F. Hasil Optimasi Uji Aktivitas Antioksidan
1. Penentuan
Operating Time OT
Penentuan
Operating Time
bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk mencapai reaksi yang optimal antara DPPH dengan rutin
maupun dengan fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun adas. Penentuan
OT
rutin dilakukan dengan cara mengukur absorbansi larutan DPPH yang sudah dicampur
dengan rutin pada tiga konsentrasi rutin yang berbeda 15, 20, dan 25 μgmL. Demikian juga, penentuan
OT
fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun adas dilakukan dengan cara mengukur absorbansi larutan DPPH yang telah dicampur
dengan larutan uji pada tiga konsentrasi senyawa uji yang berbeda, yaitu 200, 250, dan 300 μgmL. Absorbansi diukur setiap 5 menit selama 1 jam. Pembacaan
absorbansi dilakukan pada panjang gelombang maksimum dari DPPH, yaitu sebesar 517 nm.
Penurunan absorbansi tiap satuan waktu menunjukkan jumlah DPPH yang tertangkap oleh senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan.
Operating time
ditandai dengan absorbansi yang sudah mulai cukup stabil.
Gambar 6. Kurva
Operating Time OT
rutin replikasi 1
Gambar 7. Kurva
Operating Time OT
fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun adas replikasi 1
Dari gambar 6 dan 7 dapat disimpulkan bahwa
operating time
larutan pembanding rutin adalah 30 menit, sedangkan
OT
larutan uji adalah 45 menit. Hal ini ditandai dengan absorbansi yang mulai cukup stabil pada menit itu.
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Ab so
rb a
n si
Waktu menit
5 μgmL μgmL
5 μgmL
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 0,6
0,7
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
A b
so rb
a n
si
Waktu menit
μgmL 5 μgmL
μgmL
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan mengetahui panjang gelombang larutan DPPH yang dapat memberikan hasil pengukuran yang
maksimal. Panjang gelombang maksimum ini digunakan pada saat melakukan pengukuran terhadap kurva baku rutin dan sampel pada penentuan aktivitas
antioksidan. Pengukuran panjang gelombang maksimum dilakukan terhadap larutan
DPPH pada tiga konsentrasi yang berbeda. Pengukuran dilakukan dengan melakukan
scanning
pada panjang gelombang 400-600 nm.
Tabel V. Hasil penentuan panjang gelombang maksimum DPPH
Konsentrasi larutan DPPH
Hasil
scanning
pengukuran panjang gelombang maksimum
larutan DPPH Rata-rata panjang
gelombang maksimum 0,02 mM
515,5 nm 515,5 nm
0,04 mM 515,5 nm
0,08 mM 515,5 nm
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata panjang gelombang maksimum yang didapatkan adalah 515,5 nm. Adapun panjang gelombang
maksimum DPPH secara teoretis adalah 517 nm. Berarti terdapat selisih sebesar 1,5 nm antara panjang gelombang maksimum DPPH secara teoretis dengan hasil
scanning
pengukuran panjang gelombang maksimum larutan DPPH. Selisih nilai ini masih memenuhi selisih yang diizinkan dalam Farmakope Indonesia FI Edisi
IV, yakni kurang dari 2 nm. Oleh sebab itu, panjang gelombang maksimum yang didapatkan ini dapat digunakan dalam penelitian.
G. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan