HIVAIDS dan Bahayanya

A. HIVAIDS dan Bahayanya

Tujuan Pembelajaran

  Pada pembelajaran ini, Anda diharapkan mampu: • memahami arti pentingnya hidup sehat; • menerapkan budaya hidup sehat.

  Seperti kita ketahui, jumlah penderita AIDS semakin meningkat dari waktu ke waktu. Kenyataan tersebut tentunya menjadi sesuatu yang memprihatinkan bagi kita semua. Meskipun demikian, masih banyak di antara kita yang kekurangan informasi mengenai penyakit yang disebabkan oleh serangan virus HIV ini.

1. HIVAIDS

  AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. AIDS merupakan kumpulan gejala-gejala penyakit pada seseorang karena berkurangnya sistem kekebalan tubuh akibat serangan HIV. HIV mempunyai kemampuan mengubah diri sehingga mudah melakukan mutasi bila suatu kondisi tidak menguntungkan hidupnya. HIV hanya bisa hidup pada cairan jaringan tubuh manusia. HIV masuk ke dalam pembuluh darah melalui “pintu masuk” berupa luka pada tubuh, kemudian menyerang sel-sel kekebalan tubuh sehingga sistem pertahanan tubuh penderita mengalami kelumpuhan.

  AIDS merupakan penyakit baru dan unik yang ditemukan pertama kali tahun 1981 di kalangan pria homoseksual Amerika Serikat. Kala itu ditemukan gejala pneumonia yang disebabkan parasit yang disebut pneumocystis carinii. Ternyata gejala ini disertai dengan penurunan berat badan. Barulah pada tahun 1983, para ilmuwan menjawab misteri penyebab penyakit ini dan pada tahun 1986, WHO menetapkan HIV ( Human Immunodeficiency Virus) sebagai penyebabnya.

  AIDS perlu diwaspadai sebab (1) merupakan penyakit menular yang cepat mendunia dan dapat diderita oleh siapa saja; (2) angka kasus AIDS merupakan fenomena “gunung es”; (3) belum ditemukan obat atau vaksin pencegahan; (4) perilaku yang berisiko tinggi tertular HIV bervariasi di semua negara; (5) seseorang dapat terinfeksi tanpa disadarinya sehingga menjadi sumber penularan secara diam-diam ( carrier); (6) masih kurangnya informasi kepada masyarakat; (7) banyak diderita oleh mereka yang sedang dalam usia produktif (15 – 55 tahun) dan menyebabkan kematian.

  Di Indonesia, peningkatan jumlah penderita AIDS disebabkan oleh (1) industri seks komersial tersebar luas; (2) tingginya kasus penyakit menular seksual di kalangan pekerja seks komersial; (3) tingginya mobilitas pekerja seks antarkota dan antarpulau; dan (4) terjadi pergeseran nilai terhadap seksualitas.

  Penjasorkes untuk SMA dan MA Kelas XI 143

  Bila seseorang terinfeksi HIV maka hampir di seluruh cairan tubuhnya mengandung HIV tetapi dengan jumlah berbeda-beda. Walaupun demikian, yang terbukti dapat menularkan adalah HIV yang terdapat di darah, air mani, dan cairan cervix atau vagina. HIV menular melalui “pintu masuk” berupa luka, luka borok, dan yang memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh yang mengandung virus ke peredaran darah orang yang belum terinfeksi.

2. Perkembangan HIV di Dalam Tubuh Penderita

  Virus HIV mengalami perkembangan di dalam tubuh penderita. Setelah 5–10 tahun tertular HIV, penderita mulai menunjukkan gejala bermacam penyakit yang disebabkan oleh rendahnya daya tahan tubuh sehingga ia menderita penyakit AIDS ( Acuired Immuno Deficiency Syndrome).

  Penyakit AIDS bukan merupakan penyakit keturunan, tetapi penyakit ini diperoleh akibat terinfeksi HIV. Dalam tubuh manusia, terdapat sel-sel darah putih yang berfungsi melawan dan membunuh kuman atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Jika seseorang terserang virus HIV, sel-sel darah putih dihancurkan oleh virus tersebut sehingga tidak mampu lagi melawan kuman penyakit dan mudah terserang penyakit infeksi lain.

  Penyakit ringan seperti influenza akan menjadi semakin parah bila menyerang pengidap HIVAIDS. Kematian dapat terjadi karena penyakit infeksi lain yang tidak dapat disembuhkan.

  Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut:

  a. Tahap awal infeksi HIV

  Gejala yang timbul pada tahap ini adalah influenza (deman, lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya akan hilang dengan sendirinya dan berlangsung hanya dalam beberapa hari atau beberapa minggu saja.

  b. Tahap tanpa gejala

  Meskipun tidak ada gejala yang nampak, tetapi bila dilakukan tes darah akan ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun sekitar 5–7 tahun.

  c. Tahap ARC (AIDS Related Complex)

  Pada tahap ini, muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah di mana terdapat dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam yang disertai keringat, penurunan berat badan hingga mencapai 10, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas

  144 Bab 9 Budaya Hidup Sehat 144 Bab 9 Budaya Hidup Sehat

  d. Tahap AIDS

  Yaitu masa di mana muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) yang disebabkan oleh kekebalan tubuh yang telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Di samping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.

  e. Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat)

  Pada tahap ini, sel otak dapat mengalami kematian. Akibatnya, penderita dapat mengalami dimensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf.