BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai organisasi mulai dari organisasi perusahaan, pemerintahan, dan juga perguruan tinggi.
Demikian juga kinerja masuk dalam setiap aspek sosial ekonomi kemasyarakatan. Kondisi ini terlihat dari banyak organisasi yang memasukkan kata kinerja dalam visi
dan misinya. Pencapaian kinerja tidak hanya diharapkan pada karyawan saja melainkan dalam jangka panjang diharapkan mampu meningkatkan kinerja
kelembagaan. Kinerja menjadi gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam strategi perencanaan suatu organisasi. Pengukuran kinerja adalah suatu proses
penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi tentang efisiensi penggunaan sumberdaya dalam
menghasilkan output yang berkualitas, membandingkan hasil kerja dengan rencana kerja, serta menunjuk efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan.
Universitas Malikussaleh Lhokseumawe sebagai salah satu dari empat perguruan tinggi Negeri yang ada di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD
juga melakukan perencanaan dan upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan dan kinerja kelembagaan dalam meningkatkan efektivitas pelayanan kualitas
Universitas Sumatera Utara
pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya untuk masyarakat Propinsi NAD. Sebagai universitas yang relatif baru di negerikan pada tahun 2001, Universitas Malikussaleh
terus melakukan pembenahan dalam pengelolaan organisasi, meningkatkan kinerja organisasi agar dapat mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Upaya universitas dalam meningkatkan kinerja organisasional terlihat dari peningkatan berbagai aspek kelembagaan; upaya untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas sumberdaya manusia telah menunjukkan kemajuan yang pesat. Sebagai perbandingan, jika pada awal penegerian tahun 2001 jumlah karyawan dan dosen
masih sangat terbatas yakni hanya 125 orang, pada saat ini jumlah dosen telah mencapai 423 orang ditambah jumlah karyawan mencapai 234 orang. Selain itu pada
awal menjadi Perguruan Tinggin Negeri PTN sangat sedikit dosen yang berkualifikasi pendidikan Magister, pada saat ini dari 423 orang dosen, 95 telah
menyelesaikan pendidikan setingkat Magister, bahkan 11 orang diantaranya telah menyelesaikan pendidikan Doktoral dan 1 orang guru besar.
Dalam meningkatkan kinerja organisasi tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang turut menentukan suatu organisasi
sukses dalam meningkatkan kinerja, baik yang telah dibuktikan secara empiris oleh peneliti-peneliti terdahulu, maupun faktor-faktor yang belum dimasukkan dalam
penelitian. Mardiasmo 2002 menunjuk variabel anggaran sebagai alat penilaian kinerja. Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi
pelaksanaan anggaran. Pada umumnya karyawan akan menerima reward bila mampu
Universitas Sumatera Utara
memenuhi sasaran anggaran atau melebihi target anggaran. Sebaliknya akan mendapatkan punishment bila tidak mampu memenuhi target anggaran.
Penganggaran merupakan suatu proses yang cukup rumit pada organisasi sektor publik dibandingkan dengan penganggaran pada sektor swasta. Anggaran
sektor publik merupakan intrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik Mardiasmo, 2002.
Penganggaran dalam sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk masing-masing program dan aktivitas dalam satuan moneter. Tahap
penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja akan dapat menyebabkan kegagalan pada perencanaan kerja
yang telah disusun. Penganggaran dalam organisasi sektor publik seperti halnya Universitas
Malikussaleh merupakan suatu proses politik. Dalam hal ini anggaran merupakan intrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-
program yang dibiayai dengan uang publik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa anggaran publik menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang
meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja dan aktivitas penyelenggaran pendidikan tinggi pada Universitas Malikussaleh Lhokseumawe.
Dahulu penganggaran dilakukan dengan sistem top-down, dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh atasanpemegang kuasa anggaran,
sehingga bawahanpelaksana anggaran hanya melaksanakan program sesuai yang telah disusun. Penerapan sistem anggaran seperti ini mengakibatkan kinerja
Universitas Sumatera Utara
bawahanpelaksana anggaran menjadi tidak efektif karena target yang ditetapkan adakalanya tidak sesuai dengan realita yang seharusnya terjadi. Misalnya target yang
ditetapkan terlalu tinggi padahal sumberdaya yang diberikan tidak mencukupi untuk mencapai target tersebut.
Mengetahui bahwa penganggaran dengan sistem top-down kurang maksimal dalam meningkatkan kinerja, maka dalam perkembangan sekarang ini Universitas
Malikussaleh mulai menyusun model perencanaan yang lebih partisipatif, dimana dengan sistem anggaran seperti ini memungkinkan serapan aspirasi dari seluruh
komponen sivitas akademika terutama pada setiap unit kerja dapat berpartisipasi dalam penyusunan anggaran.
Masalah yang berkaitan dengan hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja telah diteliti secara luas, namun kebanyakan bukti-bukti empiris menunjukkan hasil
yang variatif dan tidak konsisten. Misalnya; Kenis, 1979; Brownell, 1982; Brownell dan Mc.Innes, 1986; Frucot dan Shearon, 1991; dan beberapa peneliti lain
menemukan bahwa partisipasi anggaran dan kinerja memiliki hubungan yang sangat positif. Dilain pihak menemukan hasil sebaliknya seperti penelitian Sterdy, 1960;
Bryan dan Locke, 1967; Chenhall dan Brownell, 1988; Milani, 1975 dalam Wirdani Lubis 2008, dan beberapa penelitian lain yang menemukan partisipasi anggaran tidak
berhubungan dengan kinerja organisasi. Selain anggaran, peneliti lain juga menunjuk variabel gaya kepemimpinan
sebagai variabel yang turut menentukan kinerja karyawan. Kesesuai penerapan gaya kepemimpinan secara tidak langsung akan meningkatkan kepuasan kerja
Universitas Sumatera Utara
karyawanbawahan sehingga karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Keberhasilan dalam mengelola suatu organisasi tidak terlepas dari faktor
kepemimpinan dan sikap bawahan dalam melaksanakan tugas mencapai tujuan organisasi. Menurut Decoster dan Fertakis 1968 kepemimpinan yang efektif harus
memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha dalam mencapai tujuan organisasi. Brownell 1982 yang menguji pengaruh gaya kepemimpinan dalam konteks sistem
penganggaran menemukan bahwa antara aspek kepemimpinan turut mempengaruhi kinerja.
Penerapan gaya kepemimpinan yang paling tepat di Universitas Malikussaleh seharusnya mengacu pada struktur organisasi dan budaya organisasi. Dalam
fungsinya sebagai penggerak organisasi pemimpin langsung berhadapan dengan bawahan sebagai pelaksana pekerjaan. Untuk itu seorang pemimpin harus mampu
memberikan motivasi kepada bawahan sehingga pelaksanaan pekerjaan yang dibebankan dapat tercapai dengan sebaiknya. Mengingat peranan vital seorang
pemimpin dalam menggerakkan bawahan maka timbul pemikiran diantara para ahli manajemen untuk bisa lebih jauh mengungkapkan peranan apa saja yang menjadi
beban dan tanggung jawab pemimpin dalam mempengaruhi bawahan. Faktor lain yang tidak bisa diabaikan dalam menjabarkan kinerja adalah
komitmen organisasi. Komitmen bisa dijabarkan dari dua sisi yaitu; a sisi karyawan yang mengidentifikasi seberapa besar komitmen seseorang karyawanbawahan
terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya dan sejauhmana komitmennya untuk mengembangkan organisasi. b sisi organisasi, pada sisi ini elemen penting dari
Universitas Sumatera Utara
komitmen organisasi dipegang oleh pimpinan puncak dalam ini Rektor selaku penyelenggara tertinggi pada suatu Universitas. Semakin besar komitmen organisasi
dalam mengembangkan bawahan dan organisasi, maka semakin meningkat pula kinerja manajerial dari setiap individu bawahannya dalam organisasi.
Marbawi 2003 menghubungkan komitmen organisasi dengan kepuasan kerja yang mendukung peningkatan kinerja karyawan. Komitmen secara internal
menghubungkan prilaku karyawan dalam mengambil sikap dan komitmen untuk memajukan organisasi, komitmen pimpinan menyangkut tingkat partisipasi seorang
pimpinan dalam mengelola organisasi sebaik mungkin. Komitmen organisasi mempunyai arah hubungan yang positif dengan kepuasan kerja dan komitmen
organisasi, semakin tinggi komitmen karyawan dan pimpinan semakin tinggi pula kinerja organisasi untuk tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan kajian lebih mendalam tentang kinerja manajerial pada Perguruan Tinggi dalam
sebuah tesis dengan judul : “Pengaruh partisipasi anggaran, gaya kepemimpinan dan komitmen organisasi terhadap kinerja manajerial: Studi kasus pada Universitas
Malikussaleh Lhokseumawe”.
1.2 Rumusan Penelitian