LANDASAN TEORI

I. Kontribusi

  Menurut Tim Reality (2008: 384), “Kontribusi adalah sumbangan; uang iuran kepada organisasi atau perkumpulan”. “Kontribusi retribusi adalah seberapa

  besar pengaruh atau peran serta penerimaan retribusi daerah terhadap PAD” ( Halim 2004:163). Kontribusi retribusi parkir yaitu sumbangan atau peran serta penerimaan retribusi parkir terhadap retribusi daerah.

  Kontribusi retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data realisasi penerimaan retribusi parkir dan realisasi penerimaan retribusi daerah. Rasio kontribusi retribusi parkir dapat dihitung dengan rumus (Halim 2004: 163):

  X

  Kontribusi =

  X 100

  Y

  Keterangan:

  X : Realisasi penerimaan retribusi parkir Y : Realisasi penerimaan retribusi daerah

  Tujuan perhitungan kontribusi retribusi parkir ini adalah untuk mengetahui kontribusi penerimaan retribusi parkir tersebut potensial atau tidak potensial. “Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata kontribusi seluruh retribusi daerah, dan dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil dari rata-rata kontribusi seluruh retribusi daerah” (Adi 2013: 59).

J. Laju Pertumbuhan

  “Pertumbuhan adalah keadaan tumbuh; perkembangan (kemajuan)” (Tim reality 2008: 653). Menurut Halim (2004: 291), Rasio pertumbuhan mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Laju pertumbuhan retribusi parkir adalah laju perkembangan atau kemajuan penerimaan retribusi parkir dalam suatu periode tertentu ke periode berikutnya.

  Laju pertumbuhan retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu dan realisasi penerimaan Laju pertumbuhan retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu dan realisasi penerimaan

  X 100

  X ( t 1 )

  Keterangan: Gx : Laju pertumbuhan retribusi parkir

  X t : Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu

  X (t-1) : Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun sebelumnya

  Tujuan perhitungan laju pertumbuhan retribusi parkir adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir tersebut positif atau negatif. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan.

K. Matriks Potensi

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1096), “Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya”. “Potensi adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada, hanya Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1096), “Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya”. “Potensi adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada, hanya

  Potensi retribusi parkir dapat diketahui dengan menggunakan tabel kriteria matriks potensi. “Kriteria matriks potensi retribusi parkir dikelompokkan menjadi empat kondisi” (Haning dan Radianto 2005: 71):

  1. Prima, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya potensial. Laju

  pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata kontribusi seluruh retribusi daerah.

  2. Potensial, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya potensial. Laju

  pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata kontribusi seluruh retribusi daerah.

  3. Berkembang, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya tidak

  potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan kontribusi retribusi parkir dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil dari rata-rata seluruh kontribusi retribusi daerah.

  4. Terbelakang, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya tidak

  potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan, dan kontribusi retribusi parkir dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil dari rata-rata seluruh kontribusi retribusi daerah.

  Kriteria matriks potensi retribusi parkir ditunjukkan pada tabel berikut:

  Tabel 3: Kriteria Matriks Potensi Retribusi Parkir

  Tidak Potensial

  Sumber: Haning dan Radianto, 2005

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

  Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap suatu objek yang dilakukan secara utuh dan mendalam dengan menggunakan berbagai macam sumber data yang berkaitan dengan objek dan di batasi dengan tempat dan waktu tertentu, sehingga kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian ini hanya berlaku untuk UPT Malioboro, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

  1. Tempat Penelitian

  Penelitian dilakukan di kantor UPT Malioboro, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.

  2. Waktu Penelitian

  Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2015

C. Subjek dan Objek Penelitian

  1. Subjek Penelitian

  Subjek penelitian adalah orang atau badan yang berhubungan dengan objek penelitian, dan dapat memberikan informasi tentang objek penelitian tersebut. Subjek pada penelitian ini adalah UPT Malioboro, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.

  2. Objek Penelitian

  Objek penelitian adalah hal yang menjadi pokok penelitian. Objek pada penelitian ini adalah efektivitas retribusi parkir, efisiensi retribusi parkir, potensi retribusi parkir dan retribusi daerah.

D. Variabel penelitian dan Definisi Operasional Variabel

  Menurut Jogiyanto (2010: 142), Variabel (Variable) adalah “suatu simbol yang berisi suatu nilai”. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel, yaitu:

  1. Efektivitas Retribusi Parkir, yaitu menggambarkan pencapaian realisasi

  penerimaan retribusi parkir sesuai dengan hasil yang ditargetkan.

  2. Efisiensi Retribusi Parkir, yaitu menggambarkan pencapaian realisasi

  penerimaan retribusi parkir dengan menggunakan biaya pemungutan retribusi parkir yang terendah oleh pemerintah kota Yogyakarta.

  3. Potensi Retribusi Parkir, yaitu kemampuan retribusi parkir untuk menjadi andalan bagi pemerintah kota Yogyakarta dengan memberikan kontribusi yang besar bagi retribusi daerah apabila dikelola dan dikembangkan dengan baik.

  4. Retribusi Daerah, yaitu pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

E. Jenis dan Sumber Data

  Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu sebagai berikut:

  1. Data Primer

  Data primer dalam penelitian ini diambil melalui wawancara pada staf Bidang Perparkiran Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.

  2. Data Sekunder

  Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari data kepustakaan yang ada di UPT Malioboro, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta. Data yang di butuhkan dalam penelitian ini yaitu: Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari data kepustakaan yang ada di UPT Malioboro, Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta. Data yang di butuhkan dalam penelitian ini yaitu:

  Pemerintah Kota Yogyakarta dan Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

  b. Data realisasi penerimaan retribusi parkir Pemerintah Kota Yogyakarta

  tahun 2010-2014, diambil dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.

  c. Data anggaran atau target retribusi parkir Pemerintah Kota Yogyakarta

  tahun 2010-2014, diambil dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.

  d. Data biaya pemungutan retribusi parkir Pemerintah Kota Yogyakarta

  tahun 2010-2014, diambil dari UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta.

  e. Data realisasi penerimaan retribusi daerah Pemerintah Kota Yogyakarta

  tahun 2010-2014, diambil dari Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.

F. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Wawancara

  Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi berupa tanya jawab kepada responden atau narasumber yang Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi berupa tanya jawab kepada responden atau narasumber yang

  2. Dokumentasi

  Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data atau arsip-arsip yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, baik berupa sumber tertulis dan gambar (foto), yaitu pada Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, UPT Malioboro dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.

G. Teknik Analisis Data

  1. Efektivitas dan Efisiensi

  a. Efektivitas

  Efektivitas merupakan perbandingan antara target yang ingin dicapai dengan realisasi yang dihasilkan. Efektivitas retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data realisasi penerimaan retribusi parkir dan data anggaran atau target retribusi parkir. Rasio efektivitas retribusi parkir, dapat dihitung dengan rumus (Halim 2008: 234):

  Realisasi penerimaan retribusi parkir Rasio efektivitas = x 100

  target penerimaan retribusi parkir

  “Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif

  Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas, maka kemampuan daerah pun semakin baik” (Halim 2008: 234). Rasio efektivitas retribusi parkir ditunjukkan pada tabel 1 yang telah dijelaskan sebelumnya di halaman tiga puluh (30), berikut rasio efektivitas retribusi parkir tersebut: Tabel 4: Kriteria Efektivitas Retribusi Parkir

  Rasio efektivitas

  85 s.d. 99

  Cukup Efektif

  65 s.d. 84

  Kurang Efektif

  Tidak efektif

  Sumber: Mahmudi (2015: 111)

  b. Efisiensi

  Menurut Halim (2008: 234), efisiensi adalah rasio yang menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. Efisiensi retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data biaya pemungutan retribusi parkir dengan data realisasi penerimaan retribusi parkir.

  Biaya pemungutan retribusi parkir dapat diketahui dengan menjumlahkan biaya pengadaan karcis dengan biaya rutin. “Biaya pengadaan karcis yaitu sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mencetak karcis retribusi parkir. Biaya rutin yaitu biaya yang terdiri dari tunjangan Unit Pelaksana Teknis Dinas Parkir dan pengadaan seragam parkir” Biaya pemungutan retribusi parkir dapat diketahui dengan menjumlahkan biaya pengadaan karcis dengan biaya rutin. “Biaya pengadaan karcis yaitu sejumlah uang yang dikeluarkan untuk mencetak karcis retribusi parkir. Biaya rutin yaitu biaya yang terdiri dari tunjangan Unit Pelaksana Teknis Dinas Parkir dan pengadaan seragam parkir”

  Biaya Pemungutan retribusi parkir

  Rasio efisiensi =

  X 100

  Realisasi penerimaan retribusi parkir

  “Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari satu atau dibawah seratus persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik” (Halim 2008: 234). Rasio efisiensi retribusi parkir ditunjukkan pada tabel 2 yang telah dijelaskan sebelumnya di halaman tiga puluh tiga (33), berikut rasio efisiensi retribusi parkir tersebut: Tabel 5: Kriteria Efisiensi Retribusi Parkir

  Rasio efisiensi

  Kriteria

  Sangat Efisien

  90 s.d. 99

  Efisien

  Cukup Efisien

  Tidak efisien

  Sumber: Mahmudi (2015: 111)

  2. Kontribusi

  Kontribusi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan retribusi parkir terhadap retribusi daerah. Kontribusi retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data realisasi penerimaan retribusi parkir dan realisasi penerimaan retribus

  Kontribusi retribusi parkir dapat dihitung dengan rumus (halim 2004: 163):

  X : Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir Y : Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah

  Dalam menentukan kontribusi retribusi parkir dalam kategori potensial atau tidak potensial, peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Haning dan Radianto (2005). Kategori kontribusi retribusi parkir ditentukan dengan mengambil rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi daerah sebagai tolok ukur dan kemudian dibandingkan dengan kontribusi retribusi parkir. Rata-rata kontribusi retribusi daerah dapat diketahui dengan mengambil data kontribusi retribusi daerah dari tahun 2010-2014 kemudian dibagi dengan banyaknya frekuensi retribusi daerah yaitu enam belas retribusi daerah. Rata-rata kontribusi retribusi daerah dapat diketahui dengan rumus (Boedijoewono 2007: 75):

  X

  X

  N Keterangan:

  X = Notasi dari rata-rata

  Jumlah

  N = Jumlah Frekuensi

  Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila memberikan kontribusi lebih besar dari rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi daerah, dan dikatakan tidak potensial apabila memberikan kontribusi lebih kecil dari rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi daerah.

  3. Laju Pertumbuhan

  Laju pertumbuhan retribusi parkir dapat diketahui dengan mengambil data realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu dan data realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan retribusi parkir dapat dihitung dengan rumus (Halim 2004:163):

  Keterangan: Gx : Laju pertumbuhan retribusi parkir

  X t : Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu

  X (t-1) : Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun sebelumnya

  Tujuan perhitungan laju pertumbuhan retribusi parkir tersebut untuk mengetahui laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 positif atau negatif. “Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari Tujuan perhitungan laju pertumbuhan retribusi parkir tersebut untuk mengetahui laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 positif atau negatif. “Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari

  4. Matriks Potensi

  Tujuan menggunakan analisis matriks potensi adalah untuk menentukan retribusi parkir masuk dalam kategori prima, potensial, berkembang, atau terbelakang. Peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Haning dan Radianto (2005), dalam menentukan kriteria retribusi parkir tersebut. Adapun kriteria matriks potensi tersebut yaitu sebagai berikut:

  a. Prima, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya potensial.

  Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata kontribusi seluruh retribusi daerah.

  b. Potensial, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya potensial.

  Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014

  c. Berkembang, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya tidak

  potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan kontribusi retribusi parkir dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil dari rata-rata seluruh kontribusi retribusi daerah.

  d. Terbelakang, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya tidak

  potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan, dan kontribusi retribusi parkir dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil dari rata-rata seluruh kontribusi retribusi daerah. Setelah data didapatkan, data tersebut dimasukkan kedalam rumus tabel Kriteria matriks potensi retribusi parkir pada tabel tiga (3) seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di halaman 37, berikut kriteria matriks potensi retribusi parkir tersebut:

  Tabel 6: Kriteria Matriks Potensi Retribusi Parkir

  Tidak Potensial

  Sumber: Haning dan Radianto, 2005