Keterpaparan asap rokok menimbulkan sesak nafas Setiap ada yang merokok di dalam rumah timbul gejala : bernafas ngik-ngik

Tabel 5.43 Distribusi responden setiap ada yang merokok di dalam rumah timbul gejala : bernafas ngik-ngik Kasus Kontrol Setiap ada yang merokok di dalam rumah timbul gejala : bernafas ngik-ngik n n Ya 46 88,5 Tidak 6 11,5 52 100 Total 52 100 52 100 Proporsi setiap ada yang merokok di dalam rumah timbul gejala sesak nafas dengan ditandai suara ngik-ngik kasus lebih banyak terdapat 46 orang 88, kontrol 0. Sedangkan pada kelompok kontrol setiap ada yang merokok di dalam rumah tidak terjadi sesak nafas dan tidak terdapat tanda suara ngik-ngik lebih kecil 6 orang 12, sedangkan kelonpok kontrol lebih banyak 52 orang 100.

5.1.44 Setiap ada yang merokok di rumah timbul gejala : hidung tersumbat

Distribusi setiap ada yang merokok timbul gejala hidung tersumbat pada kasus dan kontrol yang disajikan dalam tabel 5.44 di bawah ini Tabel 5.44 Distribusi responden setiap ada yang merokok di dalam rumah timbul hidung tersumbat Kasus Kontrol Setiap ada yang merokok didalam rumah timbul gejala : hidung tersumbat n n Ya 5 9,6 5 9,6 Tidak 47 90,4 47 90,4 Total 52 100 52 100 Proporsi setiap ada yang merokok di dalam rumah timbul gejala hidung tersumbat pada kasus dan kontrol membagi sama besarnya 5 orang 10, sedangkan pada kelompok kontrol dan kasus setiap ada yang merokok di dalam rumah tidak timbul hidung tersumbat terdapat 47 90 orang membagi sama besarnya.

5.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kejadian asma bronkiale. Variabel yang dilakukan analisis secara bivariat 8 variabel yang menjadi kandidat untuk dianalisis, diantaranya adalah jenis kelamin, binatang piaraan, perabot rumah tangga karpet, kasur, bantal, asap rokok, perubahan cuaca, riwayat keluarga, jenis makanan, debu rumah. Dalam penelitian ini jumlah sampel yaitu 104 orang dengan jumlah kasus 52 orang dan kontrol 52 orang. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dan besarnya nilai odds ratio antara faktor-faktor risiko variabel independent dengan kejadian asma bronkiale anak variabel dependent, dengan tingkat kemaknaan 95. Adanya hubungan antara faktor risiko dengan kejadian asma bronkiale pada anak ditunjukkan dengan nilai p 0,05, OR 1 tidak mencakup nilai 1.

5.2.1 Jenis Kelamin