Ide Negara Hukum

I. Ide Negara Hukum

Ide negara hukum sesungguhnya telah lama dikembangkan oleh para filsuf dari zaman Yunani Kuno, Plato dalam bukunya “the Statesman” dan “the law” menyatakan bahwa negara hukum merupakan bentuk paling baik kedua (the second best) guna mencegah kemerosotan kekuasaan. Senada dengan Plato, tujuan negara menurut Aristotoles adalah untuk mencapai kehidupan yang paling baik(the best life possible) yang dapat Ide negara hukum sesungguhnya telah lama dikembangkan oleh para filsuf dari zaman Yunani Kuno, Plato dalam bukunya “the Statesman” dan “the law” menyatakan bahwa negara hukum merupakan bentuk paling baik kedua (the second best) guna mencegah kemerosotan kekuasaan. Senada dengan Plato, tujuan negara menurut Aristotoles adalah untuk mencapai kehidupan yang paling baik(the best life possible) yang dapat

warga negara diperlukan dalam pemebentukanya. 44 Konsep negara hukum modern di Eropa Kontinentall

dikembangkan dengan menggunakan istilah Jerman yaitu ”rechsstaat” antara lain oleh Imanuel Kant, Paul Laband, Julius Stahl, Fichte, dan lain- lain. Sedangkan dalam tradisi Anglo Saxon konsep negara hukum dikembangkan dengan sebutan “The Rule of Law” yang dipelopori oleh A.V.Dicey. Selain itu, konsep negara hukum juga terkait dengn istilah nomokrasi (nomocratie) yan berarti

bahwa penentu dalam penyelenggaraan kekuasaan negara adalah hukum. Menurut Stahl, konsep negara hukum yang disebut dengan istilah ―rechtsstaat‖ mencakup elemen penting, yaitu: 45

1. Perlindungan hak asasi manusia

2. Pembagian kekuasaan

3. Pemerintahan beradasarkan undang-undang

4. Peradilan tata usaha negara

44 George H. Sabine, A History of Political Theory, Third Edition, (New York-Chicago- San Fransisco-Toronto-London; Holt, Rinehart and Winston,1961),hal. 35-86 dan

88-105 45 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, cetakan pertama,

(Jakarta: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Dan Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia,2004),hal.122

Sedangkan A.V.Dicey menyebutkan tiga ciri penting ―The Rule of Law”, yaitu: 46

1. Supremacy of Law

2. Equality Before The Law

3. Due Process of Law IntenatioanlCommission of Jurist menentukan pula syarat-syarat

representative government under the rule of law. Sebagai berikut: 47

1. Adanya proteksi konstitusional

2. Adanya pengadilan yang tidak memihak

3. Adanya pemiliahan umum yang bebas

4. Adanya kebebasan untuk menyatakan pendapat dan berserikat

5. Adanya tugas oposisi

6. Adanya pendidikan civic Prinsip-prinsip negara hukum selalu berkembang seiring dengan

perkembangan masyarajat dan negara. Professor Utrecht membedakan dua macam negara hukum, yaitu negara hukum formal atau negara hukum klasik, dan negara hukum material atau negara hukum modern. negara hukum formal menyangkut pengertian hukum yang bersifat formal dan sempit, yaitu dalam arti peraturan perundang-undangan tertulis terutama. Tugas negara adalah melaksanakan peraturan perundang- undangan tersebut untuk menegakan ketertiban. Tipe negara tradisional

46 Untuk uraian prinsip - prinsip ―The Rule Of Law” di Inggris lihat A.V. Dicey, Introduction to the Study of the Law of the Constitution, Tenth Edition,( London;

Machmillan Education LTD,19590 47 Sri Sumantri, Tentang Lembaga-Lembaga Negara Menurut UUD NRI 1945,

Cetakan VI,(Bandung: Citra Aditya Bakti,1989),hal. 12-13 Cetakan VI,(Bandung: Citra Aditya Bakti,1989),hal. 12-13

keadilan(welfarestate). 48 Berdasarkan berbagai prinsip negara hukum yang telah

dikemukakan tersebut dan melihat kecenderungan perkembangan negara hukum modern yang melahirkan prinsip-prinsip penting baru untuk mewujudakan negara hukum, maka terdapat dua belas prinsip pokok sebagai pilar-pilar utama yang menyangga berdirinya negara hukum,

keduabelas prinsip tersebut adalah: 49

1. Supremasi Hukum(Supremacy of Law)

2. Persamaan dalam hukum(Equality Before The Law)

3. Asas Legalitas(Due Process of Law)

4. Pembatasan Kekuasaan

5. Organ-Organ Penunjang yang Independen

6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak

7. Peradilan Tata Usaha Negara

8. Mahkamah Konstitusi(Constitutional Court)

9. Perlindungan Hak Asasi Manusia

10. Bersifat Demokratis(Democratiche Rechsstaat)

48 Utrecht, Pengantar Hukum

Indonesia, (Jakarta: Ichtiar,1962,hal.9. 49 Uraian masing-masing prinsip Negara hukum lihat Asshiddiqie, op cit.hal 124-130.

Administrasi Negara

11. Berfungsi

Mewujudkan Tujuan Bernegara(Welfare Rechsstaat)

sebagai

Sarana

12. Transportasi dan Kontrol Sosial Perkembangan prinsip-prinsip negara hukum tersebut dipengaruhi oleh semakin kuatnya penerimaan paham kedaulatan rakyat dan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menggantikan

model-model 50 negara tradisional. Prinsip-prinsip negara hukum(nomocratie) dan prinsip-prinsip kedaulatan rakyat (democratie) dijalankan secara beriringan sebagai dua sisi dari satu mata uang. Paham negara hukum yang demikian dikenal sebagai negara yang demokratis(democratiche rechtsstaat) atau dalam bentuk konstitusional disebut constitutional democracy. Hukum dibangun dan ditegakan menurut prinsip-prinsip demokrasi. Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan,ditafsirkan, dan ditegakan dengan tangan besi berdasarkan kekuasaan semata(machstaat). Sebaliknya demokrasi haruslah diatur berdasar atas hukum untuk mencegah munculnya mobokrasi yang

mengancam pelaksanaan demokrasi itu sendiri. 51 Negara demokarsi modern berdiri di atas basis kesepakatan umum

mayoritas rakyat tentang bangunan negara yang diidealkan. Organisasi

50 Walaupun paham kedaulatan rakyat dan prinsip-prinsip demokrasi sudah banyak ditetapkan sejak akhir abad 19, namun masih terdapat Negara-negara autokrasi

tradisonal dan sistem otoritarian seperti Negara-negara Mrxis-Leninis dan Fasis pada saat itu. Walaupun bentuk-bentuk Negara otoritarian juga diselenggarakan berdasarkan hukum tetapi bertolakbelakang dengan Negara hukum demokrasi. Lihat G. Lowell Field, Governments in Modern Society,(New York-Toronto; McGraw- Hill Book Company. Sabine, Inc. 1951),hal 353-506. 51 Mobokrasi adalah bentuk pemerosotan dari demokrasi dalam terminology

Aristoteles. Sabine,Op Cit., hal 89-91 Aristoteles. Sabine,Op Cit., hal 89-91

negara. 52