Hasil Determinasi Tanaman Hasil Pengumpulan Bahan Hasil Estimasi Kandungan Senyawa Fenolik Total

26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman merupakan langkah awal dalam penelitian yang menggunakan tanaman sebagai sampel. Determinasi bertujuan untuk memastikan kebenaran identitas tanaman yang akan digunakan sehingga terjadinya kesalahan dalam pengambilan sampel untuk analisis fitokimia dapat dihindari. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Foeniculum vulgare Mill. atau adas.

B. Hasil Pengumpulan Bahan

Tanaman adas yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari pemasok sayuran segar di Yogyakarta yakni Depot Sayur Segar yang beralamat di Jalan Monjali. Tanaman dipanen dari daerah Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Tanaman adas dipanen pada pagi hari dengan tujuan agar didapat bahan yang masih segar serta masih banyak tersimpan kandungan aktifnya karena belum mengalami metabolisme. Pada penelitian ini dipilih tanaman adas yang belum berbunga. Hal ini karena subjek uji dalam penelitian ini adalah daun. Jika digunakan tanaman yang sudah berbunga, kemungkinan besar banyak metabolit sekunder yang ditransport menuju ke bunga untuk kemudian menjadi buah sebagai cadangan makanan tumbuhan, sehingga kandungan metabolit sekunder pada bagian daun tidak maksimal. Daun adas yang digunakan dipilih yang masih segar, tidak terdapat warna kekuningan, dan tidak terlalu muda. Daun adas harus segera diolah untuk mencegah terjadinya fenomena phenolic browning , yaitu berubahnya warna tanaman menjadi coklat atau bahkan hitam. Penyebab terjadinya fenomena ini adalah terjadinya oksidasi senyawa fenolik pada tanaman Galati, McKay, and Tan, 2005.

C. Hasil Uji Pendahuluan

1. Uji pendahuluan senyawa fenolik

Uji pendahuluan senyawa fenolik bertujuan mengetahui ada atau tidaknya kandungan senyawa fenolik dalam fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun adas. Pada penelitian ini, digunakan metode Folin-Ciocalteu. Pada uji ini, larutan uji ditambahkan dengan pereaksi fenol Folin-Ciocalteu dan natrium karbonat 1M, lalu didiamkan selama 30 detik dan diamati perubahan warna yang terjadi. Pembanding yang digunakan adalah asam galat. Adanya senyawa fenolik dalam fraksi etil asetat akan mengubah warna larutan menjadi biru. Hal ini terjadi karena disosiasi proton fenolik yang mengakibatkan terbentuknya anion fenolat. Reaksi antara fenolat dan reagen Folin-Ciocalteu inilah yang mengakibatkan terbentuknya warna biru. Hasil uji pendahuluan senyawa fenolik pada Gambar 2 menunjukkan bahwa dalam fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun adas terdapat kandungan senyawa fenolik, yang ditunjukkan dengan berubahnya warna larutan menjadi biru. Demikian pula pada senyawa pembanding asam galat. Gambar 2. Uji pendahuluan senyawa fenolik Keterangan: 1 = Pereaksi Folin-Ciocalteu + Na 2 CO 3 2 = Pereaksi Folin-Ciocalteu + Na 2 CO 3 + asam galat 3 = Pereaksi Folin-Ciocalteu + Na 2 CO 3 + fraksi etil asetat

2. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan

Uji pendahuluan aktivitas antioksidan bertujuan untuk mengetahui apakah fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun adas mempunyai aktivitas antioksidan. Pada uji pendahuluan ini, baik larutan uji maupun larutan pembanding rutin, ditambahkan dengan larutan DPPH dalam metanol. Hasilnya dibandingkan dengan kontrol yang berupa larutan DPPH dalam metanol. Adanya aktivitas antioksidan ditunjukkan dengan berubahnya warna larutan dari ungu menjadi kekuningan. Hasil pengujian pada Gambar 3 menunjukkan bahwa baik larutan uji maupun larutan pembanding rutin memiliki aktivitas antioksidan, yang ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi kekuningan, sedangkan warna larutan kontrol tetap ungu. 3 2 1 Gambar 3. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan Keterangan: 1 = DPPH + metanol 2 = DPPH + metanol + rutin 3 = DPPH + metanol + fraksi etil asetat

D. Hasil Optimasi Penetapan Kandungan Fenolik Total

1. Penentuan

Operating Time OT Penentuan Operating Time bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk mencapai reaksi yang optimal antara asam galat dan reagen Folin-Ciocalteu. Untuk menentukan OT , dilakukan pengukuran absorbansi tiap lima menit sekali selama 40 menit. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maksimum, yakni 760 nm. 3 2 1 Gambar 4. Kurva Operating Time OT asam galat replikasi 2 Operating time ditandai dengan absorbansi yang sudah mulai stabil, yang menunjukkan bahwa asam galat telah bereaksi sempurna dengan reagen Folin- Ciocalteu pada suasana basa. Dalam penelitian ini, OT yang diperoleh untuk penentuan kandungan asam galat dengan Folin-Ciocalteu adalah 30 menit.

2. Penentuan panjang gelombang maksimum

Pengukuran panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang yang memberikan serapan maksimum yang dapat digunakan dalam pengukuran. Dilakukan scanning pada tiga seri konsentrasi asam galat rendah, sedang, dan tinggi, yaitu 50, 100, dan 150 μgmL pada panjang gelombang 600 – 800 nm. Pengukuran panjang gelombang maksimum dilakukan sesudah OT supaya diperoleh serapan yang stabil. 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 5 10 15 20 25 30 35 40 A b so rb a n si Waktu menit 5 μgmL μgmL 5 μgmL Tabel II. Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum untuk penetapan kadar asam galat Konsentrasi asam galat μgmL Panjang gelombang maksimum Rata-rata panjang gelombang maksimum Panjang gelombang maksimum teoretis 50 761 748,6 760 100 742 150 743 Dari hasil scanning pada tiga seri konsentrasi asam galat tersebut, didapat rata-rata panjang gelombang maksimum sebesar 748,6 nm.

E. Hasil Estimasi Kandungan Senyawa Fenolik Total

Senyawa fenolik merupakan salah satu golongan fitokimia yang terpenting berkaitan dengan aktivitas antioksidan Cartea et al. , 2010. Makin tinggi kandungan senyawa fenolik total, makin tinggi pula aktivitas antioksidan Anesini, Ferarro, and Filip, 2008. Oleh karena itu dalam penelitian ini juga dilakukan penetapan kandungan senyawa fenolik total pada fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun adas. Penetapan kandungan senyawa fenolik total dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteu karena metode ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu mudah, sederhana, dan reprodusibel. Standar yang digunakan adalah asam galat karena asam galat merupakan senyawa fenolik yang sudah dikenal memiliki aktivitas antioksidan Kurniawan, 2011. Hasil penetapan kandungan senyawa fenolik total dinyatakan sebagai massa ekivalen asam galat. Gambar 5. Struktur asam galat Hernawan dan Setyawan, 2003 Prinsip reaksi dalam metode Folin-Ciocalteu adalah reaksi reduksi- oksidasi. Senyawa fenolik akan mengalami oksidasi sehingga menjadi bentuk keton, sedangkan kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat dari pereaksi Folin- Ciocalteu akan mengalami reduksi, sehingga menghasilkan kompleks molybdenum blue yang berwarna biru. Pada suasana basa, senyawa fenolik akan menjadi ion fenolat yang lebih mudah teroksidasi sehingga reaksi akan berlangsung lebih cepat Widodo dan Soegihardjo, 2012. Ion fenolat inilah yang akan diukur sebagai senyawa fenol yang dapat diukur pada panjang gelombang maksimum yang sudah didapatkan dari hasil optimasi, yaitu 748,6 nm. Untuk menimbulkan suasana basa, ditambahkan natrium karbonat. Tabel III. Persamaan regresi linier dari baku asam galat Replikasi Konsentrasi μgmL Absorbansi Persamaan regresi linier 1 50 0,313 A = 0,1096 B = 4,14 . 10 -3 r = 0,9990 y = 4,14 . 10 -3 x + 0,1096 75 0,420 100 0,535 125 0,619 150 0,731 2 49 0,329 A = 0,1038 B = 4,644 . 10 -3 r = 0,9996 y = 4,644 . 10 -3 x + 0,1038 74 0,445 99 0,572 124 0,680 149 0,792 3 50 0,305 A = 0,0942 B = 4,268 . 10 -3 r = 0,9996 y = 4,268 . 10 -3 x + 0,0942 75 0,412 100 0,528 125 0,631 150 0,729 Hasil penetapan kandungan senyawa fenolik total pada fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun adas dinyatakan sebagai massa ekivalen asam galat. Hasilnya ditunjukkan dalam tabel berikut. Tabel IV. Kandungan senyawa fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun adas Replikasi Absorbansi Kandungan fenolik μgmL Kandungan fenolik total mg GAEg 1 0,331 48,923 4,89 2 0,330 48,708 4,77 3 0,335 49,785 4,98 Rata-rata kandungan fenolik total = 4,88 mg GAEg SD = 0,09

F. Hasil Optimasi Uji Aktivitas Antioksidan

Dokumen yang terkait

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu (Piper sarmentosum Roxb.).

1 2 56

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun lada (Piper nigrum L.).

0 0 63

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun kemukus (Piper cubeba L.).

0 0 55

Penetapan kadar fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak etanol daun adas (foeniculum vulgare mill.) menggunakan metode dpph.

0 5 88

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli (Cassia fistula L.).

0 2 114

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.).

3 19 115

Penetapan kandungan fenolik total dan uji aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanol daun dudu

0 0 54

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 Difenil 2 Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli

1 2 112

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN METODE DPPH (1,1- DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOLIK BAWANG DAUN ( Allium fistulosum L.)

0 0 107

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun dadap serep (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.) - USD Repository

0 0 113