Formulir Surat Pemberitahuan Masa SPT Masa PPh pasal 21 baru diberlakukan sejak juli 2009. SPT Masa baru ini menggantikan SPT Masa
yang lama sekaligus menggantikan SPT Tahunan PPh Pasal 21. Formulir yang digunakan untuk menyetor dan melaporkan Pajak Penghasilan Pasal 21
meliputi:
1. Formulir 1721-T
Formulir ini merupakan daftar pegawai tetappenerima pensiunan berkala. Formulir 1721-T wajib disampaikan hanya pada saat pertama kali Wajib
Pajak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 21 danatau Pasal 26. Bagi Wajib Pajak yang sudah memiliki kewajiban
penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21 danatau Pasal 26, maka formulir ini harus disampaikan pada masa Juli 2009.
2. Formulir 1721-II
Formulir ini merupakan formulir daftar perubahan pegawai tetap. Formulir 1721-II ini wajib disampaikan hanya pada saat ada pegawai tetap yang
keluar danatau ada pegawai tetap yang masuk danatau ada pegawai tetap yang baru memiliki NPWP.
3. SPT Masa PPh Pasal 21 danatau Pasal 26 formulir 1721
Formulir ini digunakan untuk melaporkan kewajiban Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 danatau Pasal 26. Berikut akan dibahas petunjuk
pengisian SPT formulir SPT Masa PPh Pasal 21 danatau Pasal 26. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, hal-hal yang perlu diperhatikan oleh wajib pajak adalah sebagai berikut:
a. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat
Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas. b.
Surat Pemberitahuan SPT Masa Pajak Penghasilan PPh Pasal 21 ditandatangani oleh Wajib PajakPengurusDireksi atau Kuasa Wajib
Pajak. SPT yang ditandatangani oleh Kuasa Wajib Pajak harus dilampiri dengan Surat Kuasa Khusus.
c. SPT Masa PPh Pasal 21 dianggap tidak disampaikan apabila tidak
ditandatangani atau tidak sepenuhnya dilapiri keterangan danatau dokumen sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku. d.
PPh Pasal 21 dibayarkandisetorkan paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan dilaporkan paling lama 20
hari setelah Masa Pajak berakhir sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184PMK.032007
e. Pembayaranpenyetoran PPh yang dilakukan setelah tanggal jatuh
tempo dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 sebulan yang dihitung dari saat jatuh tempo pembayaran sampai dengan
tanggal pembayaran dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 bulan. f.
SPT Masa PPh Pasal 21 yang disampaikan setelah jangka waktu yang ditetapkan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar
Rp100.000,00.
4. Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 danatau Pasal 26 Tidak Final