Hasil dan Diskusi Geokimia Air

3. Hasil dan Diskusi Geokimia Air

Proses pembentukan AMD akan berhenti bila konsentrasi pirit pada batuan sudah tidak cukup lagi untuk melakukan reaksi atau pirit tidak mengalami kontak dengan udara dan air. Untuk mengetahui konsentrasi pirit di dinding lubang tambang cukup sulit, sehingga dilakukan pendekatan konsentrasi pirit dengan menggunakan indeks kejenuhan mineral pirit. Perbedaan indeks kejenuhan dari pirit memberikan berbagai prediksi dari komposisi kimia atau kualitas air dari kolam bekas tambang. Semakin banyak pirit yang terlarut, semakin kecil nilai pH yang ditunjukkan oleh kolam bekas tambang.

Gambar 3. Prediksi nilai pH berdasarkan perbedaan nilai indeks kejenuhan (SI) pirit skenario I. Skenario I memberikan nilai pH hasil prediksi yang lebih asam dari skenario II, hal ini

dikarenakan pada skenario II tidak semua dinding lubang tambang mengandung pirit pada high wall dan low wall. Seperti pada Pit UC_West, berdasarkan hasil X-RD, mineral pirit tidak terdapat pada dinding lubang tambang di low wall, sehingga prediksi yang dihasilkan tidak menunjukkan nilai pH yang asam pada low wall, tetapi pada high wall terkandung mineral pirit.

pH terendah pada Pit UC_West berdasarkan skenario I adalah 3.14 pada nilai SI 22.36. Sehingga dapat disimpulkan kelarutan mineral pirit berlangsung hingga nilai indeks kejenuhan mencapai 22.36, pada kejenuhan ini dihasilkan pH dengan nilai 3.14 pada Pit UC_West.

pH terendah pada Pit UC_East berdasarkan skenario I adalah 3.14 pada nilai SI 22.36. Sehingga dapat disimpulkan kelarutan mineral pirit berlangsung hingga nilai indeks kejenuhan mencapai

22.36, pada kejenuhan ini dihasilkan pH dengan nilai 3.14 pada Pit UC_East. pH terendah pada Pit M45C berdasarkan skenario I adalah 3.24 pada nilai SI 19.21. Sehingga

dapat disimpulkan kelarutan mineral pirit berlangsung hingga nilai indeks kejenuhan mencapai

19.21, pada kejenuhan ini dihasilkan pH dengan nilai 3.24 pada Pit M45C. pH terendah pada Pit M4E_Nahiya berdasarkan skenario I adalah 2.88 pada nilai SI 20.45.

Sehingga dapat disimpulkan kelarutan mineral pirit berlangsung hingga nilai indeks kejenuhan mencapai 20.45, pada kejenuhan ini dihasilkan pH dengan nilai 2.88 pada Pit M4E_Nahiya.

Gambar 4. Prediksi nilai pH berdasarkan perbedaan nilai indeks kejenuhan (SI) pirit skenario

II.

pH terendah pada Pit UC_West berdasarkan skenario II adalah 4.13 pada nilai SI 18. Sehingga dapat disimpulkan kelarutan mineral pirit berlangsung hingga nilai indeks kejenuhan mencapai

18, pada kejenuhan ini dihasilkan pH dengan nilai 4.13 pada Pit UC_West. pH terendah pada Pit UC_East berdasarkan skenario II adalah 4.13 pada nilai SI 18. Sehingga

dapat disimpulkan kelarutan mineral pirit berlangsung hingga nilai indeks kejenuhan mencapai

18, pada kejenuhan ini dihasilkan pH dengan nilai 3.14 pada Pit UC_East. pH terendah pada Pit M45C berdasarkan skenario II adalah 3.24 pada nilai SI 19.21. Sehingga

dapat disimpulkan kelarutan mineral pirit berlangsung hingga nilai indeks kejenuhan (SI) mencapai 19.21, pada kejenuhan ini dihasilkan pH dengan nilai 3.24 pada Pit M45C.

pH terendah pada Pit M4E_Nahiya berdasarkan skenario II adalah 3.76 pada nilai SI 18. Sehingga dapat disimpulkan kelarutan mineral pirit berlangsung hingga nilai indeks kejenuhan (SI) mencapai 18, pada kejenuhan ini dihasilkan pH dengan nilai 3.76 pada Pit M4E_Nahiya.

Prediksi menggunakan PHREEQC dihitung berdasarkan parameter seperti pH, silika (Si), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), Natrium (Na), Kalium (K), bikarbonat (CO 2- 3 ), sulfur (SO 2- ), klor (Cl), aluminium (Al), mangan (Mn), amonium (NH + 4 4 ), barium (Ba), fluor (F), Zeng (Zn).

Gambar 5. Prediksi kelarutan Fe dengan perbedaan nilai indeks kejenuhan (SI) pirit berdasarkan skenario I

Pada mulanya kelarutan Fe di air mengalami peningkatan secara perlahan, tetapi setelah melewati SI pirit lebih dari 12 nilai kelarutan

Gambar 6. Prediksi kelarutan SO 2- 4 dengan perbedaan nilai indeks kejenuhan (SI) pirit berdasarkan skenario I

Gambar 7. Prediksi kelarutan parameter lain pada Pit UC_West dengan perbedaan nilai indeks

kejenuhan (SI) pirit berdasarkan skenario I.

Perbandingan nilai pH, indeks kejenuhan dan komposisi kimia berdasarkan skenario I menghasilkan pH yang lebih rendah dengan indeks kejenuhan yang lebih tinggi serta kandungan

Fe dan SO 2- 4 terlarut yang lebih tinggi di dalam kolam bekas tambang. Nilai kelarutan Fe dan SO 2- 4 yang tinggi meneyebabkan rekasi air asam tambang. Oksidasi

mineral sulfida seperti pirit menyebabkan terbentukanya air asam tambang yang tergambar dalam reaksi:

2 O → 4 Fe(OH) 3 ↓ + 12 H

Gambar 8. Prediksi kelarutan Fe dengan perbedaan nilai indeks kejenuhan (SI) pirit berdasarkan skenario II

Gambar 9. Prediksi kelarutan SO 2- 4 dengan perbedaan nilai indeks kejenuhan (SI) pirit berdasarkan skenario II

Gambar 10. Prediksi kelarutan parameter lain pada Pit UC_West dengan perbedaan nilai indeks kejenuhan (SI) pirit berdasarkan skenario II.