Modernisasi Pertanian dan Perubahan Sosial Masyarakat Teori Modernisasi

Tidak hanya itu, paket Revolusi Hijau yg menggunakan teknologi dan sarana produksi dari negara barat pada dasarnya mengabaikan keberadaan perempuan disektor pertanian. Diperkenalkannya bibit baru telah meniadakan peran perempuan sebagai penyeleksi benih di usaha tani keluarganya. Begitu pula saat panen. Tidak lagi dilakukan dengan ani-ani tetapi dengan sabit. Peran perempuan dengan sendirinya telah digantikan. Juga dalam proses-proses pasca panen selanjutnya.

2.2. Modernisasi dan Pembangunan

Modernisasi maupun pembangunan merupakan perubahan sosial yang direncanakan namun sesungguhnya keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Modernisasi diartikan perubahan dari kehidupan bersama yang tradisional dalam arti teknologi material dan organisasi sosial kearah kehidupan bersama yang modern. Modernisasi adalah proses perombakan pola pikir dan tata kerja yang tidak akhliyah menggantinya dengan pola pikir dan tata kerja baru yang akhliyah rasional. Pengertian modernisasi ditangkap beraneka ragam pola pikir masyarakat. Ada yang menganggap modernisasi sama dengan westernisasi. Penganut ini beranggapan bahwa teknologi dan nilai-nilai barat diterima tanpa mempersoalkan kondisi masyarakat setempat modernisasi merupakan ekspensi budaya. Kelompok yang kedua menganggap modernisasi sama dengan pembangunan. Modernisasi dan pembangunan disini berorientasi pada penerapan teknologi yang diadopsi akan tersalur ke lapisan masyarakat bawah Ibrahim 2003:138.

2.2.1. Modernisasi Pertanian dan Perubahan Sosial Masyarakat

Modernisasi pertanian adalah suatu perubahan pengelolaan usaha tani dari tradisional ke pertanian yang lebih maju dengan penggunaan teknologi-teknologi Universitas Sumatera Utara baru. Modernisasi dapat diartikan sebagai transformasi yaitu perubahan. Dalam arti yang lebih luas transformasi tidak hanya mencakup perubahan yang terjadi pada bentuk luar, namun pada hakekatnya meliputi bentuk dasar, fungsi, struktur, atau karakteristik suatu kegiatan usaha ekonomi masyarakat. Modernisasi dapat diartikan sebagai bentuk, ciri, struktur dan kemampuan system kegiatan agribisnis dalam menggairahkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan menyehatkan perekonomian masyarakat pelakunya Pranadji, 2000: 38. Modernisasi suatu masyarakat adalah suatu proses transformasi, yaitu suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek aspeknya. Perubahan sosial adalah terjadinya perbedaan dalam aspek kehidupan masyarakat dari waktu ke waktu. Aspek-aspek kehidupan masyarakat itu telah disistematiskan pada stuktur proses sosial. Dimana perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada struktur kebudayan dan kelembagaan pada pola proses sosial. Menurut Parson dalam Rusidi 2000, dinamika masyarakat berhubungan dengan perubahan masyarakat. Kemudian terdapat beberapa unsur yang berinteraksi satu sama lain. Unsur-unsur tersebut adalah: 1. Orientasi manusia terhadap situasi yang melibatkan orang lain. 2. Pelaku yang mengadakan kegiatan dalam masyarakat. 3. Kegiatan sebagai hasil orientasi dan pengolahan pemikiran pelaku tentang bagaimana mencapai cita-cita. 4. Lambang dan sistem perlambangan yang mewujudkan komunikasi dalam mencapai tujuan. Sehubungan dengan itu sistem sosial merupakan hasil individu, yang terjadi dalam lingkungan fisik dan sosial Rusidi, 2000 : 41. Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Teori Modernisasi

Teori pembagian kerja secara internasional, yang didasarkan pada teori keuntungan komparatif yang dimiliki oleh setiap negara, mengakibatkan terjadinya spesialisasi produksi pada tiap-tiap negara sesuai dengan keuntungan komparatif yang mereka miliki. Oleh karena itu, secara umum di dunia ini terdapat dua kelompok negara: pertama, negara yang memproduksi hasil pertanian dan yang kedua adalah negara yang memproduksi barang industri. Antara kedua ke lompok negara ini terjadi hubungan dagang, dan keduanya, saling diuntungkan. Tetapi setelah beberapa puluh tahun kemudian, terlihat bahwa negara-negara pertanian semakin tertinggal. Neraca perdagangan antara kedua jenis negara ini selalu menguntungkan negara-negara yang mengkhususkan diri pada produksi barang industri Budiman, 2000;17-18. Rostow adalah seorang ahli ekonomi, tetapi perhatiannya tidak terbatas pada masalah ekonomi dalam arti sempit. Perhatiannya meluas sampai pada masalah sosiologi dalam proses pembangunan, meskipun titik berat analisisnya masih tetap pada masalah ekonomi. Bagi Rostow pembangunan merupakan peroses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat yang terbelakang kemasyarakat yang maju. Proses ini dengan berbagai variasinya, pada dasarnya berlangsung sama, dimanapun dan kapanpun juga. Variasi yang ada bukanlah merupakan perubahan yang mendasar, melainkan hanya berlangsung dipermukaan saja. Rostow membagi proses pembangunan ini menjadi lima tahap yaitu: 1. Masyarakat tradisional Ilmu pengetahuan pada masyarakat masih belum banyak dikuasai. Karena itu, masyarakat semacam masih dikuasai oleh kepercayaan- kepercayaan tentang kekuatan diluar kekeuasaan manusia. Manusia dengan Universitas Sumatera Utara tunduk kepada alam, belum bisa menguasai alam. Akibatnya, produksi masih sangat terbatas, masyarakat ini cenderung bersifat statis, dalam arti kemajuan berjalan dengan sangat lambat. Produksi dipakai untuk konsumsi. 2. Prakondisi untuk lepas landas Masyarakat tradisional, meskipun sangat lambat, terus bergerak. Pada suatu titik, dia mencapai posisi prakondisi untuk lepas landas. Biasanya, keadaan ini terjadi karena adanya campur tangan dari luar, dari masyarakat yang sudah maju. Perubahan ini tidak datang karena faktor-faktor internal masyarakat tersebut, karena pada dasarny masyarakat tradisional tidak mampu untuk mengubah dirinya sendiri. Campur tangan dari luar ini menggoncangkan masyarakat tradisional, dimana di dalamnya mulai berkembang ide pembaharuan. 3. Lepas landas Periode ini ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan merupakan sesuatu yang berjalan wajar, tanpa adanya hambatan yang berarti seperti ketika pada periode prakondisi untuk lepas landas. Pada periode ini, tabungan dan investasi yang efektif meningkat dari 5 menjadi 10 dari pendapatan nasional atau lebih. Juga, industri-industri baru mulai berkembang dengan sangat pesat. Keuntungannya sebagai besar ditanamkan kembali ke pabrik yang baru. Dengan demikian sektor modern dari perekonomian jadi berkembang. Universitas Sumatera Utara 4. Bergerak kedewasaan Setelah lepas landas akan terjadi proses kemajuan yang terus bergerak ke depan, meskipun kadang-kadang terjadi pasang surut. Antara 10 sampai 20 dari pendapatan nasional selalu diinvestasikan kembali, supaya bisa mengatasi persoalan pertambahan penduduk. 5. Zaman konsumsi massal yang tinggi Kenaikan pendapatan masyarakat menyebabkan konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup, tetapi meningkat ke kebutuhan yang lebih tinggi. Produksi industri juga berubah, dari kebutuhan dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi yang tahan lama. Pada priode ini, investasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang paling utama. Sesudah taraf kedewasan dicapai, surplus ekonomi akibat proses politik yang terjadi dialokasikan untuk kesejahtaan sosial dan penambahan dana sosial. Pada titik ini, pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambungan, yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus, seperti teori-teori modernisasi lainnya, didasarkan pada dikotomi masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Titik terpenting dalam gerak kemajuan dari masyarakat yang satu ke yang lainnya adalah periode lepas landas Budiman, 2000:25. Universitas Sumatera Utara

2.3. Teknologi