AKTIVASI FISIKA PROSES KALSINASI

8 Tabel 2.2 Komposisi Cangkang Telur Bebek [20] Komponen Berat Kalsium karbonat CaCO 3 Magnesium karbonat MgCO 3 Kalsium fosfat CaPO 4 Bahan organik 94 1 1 4 Cangkang telur terbuat dari matriks organik 4 terdiri dari membran kulit telur, kutikula dan beberapa zat tertanam di lapisan kalsium karbonat. Adapun matriks protein dibagi dalam 2 kelompok sesuai dengan karakteristik masing- masing, yaitu : 1. Protein putih telur utama telah diidentifikasi dalam cangkang telur. Zat tersebut adalah ovalbumin, lisozim dan ovotransferrin. Protein ini disintesis dan disekresi oleh uterus organ cangkang telur terkalsifikasi dan terutama dilokalisasi di lapisan basal dari cangkang telur. 2. Kelompok kedua terbuat dari banyak protein disalurkan pada jaringan lain. Osteopontin adalah glikoprotein terfosforilasi di dalam tulang dan ginjal. Protein ini terdapat dalam uterus dan terlokalisasi di cangkang telur. Clusterin protein sekretori juga diidentifikasi sebagai cangkang dan protein putih telur dimana berfungsi sebagai pendamping ekstraseluler [21].

2.2 AKTIVASI FISIKA

Aktivasi fisika adalah suatu perlakuan terhadap adsorben yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan kimia atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga mengalami perubahan sifat secara fisika yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Tujuan dari proses ini adalah mempertinggi volume, memperluas diameter pori dan dapat menimbulkan beberapa pori yang baru [8]. Metode aktivasi secara fisika antara lain dengan menggunakan uap air H 2 O, gas karbondioksida CO 2 , oksigen O 2 , dan nitrogen N 2 . Gas-gas tersebut berfungsi untuk mengembangkan struktur rongga yang ada pada adsorben sehingga memperluas permukaannya, menghilangkan konstituen yang mudah menguap dan membuang produksi pengotor pada adsorben [22]. Universitas Sumatera Utara 9 Dasar metode aktivasi terdiri dari perawatan dengan gas pengoksidasi pada temperatur tinggi. Proses aktivasi menghasilkan CO 2 yang tersebar dalam permukaan adsorben karena adanya reaksi antara adsorben dengan zat adsorben [22]. Adapun aktivasi fisika dilakukan dengan menggunakan alat furnace. Furnace adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk memanaskan bahan, mengubah bentuknya dan sifat-sifatnya. Prinsip kerjanya adalah memanaskan bahan sampel dengan memasukkan dalam ruang pemanas. Panas pada termokopel berasal dari filamen yang diberi tegangan sehingga menimbulkan panas [23]. Adapun gambar furnace ditampilkan pada gambar 2.3. Gambar 2.3 Furnace [23]

2.3 PROSES KALSINASI

ADSORBEN CANGKANG TELUR Proses kalsinasi merupakan pemanasan zat padat dibawah titik leleh untuk menghasilkan keadaan dekomposisi termal dari transisi fasa lain selain fasa lelehan [24]. Kalsinasi adalah perlakuan termal yang dilakukan terhadap adsorben agar terjadi dekomposisi senyawa yang berikatan kimia dengan adsorben, yaitu air H 2 O dan karbondioksida CO 2 . Kalsinasi merupakan proses endotermik yang berarti memerlukan panas [25]. Universitas Sumatera Utara 10 Kalsinasi diperlukan sebagai penyiapan serbuk untuk diproses lebih lanjut dan juga untuk mendapatkan ukuran partikel yang optimum serta menggunakan senyawa-senyawa dalam bentuk garam atau dihidrat menjadi oksida, membentuk fase kristal. Peristiwa yang terjadi selama proses kalsinasi antara lain: 1. Pelepasan air bebas H 2 O dan terikat OH berlangsung sekitar suhu 100 C dan 300 C. 2. Pelepasan gas CO 2 berlangsung sekitar suhu 600 C dan pada tahap ini disertai terjadinya pengurangan berat yang cukup berarti 3. Pada suhu lebih tinggi sekitar 800 C maupun lebih struktur kristal sudah terbentuk, dimana pada kondisi ini ikatan di antara partikel serbuk belum kuat dan mudah lepas [26]. Produk-produk yang berguna diperoleh dari metode kalsinasi yang melibatkan sistem pemanasan yang secara alternatif bisa dibagi menjadi tiga zona, bagian atau periode pemanasan. Dalam periode pertama pemanasan, suhu kalsinasi berkisar antara 350 o C dimana terjadi perubahan zink karbonat ZnCO 3 menjadi zink oksida ZnO, yang mana memberikan efek yang menguntungkan sebagai agen antibakteri. pH yang terbentuk pada suhu 350 o C – 400 o C sekitar 8,25. Pada temperatur ini, protein dari bahan organik dalam cangkang telur dapat berguna sebagai produk makanan bernutrisi bagi kambing, ayam dan sebagainya. Suhu kalsinasi yang lebih tinggi yaitu pada zona atau periode pemanasan kedua dimana magnesium oksida MgO dihasilkan pada suhu sekitar 600 o C dari magnesium karbonat MgCO 3 . Sedangkan pada suhu 500 o C, cangkang telur berisi 75 magnesium karbonat dan 25 magnesium oksida. pH dari MgO sekitar 10 – 11 dimana memberikan kualitas bakteriostatik ke MgO. Lebih jauh lagi, dengan lepasnya oksigen dari molekul MgCO 3 selama pemanasan, ukuran pori meningkat. Sebagai hasilnya bubuk cangkang telur kaya dengan MgO, digunakan sebagai makanan atau tambahan makanan dan sebagai agen antibakteria. Temperatur kalsinasi konvensial untuk CaCO 3 adalah 900 o C. Aktivitas anti mikroba terlihat pada cangkang telur yang dikalsinasi pada temperatur berkisar dari 1000 o C sampai 1200 o C. Konversi sempurna dari CaCO 3 menjadi CaO terjadi pada suhu 1200 o C dengan pH berkisar 12,4 [24]. Universitas Sumatera Utara 11 Tabel 2.3 merupakan tabel dari suhu kalsinasi yang dilakukan pada tiga tahapan pemanasan. Tabel 2.3 Suhu Kalsinasi pada Tiga Tahapan Pemanasan [24] 100 o C 400 o C 500 o C 650 o C 700 o C 850 o C 1200 o C CaCO 3 pH 6,5 - pH 7,78 pH 8 - pH 11,5 50 CaCO 3 50 CaO 100 CaO dengan meningkat- nya porositas, lebih besar luas permukaan MgCO 3 pH 6,9 - 75 MgCO 3 25 MgO pH 10- 11 Sifat bakterios- tatik, ukuran pori meningkat, kelarutan meningkat - - ZnCO 3 - 364 o C ZnO 100 agen bakteriostatik pH 8,25 - - - - -

2.4 CANGKANG TELUR SEBAGAI ADSORBEN