berjumlah 16 buah, bidang olahraga berjumlah 37 buah, bidang lain-lain berjumlah 116 buah. Dari kedua belas macam bidang itu, akronim paling banyak
digunakan dalam bidang ekonomi-bisnis. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian di atas, penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut. Belum ditemukan penelitian mengenai penggalan dan kontraksi. Yang telah ada hanya pembahasan mengenai dua jenis pemendekan
dari lima jenis pemendekan bahasa Indonesia dan penelitian mengenai akronim.
1.6 LandasanTeori
Dalam landasan teori ini dipaparkan pengertian pemendekan, jenis-jenis pemendekan, pengertian penggalan dan pengertian kontraksi.
1.6.1 Pengertian Pemendekan
Kridalaksana 1989:159 mengemukakan bahwa pemendekan atau abreviasi abreviation adalah proses penanggalan satu atau beberapa bagian
leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata. Kata yang berstatus baru adalah hasil pemendekan kata dengan cara
menanggalkan beberapa bagian leksem dan perpaduan leksem.
1.6.2 Jenis-jenis Pemendekan
Dalam pemendekan terdapat beberapa jenis, yaitu penyingkatan, pemenggalan, pengakroniman, pengkontrasian, dan perlambangan huruf. Kelima
jenis pemendekan di atas menghasilkan lima jenis kependekan, yaitu singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf Kridalaksana 1989:161-162.
1.6.2.1 Singkatan
Singkatan adalah salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak dieja huruf
demi huruf. Berikut ini dikemukakan contohnya. 9
FSUI Fakultas Sastra Universitas Indonesia 10
DKI Daerah Khusus Ibukota 11
KKN Kuliah Kerja Nyata Yang tidak dieja huruf demi huruf;
12 dll. dan lain-lain
13 dng dengan
14 dst. dan seterusnya
Dari beberapa contoh singkatan yang dieja dan tidak dieja di atas, dapat dijelaskan proses pemendekan menurut pola pembentukannya. Pada contoh 9
FSUI, 10 DKI, dan contoh 11 KKN merupakan proses pemendekan dengan cara mengekalkan fonem pertama dari tiap komponen kata.
1.6.2.2 Penggalan
Penggalan adalah proses pemendekan yang menanggalkan salah satu bagian dari leksem. Penggalan juga mempunyai beberapa sub-klasifikasi,
diantaranya adalah penanggalan suku kata pertama dari suatu kata, pengekalan
suku terakhir suatu kata, pengekalan tiga huruf pertama dari suatu kata, pengekalan empat huruf pertama dari suatu frasa, pengekalan kata terakhir dari
suatu frasa, dan pelesapan sebagian kata. Berikut ini contohnya. 15
Prof profesor 16
Bu ibu 17
Pak bapak Pembentukkan penggalan di atas dilakukan dengan cara menanggalkan
silabel pertama dari suatu kata. Pada contoh 15 dijumpai dalam sub-klasifikasi yang berupa pengekalan silabel pertama dan tengah dari suatu kata. Penggalan
prof yang berasal dari bentuk panjang profesor. Penggalan prof merupakan hasil pemendekan dengan cara mengekalkan silabel pertama pro dan fonem konsonan
f dari kata profesor. Pada contoh 16 juga dijumpai penggalan bu yang berasal
dari bentuk panjang kata ibu. Penggalan bu merupakan hasil pemendekan dengan cara mengekalkan silabel terakhir bu dari kata ibu. Pada contoh 17 terdapat
penggalan pak yang berasal dari bentuk panjang bapak. Penggalan pak merupakan hasil pemendekan dengan cara mengekalkan silabel terakhir pak dari
kata bapak. Pada Contoh 16 bu dan 17 pak berupa sub-klasifikasi pengekalan silabel terakhir dari suatu kata.
1.6.2.3 Akronim
Akronim adalah proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang
sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia. Berikut ini contohnya.
18 FKIP efkip dan bukan ef, ka, i, pe
19 ABRI abri dan bukan a, be, er, i
20 AMPI ampi dan bukan a, em, pe, i
Ketiga contoh akronim di atas dapat dideskripsikan menurut pembentukannya. Pada contoh 18 FKIP merupakan kependekan dari Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan pengekalannya pada huruf pertama suatu kata. Dalam pembentukan akronimnya sesuai dengan kaidah fonotaktik
Indonesia. Jika ditulis dan dilafalkan menjadi efkip bukan ef, ka, i, pe. Pada contoh 19 ABRI merupakan kependekan dari Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia dan pengekalannya pada huruf pertama dari suatu kata. Ditulis dan dilafakan menjadi abri buka a, be, er, i. Pada contoh 20 AMPI merupakan
kependekan dari Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia dan pengekalannya pada huruf pertama suatu kata. Ditulis dan dilafakan menjadi ampi bukan a,
em, pe. i.
1.6.2.4 Kontraksi
Kontraksi adalah proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem. Kontraksi juga mempunyai beberapa sub-klasifikasi.
Berikut beberapa sub-klasifikasi dalam kontraksi, yaitu pengekalan suku pertama dari tiap komponen, pengekalan suku pertama komponen pertama dan
pengekalan kata seutuhnya, pengekalan suku kata terakhir dari tiap komponen, pengekalan suku pertama dari komponen pertama dan kedua serta huruf pertama
dari komponen selanjutnya, pengekalan suku pertama tiap komponen dengan
pelesapan konjungsi, pengekalan huruf pertama tiap komponen, pengekalan huruf pertama tiap komponen frase dan pengekalan dua huruf pertama komponen
terakhir, pengekalan dua huruf pertama tiap komponen, pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama, pengekalan dua huruf pertama komponen pertama
dan tiga huruf pertama komponen kedua disertai pelesapan konjungsi, pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan tiga huruf
pertama komponen kedua, pengekalan tiga huruf pertama komponen pertama dan ketiga serta pengekalan huruf pertama komponen kedua, pengekalan tiga huruf
pertama tiap komponen serta pelesapan konjungsi, pengekalan dua huruf pertama komponen pertama dan tiga huruf pertama komponen kedua, pengekalan empat
huruf pertama tiap komponen disertai pelesapan konjungsi, pengekalan berbagai huruf dan suku kata yang sukar dirumuskan.
1.6.2.5 Lambang huruf
Lambang huruf adalah proses pemendekan yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan atau unsur,
seperti: 21
G gram 22
Cm sentimeter 23
Au aurum Lambang huruf dapat disublikasikan menjadi, a lambang huruf yang
menandai bahan kimia atau bahan lainnya, b lambang huruf yang menandai ukuran, c lambang huruf yang menyatakan bilangan, d lambang huruf yang
menandai kotanegaraalat angkutan, f lambang huruf yang dipakai dalam berita kawat.
Muslich Masnur 2008: 36-37 menjelaskan pembentukan akronim tidak mempunyai sistem yang jelas karena akronim mempunyai segudang bentuk
dalam bahasa Indonesia, sehingga tidap dapat dipastikan. Hanya beberapa saja yang sekadar sebagai contoh: Pusdiklat pusat pendidikan dan pelatihan,
tongpes kantong kempes, bimas bimbingan masyarakat, dan menpora menteri pemuda dan olahraga. Menyebutkan kontraksi disebut pengerutan,
misalnya begitu bagai itu dan begini bagai ini seperti yang dikutip dari Sudaryanto, 1983:130. Masnur juga mengutip pernyataan Brandstetter,
1957:96 dalam bahasa jawa ditemukan ning naning; kawit diabreviakronimkan menjadi kit; mau kae menjadi mengke.
Baryadi 2011: 51-53 dalam bukunya yang berjudul Morfologi dalam Ilmu Bahasa mengemukan dan menjelaskan lima jenis pemendekan. Diantaranya,
yaitu singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf. Singkatan adalah hasil pemendekan yang berupa huruf demi huruf atau gabungan huruf, baik
yang dieja huruf demi huruf. Penggalan adalah hasil pemendekan dengan menanggalkan bagian dari bentuk dasar sehingga masih menyisakan salah satu
bagian dari bentuk dasar. Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau gabungan bagian lain dari bentuk dasar dan dilafalkan
sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik dalam bahasa Indonesia. Kontraksi adalah kependekan yang dihasilkan dengan
meringkas bentuk dasar. Lambang huruf adalah kependekan yang terdiri dari satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep dasar kuantitas, satuan, atau unsur.
1.6.2 Pengertian Penggalan dan Kontraksi
Kridalaksana 1992:162 dalam bukunya yang berjudul Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa penggalan adalah proses
pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Dalam bukunya, Kridalaksana tidak menjelaskan begitu rinci tentang penggalan, tetapi
menjelaskan bahwa leksem bahasa melalui proses pemendekan akan dikekal bagian dari leksem tersebut menjadi lebih baru.
Kridalaksana 1992:162 Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kontraksi adalah proses pemendekan yang meringkaskan
leksem dasar atau gabungan leksem. Kridalaksana juga tidak menjelaskan dengan rinci tentang kontraksi, tetapi menjelaskan bahwa leksem yang diringkas dan
digabung oleh pengguna bahasa adalah proses pemendekan berupa kontraksi. Baryadi 2011: 52 dalam bukunya yang berjudul Morfologi dalam Ilmu
Bahasa menjelaskan bahwa penggalan adalah hasil pemendekan dengan menanggalkan bagian dari bentuk dasar sehingga masih menyisakan salah satu
bagian dari bentuk dasar. Baryadi 2011: 52 juga menjelaskan kontraksi adalah pemendekan yang dihasilkan dengan meringkas bentuk dasar.
Berdasarkan pengertian-pengertian pemendekan, penggalan, dan kontraksi di atas, dapat simpulkan bahwa pemendekan merupakan proses
penanggalan sabagian bentuk dasar dan pemendekan yang meringkas bentuk
dasar atau gabungan bentuk dasar. Penggalan merupakan proses pemendekan yang berupa penanggalan dari salah satu bentuk dasar. Kontraksi merupakan
prose pemendekan dengan cara meringkas bentuk dasar.
1.7 Metode dan Teknik Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu i pengumpulan data, ii analisis data, dan iii penyajian hasil analisis data.
1.7.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Objek penelitian ini adalah penggalan dan kontraksi dalam tuturan berbahasa Indonesia anak muda Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Data
dalam penelitian ini berupa tuturan dialog yang dihasilkan lewat tuturan berbahasa Indonesia oleh anak muda Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur. Pengumpulan
data ini dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencermati dan
menyimak langsung penggunaan bahasa Sudaryanto, 1993:133. Dalam hal ini, peneliti mencermati dan menyimak langsung tuturan berbahasa Indonesia anak
muda Sumba Tengah. Adapun sumber datanya dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan tingkatan pendidikan dan tingkatan umur. Sumber datanya dibedakan
dalam bentuk tabel sebagai berikut.