Kontraksi dengan Mengubah Vokal Tinggi menjadi Vokal Rendah dalam

100a P : Jam 5 kita brangkat. MT : Kalau jam 6 boleh? Sa masih kerja jam 5. P : Oke su. 101aP : Pantau trus orangnya supaya dia jang sembarangan. MT : Oke. 102a P : Dasar ko pengacau Ti puas liat orang susah. MT : Makanya jang buat diri inti Hal itu dapat dibuktikan dengan tabel berikut ini. No Bentuk Pendek Bentuk Panjang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 sampe mo rame pante jangko engko pake kaco selese sante ato pegawe pante lante kalo panto pengaco sampai mau ramai pantai jangkau engkau pakai kacau selesai santai atau pegawai pantai lantai kalau pantau pengacau

3.3 Kontraksi dengan Mengubah Vokal Tinggi menjadi Vokal Rendah dalam

Suatu Kata Kontraksi dengan cara mengubah vokal tinggi menjadi vokal rendah dalam suatu kata merupakan pemendekan kata dengan cara mengubah vokal tinggi menjadi vokal rendah dalam suatu kata. Berikut ini dikemukakan contohnya. 103 P : Sa bosan di kos MT : Ayo kita pi maen bola sa. 104 P : Tolong ko ator dulu itu buku yang berhamburan di lante. MT : Ahhh Sa lagi malas ator- ator. 105 P : Besok, kita seragam pake kaos bola. MT : Sa ti pu kaos bola. Sa pake kaos oblong sa. 106 P : Ko dapat dar mana itu brosur pendaftaran? MT : Sa ambel di stan pendaftaran. 107 P : Napa ko ti angkat ni pakian? Basah su kena ujan MT : Adoh sa ti ingat. Maaf su. 108 P : Sa minta aer. MT : Ambel di blakang. 109 P : Lukas di mana? MT : Pi sebar bibet di sawah. 110 P : Kaka, sa ikot pi jalan- jalan e. MT : Ikot su. 111 P : Ko tolong bawa ni buku. MT : Sa ti sanggop. Berat skli tu. 112 P : Mari pi deng sa ke kebon. MT : Di kebon mana? P : Kebon di blakang skolah. 113 P : Besok ingat bawa kaen MT : Oke bos. Pada contoh 103 dijumpai kontraksi maen yang berasal dari bentuk panjang main. Kontraksi maen merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi i menjadi vokal rendah e dari kata main. Pada contoh 104 dijumpai juga kontraksi ator yang berasal dari bentuk panjang atur. Kontraksi atur merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi u menjadi vokal rendah o dari atur. Pada contoh 105 terdapat kontraksi kaos yang berasal dari bentuk panjang kaus. Kontraksi kaos merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi u menjadi vokal rendah o dari kaus. Pada contoh 106 terdapat kontraksi ambel yang berasal dari bentuk panjang ambil. Kontraksi ambel merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi i menjadi vokal rendah e dari kata ambil. Pada contoh 107 terdapat juga kontraksi adoh yang berasal dari bentuk panjang aduh. Kontraksi adoh merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi u menjadi vokal rendah o dari kata aduh. Pada contoh 108 dijumpai kontraksi aer yang berasal dari bentuk panjang air. Kontraksi aer merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi i menjadi vokal rendah i dari kata air. Pada contoh 109 terdapat kontraksi bibet yang berasal dari bentuk panjang bibit. Kontraksi bibet merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi i menjadi vokal rendah e dari kata bibit. Pada contoh 110 terdapat juga kontraksi ikot yang berasal dari bentuk panjang ikut. Kontraksi ikot merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi u menjadi vokal rendah o dari ikut. Pada contoh 111 dijumpai kontraksi sanggop yang berasal dari bentuk panjang sanggup. Kontraksi sanggop merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi u menjadi vokal rendah o dari kata sanggup. Pada contoh 112 dijumpai kontraksi kebon yang berasal dari bentuk panjang kebun. Kontraksi kebon merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi u menjadi vokal rendah o dari kata kebun. Pada contoh 113 terdapat kontraksi kaen yang berasal dari bentuk panjang kain. Kontraksi kaen merupakan hasil pemendekan dengan cara mengubah vokal tinggi i menjadi vokal rendah e dari kata kain. Beberapa hal di atas dapat dibuktikan dengan menggantikan kontraksi 103 maen, 104 ator, 105 kaos, 106 ambel, 107 adoh, 108 aer, 109 bibet, 110 ikot, 111 sanggop, 112 kebon dan 113 kaen bentuk panjangnya dari main, atur, atur, kaus, ambil, aduh, air, bibit, ikut, sanggup, kebun, dan kain sebagaimana tampak pada contoh berikut. 103a P : Sa bosan di kos MT : Ayo kita pi main bola sa 104a P : Tolong ko atur dulu itu buku yang berhamburan. MT : Ahhh Sa lagi malas atur- atur. 105a P : Besok, kita seragam pake kaus bola e. MT : Sa ti pu kaus bola. Sa pake kaus oblong sa. 106a P : Ko dapat dar mana itu brosur pendaftaran? MT : Sa ambil di stan pendaftaran. 107a P : Napa ko ti angkat ni pakiaan? Basah su kena ujan MT : Aduh sa ti ingat. Maap su. 108a P : Sa minta air. MT : Ambel di blakang. 109a P : Lukas di mana? MT : Pi sebar bibit di sawah. 110a P : Kaka, sa ikut pi jalan- jalan. MT : Ikut su. 111a P : Ko tolong bawa deng saya ni buku. MT : Sa ti sanggup. Berat skli tu. 112a P : Mari pi deng sa ke kebun. MT : Di kebon mana? P : Kebon di blakang skolah. 113a P : Besok ingat bawa kain MT : Oke bos. Hal itu dapat dibuktikan dengan tabel berikut ini. No Bentuk Pendek Bentuk Panjang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 maen ator kaos ambel adoh aer bibet ikot sanggop kebon kaen main atur kaus ambil aduh air bibit ikut sanggup kebun kain

3.4 Kontraksi dengan Meringkas Dua Silabel Pertama dalam Suatu Kata