sehingga jumlah PTKP yang menjadi pengurang PKP menjadi lebih besar. Penulis tetap
menghitung PTKP bagi wanita kawin sebesar Rp15.840.000 dikarenakan tidak ada keterangan dari tertulis dari pemerintah
daerah yang menunjukkan bahwa suaminya tidak menerima penghasilan.
5 Tarif PPh Pasal 21
Tarif Pajak Penghasilan berdasarkan Undang-Undang No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan pasal 17 ayat 1 huruf a,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 13 Tarif Pajak Penghasilan
Lapisan Penghasilan kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah
5 lima persen
Di atas Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan Rp 250.000.000,00 dua
ratus lima puluh juta rupiah 15 lima belas persen
Di atas Rp 250.000.000,00 dua ratus lima puluh juta rupiah sampai dengan Rp 500.000.000,00
lima ratus juta rupiah 25 dua puluh lima
persen
Di atas Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah
30 tiga puluh persen
Sumber: Undang-Undang No 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Di Dispenda Kutai Barat sudah menerapkan tarif pajak sebagai penghitungan untuk memperoleh PPh pasal 21 terutang. Akan
tetapi Dispenda belum menerapakan peraturan perpajakan terkait jumlah PKP sebagai dasar penerapan tarif pajak yang tidak dibulatkan
ke bawah dalam ribuan rupiah. Penulis melakukan koreksi untuk jumlah Penghasilan Kena Pajak sebagai dasar penerapan tarif pajak
sebagaimana dimaksud dalam PMK no.262PMK.032010 pasal 8 ayat 2, jumlah PKP sebagai dasar penerapan tarif dibulatkan ke
bawah dalam ribuan rupiah penuh.
2. Menguji Kriteria Lengkap dalam Pengisian SPT Masa PPh Pasal 21