Metode Penelitian

2. Metode Penelitian

a. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kotak plastik/akuarium plastik berukuran (60x40x50) cm sebanyak 27 box sebagai tempat air dan tumbuhan air, meja bertingkat 3 untuk meletakkan box dan atap penutup.

Bahan yang digunakan adalah tanaman walingi (Cyperus elatus Roxb.), genjer (Limnocharis flava Buch.), Ki apung (Azolla pinnata R.Br.), Ki ambang (Salvinia molesta D.S. Mitchell), dan Keladi (Caladium,sp) serta 1 (satu) jenis tumbuhan darat yaitu paku (Pteris sp.)

b. Cara Penelitian

Cara penelitian dilakukan dengan menggunakan metode dari Ganley et.al (2003) sebagai berikut : sebanyak 30 box diletakkan pada meja bertingkat tiga, sehingga masing-masing meja berisi 10 box. Box yang terletak pada meja tingkat paling atas diisi air yang berasal dari wetland PTNMR

sebanyak ± 30 liter. Sampel air dari wetland diperoleh dari bagian mendekati outlet, dan air ini digunakan dalam uji fitoremediasi. Masing-masing box dilubangi bagian bawahnya supaya air bisa mengalir/menetes melalui pipa/slang plastik yang sudah dipasang dan diberi krans bagian ujungnya. Slang yang terletak dibagian dasar bak dibuka tutupnya sehingga sampel air bisa mengalir ke dalam box kedua (yang terletak dibawahnya) dengan aliran yang perlahan (+ 2,5 ml per menit). Box kedua diisi dengan air saja (untuk tanaman air yang mengapung) dan air plus tanah (untuk tamanan air yang memerlukan substrat tanah). Untuk masing-masing tanaman uji dibuat dua ulangan. Selang yang ada pada box kedua juga dibuka tutupnya sehingga air mengalir perlahan (+ 2,5 ml per menit) ke box ketiga. Box ketiga yang terletak paling bawah digunakan untuk menampung air yang mengalir dari box diatasnya yang berisi air atau air plus tanah dan tanaman uji. Air pada box paling atas dicek secara rutin agar tidak habis, apabila volumenya sudah sangat berkurang (mendekati habis), segera diisi kembali dengan air dari wetland. Air yang tertampung di box ketiga (bak paling bawah) di sampling sebanyak 500 ml setiap 2 minggu sekali selama 6 minggu untuk dianalisis kadar As dengan metode AAS : Atomic Absorption Spectra (Krachler & Emons, 2000). Kondisi awal kadar As dalam sampel air yang dimasukkan pada box paling atas juga diukur. Analisis logam berat dikerjakan oleh laboratorium ALS Bogor.

Gambar 1.2 Peletakan tanaman air dalam box Gambar 1.3 Susunan peletakan box

Percobaan dengan tanaman paku darat Disediakan 9 buah polybag kecil dan diisi dengan tanah yang berasal dari sekitar wetland. Tanaman

paku (Pteris vitata) yang diujikan berasal dari lokasi base camp. Masing-masing tanaman ditanam pada polybag yang berisi media tumbuh yang sudah disiapkan, dan diletakkan ditempat teduh. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan air dari wetland dengan ukuran yang sama (yang diujikan untuk tanaman air), dan dibiarkan tumbuh selama 8 minggu. Diakhir percobaan penentuan kadar As dilakukan terhadap tanah pada saat awal dan akhir percobaan serta jaringan tanaman paku.

Penelitian dengan Pteris vitata ini dimaksudkan bahwa apabila terbukti tanaman paku mampu menyerap As cukup tinggi, maka di bagian tepi wetland direkomendasikan untuk ditanami jenis paku-pakuan ini. Penanaman paku-pakuan dibagian tepi-tepi wetland didasarkan pada fakta di lapangan bahwa paku jenis ini mampu tumbuh dengan baik di area sekitar wetland.

c. Analisis Hasil

Untuk melihat signifikansi pengaruh serapan tanaman terhadap As, maka hasil analisis laboratorium terhadap kandungan As pada box 3 (paling bawah) kemudian dianalisis Varian (CRD) dengan menggunakan perlakuan pengamatan dua mingguan, yaitu pada awal kegiatan (minggu ke-0), minggu ke-2, minggu ke-4 dan minggu ke 6.