Gaya Gaya Gaya Manajemen Konflik

29 kehidupannya. Sebaliknya, jika ia mempunyai kekuasaan lebih rendah dan memprediksikan bahwa dirinya tidak bisa menang dalam konflik, ia akan menggunakan gaya manajemen konflik kompromi, akomodasi atau menghindar. f. Pengalaman dalam menghadapi situasi konflik : Proses interaksi konflik dan gaya manajemen konflik yang digunakan dipengaruhi oleh pengalaman mereka dalam menghadapi konflik dan menggunakan gaya manajemen konflik tertentu. Contoh : seorang avokat yang menggunakan manajemen konflik dalam membela kliennya dipengaruhi oleh pengalaman yang sudah ia dapatkan sehingga ia dapat membela kliennya dengan manajemen konflik kompetisi, walaupun mungkin kliennya salah. g. Sumber yang dimiliki : Salah satu hal yang mempengaruhi gaya manajemen konflik yang digunakan seseorang. Sumber-sumber tesebut antara lain kekuasaan, pengetahuan, pengalaman, dan uang. Gaya manajemen kompetisi memiliki kemungkinan yang kecil untuk digunakan oleh seseorang yang tidak mempunyai sumber-sumber tersebut. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 karena ia kemungkinan besar akan menggunakan gaya menghindar atau akomodasi. h. Jenis kelamin : Sejumlah penelitian menemukan bahwa terdapat perbedaan gaya manajemen konflik yang digunakan oleh wanita dan laki-laki. i. Kecerdasan emosional : Hal yang diperlukan dalam memanajemen konflik. Hal ini diperkuat oleh Lee Fen Ming 2003 dalam desertasinya yang mengemukakan bahwa kesuksesan manajemen konflik memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosional. j. Kepribadian : Salah satu hal yang juga mempengaruhi manajemen konflik. Seseorang yang memiliki kepribadian pemberai, garang, tidak sabaran, dan berambisi untuk menang akan cenderung memilih gaya kepemimpinan berkompetisi. Sedangkan orang yang penakut dan pasif cenderung untuk menghindari konflik. k. Budaya dan sistem sosial : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Organisasi tentara, tim olah raga, pondok pesantren, dan biara dengan norma perilaku yang berbeda menyebabkan para anggotanya memiliki kecenderungan untuk memilih gaya manajemen konflik yang berbeda. Dalam masyarakat Barat, anak semenjak kecil diajarkan untuk berkompetisi. Disisi lain, di masyarakat Indonesia, anak diajarkan untuk berkompetisi atau menghindari konflik. l. Prosedur dalam pengambilan keputusan saat konflik terjadi : Organisasi yang sudah mapan umumnya mempunyai prosedur untuk menyelesaikan konflik. Dalam prosedur tersebut, gaya manajemen konflik pimpian dan anggota organisasi akan tercermin. m. Situasi konflik dan posisi dalam konflik : Seseorang dengan kecenderungan gaya manajemen konflik berkompetisi akan mengubah gaya manajemen konfliknya jika menghadapi situasi konflik yang tidak mungkin ia menangkan. Gaya manajemen konflik dapat berubah tergantung pada situasi