GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Kota Yogyakarta

  Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya perjanjian Gianti pada tanggal 13 februari 1755 yang ditandatangani kompeni Belanda di bawah tanda tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jendral Jacob Mossel. Isi perjanjian Gianti : Negara Mataram dibagi dua: setengah masih menjadi Hak Kerajaan Surakarta, setengah lagi menjadi Hak Pangeran Mangkubumi diakui menjadi Raja atas setengah daerah Pedalaman Kerajaan Jawa dengan Gelar Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alega Abdul Rachman Sayidin Panatagama Khalifatullah. Daerah-daerah yang menjadi kekuasaannya adalah Mataram (Yogyakarta), Pojong, Sukowati, Bagelen, Kedu, Bumigede, dan ditambah daerah mancanegara yaitu: Madiun, Magetan, Cirebon, Separuh Pacitan, Kartosuro, Kalangbret, Tulungagung, Mojokerto, Bojonegoro, Ngawen, Sela, Kuwu, Wonosari, dan Grobogan.

  Setelah selesai Perjanjian pembagian Daerah itu, Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku buwono I segera menetapkan bahwa Daerah Mataram yang ada didalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dan beribukota di Ngayogyakarta (Yogyakarta). Ketetapan ini diumumkan pada tanggal 13 Maret 1755. Tempat yang dipilih menjadi ibukota dan pusat pemerintahan ini ialah hutan yang disebut Beringin, dimana telah ada

  sebuah desa kecil bernama Pachetokan, dan disana terdapat suatu pesanggrahan dinamai Garjitowati, yang dibuat oleh Susuhunan Paku Buwono II dulu dan namanya kemudian diubah menjadi Ayodya. Setelah penetapan tersebut diumumkan, Sultan Hamengku Buwono segera memerintahkan kepada rakyat membabat hutan tadi untuk didirikan kraton. Sebelum Kraton itu jadi, Sultan Hamengku Buwono I berkenan menempati Pesanggrahan Ambarketawang daerah gamping, yang tengah dikerjakan juga. Pesanggrahan tersebut diresmikan pada tanggal 9 Oktober 1755, dari tempat inilah beliau selalu mengawasi dan mengatur pembangunan kraton yang sedang dikerjakan. Setahun kemudian Sultan Hamengku Buwono I berkenan memasuki Istana Baru sebagai peresmiannya, dengan demikian berdirilah Kota Yogyakarta atau dengan nama utuhnya ialah Negari Ngayogyakarta Hadiningrat. Pesanggrahan Ambarketawang ditinggalkan oleh Sultan Hamengku Buwono untuk berpindah menetap di Kraton yang baru.

  Kota Yogyakarta dibangun pada tahun 1755, bersamaan dengan dibangunnya Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I di Hutan Beringin, suatu kawasan diantara sungai Winongo dan sungai Code dimana lokasi tersebut nampak strategi menurut segi pertahanan keamanan pada waktu itu.

  Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan Sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII menerima piagam pengangkatan

B. Kondisi Geografis

  1. Batas Wilayah

  Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4 (empat) daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak ditengah-tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

  Sebelah utara : Kabupaten Sleman Sebelah timur : Kabupaten Bantul Sleman Sebelah selatan: Kabupaten Bantul Sebelah barat : Kabupaten Bantul Sleman

  o

  I Wilayah Kota Yogyakarta terbentang antara 110 II 24 19 sampai

  I 110 II 28 53 Bujur Timur dan 7 15 24 sampai 7 49 26 Lintang Selatan

  dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut.

  2. Keadaan Alam

  Secara garis besar Kota Yogyakarta merupakan dataran rendah dimana dari barat ke timur relatif datar dan dari utara ke selatan memiliki kemiringan ± 1 derajat, serta terdapat 3 (tiga) sungai yang melintas Kota Yogyakarta, yaitu:

  Sebelah timur adalah Sungai Gajah Wong Bagian tengah adalah Sungai Code Sebelah barat adalah Sungai Winongo

  3. Luas Wilayah

  Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,50 Km² yang berarti 1,025 dari luas wilayah Propinsi DIY, dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 RW, dan 2.525 RT.

  4. Tipe Tanah

  Kondisi tanah Kota Yogyakarta cukup subur dan memungkinkan ditanami berbagai tanaman pertanian maupun perdagangan, Kondisi ini disebabkan oleh letaknya yang berada didataran lereng gunung Merapi (fluvia vulcanic foot plain) yang garis besarnya mengandung tanah regosol atau tanah vulkanis muda. Sejalan dengan perkembangan Perkotaan dan Pemukiman yang pesat, lahan pertanian Kota Yogyakarta setiap tahun mengalami penyusutan.

  5. Iklim

  Tipe iklim Kota Yogyakarta "AM dan AW", curah hujan rata-rata 2.012 mmthn dengan 119 hari hujan, suhu rata-rata 27,2°C dan kelembaban rata-rata 24,7. Angin yang bertiup pada umumnya adalah angin muson dan pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 220° bersifat basah dan mendatangkan hujan, sedangkan pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara yang agak kering dengan arah ± 90° - 140° dengan rata-rata kecepatan 5-16 knotjam.

  6. Demografi

  Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, jumlah penduduk kota Yogyakarta tahun 2010 adalah 402.709 orang yang terdiri dari 195.704 orang laki-laki dan 207.005 orang perempuan. Secara keseluruhan penduduk kota yogyakarta dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.

  Pertambahan penduduk Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun cukup tinggi, pada tahun 2010 kepadatan penduduk kota Yogyakarta sebesar 11.958

  2 jiwakm 2 , tahun 2011 sebesar 12.077 jiwakm , tahun 2012 sebesar 12.234 jiwakm 2 , dan sampai tahun 2013 kepadatan penduduk kota Yogyakarta tercatat sebanyak 12.391 jiwakm 2 .

C. Gambaran Penerimaan Retribusi Parkir

  1. Sumber Penerimaan Retribusi Parkir

  Penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta berasal dari UPT Maliboro dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta. Penerimaan retribusi parkir yang dipungut UPT malioboro meliputi lokasi parkir kawasan

  I disepanjang jalan malioboro, dan penerimaan retribusi parkir yang dipungut Dinas Perhubungan meliputi lokasi parkir di lima ratus lima puluh tujuh ruas jalan di Kota Yogyakarta yang terdiri dari kawasan I dan kawasan II.

  2. Tarif Retribusi Parkir

  Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum, tarif retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut:

  Tabel 7: Tarif Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum

  No

  Jenis Kendaraan

  Tarif Kawasan I Kawasan II

  (Rupiah)

  (Rupiah)

  1 Truk gandengan, sumbu III atau lebih

  2 Truk Besar

  3 Bus Besar

  4 Truk sedang atau Box

  5 Bus sedang

  6 Sedan, Jeep,Pickup, Station Wagon atau

  Box, Kendaraan Bermotor Roda Tiga

  7 Sepeda Motor

  8 Sepeda Listrik

  Sumber: Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2012

  3. Proses Pemungutan Retribusi Parkir

  Proses pemungutan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta berawal dari pengurus atau Penyimpan barang Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menyerahkan karcis yang sudah diporporasi kepada Pembantu Bendahara Penerimaan, penerimaan karcis yang sudah diporporasi oleh Pembantu Bendahara Penerimaan dicatat ke dalam Register Distribusi Karcis Retribusi Parkir. Juru Pungut setiap awal hari kerja meminta panjar karcis terporporasi kepada Pembantu Bendahara Penerimaan sesuai dengan estimasi kebutuhan karcis parkir setiap hari, karcis yang diterima oleh juru pungut dicatat dalam Buku Distribusi Karcis dan Pemungutan Retribusi Parkir. Juru pungut menyerahkan buku dua kepada juru parkir.

  Juru Parkir menggunakan karcis tersebut untuk memungut retribusi parkir, pengguna atau pemakai jasa parkir diberi karcis oleh juru parkir sebagai tanda bukti. Juru Parkir kemudian menghitung jumlah penerimaan retribusi parkir dan menyerahkan hasil pemungutan retribusi parkir kepada Juru Pungut. Juru parkir mendapat Tanda Bukti Setor dari Juru Pungut.

  4. Proses Penerimaan Retribusi Parkir

  Proses penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta berawal dari Juru Parkir menyetorkan uang retribusi parkir yang menjadi hak Pemerintah Kota Yogyakarta kepada Juru Pungut, uang retribusi parkir oleh Juru Pungut dicatat di buku rekapitulasi penerimaan harian. Juru Pungut pada Proses penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta berawal dari Juru Parkir menyetorkan uang retribusi parkir yang menjadi hak Pemerintah Kota Yogyakarta kepada Juru Pungut, uang retribusi parkir oleh Juru Pungut dicatat di buku rekapitulasi penerimaan harian. Juru Pungut pada

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

  Penelitian yang dilakukan di Pemerintah Kota Yogyakarta adalah untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014, Kontribusi retribusi parkir terhadap Retribusi daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014, laju pertumbuhan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014, dan potensi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014. Data tersebut di peroleh dari Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta.

  1. Data Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir

  Data realisasi penerimaan retribusi parkir selama lima tahun dari tahun 2010-2014, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8: Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir dari tahun 2010-2014

  Tahun

  Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum ( dalam Rupiah )

  Sumber: Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta

  2. Data Target Penerimaan Retribusi Parkir

  Data target penerimaan retribusi parkir selama lima tahun dari tahun 2010-2014, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9: Target Penerimaan Retribusi Parkir dari tahun 2010-2014

  Tahun

  Target Penerimaan Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum ( dalam Rupiah )

  Sumber: Dinas Pajak Daerah dan Pengelolaan Keuangan dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta

  3. Data Biaya Pemungutan Retribusi Parkir

  Data biaya pemungutan retribusi parkir selama lima tahun dari tahun 2010-2014, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10: Biaya Pemungutan Retribusi Parkir dari tahun 2010-2014

  Tahun

  Biaya Pemungutan Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum ( dalam Rupiah )

  Sumber: UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta

  Data biaya pemungutan retribusi parkir dari tahun 2010-2014 jika sesuai dengan insentif pemungutan retribusi parkir paling tinggi sebesar lima persen dari realisasi penerimaan retribusi parkir, dapat dilihat pada tabel

  Tabel 11: Biaya Pemungutan Retribusi Parkir dari tahun 2010-2014

  Berdasarkan Peraturan Walikota Yogyakarta

  Tahun

  Biaya Pemungutan Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum ( dalam Rupiah )

  Sumber: Data diolah

  4. Data Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah

  Data realisasi penerimaan retribusi daerah selama lima tahun dari tahun 2010-2014, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12: Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah dari tahun 2010-2014

  Tahun

  Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah ( dalam Rupiah )

  Sumber: Dinas Pajak Daerah dan pengelolaan Keuangan Kota Yogyakarta

B. Analisis Data

1. Analisis Efektivitas Retribusi Parkir dan Efisiensi Retribusi Parkir

  a. Analisis Efektivitas Retribusi Parkir

  Analisis efektivitas digunakan untuk mengukur kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta dalam merealisasikan penerimaan retribusi parkir

  diketahui dengan mengambil data realisasi penerimaan retribusi parkir dan data anggaran atau target retribusi parkir.

  “Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila rasio yang dicapai mencapai minimal sebesar satu atau 100. Namun demikian semakin tinggi rasio efektivitas, maka kemampuan daerah pun semakin baik” (Halim 2008: 234). Rasio efektivitas retribusi parkir, dapat dihitung dengan rumus (Halim 2008: 234):

  Realisasi penerimaan retribusi parkir

  Rasio efektivitas =

  x 100 target penerimaan retribusi parkir

  Perhitungan efektivitas retribusi parkir adalah sebagai berikut:

  1) Efektivitas retribusi parkir tahun 2010

  2) Efektivitas retribusi parkir tahun 2011

  3) Efektivitas retribusi parkir tahun 2012

  x 100

  4) Efektivitas retribusi parkir tahun 2013

  5) Efektivitas retribusi parkir tahun 2014

  =100,20 Efektivitas retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut:

  Tabel 13: Perhitungan Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir dari tahun

  Efektivita Kriteria

  Parkir di Tepi Parkir di Tepi

  Jalan Umum

  Jalan Umum

  Sumber: Data diolah

  Tabel 13 (tiga belas) diatas menunjukkan:

  a) Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta pada tahun 2010 dikatakan efektif karena persentase efektivitasnya lebih dari seratus persen yaitu sebesar 103,12, Hasil

  ini menunjukkan realisasi penerimaan retribusi parkir melebihi target yang telah ditentukan sebesar 3,12. Besarnya target penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2010 sebesar Rp1.850.056.000 dan realisasinya mencapai Rp1.907.694.500, hal ini menunjukkan adanya kelebihan realisasi penerimaan retribusi parkir dari target yang telah ditentukan sebesar Rp57.638.500.

  b) Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta pada tahun 2011 sebesar 100,40. Hasil ini menunjukkan adanya penurunan penerimaan retribusi parkir sebesar 2,72 pada tahun 2011 jika dibandingkan dengan tahun 2010 yang mencapai 103,12, namun demikian penerimaan retribusi parkir pada tahun 2011 dapat dikatakan efektif karena persentase efektivitasnya lebih dari seratus persen, yaitu sebesar 100,40. Besarnya target penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2011 sebesar Rp1.963.800.000 dan realisasinya mencapai Rp1.971.718.000. Hal ini menunjukkan adanya kelebihan realisasi penerimaan retribusi parkir dari target yang telah ditentukan sebesar Rp7.918.000.

  c) Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta pada tahun 2012 sebesar 101,46. Hal ini menunjukkan

  adanya peningkatan penerimaan retribusi parkir sebesar 1,06 pada tahun 2012 jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya mencapai 100,40, dengan demikian penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota yogyakarta dikatakan efektif karena persentase efektivitasnya lebih dari seratus persen, yaitu sebesar 101,46. Besarnya target penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2012 sebesar Rp2.038.912.500 dan realisasinya mencapai Rp2.068.743.000. Hal ini menunjukkan adanya kelebihan realisasi penerimaan retribusi parkir dari target yang telah ditentukan sebesar Rp29.830.500.

  d) Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta pada tahun 2013 sebesar 101,69. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan penerimaan retribusi parkir sebesar 0.23 pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 101,46, dengan demikian penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota yogyakarta dikatakan efektif karena persentase efektivitasnya lebih dari seratus persen, yaitu sebesar 101,69. Besarnya target penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2013 sebesar Rp3.241.666.000 dan realisasinya mencapai Rp3.296.483.500. Hal ini menunjukkan

  adanya kelebihan realisasi penerimaan retribusi parkir dari target yang telah ditentukan sebesar Rp54.817.500.

  e) Efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta pada tahun 2014 sebesar 100,20. Hal ini menunjukkan adanya penurunan penerimaan retribusi parkir sebesar 1,49 pada tahun 2014 jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 101,69, namun demikian penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta masih dikatakan efektif karena persentase efektivitasnya lebih dari seratus persen, yaitu sebesar 100,20. Besarnya target penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2014 sebesar Rp9.075.425.000 dan realisasinya mencapai Rp9.093.990.000. Hal ini menunjukkan adanya kelebihan realisasi penerimaan retribusi parkir dari target yang telah ditentukan sebesar Rp18.565.000. Kenaikan penerimaan retribusi parkir yang terjadi pada tahun 2014 yang mencapai hingga Rp9.093.990.000 dikarenakan pada tahun 2014 terjadi perubahan dalam hal penyetoran dan pencatatan penerimaan retribusi parkir oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2014 mencatat penerimaan bruto yaitu sebesar seratus persen (100) penerimaan retribusi parkir, sedangkan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 Pemerintah Kota Yogyakarta hanya

  mencatat penerimaan neto (yang menjadi hak Pemerintah Kota Yogyakarta ) yaitu 25 dari kawasan I dan 20 dari kawasan II. Perubahan pada pencatatan tahun 2014 dikarenakan adanya saran dari BPK kepada Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melakukan penyetoran dan pencatatan penerimaan retribusi parkir sebesar bruto.

  f) Rata-rata efektivitas penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 dikatakan efektif karena persentese efektivitasnya lebih dari seratus persen yaitu sebesar 101,38. Hasil ini menunjukkan Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan bagian UPT Pengelolaan Perparkiran selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 dikatakan baik dalam menjalankan tugasnya.

  b. Analisis Efisiensi Retribusi Parkir

  Analisis efisiensi retribusi parkir digunakan untuk mengukur kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta dalam merealisasikan penerimaan retribusi parkir dengan biaya pemungutan terendah. Rasio efisiensi retribusi parkir, dapat dihitung dengan rumus (Halim 2008: 234):

  Biaya Pemungutan retribusi parkir

  Rasio efisiensi =

  X 100 Realisasi penerimaan retribusi parkir

  “Kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pemungutan pendapatan dikategorikan efisien apabila rasio yang dicapai kurang dari satu atau dibawah seratus persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja pemerintah daerah semakin baik” (Halim 2008: 234). Perhitungan efisiensi retribusi parkir adalah sebagai berikut:

  1) Efisiensi retribusi parkir tahun 2010

  2) Efisiensi retribusi parkir tahun 2011

  3) Efisiensi retribusi parkir tahun 2012

  X 100

  4) Efisiensi retribusi parkir tahun 2013

  5) Efisiensi retribusi parkir tahun 2014

  = 4,83 Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 14: Perhitungan Efisiensi Penerimaan Retribusi Parkir dari tahun

  Efisiensi Kriteria

  Parkir di Tepi Parkir di Tepi

  Jalan Umum

  Jalan Umum

  18,24 Sangat Efisien

  22,01 Sangat Efisien

  22,74 Sangat Efisien

  14,32 Sangat Efisien

  4,83 Sangat Efisien

  Rata-rata

  16,43 Sangat Efisien

  Tabel 14 (empat belas) menunjukkan:

  a) Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta

  tahun 2010 sebesar 18,24, ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk memungut retribusi parkir pada tahun 2010 sebesar 18,24 dari realisasi penerimaan retribusi parkir.

  b) Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta

  tahun 2011 sebesar 22,01, ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk memungut retribusi parkir pada tahun 2011 sebesar 22,01 dari realisasi penerimaan retribusi parkir.

  c) Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta

  tahun 2012 sebesar 22,74, ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk memungut retribusi parkir pada tahun 2012 sebesar 22,74 dari realisasi penerimaan retribusi parkir.

  d) Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta

  tahun 2013 sebesar 14,32, ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk memungut retribusi parkir pada tahun 2013 sebesar 14,32 dari realisasi penerimaan retribusi parkir.

  e) Efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta

  tahun 2013 sebesar 4,83, ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk memungut retribusi parkir pada tahun 2014 yaitu sebesar 4,83 dari realisasi penerimaan retribusi parkir.

  f) Rata-rata efisiensi penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 sebesar 16,43, ini berarti biaya yang dikeluarkan untuk memungut retribusi parkir selama tahun 2010-2014 sebesar 16,43 dari total realisasi penerimaan retribusi parkir selama tahun 2010-2014. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kota Yogyakarta khususnya UPT Malioboro dan Dinas Perhubungan bagian UPT Pengelolaan Perparkiran dikatakan sangat efisien dalam merealisasikan penerimaan retribusi parkir selama tahun 2010-2014, karena persentase efisiensinya lebih kecil dari sembilan puluh persen.

2. Analisis Kontribusi Retribusi Parkir

  Analisis kontribusi retribusi parkir digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat disumbangkan dari penerimaan retribusi parkir terhadap total retribusi daerah. Kontribusi retribusi parkir dapat dihitung dengan rumus (halim 2004: 163):

  X

  Kontribusi =

  X 100

  Y

  Keterangan:

  X : Realisasi Penerimaan Retribusi Parkir Y : Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Perhitungan kontribusi retribusi parkir adalah sebagai berikut:

  a. Kontribusi retribusi parkir tahun 2010

  b. Kontribusi retribusi parkir tahun 2011

  c. Kontribusi retribusi parkir tahun 2012

  d. Kontribusi retribusi parkir tahun 2013

  e. Kontribusi retribusi parkir tahun 2014

  X 100

  = 16,21 Kontribusi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta dari tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 15: Perhitungan Kontribusi Penerimaan Retribusi Parkir dari tahun

  2010-2014

  Tahun

  Realisasi Retribusi

  Realisasi

  Kontribusi

  Parkir di Tepi

  Retribusi

  Jalan Umum

  Sumber: Data diolah Tabel 15 (lima belas) di atas menunjukkan:

  1) Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota

  Yogyakarta tahun 2010 sebesar 5,92.

  2) Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota

  Yogyakarta tahun 2011 sebesar 5,73, hal ini menunjukkan adanya penurunan sebesar 0,19 dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 yang memberikan kontribusi retribusi parkir sebesar 5,92.

  3) Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota

  Yogyakarta tahun 2012 sebesar 5,33, hal ini menunjukkan adanya penurunan sebesar 0,40 dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2011 yang memberikan kontribusi retribusi parkir sebesar 5,73.

  4) Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota

  Yogyakarta tahun 2013 sebesar 8,17, hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 2,83 dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 yang memberikan kontribusi retribusi parkir sebesar 5,34.

  5) Kontribusi retribusi parkir terhadap retribusi daerah di Pemerintah Kota

  Yogyakarta tahun 2014 sebesar 16,21, hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 8,04 dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2013 yang memberikan kontribusi retribusi parkir sebesar 8,17.

  6) Rata-rata kontribusi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta

  selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 sebesar 8,27. Kontribusi retribusi daerah dapat diketahui pada tabel berikut: Tabel 16: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2010

  No

  Jenis Retribusi Daerah

  Realisasi Retribusi

  1 Retribusi Pelayanan Kesehatan

  2 Retribusi pelayanan

  persampahan atau kebersihan

  3 Retribusi penggantian biaya

  KTP dan akte catatan sipil

  4 Retribusi pemakaman umum

  5 Retribusi parkir ditepi jalan

  umum

  6 Retribusi pasar

  7 Retribusi pengujian kendaraan

  bermotor

  8 Retribusi pemakaian kekayaan

  daerah

  9 Retribusi terminal

  Tabel 16: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2010 (Lanjutan)

  11 Retribusi rumah potong hewan

  12 Retribusi pengolahan air

  limbah

  13 Retribusi penjualan produksi

  usaha daerah

  14 Retribusi ijin mendirikan

  bangunan

  15 Retribusi ijin gangguan

  16 Retribusi perijinan usaha di

  bidang pariwisata

  Total

  Sumber: Data diolah

  Tabel 17: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2011

  No

  Jenis Retribusi Daerah

  Realisasi Retribusi Kontribusi

  1 Retribusi pelayanan kesehatan

  2 Retribusi pelayanan

  Persampahan atau kebersihan

  3 Retribusi Penggantian Biaya

  KTP dan akte catatan sipil

  4 Retribusi Pemakaman Umum

  5 Retribusi parkir di tepi jalan

  umum

  6 Retribusi pasar

  7 Retribusi pengujian kendaraan

  bermotor

  8 Retribusi pemakaian kekayaan

  daerah

  9 Retribusi terminal

  10 Retribusi tempat khusus parkir

  11 Retribusi rumah potong hewan

  12 Retribusi pengolahan air

  limbah

  13 Retribusi penjualan produksi

  usaha daerah

  Tabel 17: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2011 (Lanjutan)

  14 Retribusi ijin mendirikan

  banguan

  15 Retribusi ijin gangguan

  16 Retribusi perijinan usaha di

  bidang pariwisata

  Total

  Sumber: Data diolah

  Tabel 18: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2012

  No

  Jenis Retribusi Daerah

  Realisasi Retribusi Kontribusi

  1 Retribusi pelayanan kesehatan

  2 Retribusi pelayanan

  persampahan atau kebersihan

  3 Retribusi penggantian biaya

  KTP dan akte catatan sipil

  4 Retribusi pemakaman umum

  5 Retribusi parkir ditepi jalan

  umum

  6 Retribusi pasar

  7 Retribusi pengujian kendaraan

  bermotor

  8 Retribusi pemakaian kekayaan

  daerah

  9 Retribusi terminal

  10 Retribusi tempat khusus parkir

  11 Retribusi rumah potong hewan

  12 Retribusi pengolahan air

  limbah

  13 Retribusi penjualan produksi

  usaha daerah

  14 Retribusi ijin mendirikan

  banguan

  Tabel 18: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2012 (Lanjutan)

  15 Retribusi ijin gangguan

  16 Retribusi perijinan usaha di

  bidang pariwisata

  Total

  Sumber: Data diolah

  Tabel 19: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2013

  No Jenis Retribusi Daerah

  1 Retribusi Pelayanan Kesehatan

  2 Retribusi pelayanan

  persampahan atau kebersihan

  3 Retribusi penggantian biaya

  KTP dan akte catatan sipil

  4 Retribusi pemakaman umum

  5 Retribusi parkir ditepi jalan

  6 Retribusi pasar

  7 Retribusi pengujian kendaraan

  8 Retribusi pemakaian kekayaan

  9 Retribusi terminal

  10 Retribusi tempat khusus parkir

  11 Retribusi rumah potong hewan

  12 Retribusi pengolahan air

  13 Retribusi penjualan produksi

  usaha daerah

  14 Retribusi ijin mendirikan

  15 Retribusi ijin gangguan

  16 Retribusi perijinan usaha di

  bidang pariwisata

  Sumber: Data diolah

  Tabel 20: Perhitungan Kontribusi Retribusi Daerah Tahun 2014

  No

  Jenis Retribusi Daerah

  1 Retribusi Pelayanan Kesehatan

  2 Retribusi pelayanan

  persampahan atau kebersihan

  3 Retribusi penggantian biaya

  KTP dan akte catatan sipil

  4 Retribusi pemakaman umum

  5 Retribusi parkir ditepi jalan

  6 Retribusi pasar

  7 Retribusi pengujian kendaraan

  8 Retribusi pemakaian kekayaan

  9 Retribusi terminal

  10 Retribusi tempat khusus parkir

  11 Retribusi rumah potong hewan

  12 Retribusi pengolahan air

  13 Retribusi penjualan produksi

  usaha daerah

  14 Retribusi ijin mendirikan

  15 Retribusi ijin gangguan

  16 Retribusi perijinan usaha di

  bidang pariwisata

  Sumber: Data diolah

  Peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Haning dan Radianto (2005), dalam menentukan kontribusi retribusi parkir dalam kategori potensial atau tidak potensial. Kategori kontribusi retribusi parkir

  daerah sebagai tolok ukur dan kemudian dibandingkan dengan kontribusi retribusi parkir. Rata-rata kontribusi retribusi daerah dapat diketahui dengan mengambil data kontribusi retribusi daerah dari tahun 2010-2014 kemudian dibagi dengan banyaknya frekuensi retribusi daerah yaitu enam belas retribusi daerah. Rata-rata kontribusi retribusi daerah dapat diketahui dengan rumus (Boedijoewono 2007: 75):

  X

  X

  N Keterangan:

  X = Notasi dari rata-rata

  Jumlah

  X = nilai dari data X 1.... sampai X n N = Jumlah Frekuensi Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila memberikan kontribusi lebih besar dari rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi daerah, dan dikatakan tidak potensial apabila memberikan kontribusi lebih kecil dari rata-rata kontribusi dari enam belas retribusi daerah.

  Tabel 21: Perhitungan Rata-rata Kontribusi Daerah dari Tahun 2010-2014

  Jenis Retribusi

  Pelayanan Kesehatan Retribusi

  Pelayanan Persampahan atau Kebersihan Retribusi

  Penggantian Biaya KTP dan Akte Catatan Sipil Retribusi

  Pemakaman Umum Retribusi Parkir

  ditepi Jalan Umum Retribusi Pasar

  Retribusi Pengujian 3.78 3.97 3.42 3.32 2.41

  Kendaraan Bermotor Retribusi

  Pemakaian Kekayaan Daerah

  Retribusi Terminal 6.16 5.26 6.53 7.19 5.35

  Retribusi Tempat

  Khusus Parkir Retribusi Rumah

  Potong Hewan Retribusi

  Pengolahan Air Limbah

  Retribusi Penjualan 0.27 0.00 0.20 0.27 0.31

  Produksi Usaha Daerah

  Retribusi Ijin

  Mendirikan Bangunan

  Tabel 21: Perhitungan Rata-rata Kontribusi Daerah dari Tahun 2010-2014 (Lanjutan)

  Retribusi Ijin

  Gangguan Retribusi Ijin

  Perizinan Usaha di Bidang Pariwisata

  Rata-rata Kontribusi Retribusi Daerah

  Kontribusi Retribusi Parkir

  Kategori Retribusi Parkir

  Potensial

  Sumber: Data diolah

  Tabel 21 (dua puluh satu) diatas menunjukkan jumlah rata-rata kontribusi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2010-2014 sebesar 8,27 sedangkan rata-rata kontribusi seluruh retribusi daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2010-2014 sebesar 6,26. Hasil ini berarti kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata seluruh retribusi daerah sehingga kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial.

3. Analisis Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir

  Analisis laju pertumbuhan retribusi parkir digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 positif atau negatif. “Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan

  tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan” (Adi 2013: 59). Laju pertumbuhan retribusi parkir dapat dihitung dengan rumus (Halim 2004:163):

  Keterangan: Gx : Laju pertumbuhan retribusi parkir

  X t : Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun tertentu

  X (t-1) : Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun sebelumnya Perhitungan laju pertumbuhan retribusi parkir adalah sebagai berikut:

  a. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir Tahun 2010

  = 1 . 907 . 694 . 500 1 . 568 . 781 . 500 x 100 1 . 568 . 781 . 500

  b. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir Tahun 2011

  c. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir Tahun 2012

  = 2 . 068 . 743 . 000 1 . 971 . 781 . 000 x 100 1 . 971 . 781 . 000

  d. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir Tahun 2013

  e. Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir Tahun 2014

  =175,87 Laju pertumbuhan retribusi parkir dari tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 22: Perhitungan Laju Pertumbuhan Retribusi Parkir dari Tahun

  X (t-1)

  Gx Keterangan

  Sumber: Data diolah

  Tabel diatas menunjukkan:

  1) Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta tahun 2010 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 21,60, hal ini menunjukkan adanya peningkatan penerimaan retribusi parkir sebesar 21,60 dari penerimaan retribusi parkir tahun sebelumnya yaitu tahun 2009 yang mencapai Rp1.568.781.500.

  2) Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta tahun 2011 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 3,36, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2011 sebesar 3,36 dari penerimaan retribusi parkir tahun 2010.

  3) Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta tahun 2012 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 4,92, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2012 sebesar 4,92 dari penerimaan retribusi parkir tahun 2011.

  4) Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta tahun 2013 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 59,35, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2013 sebesar 59,35 dari penerimaan retribusi parkir tahun 2012.

  5) Laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah Kota

  Yogyakarta tahun 2014 menunjukkan pertumbuhan positif yaitu sebesar 175,87, hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2014 sebesar 175,87 dari penerimaan retribusi parkir tahun 2013.

  6) Rata-rata laju pertumbuhan penerimaan retribusi parkir di Pemerintah

  Kota Yogyakarta selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2010-2014 menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan rata-rata sebesar 53,02. Hasil ini menunjukkan penerimaan retribusi parkir di

  Pemerintah Kota Yogyakarta mengalami peningkatan selama tahun 2010-2014.

4. Analisis Matriks Potensi Retribusi Parkir

  Analisis matriks potensi retribusi parkir digunakan untuk menentukan retribusi parkir masuk dalam kategori prima, potensial, berkembang atau terbelakang. Dalam menentukan kriteria retribusi parkir tersebut peneliti mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Haning dan Radianto (2005). Kriteria matriks potensi tersebut yaitu sebagai berikut:

  a. Prima, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya potensial.

  Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata kontribusi seluruh retribusi daerah.

  b. Potensial, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya potensial.

  Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan, dan Kontribusi retribusi parkir dikatakan

  potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih besar dari rata-rata kontribusi seluruh retribusi daerah.

  c. Berkembang, jika tingkat pertumbuhan positif dan kontribusinya tidak

  potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan positif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan, dan kontribusi retribusi parkir dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil dari rata-rata seluruh kontribusi retribusi daerah.

  d. Terbelakang, jika tingkat pertumbuhan negatif dan kontribusinya tidak

  potensial. Laju pertumbuhan retribusi parkir dikatakan negatif apabila penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 ke tahun 2011, dari tahun 2011 ke tahun 2012, dari tahun 2012 ke tahun 2013, dan dari tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan, dan kontribusi retribusi parkir dikatakan tidak potensial apabila kontribusi retribusi parkir lebih kecil dari rata-rata seluruh kontribusi retribusi daerah.

  Apabila retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta masuk dalam kategori prima berarti retribusi parkir tersebut menjadi sektor andalan bagi Pemerintah Kota Yogyakarta. Hal tersebut karena retribusi parkir

  memberikan kontribusi yang besar bagi retribusi daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta dan tingkat pertumbuhan yang meningkat atau stabil.

  Apabila retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta masuk dalam kategori potensial berarti retribusi parkir tersebut berpeluang menjadi sektor andalan bagi Pemerintah Kota Yogyakarta. Hal tersebut karena retribusi parkir memberikan kontribusi yang besar bagi retribusi daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta namun dengan tingkat pertumbuhan yang tidak stabil.

  Apabila retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta masuk dalam kategori berkembang berarti retribusi parkir tersebut tidak menjadi sektor andalan bagi Pemerintah Kota Yogyakarta. Hal tersebut karena retribusi parkir memberikan kontribusi yang sedikit bagi retribusi daerah di Pemerintah Kota Yogyakarta namun dengan tingkat pertumbuhan yang meningkat atau stabil.

  Apabila retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta masuk dalam kategori terbelakang berarti retribusi parkir tidak dapat dilaksanakan, dengan demikian sebaiknya pemungutan retribusi parkir tidak dilakukan, karena memberikan kontribusi yang sedikit dengan tingkat pertumbuhan yang menurun atau tidak stabil. Tabel 23: Matriks Potensi Retribusi Parkir Tahun 2010-2015

  Kontribusi

  Laju Pertumbuhan

  Kategori

  Potensial

  Positif

  Prima

  Tabel 23 (dua puluh tiga) diatas menunjukkan bahwa potensi retribusi parkir di Pemerintah Kota Yogyakarta tahun 2010-2014 dilihat dari matriks potensi masuk dalam kategori prima dan menjadi sektor andalan bagi pemerintah kota Yogyakarta. Penerimaan retribusi parkir di pemerintah Kota Yogyakarta masuk kategori prima karena memberikan kontribusi yang besar (potensial) dengan tingkat pertumbuhan yang meningkat atau stabil ( positif).