5. Substansi Mengungguli Bentuk 6. Pertimbangan Sehat
7. Kelengkapan 8. Dapat dibandingkan
9. Tepat Waktu 10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat
2.3.4 Perusahaan Mikro
2.3.4.1 Pengertian Perusahaan Mikro
Usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40KMK.062003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha
produktif milik Keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100.000.000,00 seratus juta
rupiah per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp. 50.000.000,-
2.3.4.2 Kriteria-Kriteria Perusahaan Mikro
Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2008 pasal 6, kriteria-kriteria perusahaan mikro yang dikutib oleh Deddy, adalah sebagai berikut :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- lima puluh
juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- tiga ratus
juta rupiah. c.
Milik Warga Negara Indonesia. d.
Berdiri sendiri, bukan anak cabang perusahaan yang dimiliki langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.
e. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
2.3.5 Tingkatan Pendidikan Pemilik
Tingkat pendidikan yang dimaksudkan dalam arti kata yang sangat umum, bukan hanya menyangkut latar belakang pendidikan formal melainkan
juga pendidikan non formal. Menurut Kiryanto, dkk., 2001: 203, pendidikan merupakan cara
belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah, tetapi juga menyangkut proses belajar non
formal dengan diberikan diluar pendidikan formal. Yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan hasil kontrak antara manusia
dengan lingkungannya. Kemampuan seorang pemilik usaha maupun seorang manajer bergantung pada kemampuan belajarnya. Karena dalam lingkungan
dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, atau dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain itu juga dituntut untuk menguasai aneka
keterampilan teknis, menjadikan seorang pemilik atau seorang manajer
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat menguasai bidang-bidang
yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi. Menurut Soemanto 1993:21, pendidikan adalah proses pengalaman
pribadi, baik lahiriyah mapun batiniah. Keberhasilan seseorang manajer tergantung pada pendidikan dan kemampuan belajarnya dalam lingkungan
dunia usaha, seorang manajer dituntut untuk menguasai aneka teknis dan kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya.
Meskipun pada umumnya banyak yang berpendapat bahwa tidak semua pengusaha harus melalui tingkat pendidikan yang memadai, hal ini
dikarenakan dunia usaha yang dijalankan lebih bersifat kecil yaitu sektor usaha mikro dimana tuntutan harus berpendidikan tidak diutamakan mereka
mempunyai keyakinan bahwa usaha yang dijalankan harus tetap berproduksi dan laku dipasaran.
Namun tidak demikian dengan penelitian ini, seiring dengan kemampuan zaman dan adanya alih teknologi, begitu juga persaingan yang
demikian keras mau tidak mau para pengusaha kecil diharapkan dapat mengatasinya. Dari hasil pendidikan yang dijalankan ini pula informasi yang
diperoleh seorang pemilik ataupun seorang manajer mempunyai arti dan makna dalam proses pemilihan tindakan yang tepat bagi perusahaannya baik
dalam pengambilan keputusan maupun dalam memecahkan permasalahan diperusahaannya sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dengan demikian pengertian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa latar pendidikan merupakan cara belajar yang biasanya dilakukan
dibangku sekolah tetapi juga menyangkut proses belajar non formal dengan diberikan di luar pendidikan formal. Yaitu segala bentuk pengalaman dan
keterampilan yang merupakan hasil kontak antara manusia dan lingkungannya agar nantinya dapat menguasai bidang-bidang yang lebih maju dan lebih
modern, sehingga dapat menambah wawasan dan pemahaman antara informasi satu dengan yang lain.
2.3.5.1 Macam Pendidikan
Menurut Sastrohadiwiryo 2003:200, menyatakan bahwa menurut
sifatnya pendidikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pendidikan Umum
Pendidikan yang dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan
mempersiapkan dan mengusahakan para peserta pendidikan pengetahuan umum.
b. Pendidikan Kejuruan
Pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan para peserta pendidikan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang
kejuruannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3.5.2 Tujuan Pendidikan
Menurut Soemanto 1993:28, tujuan pendidikan yaitu mewujudkan pribadi-pribadi yang mampu menolong diri sendiri maupun orang lain,
sehingga dengan demikian akan terwujud suatu kehidupan manusia yang sejahtera.
2.3.6 Tingkatan Pelatihan Yang Diikuti Pengusaha
2.3.6.1 Pengertian Pelatihan
Setiap Pemilik perusahaan yang menginginkan agar perusahaannya dapat bekerja secara efektif dan efisien ataupun berkembang, maka tidak
boleh mengabaikan masalah pelatihan. Karena bagi beberapa pemilik ada yang mampu memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kemampuan dirinya
tanpa campur tangan dari pihak lain. Tetapi dalam kenyataannya, sedikit saja yang mampu memotivasi diri sendiri, disamping itu kemungkinan keahlian
yang dimilik individu-individu tersebut tidak sesuai dengan keinginan atau kondisi perusahaan miliknya.
Menurut Dessler 1993:248, Pelatihan atau Training merupakan upaya pembinaan keterampilan dasar yang diperlukan pegawai baru atau
lama, pemilik perusahaan untuk melakukan pekerjaannya. Training dapat berupa mengajarkan dan mengoperasikan mesin kepada mesin baru, cara
menjual produk perusahaan kepada karyawan niaga baru, atau bahkan dapat berupa menunjukkan cara mewancarai dan menilai pegawai.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Training merupakan salah satu usahan untuk membantu karyawan
dalam melaksanakan pekerjaan secara produktif dan efisien. Dimana pelatihan merupakan jalan untuk mewujudkan cara-cara berfikir dan berbuat,
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan merubah serta pengertian sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya baik untuk masa sekarang
maupun masa yang akan datang. Rifqi 2009 Sebagai pemilik usaha, seorang pemimpin harus dapat memahami
semua aspek yang ada dalam perusahaannya. Salah satunya adalah peloporan dalam pencatatan akuntansi. Kita ketahui bahwa pendidikan akuntansi telah
kita kenal dalam pendidikan menengah atas, hanya saja yang kita kenal hanya sebagian kecil dari ilmu akuntansi itu sendiri. Lain lagi apabila kita belajar
dalam perguruan tinggi, kita dapat mengenal lebih dalam mengenai akuntansi dan pengetahuan lain yang menyangkut ilmu usaha. Oleh karena itu, dalam
penelitian tentang sektor UMKM yang dimana pemilik usaha sebagian besar adalah Ibu-Ibu atau Bapak-Bapak kepala rumah tangga yang kebanyakan
hanya berpendidikan sekolah menengah atau SMA dan sebagian lainnya hanya lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP, karena mereka para
pemilik perusahaan kecil memperoleh usaha mereka secara turun temurun atau karena faktor lain yaitu penggangguran atau PHK karyawan. Dan mereka
para pemilik sering kali mengabaikan perubahan-perubahan yang terjadi seiring dengan perubahan zaman dan bahkan mereka tidak memperdulikan
para pesaing yang sedemikian maju lebih baik dalam hal pengelolaan atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pencatatan akuntansi mereka. Oleh karena itu, pelatihan yang diikuti oleh pemilik usaha mikro dapat memberikan saran bagi kegiatan perusahaan
mengalami kemajuan atau kemunduran. Menurut Notoatmodjo 2003 :28, pelatihan adalah merupakan bagian
dari suatu proses pendidikan yang tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan khusus seseorang atau sekelompok orang. Dalam suatu
pelatihan orientasinya atau penekanan harus pada tugas yang dilaksanakan Job Orientation
dan lebih ditekankan kepada kemampuan meskipun didasari pengetahuan dan sikap.
Dengan pelatihan yang pernah diikuti oleh para pemilik usaha kecil dan menegah, maka kelangsungan kegiatan perusahaan akan lebih terencana
dan lebih profesional dalam menghadapi tantangan global yaitu era perdagangan bebas.
2.3.6.2 Faktor-faktor Penyebab Perlunya Pelatihan
Sering kali terjadi di perusahaan bahwa pemilik meskipun mempunyai latar belakang pendidikan formal yang cukup tinggi, namun ternyata belum
dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tugas yang harus dikerjakan. Oleh karena itu, pelatihan sangat diperlukan agar perusahaan dapat tetap bertahan
hidup dalam pasar modern dimana terjadi persaingan antar perusahaan yang semakin ketat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Tjiptono, dkk,. 2001: 213, ada lima faktor diperlukannya
pelatihan yaitu:
1. Kualitas angkatan kerja yang ada
Angkatan kerja yang berkualitas tinggi adalah angkatan kerja yang mengenyam pendidikan dengan baik dan memiliki keterampilan
intelektual dasar seperti membaca, menulis, berhitung, mendengarkan, berbicara, dan memecahkan masalah. Orang-orang seperti itu potensial
untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat terhadap pekerjaannya. 2.
Persaingan global Perusahaan harus menyadari bahwa mereka menghadapi persaingan
pasar global yang ketat. Agar dapat memenangkan persaiangan, perusahaan harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang lebih
murah dari pada pesaingnya. Untuk itu diperlukan pelatihan agar tetap bertahan dan memilki dominasi pasar.
3. Masalah alih teknologi
Alih teknologi adalah perpindahan teknologi dari satu obyek ke obyek lainnya. Ada dua tahap dalam proses alih teknologi, tahap pertama yaitu
komersialisasi teknologi yang baru akan dikembangkan di laboratorium riset oleh penemu dan tahap ini tidak perlu pelatihan. Tahap kedua adalah
difusi teknologi yaitu proses pemindahan teknologi yang baru dikomersialkan ke dunia kerja untuk meningkatkan produktifitas, daya
saing dan kualitas ini memerlukan pelatihan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Perubahan cepat dan terus menerus
Di dunia ini tidak ada satu hal yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan terjadi dengan cepat dan berlangsung terus-
menerus, pengetahuan ini mungkin akan tidak berguna pada hari esok dan menjadi uang. Dalam lingkungan kerja seperti ini sangat penting
memperbaharui kemampuan pemilik perusahaan secara konsistensi. 5.
Perubahan keadaan demografi Perubahan keadaan demografi menyebabkan pelatihan menjadi
semakin penting dewasa ini. Oleh karena itu kerja sama tim merupakan umur pokok maka pelatihan dibutuhkan untuk melatih pemilik yang
berbeda latar belakang agar dapat bekerja sama secara harmonis.
2.3.7 Tingkatan Pemahaman
Dengan berkembangnya teknologi informasi yang sedemikian pesat dan tersedianya teknologi informasi pelaku usaha sektor kecil dituntut untuk
dapat memahami teknologi informasi itu sendiri agar apa yang telah direncanakan dan diprogramkan dapat dijalankan.
Usaha kecil dan menengah dengan kadar pemahaman teknologi yang tinggi mempunyai kemungkinan mengadopsi dan memanfaatkan teknologi
informasi secara efektif. Hanya saja tindakan yang dilakukan oleh para pemilik perusahaan dalam memobilisasi ketrampilan staf perusahaan
kebanyakan usaha mikro dikelola sebagai perusahaan bebas dengan pola
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bisnis keluarga maka sikap positif yang kuat dari pemilik perusahaan terhadap inovasi teknologi akan berpengaruh terhadap penggunaan dan penyediaan
informasi akuntansi dalam perusahaan. Menurut Rifqi 2009, pada umumnya usaha kecil dan menegah di
negara sedang berkembang menghadapi masalah serius dalam pengembangan suatu usaha mereka karena terbatasnya kemampuan teknologi yang mereka
dapat, salah satu alasan penting mengapa tingkat teknologi usaha kecil dan menengah rendah adalah pemilik yang cenderung hanya memiliki
keterampilan teknis dan produksi yang sempit. Menurut Rifqi 2009, pemahaman induvidu pada dasarnya merupakan
pemahaman seluruh kepribadian dengan segala latar belakang dan interaksinya dengan lingkungannya. Ada dua komponen besar yang sudah
lazim dikenal orang banyak tentang kepribadian, yaitu komponen fisik atau jasmaniah dan psikis atau batiniah. Kedua komponen itu juga meliputi banyak
aspek yang dapat dikelompokkan atas empat aspek utama yaitu aspek intelektual, social dan bahasa, emosi dan moral serta aspek psikomotor. Aspek
intelektual meliputi kecerdasan, bakat, kecakapan, hasil belajar dan kreatifitas. Agar individu dalam hal ini para pemilik usaha mikro dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dan dapat bekerja sama dengan baik, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahamn disini berarti pemahaman akan
pentingnya suatu pencatatan akuntansi yang didasari dari suatu sistem informasi akuntansi, sebab informasi akuntansi digunakan sebagai pedoman
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dalam pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha serta semakin tinggi tingkat pemahaman para pemilik usaha mikro
maka akan semakin luas pandangan mereka terhadap berbagai bentuk penerapan pencatatan akuntansi dalam bisnis usaha kecil mereka.
Pada pembahasan dan pemahaman akuntansi berbasis sistem informasi akuntansi terkait juga dengan latar belakang pendidikan yang ditempuh oleh
para pengguna informasi, dengan latar belakang formal yang memadai maka akan semakin cepat seseorang memahami akan sesuatu. Dalam penelitian ini
menyatakan bahwa semakin paham terhadap teknologi informasi akan mendorong percepatan penyediaan informasi akuntansi bagi kalangan
pengsaha mikro. Oleh sebab itu kalau penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi berbasis teknologi informasi dianggap sebagai langkah awal dan
penting bagi pengusaha mikro dalam memasuki era persaingan bebas, maka peningkatan ketrampilan dan pemahaman terhadap teknologi informasi
terutama pada para petinggi di dalam suatu perusahaan menjadi prasyarat inti di dalam mencapai efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha.
Akumulasi ketrampilan dan pemahaman terhadap teknologi informasi diharapkan dapat mengurangi hambatan untuk mengadopsi inovasi teknologi
potensial yang lebih luas. Oleh karena itu pemahaman terhadap teknologi informasi sangat diperlukan kalangan usaha mikro agar perkembangan dunia
usaha kecil benar-benar potensial dan terprogram dalam menjalankan bisnis kecilnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3.8 Perlakuan Akuntansi untuk Usaha Mikro
Perlakuan akuntansi untuk perusahaan mikro dan kecil sebenarnya tidak berbeda dengan perlakuan akuntansi untuk jenis perusahaan lainnya,
dimana perlakuannya harus sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Di Indonesia sendiri, IAI telah menetapkan SAK ETAP. Dimana
menurut PSAK ETAP dalam penyajiannya setiap pelaporan keuangannya harus memenuhi komponen-komponen sebagai berikut SAK ETAP, 2009:
17-19, yaitu:
1. Neraca
Informasi yang disajikan daslam neraca, minimal: a.
Kas dan setara kas b.
Piutang usaha dan piutang lainnya. c.
Persediaan. d.
Properti investasi e.
Aset tetap f.
Asset tidak berwujud g.
Utang usah danh utang lainnya h.
Asset dan kewajiban pajak i.
Ekuitas Entitas menyajikan pos, judul, dan sub jumlah lainnya dalam
neraca jika penyajian seperti itu relevan dalam rangka pemahaman
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terhadap posisis keuangan entitas. SAK ETAP tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.
2. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba rugi memasukkan semua pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode keculai SAK ETAP mensyaratkan lain. SAK
ETAP mengatur perlakuan berbeda terhadap dampak koreksi atas kesalahan dan perubahan kebijakan akuntansi yang disajikan sebagai
penyesuaian terhadap periode yang lalu dan bukan sebagai bagian dari laba atau rugi dalam periode terjadinya perubahan.
Laporan laba-rugi minimum mencangkup pos-pos sebagai berikut: a.
Pendapatan b.
Beban keuangan c.
Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode ekuitas. d.
Beban pajak. e.
Laba atau rugi neto. Entitas harus menyajikan pos, judul, dan sub jumlah lainnya
pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk memahami kinerja keuangan entitas. Entitas tidak boleh menyajikan
atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai “pos luar biasa”, baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas
laporan keuangan. 3.
Laporan Perubahan Ekuitas Dan Laporan Laba Rugi Dan Saldo Lama
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung
dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut,
dan tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke,
pemilik ekuitas selama periode tersebut. Informasi yang disajikan di laporan perubahan ekuitas yang
menunjukana : a
Laba atau rugi untuk periode b
Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas c
Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui.
d Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara
jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari :
i. Laba atau rugi
ii. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
iii. Jumlah investasi, dividen distribusi lainnya ke pemilik
ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasuri, dan deviden serta distribusi lainnya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan
pengendalian. b.
Laporan Laba Rugi Dan Saldo Lama Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba arau rugi
entitas dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Dalam SAK ETAP mengijinkan entitas untuk menyajikan laporan laba
rugi dan saldo laba menggantikan laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba
atau rugi, pembayaran dividen, koreksi kesalahan periode lalu, dan perubahan kebijakan akuntansi.
Informasi yang disajikan di laporan laba rugi dan saldo laba antara lain:
a Saldo laba pada awal periode pelaporan
b Dividen yang diumumkan dan dibayarkan atau terutasng
selama periode c
Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periade lalu
d Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan kebijakan
akuntansi e
Saldo laba pada akhir periode pelaporan 4.
Laporan Arus Kas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang
terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas
untuk suatu periode dan mengklasifikasikan menurut aktivitas operasi, aktivitas pendanaan.
5. Laporan Pencatatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan
memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi criteria
pengakuan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus:
a. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan
dan kebijakan tertentu yang digunakan yang sesuai b.
Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan
c. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan. Untuk pelaporan laba rugi pada perusahaan kecil, rincian yang
pertama disajikan dengan metode beban. Beban disajikan dalam laporan laba
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
rugi sesuai dengan sifatnya contoh: penyusutan, pembelian bahan baku, beban transportasi, gaji, upah, dan beban iklan dan tidak dialokasikan
menurut berbagi fungsi dalam perusahaan. Metode ini sederhana dan cocok diterapkan pada perusahaan mikro sebab tidak perlu dialokasikan menurut
berbagai fungsi dalam perusahaan.
2.3.9 Kerangka Pikir
2.3.9.1 Pengaruh Pendidikan Pemilik Terhadap Penggunaan Sistem Informasi
Akuntansi
Pendidikan merupakan cara belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah tetapi juga
menyangkut proses belajar non formal dengan diberikan diluar pendidikan formal yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan yang merupakan
hasil kontrak antara manusia dengan lingkungannya. Kemampuan seorang pemilik usaha maupun seorang manajer bergantung pada kemampuan
belajarnya. Karena dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, atau dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain itu juga dituntut
untuk menguasai aneka keterampilan teknis, menjadikan seorang pemilik atau seorang manajer dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk
belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
menguasai bidang-bidang yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi. Kiryanto, 2001:203
Dari penjelasan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara pendidikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Karena
tingkat pendidikan sangat penting bagi para pemilik usaha, semakin tinggi pendidikan maka lebih memahami dan mengerti dalam mendalami sistem
informasi akuntansi.
2.3.9.2 Pengaruh Pelatihan Pemilik Terhadap Penggunaan Sistem Informasi
Akuntansi
Training atau pelatihan merupakan upaya pembinaan ketrampilan
dasar yang diperlukan pegawai baru atau lama, pemilik perusahaan untuk melaksanakan pekerjaannya, Dessler, 1993 : 248.
. Training dapat berupa mengajarkan dan mengoperasikan mesin kepada mesin baru, cara menjual produk perusahaan kepada karyawan niaga
baru, atau bahkan dapat berupa menunjukkan cara mewancarai dan menilai pegawai. Training merupakan salah satu usaha untuk membantu karyawan
dalam melaksanakan pekerjaan secara produktif dan efisien. Dimana pelatihan merupakan jalan untuk mewujudkan cara-cara berfikir dan berbuat,
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan merubah serta pengertian sesuai dengan yang dituntut oleh pekerjaannya baik untuk masa sekarang
maupun masa yang akan datang Rifqi, 2009
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari penjelasan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara pelatihan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi. Karena
semakin sering diadakan pelatihan maka tingkat pengetahuan pemilik usaha semakin meningkat.
2.3.9.3 Pengaruh Pemahaman Pemilik Terhadap Penggunaan Sistem Informasi
Akuntansi
Menurut Rifqi 2009, pemahaman individu pada dasarnya merupakan pemahaman seluruh kepribadian dengan segala latar belakang dan
interaksinya dengan lingkungannya. Ada dua komponen besar yang sudah lazim dikenal orang banyak tentang kepribadian, yaitu komponen fisik atau
jasmaniah dan psikis atau batiniah. Kedua komponen itu juga meliputi banyak aspek yang dapat dikelompokkan atas empat aspek utama yaitu aspek
intelektual, sosial dan bahasa, emosi dan moral serta aspek psikomotor. Aspek intelektual meliputi kecerdasan, bakat, kecakapan, hasil belajar dan kreatifitas.
Menurut Thong and Yap 1996; Horrison et al. 1997; Mc Gowan and Madey, 1998 dikutip oleh Rifqi, 2009, pemilik dan manajer
perusahaan yang memiliki pemahaman Teknologi informasi yang baik akan bersifat positif terhadap Teknologi informasi dan kemungkinan mengadopsi
dan menggunakan Teknologi informasi secara ekstensif di dalam kegiatan usahanya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Agar individu dalam hal ini para pemilik industri kecil dan rumah tangga dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan dapat bekerja sama dengan
baik, maka diperlukan suatu pemahaman. Pemahaman disini berarti pemahaman akan pentingnya suatu pencatatan akuntansi yang didasari dari
suatu sistem informasi akuntansi, sebab informasi akuntansi digunakan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan mencapai efisiensi dan
efektifitas kegiatan usaha serta semakin tinggi tingkat pemahaman para pemilik usaha mikro maka akan semakin luas pandangan mereka terhadap
berbagai bentuk penerapan pencatatan akuntansi dalam bisnis usaha kecil mereka.
Dari penjelasan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara tingkat pemahaman terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi.
Karena pemahaman dibidang teknologi informasi meningkatkan efisien dan efektifitas kegiatan usahanya serta dapat menerapkan teknologi di dalam
kehidupan bisnis mereka.
2.3.9.4 Pengaruh Persepsi Pengusaha Kecil Dalam Penggunaan Informasi
Akuntansi Keuangan Terhadap Penerapan Pencatatan Laporan Keuangan
Informasi akuntansi keuangan dalam suatu perusahaan merupakan salah satu informasi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan langkah-langkah perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pengambilan keputusan, seorang pemilik perusahaan mikro perlu mempertimbangkan segala sesuatu agar keputusan dapat bermanfaat bagi
penerapan pencatatan laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntanbilitas Publik SAK ETAP.
Karena dalam suatu perusahaan, perusahaan dapat dikatakan berkembang dengan baik ataupun berhasil, dapat dilihat bagaimanan laporan keuangannya.
Hal ini tidak terlepas dari adanya persepsi pemilik perusahaan kecil dalam informasi yang penting, akurat dan sesuai dengan kebutuhan tujuan
perusahaan.
Regresi Linier
Regresi Linier
Berganda Sederhana
Gambar 1: Kerangka Pikir
Tingkat Pendidikan
Pemilik X
1
Penerapan Pencatatan
Laporan Keuangan
PadaUsaha MikroZ
Tingkat Pelatihan
Pemilik X
2
Tingkat Pemahaman
Pemilik X
3
Persepsi Pemilik Usaha
Mikro Dalam Penggunaan
Informasi Akuntansi
Keuangan Y
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3.10 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
a. Bahwa tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat
pemahaman pemilik berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan.
b. Bahwa persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi
akuntansi keuangan berpengaruh terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan keuangan dalam usaha mikro jasa Laundry Kiloan di Kecamatan
Tenggilis Mejoyo.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variable tersebut Nazir, 2005 : 126
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 3 tiga variabel X yaitu tingkat pendidikan pemilik X
1
, tingkat pelatihan pemilik X
2
, dan tingkat pemahaman pemilik X
3
, dan 1 satu variabel Y yaitu persepsi pemilik usaha mikro atas informasi akuntansi keuangan dan
penerapan pencatatan laporan keuangan pada Usaha Mikro sebagai variabel Z.
Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut, yaitu sebagai berikut :
3.1.1.1 Variabel X :
a. Tingkat Pendidikan Pemilik X
1
Pendidikan merupakan proses pengembangan pribadi, cara belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya. Dimana fungsi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.