Pengantar Kontraksi dengan Monoftongisasi dalam Suatu Kata

45

BAB III POLA-POLA PEMBENTUKAN KONTRAKSI

DALAM TUTURAN BERBAHASA INDONESIA ANAK MUDA SUMBA TENGAH, NUSA TENGGARA TIMUR

3.1 Pengantar

Dalam bab ini dibahas pola-pola pembentukan kontraksi dalam tuturan berbahasa Indonesia anak muda Sumba Tengah. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan lima pola pembentukan kontraksi, yaitu i kontraksi dengan monoftongisasi dalam suatu kata, ii kontraksi dengan mengubah vokal tinggi menjadi vokal rendah dalam suatu kata, iii kontraksi dengan meringkas dua silabel pertama dalam suatu kata, iv kontraksi dengan meringkas silabel pertama dalam suatu kata, v kontraksi dengan meringkas silabel terakhir dalam suatu kata.

3.2 Kontraksi dengan Monoftongisasi dalam Suatu Kata

Kontraksi dengan monoftongisasi dalam suatu kata merupakan pemendekan kata dengan monoftongisasi dalam suatu kata menjadi satu vokal. Berikut ini contohnya. 87 P : Masih lama kita sampe? MT : Ti lama lagi, 15 menit kita su sampe. 88 P : Nanti malam Sabtu kita da acara makrab. Engko mo ikot? MT : Sa ti ikot. 89 P : Rame yang nonton lomba paduan suara semalam? MT : Cukup rame. 90 P : Kaka, kita pake motor pi pante? MT : Kita pake mobil supaya bisa jangko tempatnya yang jauh. 91 P : Engko pi mana besok? MT : Sa pi di acara ulang tahunnya teman. 92 P : Sa malas pake baju itam MT : Ko cari warna laen Begitu ja repot. 93 P : Kaco semua kita pu rencana MT : Makanya laen kali jang gegabah 94 P : Kapan su selese ni rapat? Su lapar. MT : Sabar. Sa ju su lapar dar tadi. 95 P : Duh maaf, saya terlambat. MT : Sante sa. Acara ju baru mulai. 96 P : Kapan ko regis? MT : Besok. Ko? P : Ni hari. MT : Ko deng sa su. Besok ato hari ini? 97 P : Ko pu kaka masih kuliah? MT : Ti lagi. Su jadi pegawe negeri. 98 P : Sa mo pi pante MT : Pi su. Ko mo pi deng sapa? P : Deng pacar. 99 P : Ni hari sapa yang piket pel lante? MT : Sa ti tau. Liat di jadwal. 100 P : Jam 5 kita brangkat. MT : Kalo jam 6 boleh? Sa masih kerja jam 5. P : Oke su. 101 P : Panto trus orangnya supaya dia jang sembarangan. MT : Oke. 102 P : Dasar ko pengaco Ti puas liat orang susah. MT : Makanya jang buat diri inti Pada contoh 87 terdapat kontraksi sampe yang berasal dari bentuk panjang sampai. Kontraksi sampe merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [ai] menjadi fonem vokal e dari kata sampai. Pada contoh 88 dijumpai kontraksi mo yang berasal dari bentuk panjang mau. Kontraksi mo merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [au] menjadi fonem vokal o dari kata mau. Pada contoh 89 terdapat kontraksi rame yang berasal dari bentuk panjang ramai. Kontraksi rame merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [ai] menjadi fonem vokal e dari kata ramai. Pada contoh 90 terdapat juga kontraksi jangko yang berasal dari bentuk panjang jangkau. Kontraksi jangko merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [au] menjadi fonem vokal o dari kata jangkau. Pada contoh 91 dijumpai kontraksi engko yang berasal dari bentuk pendek kata engkau. Kontraksi engko merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [au] menjadi fonem vokal o dari kata engkau. Pada contoh 92 terdapat kontraksi pake yang berasal dari bentuk panjang pakai. Kontraksi pake merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [ai] menjadi fonem vokal e dari kata pakai. Pada contoh 93 dijumpai kontraksi kaco yang merupakan bentuk panjang kacau. Kontraksi kaco merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [au] menjadi fonem vokal o dari kacau. Pada contoh 94 terdapat kontraksi selese yang berasal dari bentuk panjang selesai. Kontraksi selese merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [ai] menjadi fonem vokal e dari kata selesai. Pada contoh 95 terdapat kontraksi sante yang berasal dari bentuk pendek kata santai. Kontraksi sante merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [ai] menjadi fonem e dari santai. Pada contoh 96 dijumpai juga kontraksi ato yang berasal dari bentuk panjang atau. Kontraksi ato merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [au] menjadi fonem vokal o dari kata atau. Pada contoh 97 terdapat kontraksi pegawe yang berasal dari bentuk panjang pegawai. Kontraksi pegawe merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [ai] menjadi fonem vokal e dari kata pegawai. Pada contoh 98 terdapat kontraksi pante yang berasal dari bentuk panjang pantai. Kontraksi pante merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [ai] menjadi fonem vokal e dari kata pantai. Pada contoh 99 dijumpai kontraksi lante yang berasal dari bentuk panjang lantai. Kontraksi lante merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [ai] menjadi fonem vokal e dari kata lantai. Pada contoh 100 terdapat kontraksi kalo yang berasal dari bentuk panjang kalau. Kontraksi kalo merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [au] menjadi fonem vokal o dari kata kalau. Pada contoh 101 dijumpai kontraksi panto yang berasal dari bentuk panjang pantau. Kontraksi panto merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [au] menjadi fonem vokal o dari kata pantau. Pada contoh 102 terdapat kontraksi pengaco dari bentuk panjang pengacau. Kontraksi pengaco merupakan hasil pemendekan dengan monoftongisasi [au] menjadi fonem vokal o dari kata pengacau. Hal itu dapat dibuktikan dengan menggantikan kontraksi 87 sampe, 88 mo, 89 rame, 90 jangkau, 91 engko, 92 pake, 93 kaco, 94 selese, 95 sante, 96 ato, 97 pegawe, 98 pante, 99 lante, 100 kalo, 101 panto, dan 102 pangaco dengan bentuk panjangnya sampai, mau, ramai, jangkau, engkau, pakai, kacau, selesai, santai, atau, pegawai, pantai, lantai, kalau, pantau, dan pengacau sebagaimana tampak pada contoh berikut. 87a P : Masih lama kita sampai? MT : Ti lama lagi, 15 menit kita su sampai. 88a P : Nanti malam Sabtu kita da acara makrab. Engko mau ikot? MT : Sa ti ikot. 89a P : Ramai yang nonton lomba paduan suara semalam. MT : Cukup rame. 90a P : Kaka, kita pake motor pi pante? MT : Kita pake mobil supaya bisa jangkau tempatnya yang jauh. 91a P : Engkau pi mana besok MT : Sa pi di acara ulang tahunnya teman. 92a P : Sa malas pakai baju itam MT : Ko cari warna laen Begitu saja repot. 93a P : Kacau semua kita pu rencana MT : Makanya laen kali jang gegabah 94a P : Kapan su selesai ni rapat? Su lapar. MT : Sabar. Sa ju su lapar dar tadi. 95a P : Aduh maaf, saya terlambat. MT : Santai sa. Acara ju baru mulai. 96a P : Kapan ko regis? MT : Besok. Ko? P : Ni hari. MT : Ko deng sa su. Besok su e? 97a P : Ko pu kaka masih kuliah? MT : Tidak. Su jadi pegawai negeri. 98a P : Sa mo pi pantai MT : Pi su. Ko mo pi deng sapa? P : Deng pacar. 99a P : Ni hari sapa yang piket pel lantai? MT : Sa ti tau. Liat di jadwal. 100a P : Jam 5 kita brangkat. MT : Kalau jam 6 boleh? Sa masih kerja jam 5. P : Oke su. 101aP : Pantau trus orangnya supaya dia jang sembarangan. MT : Oke. 102a P : Dasar ko pengacau Ti puas liat orang susah. MT : Makanya jang buat diri inti Hal itu dapat dibuktikan dengan tabel berikut ini. No Bentuk Pendek Bentuk Panjang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 sampe mo rame pante jangko engko pake kaco selese sante ato pegawe pante lante kalo panto pengaco sampai mau ramai pantai jangkau engkau pakai kacau selesai santai atau pegawai pantai lantai kalau pantau pengacau

3.3 Kontraksi dengan Mengubah Vokal Tinggi menjadi Vokal Rendah dalam