Pembahasan Hasil Penelitian
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Interaksi Sosial Anak Muda
Interaksi sosial yang terjadi pada kelompok pertemanan atau persahabatan ini pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu melakukan komunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Dari hasil Penelitian kedua sistem komunikasi tersebut tidak mempengaruhi tingkat intensitas dalam melakukan komunikasi. Kondisi ini terjadi karena kedua sistem tersebut masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan, dimana intensitas lebih ditekankan pada tingkat keinginan dan kebutuhan untuk melakukan komunikasi. Hal tersebut bisa ditunjukan dalam wawancara dengan Rizky “ Bisa
dikatakan hampir sering mas kumpulnya, Pokoknya kalo ga sama-sama lagi sibuk ya
kumpul kitanya”( wawancara dengan Rizky pada tanggal 8 februari 2014 di kampus ).
Apabila ditinjau dari proses berkumpulnya dengan teman atau kelompok tidak dilakukan dengan adanya jadwal khususnya sehingga proses komunikasi berjalan dengan sendirinya serta sesuai dengan keinginan masing-masing informan. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara dengan Dypta “ Bisa dikatakan hampir sering mas kumpulnya, karena setiap ada keperluan apa saya selalu berkumpul dengan teman-teman untuk
membahas permasalahan itu”( wawancara dengan Dypta pada tanggal 3 februari 2014 di kos Dypta ).
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam proses komunikasi secara langsung informan dapat berkomunikasi dengan bebas, bahkan apabila menggunakan media komunikasi sebagai perantara kelompok yang diteliti ini juga merasa nyaman dalam hal interaksi, dimana dalam proses komunikasi tersebut akan terjadi pertukaran informasi dari masing-masing informan dan hal tersebut merupakan arti pentingnya proses interaksi sosial. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Soekanto (2002), interaksi sosial adalah bentuk-bentuk yang tampak apabila orang-orang perorangan ataupun kelompok-kelompok manusia mengadakan hubungan satu sama lain terutama dengan mengetengahkan kelompok serta lapisan sosial sebagai unsur pokok struktur sosial. Interaksi sosial dapat dipandang sebagai dasar proses-proses sosial yang ada, menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Interaksi sosial adalah suatu hubungan antar dua atau lebih individu manusia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain (Gerungan, 2004).
Dalam penelitian ini juga ditemukan suatu kelompok yang masih menganggap bahwa bahwa suat pertemuan face to face lebih maksimal daripada melakukan komunikasi melalui perantara. Hal ini bisa dikaitkan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gea, wulandari, dan Babari (2003) yang menyatakan komunikasi tidak langsung dapat menyebabkan timbulnya kegagalan untuk saling berkomunikasi (hambatan- hambatan), dalam arti si penerima menangkap makna pesan berbeda dari yang dimaksud oleh si pengirim.
Hasil penelitian juga menemukan suatu karakteristik persahabatan dalam kelompok tersebut. Kelompok ini mempunyai karakter pada kedekatan, kesamaan dalam hobby mereka, dan saling melengkapi kepribadian individunya jika ada yang kurang. Hal ini berkaitan dengan teori dari Kail & Cavanaugh (2000) yang menyatakan ada empat Hasil penelitian juga menemukan suatu karakteristik persahabatan dalam kelompok tersebut. Kelompok ini mempunyai karakter pada kedekatan, kesamaan dalam hobby mereka, dan saling melengkapi kepribadian individunya jika ada yang kurang. Hal ini berkaitan dengan teori dari Kail & Cavanaugh (2000) yang menyatakan ada empat
Dalam hal similarity atau kesamaan akan minat dan sikap, dapat disimpulkan mereka mempunyai kesamaan minat dalam hal olahraga, anggota dari kelompok pertemanan ini sangat menggemari olahraga yang sama yaitu futsal. Selain itu saat mereka menghadapi suatu konflik dalam interaksi kelompok mereka, mereka pun mempunyai sikap yang sama juga untuk tidak berlarut-larut dalam masalah mereka sendiri. Dan dalam hal complementarity atau saling melengkapi kepribadian mereka, dalam penelitian di dapatkan hasil mereka saling melengkapi kekurangan antara individu satu dengan lainnya, seperti dalam hal ekonomi, salah satu individu dari kelompok tersebut membantu individu yang lainnya, dengan meminjami uang dahulu, atau dalam hal yang lain.
4.3.2 Peranan groupchat dalam teknologi Smartphone
Dari hasil penelitian ini, Kelompok tersebut menggunakan groupchat untuk 3 fungsi. yang pertama, mereka menggunakan smartphone sebagai sarana tukar menukar informasi tentang kegemaran atau hobby mereka yaitu sepak bola, yang kedua, mereka menggunakan smartphone mereka untuk sarana jual beli barang dari anggota kelompok persahabatan itu sendiri, yang ketiga, mereka menggunakan smartphone mereka untuk jaringan komunikasi atau menyebarkan informasi kepada anggota kelompok tersebut.
Mereka menggunakan groupchat di aplikasi sosial media seperti BBM. Dan aplikasi tersebut merupakan CMC atau computer mediated communications . Dalam
memasuki era globalisasi, dimana CMC menjadi suatu gebrakan baru di dunia teknologi komunikasi, partisipan CMC harus mempunyai keahlian dalam menggunakan komputer atau smartphone, dan mengetahui tentang settingan aplikasi dari media yang digunakan, seperti yang digunakan oleh kelompok yang pertama. Proses interaksi melalui perantara smartphone yang dilakukan oleh kelompok pertama ini mengadaptasi teori perkembangan teknolongi komunikasi yang dikatakan oleh Fulk & Collins Jarvis (2001) yang menyatakan Computer-Mediated Communication (CMC) adalah berbagai jenis program aplikasi yang digunakan untuk melakukan komunikasi antar dua orang atau lebih yang dapat saling berinteraksi melalui komputer yang berbeda. Yang dimaksud di sini bukanlah bagaimana dua mesin atau lebih dapat saling berinteraksi, namun bagaimana dua orang atau lebih dapat berkomunikasi satu dengan lainnya dengan menggunakan alat bantu komputer atau smartphone melalui program aplikasi yang ada pada komputer atau smartphone tersebut.
Hal ini berlawanan dengan pendapat dari Sarwono (2002) yang mengatakan dari berbagai jenis komunikasi yang ada, komunikasi antar manusia yang langsung (bertatap muka) adalah yang efektif serta paling lengkap mengandung berbagai aspek psikologis tidak terjadi pada kelompok pertemanan atau persahabatan ini. Hal terjadi dikarenakan oleh bentuk atau karakter kepribadian dari anggota kelompok yang terdiri dari Dimas, Ardi, Edo, dan Dypta merasa smartphone sangat penting untuk kebutuhan interaksi mereka dan mereka merasa puas dengan adanya smartphone. Hal ini mengacu pada pendeketan teori uses and gratification yang menyatakan Pendekatan uses and gratification memberikan alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media
dan audience, dan pengkategorian isi media berdasarkan fungsinya. (Bungin, 2006)
Dalam teori ini bukan media yang mempengaruhi khalayak namun justru bagaimana khalayak terpuaskan oleh media yang digunakan yaitu smartphone. Kepuasan Dalam teori ini bukan media yang mempengaruhi khalayak namun justru bagaimana khalayak terpuaskan oleh media yang digunakan yaitu smartphone. Kepuasan
Katz menggambarkan logika yang mendasari pendekatan mengenai uses and gratification : kondisi sosial psikologi seseorang akan menyebabkan adanya kebutuhan, yang menciptakan harapan-harapan terhadap media massa atau nara sumber-sumber lain, yang membawa kepada perbedaan pola penggunaan media (atau keterlibatan dalam aktifitas lainnya) yang akhirnya akan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya. (Bungin, 2006). Teori uses and gratification inilah yang dapat menjelaskan bahwa tidak semua pengguna telepon selular atau ponsel memiliki pengaruh terhadap berkurangnya kualitas interaksi sosialnya seperti yang diteliti oleh Ina Astari (2006) dalam melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Penggunaan Ponsel Pada Remaja Terhadap Interaksi Sosial”. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa setiap individu dari pengguna teknologi komunikasi seperti smartphone ini masih memegang kendali penuh dalam menggunakan teknologi sesuai dengan kebutuhan para individu tersebut khususnya dalam hal kegiatan berinteraksi sosial.