E. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Abdullah 2005: 40 membedakan teknik analisis keuangan menjadi: 1.
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua
periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan baik dalam jumlah absolut maupun dalam presentase relatif.
2. Analisis Trend tendensi posisi
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan perubahan naik atau mengalami penurunan. Hal yang
membedakan antara kedua teknik analisis ini adalah tahun atau periode pembanding. Apabila analisis perbandingan menggunakan tahun sebelumnya
n-1 sebagai tahun pembanding, maka analisis trend menggunakan tahun dasar Po sebagai tahun pembanding.
3. Analisis Persentase per Komponen Common Size,
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya. Analisis persentase ini juga
berguna untuk mengetahui berapa besar proporsi setiap aktiva maupun hutang terhadap keseluruhan total aktiva maupun hutang.
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja,
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.
Selain mengetahui posisi modal kerja juga dimaksudkan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya perubahan modal kerja dalam satu periode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab-sebab terjadinya perubahan kas pada satu periode waktu tertentu.
6. Analisis Rasio Keuangan
Merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu
maupun secara simultan. 7.
Analisis Perubahan Laba Kotor Merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab
terjadinya perubahan laba. Analisis ini juga dimaksudkan untuk mengetahui posisi laba yang diharapkan dengan laba yang benar-benar dapat dihasilkan.
8. Analisis Break Even
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi pada tingkat
penjualan tersebut perusahaan belum memperoleh keuntungan.
F. Analisis Rasio Keuangan
Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis laporan keuangan menelurkan beberapa tolok ukur. Tolok ukur yang sering digunakan
adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat
memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan prestasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kasmir 2008:128, pada dasarnya analisis rasio dapat dikelompokkan kedalam empat macam kategori, yaitu:
1. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada penjualan, aset, dan modal saham. Ada tiga rasio yang sering
digunkan, yaitu: a.
Profit margin Profit marin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rumus: Profit Margin =
b. Return on Asset ROA
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio ini juga sering disebut dengan
Rumus: ROA =
c. Return on Equity ROE
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rumus:
ROE =
Universitas Sumatera Utara
2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban- kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable yaitu
perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Ada beberapa rasio yang biasa dihitung, yaitu:
a. Debt Ratio
Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan kata lain,
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rumus: Debt Ratio =
b. Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan rasioa yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membangdingkan antara
seluruh hutang, termasuk hutang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam
kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
untuk jaminan hutang. Rumus: Debt to Equity Ratio =
Universitas Sumatera Utara
c. Long Term Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan rasio antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap
rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang dengan cara membandingkan antara hutang jangka panjang dengan
modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus: LTDtER =
d. Times Interest Earned
Menurut J. Fred Weston Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini diartikan oleh James C.
Van Horne juga sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga. Secara umum semakin tinggi rasio, semakin besar
kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari
kreditor. Rumus: Time Interest Earned =
3. Rasio Likuiditas
Universitas Sumatera Utara
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relativ terhadap
hutang lancarnya.
Rasio yang sering digunakan adalah: a.
Current Ratio Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun.
Current Ratio =
b. Quick Ratio
Dari ketiga komponen aktiva lancar Kas, Piutang, Persediaan, persediaan biasanya dianggap merupakan aset yang aling tidak likuid.
Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk samapai menjadi kas, yang berarti waktu yang dperlukan untuk menjadi
kas semakin lama. Dengan alasan tersebut, persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar untuk perhitungan rasio cepat.
Quick Ratio =
c. Cash Ratio
Cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Rumus:
Universitas Sumatera Utara
Cash Ratio =
d. Inventory to Net Working Capital
Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang diunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan. Rumus: Inventory to NWC =
4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau
dapat juga dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio yang digunakan yaitu:
a. Assets Turn Over
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva. Rumus: Asset Turn Over =
b. Receivable Turn Over
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang
ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang
Universitas Sumatera Utara
semakin rendah. Dan tentunya kondisi ini begi perusahaan semakin baik.
Rumus: Receivable Turn Over = =
c. Inventory Turn Over
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan inventory ini berputar dalam suatu
periode. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek dan demikian sebaliknya. Rumus:
Inventory Turn Over =
d. Working Capital Turn Over
Rasio ini merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya
seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode atau dalam suatu periode. Dari hasil penilaian, apabila perputaran modal kerja yang
rendah, dapat diartikan perusahaan sedang kelebihan modal kerja. Rumus:
Working Turn Over =
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN