Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
2.7. Pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Daerah. Pembentukan BUMD pada era 2000an bertujuan untuk mengembangkan investasi Daerah, memanfaatkan potensi Daerah dan menangkap peluang usaha serta menggali sumber pendapatan asli Daerah yang berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan guna mendukung pembangunan Daerah dan akses permodalan bagi KUMKM di Jawa Barat yaitu:
1. PT Jasa Sarana, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
26 Tahun 2001 Tentang Pendirian PT Jasa Sarana Jawa Barat.
2. PT Tirta Gemah Ripah, yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 12 Tahun 2006 Tentang PT Tirta Gemah Ripah.
3. PT Jamkrida Jabar, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah Jawa Barat Jo. Peraturan Gubernur Nomor 19 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah Jawa Barat dan pendiriannya ditetapkan dengan Akta Notaris Yuliani Idawati, SH, Sp.N. Nomor 03 Tanggal 03 Oktober 2012.
4. PT Agro Jabar, yang dibentuk berdasarkan Perda Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah di bidang Agro Jo.
Keputusan Gubernur Nomor 539/Kep.1285-Admrek/2012 Tentang Nama Perseroan Badan Usaha Milik Daerah di Bidang Agro, dan proses pendirian PT nya dilakukan pada Tahun 2013.
5. PT. Bandarudara Internasional Jawa Barat yang dibentuk berdasarkan
Perda Nomor 22 Tahun 2013 tentang Pembentukan BUMD Pengelola BIJB dan Kertajati Aerocity.
6. PT. Migas Hulu Jabar, yang dibentuk berdasarkan Perda Nomor 14 Tahun 2013 tentang Pembentukan BUMD Bidang Minyak dan Gas Bumi Lingkup Kegiatan Usaha Hilir Jo. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 539/Kep.402-Admrek/2014 tentang Nama Perseroan BUMD bidang Minyak dan Gas Bumi Lingkup Kegiatan Usaha Hulu;
7. PT. Migas Hilir Jabar, yang dibentuk berdasarkan Perda Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pembentukan BUMD Bidang Minyak dan Gas Bumi Lingkup Kegiatan Usaha Hilir Jo. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 539/Kep.403-Admrek/2014 tentang Nama Perseroan BUMD bidang Minyak dan Gas Bumi Lingkup Kegiatan Usaha Hilir.
8. PT Asuransi Bangun Askrida, dasar hukum pelaksanaan penyertaan
modal Daerah pada perusahaan ini adalah Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada PT Asuransi Bangun Askrida.
Permodalan BUMD yang dimaksud pada bagian ini adalah modal sendiri (ekuitas) yang diperoleh dari setoran modal pemegang saham, dimana dapat disampaikan bahwa modal pada BUMD yang berbentuk Perseroan Terbatas terbagi atas saham, dan pemerintah daerah memiliki saham paling sedikit sebesar 51% (lima puluh satu persen) atau dapat memiliki keseluruhannya atau sebesar 100% (seratus persen), dan BUMD yang berbentuk Perseroan Terbatas disebut Perseroan Terbatas Daerah (Perseroda), sedangkan untuk BUMD yang berbentuk Perusahaan Umum Daerah (Perumda) modalnya tidak terbagi atas saham, dan pada BUMD ini, seluruh modalnya dimiliki oleh satu Pemerintah Daerah, dimana pada kondisi pemilik modal Perumda lebih dari satu Pemerintah Daerah, maka Perumda ini berubah bentuk hukumnya menjadi Perseda.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mengembangkan investasinya dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya penyertaan modal kepada BUMD baik untuk membeli dan menyetorkan setoran modal/saham Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dalam mengembangkan investasinya dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya penyertaan modal kepada BUMD baik untuk membeli dan menyetorkan setoran modal/saham
Adapun realisasi setoran modal Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat kepada BUMD secara keseluruhan sampai dengan tahun 2016 telah mencapai Rp. 3,337,584,171,706 (tiga triliyun tiga ratus tiga puluh tujuh milyar lima ratus delapan puluh empat juta seratus tujuh puluh satu ribu tujuh ratus enam rupiah), dimana dalam pemenuhan setoran modal/saham tersebut dilakukan dengan mempertimbangan Peraturan Daerah terkait dengan Pendirian masing-masing BUMD dan Perda terkait Penyertaan Modal kepada masing-masing BUMD, serta kebutuhan dan kelayakan penyertaan modal daerah.