Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Konflik

32 Seseorang yang terlibat konflik akan cenderung untuk menggunakan manajemen konflik yang sama pada orang yang sama atau pada oranglain. Peluang tersebut akan lebih besar ketika ia menang terhadap orang tersebut ketika menggunakan manajemen konflik tertentu. o. Keterampilan komunikasi : Seseorang yang memiliki kemampuan komunikasi yang buruk akan mengalami kesulitan jika menggunakan gaya manajemen konflik kompetisi, kolaborasi, atau kompromi. Hal ini karena ketiga gaya tersebut memerlukan kemampuan komunikasi yan tinggi untuk berdebat dengan lawan konflik. Di sisi lain, gaya manajemen konflik menghindar dan akomodasi tidak akan memerlukan banyak deat dan argumentasi.

C. Dewasa Awal

1. Pengertian Dewasa Awal

Masa dewasa awal merupakan masa transisi antara masa remaja menuju masa dewasa Santrock, 2011. Masa dewasa awal terjadi dari usia 18-25 tahun Arnett, 2006, dalam Santrock, 2011. Tahap ini juga memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 kesempatan untuk merubah hidup mereka ke arah yang lebih positif Santrock, 2003. Menurut Erikson masa dewasa memasuki tahap keenam perkembangan psikososial, yaitu intimasi versus isolasi Santrock, 2003. Pada tahap ini dewasa awal dituntut untuk saling berkomitmen atau menghadapi rasa pengasingan diri dan keterpakuan pada diri sendiri self- absorption .

2. Hubungan Romantis pada Dewasa Awal

Salah satu ciri seseorang dikatakan dewasa yaitu adanya keinginan untuk mengekprorasi identitas, terutama relasi romantis. Hal ini membuat perkembangan hubungan intimasi menjadi tugas penting dari masa dewasa awal. Intimasi menjadi persoalan utama pada dewasa awal karena emosi dalam hubungan romantis juga dikaitkan dengan pencapaian identitas pada dewasa awal Barry, Madsen, Nelson, Carrol, Badger, 2009, dalam Papalia,2014. Unsur penting dari keintiman adalah pengungkapan diri self- disclosure , yaitu membuka informasi penting tentang diri sendiri kepada orang lain Collins Miller, 1994 dalam Papilia Olds Feldman, 2009. Keintiman dan tetap intim dapat tercipta melalui sikap saling terbuka, dan responsif terhadap kebutuhan orang lain, serta adanya rasa menerima dan 34 hormat yang timbal balik Harvey Omarzu, 1997; Reis Patrick, 1996, dalam Papilia Olds Feldman, 2009. Pasangan yang memiliki intimasi yang tinggi akan sangat memperhatikan kesejahteraan dan kebahagiaan pihak lain, menghormati dan menghargai satu sama lain, dan memiliki saling pengertian. Mereka juga saling berbagi dan merasa saling memiliki, saling memberi dan menerima dukungan emosional dan berkomunikasi secara intim. Namun, bila dewasa awal tidak dapat menjalin komitmen pribadi dengan orang lain, maka mereka beresiko menjadi terlalu terisolasi dan terpaku pada diri sendiri self- absorbed . Sebuah hubungan akan mencapai keintiman emosional manakala kedua pihak saling mengerti, terbuka, saling mendukung, dan merasa bisa berbicara mengenai apa pun juga tanpa merasa takut ditolak. Mereka juga akan berusaha menyelaraskan nilai dan keyakinan tentang hidup, meskipun tentu saja ada perbedaan pendapat dalam beberapa hal. Mereka mampu untuk saling memaafkan dan menerima, khususnya ketika mereka tidak sependapat atau berbuat kesalahan Santrock, 2008. Hal ini membuat dewasa awal memerlukan keterampilan tertentu, seperti kepekaan, empati, dan kemampuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 mengomunikasikan emosi, menyelesaikan konflik, mempertahankan dan komitmen. Ketika dewasa awal memiliki ketidakmampuan mengembangkan relasi yang bermakna dengan orang lain dapat melukai kepribadian dewasa awal. Hal ini dapat mendorong mereka untuk tidak mau mengakui, mengabaikan, atau menyerang orang-orang yang dianggap menimbulkan frustasi. Kadangkala prilaku ini juga dapat mengarah pada depresi dan isolasi, sehingga menyebabkan individu memiliki sikap tidak mempercayai orang lain Santrock, 2011. Kualitas hubungan romantis sangat berpengaruh pada pencapaian pembentukan rasa identitas. Dalam sebuah studi dari 710 individu peralihan dewasa, status pencapaian identitas diasosiasikan dengan perasaan kuat akan persahabatan, penghargaan, efeksi, dan dukungan emosi terhadap hubungan romantis Barry, Madsen, Nelson, Carrol, Badger, 2009, dalam Papalia, 2014. Sebuah penelitian yang menemukan bahwa dalam situasi yang membuat stress, dewasa awal yang memiliki hubungan dengan orang lain lebih mungkin gaya hidup yang lebih teratur dan memiliki kemungkinan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 lebih kecil untuk mengalami distress, cemas, depresi, atau bahkan meninggal Cohen, 2004 dalam Papalia, 2009. Menurut beberapa psikolog dimulainya kedewasaan tidak ditandai oleh kriteria eksternal, tetapi oleh indikator internal seperti otonomi, kontrol diri, dan tanggung jawab pribadi Papila, 2009. Menurut Erikson, resolusi pada tahap ini menghasilkan kekuatan cinta: pengabdian timbal balik antara pasangan yang telah memilih dan membagi kehidupan mereka secara bersama-sama Papila ,2009.

D. Hubungan Romantis

1. Periode Hubungan Romantis

Menurut Reese-Weber Johnson, 2012 Terdapat tiga tahap pengembangan hubungan romantis, yaitu : a. Honeymoon Phase Fase bulan madu mencakup tingkat gairah dan kegembiraan tinggi saat pasangan saling mengenal satu sama lain. Pada fase ini, hubungan terjalin cukup santai dan melibatkan sebagian besar interaksi positif karena pasangan mempresentasikan diri mereka dengan baik. Pasangan melihat hubungan pada fase ini sebagai hubungan yang masih baru dan menarik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Pada fase ini mereka akan menggambarkan dirinya secara positif dan mengabaikan kesalahan pasangan mereka. Dalam fase ini pasangan mulai menentukan sifat hubungan seperti memberi label satu sama lain sebagai pacar Fletcer, Garth, dkk, 2000. Periode pacaran 1-3 bulan merupakan fase awal dalam perkembangan hubungan. Pada tahap ini kepercayaan secara konsisten mendapat rating tertinggi. Hasil ini menyiratkan bahwa tingkat kepercayaan yang cukup tinggi bisa jadi merupakan prasyarat untuk kencan pertama bahkan terjadi. Namun, kepercayaan pada tahap awal pengembangan hubungan lebih berpusat pada prediktabilitas dan ketergantungan bukan pada keyakinan. Periode 3 bulan dalam suatu hubungan juga cenderung memiliki penilaian dan persepsi ideal tentang pasangan dan hubungan yang stabil Weber, Marla, 2015. b. Defining Phase Fase ini pasangan sudah menentukan keseriusan dan umur panjang hubungan. Negosiasi harapan untuk hubungan dapat menghasilkan peningkatan tingkat keintiman dan konflik, termasuk agresi, selama fase ini. Pada fase ini pasangan akan merasa nyaman satu sama lain, mereka tidak lagi hanya berusaha untuk menyenangkan satu sama lain seperti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 sebelumnya tetapi masih diinvestasikan dalam hubungan. Selain itu pasangan pada fase ini lebih rela mendiskusikan isi-isu yang tidak mereka setujui Fletcer, Garth, dkk, 2000. c. Established Phase Fase ini yang mencakup hubungan yang lebih berkomitmen dan berorientasi pada masa depan. Meskipun demikian, keintiman mungkin akan terus meningkat pada fase yang lebih mapan lagi. Pada tahap ini pasangan akan lebih memikirkan tentang harapan bersama akan hubungan mereka. Mereka akan mereasa lebih mengenal pasangannya dengan baik dan memiliki arah pada hubungan tersebut Fletcer, Garth, dkk, 2000.

E. Kecenderungan Konflik Dalam Hubungan

Menurut Brandenberger 2002 terdapat beberapa jenis konflik yang paling umum muncul dalam hubungan intim, yaitu kecemburuan, ketidaksepakatan, dan tidak memiliki waktu bersama yang cukup Brandenberger, Amanda, 2007. Menurut Guerrero, Andersen, Afifa 2001 terdapat 4 tingkatan konflik dalam sebuah hubungan Brandenberger, Amanda, 2007, yaitu :