39 a.
Tingkat pertama, pasangan berdebat tentang hal yang spesifik seperti perilaku-perilaku yang konkrit. Salah satunya ketika pasangan marah
dikarenakan cara anda dalam menangani Sesuatu yang tidak sesuai dengan dirinya, seperti cara membersihkan atau menata barang.
b. Tingkat kedua, ketika pasangan berdebat tentang peraturan dan
norma relasional. Salah satunya masalah yang sering terjadi dalam hal ini adalah melupakan hari ulang tahun pasangan atau hari yang
penting bagi pasangan. Selain itu, tidak memberi kabar pada pasanagn juga menjadi salah satu persoalan.
c. Tingkat konflik ketiga, pasangan memperdebatkan tentang berbagai
ciri kepribadian. Misalnya perbedaan kepribadian antara anda dan pasangan karena umur yang terpaut jauh.
d. Tingkat konflik yang terakhir, memperbedatkan tentang proses
konflik itu sendiri metakonflik. Dalam hal ini menuduh pasangan anda mengomel atau cemberut, mengamuk, tidak mendengarkan,
dan tidak adil saat konflik Guerrero, dkk, 2001 dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
F. Hubungan Antara Tipe Perfeksionisme
Dengan Gaya Manajemen Konflik Pada Individu Dewasa Awal Yang Berpacaran
Perfeksionisme merupakan keinginan untuk mencapai kesempurnaan dengan standar yang tinggi untuk dirinya, standar yang tinggi untuk orang
lain, dan percaya bahwa orang lain memiliki pengharapan kesempurnaan untuk dirinya Pranungsari, Dessy, 2010. Perfeksionis dibagi menjadi dua,
yaitu perfeksionis interpersonal dan perfeksionis intrapersonal. Perfeksionis interpersonal dilihat dari adanya keinginan untuk menetapkan standar yang
tinggi bagi orang lain
other oriented perfectionism
dan merasa orang lain menetapkan standar yang tinggi untuk dirinya
socially perceived perfectinisme
. Perfeksionis interpersonal sendiri seringkali dikaitkan dengan berbagai permasalahan dalam relasi romantis, seperti permasalahan terhadap
keintiman, kepercayaan, dan kepedulian Dunkley David M, dkk, 2000. Padahal, hal-hal tersebut sangat diperlukan dalam membangun sebuah
hubungan romantis yang juga merupakan salah satu kebutuhan penting dalam masa perkembangan dewasa awal Santrock, 2012.
Seseorang dengan gaya
other oriented perfectionism
akan memiliki harapan sangat tinggi atau tidak realistis sehingga menimbulkan tendensi
untuk permusuhan, otoriter, dominasi, dan termotivasi oleh kebutuhan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41 meningkatkan nilai diri mereka dengan cara mencari kesalahan dari
pasangannya Hewitt Armada 2004, dalam Mee, Foo Fatt, 2015. Hal ini
memungkinkan seseorang dengan tipe
other oriented perfectionism
memiliki gaya
controlling
dalam memanajemen konflik mereka. Manajemen konflik dengan gaya
controlling
menekankan pada cara mendominasi orang lain dan membuat keputusan berdasarkan penilaiannya.
Individu yang memiliki
controlling style
pada umumnya memanajemen konflik dalam hubunganya dengan filosofi
win-lose solution
. Individu dengan gaya ini memiliki keinginan untuk menang dalam suatu konflik dan hanya
fokus pada dirinya sehingga mereka mengabaikan perasaan ataupun pendapat dari pasangannya Beebe, Steven A, dkk, 1996. Sedangkan, pada
perfeksinisme
socially prescribed perfectionism
yang didominasi oleh perasaan bahwa orang lain memiliki harapan yang berlebihan pada dirinya
akan membuat ia merasa bahwa orang lain memberikan kritik negatif terhadap dirinya Pranungsari, Dessy, 2010. Hal ini membuat individu perfeksionis
memiliki standar yang kaku dan tidak realistis, meragukan kemampuan mereka untuk sukses terutama pada peran standar sosial yang menyebabkan
kecemasan sosial Hewitt, Paul L, 1991. Hal ini juga dikaitkan dengan
distress
interpersonal dan merasa mendapatkan dukungan sosial yang rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42 Hill, Zrull, Turlington, 1997; Hewitt Flett, 2004; Sherry, Hukum,
Hewitt, Flett, Besser, 2008. Individu dengan tipe
socially prescribed perfectionism
akan fokus untuk memenuhi standar dari pasangannya sehingga mereka menunjukan rasa takut yang lebih besar terhadap evaluasi negatif dan
menempatkan perhatian yang lebih besar untuk memperoleh perhatian dari pasangan tetapi berusaha menghindari penolakan dari pasangannya tersebut.
Hal ini membuat individu dengan
socially prescribed perfectionism
memiliki kemungkinan untuk menggunakan gaya manajemen konflik
nonconfrontation
yang merupakan gaya pendekatan untuk manangani konflik dengan cara mundur, baik dengan cara
withdrawing
manarik diri atau menghindar. Hal ini membuat mereka cenderung merasa tidak nyaman
dengan adanya konflik sehingga mereka memilih untuk menyerah sebelum konflik meningkat. Respon-respon yang muncul pada gaya ini adalah
membujuk, menarik diri, dan memberikan sebuah respon yang melambangkan gaya non konfrontatif Beebe, Steven A, 1996. Kedua gaya manajemen
konflik ini membuat individu perfeksionisme cenderung untuk menggunakan manajemen konflik yang destruktif, yaitu manajemen konflik dengan cara
yang negatif Mardiato, Adi, 2000. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI