75
4.3.2. Analisis Regresi Linier Berganda 4.3.2.1. Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik
yang meliputi asumsi multikolinieritas dan heteroskedastisitas. Hasil dari asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Uji Multikolinearitas
Adapun nilai VIF pada variabel tingkat pendidikan pemilik X
1
, tingkat pelatihan pemilik X
2
dan tingkat pemahaman pemilik X
3
adalah sebagai berikut : Tabel 4.17 : Nilai VIF Variance Inflation Factor
No. Variabel Bebas
VIF 1.
2. 3.
Tingkat pendidikan pemilik X
1
Tingkat pelatihan pemilik X
2
Tingkat pemahaman pemilik X
3
1,106 1,441
1,464
Sumber : Lampiran 10 Berdasarkan tabel 4.17 terlihat bahwa nilai VIF pada variabel
tingkat pendidikan pemilik X
1
, tingkat pelatihan pemilik X
2
dan tingkat pemahaman pemilik X
3
kurang dari 10 VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda yang dihasilkan bebas
dari multikolinieritas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual
dengan seluruh variabel bebas. Hasil dari uji Rank Spearman adalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
76 Tabel 4.18 : Korelasi Rank Spearman
Variabel Bebas Koefisien korelasi
Rank Spearman Tingkat
signifikansi Tingkat pendidikan pemilik X
1
Tingkat pelatihan pemilik X
2
Tingkat pemahaman pemilik X
3
0,023 0,097
-0,128 0,924
0,684 0,589
Sumber: Lampiran 10 Berdasarkan tabel 4.18 terlihat bahwa tingkat signifikan pada
variabel tingkat pendidikan pemilik X
1
, tingkat pelatihan pemilik X
2
dan tingkat pemahaman pemilik X
3
lebih besar dari 5, hal ini menunjukkan bahwa model regresi linier berganda yang digunakan bebas
dari heteroskedastisitas.
4.3.2.2. Persamaan Regresi Linier Berganda
Adapun persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.19 : Persamaan Regresi Linier Berganda Model
Koefisien Regresi Konstanta
Tingkat pendidikan pemilik X
1
Tingkat pelatihan pemilik X
2
Tingkat pemahaman pemilik X
3
3,078 -0,089
-0,123 0,618
Sumber : Lampiran 10 Secara statistik diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 3,078 - 0,089 X
1
- 0,123 X
2
+ 0,618 X
3
Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
a = Konstanta = 3,078 menunjukkan besarnya nilai dari persepsi pemilik
usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
77 apabila variabel tingkat pendidikan pemilik X
1
, tingkat pelatihan pemilik X
2
dan tingkat pemahaman pemilik X
3
adalah konstan. b
1
= Koefisien regresi untuk X
1
= -0,089 artinya jika variabel tingkat pendidikan pemilik X
1
naik satu satuan, maka persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y
akan turun sebesar 0,089 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
b
2
= Koefisien regresi untuk X
2
= -0,123 artinya jika variabel tingkat pelatihan pemilik X
2
naik satu satuan, maka persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y akan
turun sebesar 0,123 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
b
3
= Koefisien regresi untuk X
3
= 0,618 artinya jika variabel tingkat pemahaman pemilik X
3
naik satu satuan, maka persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y
akan naik sebesar 0,618 dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
4.3.2.3. Uji Kecocokan Model Uji F
Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan. Adapun hasil dari uji F adalah sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
78 Tabel 4.20 : Hasil Uji F
F
hitung
4,391 Sig
0,020 Sumber : Lampiran 10
Berdasarkan uji F yang dapat dilihat pada Lampiran 10 menyebutkan bahwa nilai F
hitung
yang dihasilkan sebesar 4,391 dengan tingkat signifikan sebesar 0,020 lebih kecil dari 5 sig 5 maka H
ditolak dan H
1
diterima yang berarti model regresi linier berganda yang dihasilkan adalah cocok untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan pemilik X
1
, tingkat pelatihan pemilik X
2
dan tingkat pemahaman pemilik X
3
terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi
keuangan Y. Tabel 4.21 : Nilai Koefisien Determinasi
R 0,672
R
2
0,452 Adj-R
2
0,349 Sumber : Lampiran 10
Berdasarkan tabel 4.21 menyebutkan bahwa : 1. Nilai R adalah sebesar 0,672 menunjukkan adanya hubungan yang
sedang antara variabel tingkat pendidikan pemilik X
1
, tingkat pelatihan pemilik X
2
dan tingkat pemahaman pemilik X
3
dengan persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan
Y. 2. Nilai R Square adalah sebesar 0,452 yang berarti bahwa sebesar 45,2
variansi persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y dijelaskan oleh variabel tingkat pendidikan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
79 pemilik X
1
, tingkat pelatihan pemilik X
2
dan tingkat pemahaman pemilik X
3
dan sebanyak 54,8 ditentukan oleh variabel lain seperti : skala usaha, umur industri, dll
3. Nilai adjusted R Square sebesar 0,349 menunjukkan bahwa 34,9 dari variabel persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi
akuntansi keuangan Y dikoreksi atau disesuaikan dalam menentukan variabel tingkat pendidikan pemilik X
1
, tingkat pelatihan pemilik X
2
dan tingkat pemahaman pemilik X
3
, sedangkan 65,1 dikoreksi atau disesuaikan oleh variabel lain.
4.3.2.4. Uji Hipotesis I Hipotesis I penelitian ini adalah “Bahwa tingkat pendidikan pemilik,
tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi
akuntansi keuangan” dapat dilihat dari hasil uji t. Uji t ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial variabel
tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam
penggunaan informasi akuntansi keuangan. Adapun hasil dari uji t adalah sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
80 Tabel 4.22 : Hasil Analisis Uji t pada Hipotesis I
Variabel Bebas Koefisien
Regresi Nilai
t
hitung
Tingkat signifikan
Tingkat pendidikan pemilik X
1
Tingkat pelatihan pemilik X
2
Tingkat pemahaman pemilik X
3
-0,089 -0,123
0,618 -0,711
-0,830 3,462
0,487 0,419
0,003
Sumber : Lampiran 10 Penjelasan tabel 4.22 di atas adalah sebagai berikut :
1. Nilai t
hitung
pada variabel tingkat pendidikan pemilik X
1
sebesar -0,711 dengan tingkat signifikan lebih dari 5 yaitu sebesar 0,487 maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat pendidikan pemilik secara parsial tidak berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan
informasi akuntansi keuangan. 2. Nilai t
hitung
pada variabel tingkat pelatihan pemilik X
2
sebesar -0,830 dengan tingkat signifikan lebih dari 5 yaitu sebesar 0,419 maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat pelatihan pemilik secara parsial tidak berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan
informasi akuntansi keuangan. 3. Nilai t
hitung
pada variabel tingkat pemahaman pemilik X
3
sebesar 3,462 dengan tingkat signifikan kurang dari 5 yaitu sebesar 0,003 maka dapat
disimpulkan bahwa tingkat pemahaman pemilik secara parsial berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan
informasi akuntansi keuangan. Berdasarkan hasil uji t tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis I
penelitian ini sebagian teruji kebenarannya, karena hanya variabel tingkat
pemahaman pemilik yang berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
81 mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan, sedangkan variabel
tingkat pendidikan pemilik dan tingkat pelatihan pemilik tidak berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi
akuntansi keuangan.
4.3.3. Analisis Regresi Linier Sederhana 4.3.3.1. Persamaan Regresi Linier Sederhana
Analisis data untuk menggambarkan pengaruh antara satu variabel bebas yaitu persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi
akuntansi keuangan Y dengan satu variabel terikat yaitu penerapan pencatatan laporan keuangan pada usaha mikro Z, dapat dilakukan dengan
metode regresi linier sederhana. Berikut ini hasil analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut :
Tabel 4.23 : Persamaan Regresi Linier Sederhana Model
Koefisien Regresi Konstanta
Persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi
akuntansi keuangan Y 0,821
0,294
Sumber : Lampiran 12
Secara statistik diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Z = 0,821 + 0,294 Y
Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
82 a
= Konstanta = 0,821 menunjukkan besarnya nilai dari penerapan pencatatan laporan keuangan pada usaha mikro Z, apabila variabel
persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y adalah konstan.
b
1
= Koefisien regresi untuk X
1
= 0,294 artinya jika variabel persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan
Y naik satu satuan, maka penerapan pencatatan laporan keuangan pada usaha mikro Z akan naik sebesar 0,294.
4.3.3.2. Nilai Koefisien Determinasi R
2
Adapun nilai koefisien determinasi yang dihasilkan, adalah sebagai berikut :
Tabel 4.24 : Nilai Koefisien Determinasi R
0,238 R
2
0,057 Adj-R
2
0,004 Sumber : Lampiran 12
Berdasarkan tabel 4.23 menyebutkan bahwa : 1. Nilai R adalah sebesar 0,238 menunjukkan adanya hubungan yang
rendah antara variabel persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y dengan penerapan pencatatan laporan
keuangan pada usaha mikro Z. 2. Nilai R Square adalah sebesar 0,057 yang berarti bahwa sebesar 5,7
variansi penerapan pencatatan laporan keuangan pada usaha mikro Z dijelaskan oleh variabel persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
83 informasi akuntansi keuangan Y dan sebanyak 94,3 ditentukan oleh
variabel lain. 3. Nilai adjusted R Square sebesar 0,004 menunjukkan bahwa 0,4 dari
variabel penerapan pencatatan laporan keuangan pada usaha mikro Z dikoreksi atau disesuaikan dalam menentukan variabel persepsi pemilik
usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y, sedangkan 99,6 dikoreksi atau disesuaikan oleh variabel lain.
4.3.3.3. Uji Hipotesis II Hipotesis II penelitian ini adalah “Bahwa persepsi pemilik usaha
mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap penerapan pencatatan laporan keuangan keuangan dalam pada
usaha mikro jasa Laudry Kiloan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo” dapat dilihat dari hasil uji t. Adapun hasil dari uji t adalah sebagai berikut:
Tabel 4.25 : Hasil Uji t Model
t
hitung
Sig Persepsi pemilik usaha mikro
dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y
1,038 0,313
Sumber : Lampiran 12 Nilai t
hitung
pada variabel persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y sebesar 1,038 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,313 lebih dari 5 sig 5, maka H diterima dan H
1
ditolak yang berarti persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan Y tidak berpengaruh terhadap penerapan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
84 pencatatan laporan keuangan pada usaha mikro Z, sehingga hipotesis II
penelitian ini tidak teruji kebenarannya.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 4.4.1. Pembahasan Pengaruh Tingkat Pendidikan Pemilik, Tingkat Pelatihan
Pemilik Dan Tingkat Pemahaman Pemilik Terhadap Persepsi Pemilik Usaha Mikro Dalam Penggunaan Informasi Akuntansi Keuangan
Berdasarkan hasil uji t pada analisis regresi linier berganda
menyimpulkan bahwa hipotesis I penelitian ini sebagian teruji kebenarannya, karena hanya variabel tingkat pemahaman pemilik yang
berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan, sedangkan variabel tingkat pendidikan
pemilik dan tingkat pelatihan pemilik tidak berpengaruh terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan.
Berikut ini pembahasan pengaruh tingkat pendidikan pemilik, tingkat pelatihan pemilik dan tingkat pemahaman pemilik terhadap persepsi pemilik
usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan :
1. Tingkat pendidikan pemilik
Pendidikan merupakan cara belajar yang bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasanya dilakukan dibangku sekolah tetapi
juga menyangkut proses belajar non formal dengan diberikan diluar pendidikan formal yaitu segala bentuk pengalaman dan keterampilan
yang merupakan hasil kontrak antara manusia dengan lingkungannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
85 Kemampuan seorang pemilik usaha maupun seorang manajer bergantung
pada kemampuan belajarnya. Karena dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, atau dapat menjalankan tugasnya dengan
baik, selain itu juga dituntut untuk menguasai aneka keterampilan teknis, menjadikan seorang pemilik atau seorang manajer dituntut untuk
memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut agar nantinya dapat menguasai bidang-bidang
yang lebih maju dan modern berkaitan dengan informasi teknologi. Kiryanto, 2001:203
Dari penjelasan diatas menunjukkan adanya pengaruh yang positif antara pendidikan terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi,
karena tingkat pendidikan sangat penting bagi para pemilik usaha, semakin tinggi pendidikan maka lebih memahami dan mengerti dalam
mendalami sistem informasi akuntansi. Namun, hasil penelitian ini menyebutkan bahwa tingginya tingkat
pendidikan tidak memberikan kontribusi terhadap persepsi pemilik usaha mikro dalam penggunaan informasi akuntansi keuangan, hal ini
disebabkan pendidikan formal maupun non formal yang baik kurang dijalankan di negara-negara yang sedang berkembang terutama di
Indonesia, sehingga pendidikan tinggi yang ditempuh pemilik usaha bukan menjadikan persepsi mereka dalam penggunaan informasi
akuntansi keuangan semakin tinggi, hal ini juga dapat dilihat dari jawaban responden pada kuesioner yaitu 19 responden memilih skor 4
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
86 “netral” yang artinya peran pendidikan formal dan non kurang begitu
penting dalam perkembangan usaha terutama usaha mikro jasa Laudry Kiloan di Kecamatan Tenggilis Mejoyo.
2. Tingkat pelatihan pemilik