ACARA PEMERIKSAAN CEPAT 72
BAB XIX ACARA PEMERIKSAAN CEPAT 72
A. PENDAHULUAN
Acara Pemeriksaan cepat diatur dalam Bagian ke enam bab XVI KUHAP yang dibagi menjadi dua, yaitu: (1) acara pemeriksaan tindak pidana ringan, yaitu yang diatur dalam paragraph 1 pasal 205 samapai dengan pasal 210 KUHAP. (2) Acara pemeriksaan pelanggaran lalulintas jalan, yang diatur dalam paragraph dua dari pasal 211 sampai pasal 216 KUHAP.
Acara pemeriksaan cepat ini merupakan bentuk ke tiga tatacara pemeriksaaan perkara pidana di sidang pengadilan, setelah acara pemeriksaan biasa (sebagai bentuk pertama) dan acara pemeriksaan singkat ( sebagai bentuk kedua).
Dalam Rancangan Qanun Hukum acara jinaya Aceh Pasal 18 ayat (2) disebutkan Terhadap tersangka pelaku jarimah yang diperiksa dengan acara cepat, tidak dilakukan penangkapan kecuali dalam hal ia telah dipanggil secara sah 2 (dua) kali berturut-turut tidak memenuhi panggilan itu tanpa alasan yang sah.
B. ACARA PEMERIKSAAN TINDAK PIDANA RINGAN
Untuk lebih memahami acara pemeriksaan tindak pidana ringan dalam KUHAP berikut ini kami kutipkan dari pasal 205-210, sebagai berikut ini:
Pasal 205
(1) Yang diperiksa menurut acara pemeriksana tindak pidana ringan ialah perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama tiga bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah dan penghinaan ringan kecuali yang ditentukan dalam Paragraf 2 Bagian ini.
72 Disadur Dari Bukunya Ramelan, Hukum Acar Pidana Teori Dan Implementasinya Sumber Ilmu Jaya 2006 Hal.282-286, KUHAP Dan Rancangan Qanun Hukum Acara Jinayat Aceh.
(2) Dalam perkara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), penyidik atas kuasa penuntut umum, dalam waktu tiga hari sejak berita acara pemeriksaan selesai dibuat, menghadapkan terdakwa beserta barang bukti, saksi, ahli dan atau juru bahasa ke sidang pengadilan.
(3) Dalam acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pengadilan mengadili dengan hakim tunggal pada tingkat pertama dan terakhir, kecuali dalam hal dijatuhkan pidana perampasan kemerdekaan terdakwa dapat minta banding.
Pasal 206
Pengadilan menetapkan hari tertentu dalam tujuh hari untuk mengadili perkara dengan acara pemeriksaan tindak pidana ringan.
Pasal 207
(1) a. Penyidik memberitahukan secara tertulis kepada terdakwa tentang hari, tanggal, jam dan tempat ia harus menghadap sidang pengadilan. dan hal tersebut dicatat dengan baik oleh penyidik, selanjutnya catatan bersama berkas dikirim ke pengadilan.
b. Perkara dengan acara pemeriksaan tindak pidana ringan yang diterima harus segera disidangkan pada hari sidang itu juga.
(2) a. Hakim yang bersangkutan memerintahkan panitera mencatat dalam buku
register semua perkara yang diterimanya.
b. Dalam buku register dimuat nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan terdakwa serta apa yang didakwakan kepadanya.
Pasal 208
Saksi dalam acara pemeriksaan tindak pidana ringan tidak mengucapkan sumpah atau janji kecuali hakim menganggap perlu.
Pasal 209
(1) Putusan dicatat oleh hakim dalam daftar catatan perkara dan selanjutnya oleh panitera dicatat dalam buku register serta ditandatangani oleh hakim yang bersangkutan dan panitera.
(2) Berita acara pemeriksaan sidang tidak dibuat kecuali jika dalam pemeriksaan tersebut temyata ada hal yang tidak sesuai dengan berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik.
Pasal 210
Ketentuan dalam Bagian Kesatu, Bagian Kedua dan Bagian Ketiga Bab ini tetap berlaku sepanjang peraturan itu tidak bertentangan dengan Paragraf ini.
B. ACARA PEMERIKSAAN PERKARA PELANGGARAN LALU LINTAS JALAN
Di Aceh perkara pelanggaran lalu lintas menjadi kewenangan pengadilan Negeri. Dalam Qanun Aceh juga tidak disebutkan tentang hal tersebut. Hanya saja Pasal
18 ayat (2) Rancangan Qanun menyebutkan secara implicit seperti tersebut diatas. Untuk lebih memperdalam acara pemeriksaan pelanggaran lalulintas maka kami kutipkan KUHAP dari pasal 211-pasal 216 sebagai berikut:
Pasal 211
Yang diperiksa menurut acara pemeriksaan pada Paragraf ini ialah perkara pelanggaran tertentu terhadap peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan.
kesempatan hari sidang pertama berikutnya.
Pasal 213 Terdakwa dapat menunjuk seorang dengan surat untuk mewakilinya di sidang.
Pasal 214
(1) Jika terdakwa atau wakilnya tidak hadir di sidang, pemeriksaan perkara dilanjutkan.
(2) Dalam hal putusan diucapkan di luar hadirnya terdakwa, surat amar putusan segera disampaikan kepada terpidana. (3) Bukti bahwa surat amar putusan telah disampaikan oleh penyidik kepada
terpidana, diserahkan kepada panitera untuk dicatat dalam buku register. (4) Dalam hal putusan dijatuhkan di luar hadirnya terdakwa dan putusan itu berupa pidana perampasan kemerdekaan, terdakwa dapat mengajukan perlawanan. (5) Dalam waktu tujuh hari sesudah putusan diberitahukan secara sah kepada terdakwa, ia dapat mengajukan perlawanan kepada pengadilan yang menjatuhkan putusan itu.
(6) Dengan perlawanan itu putusan di luar hadirnya terdakwa menjadi gugur. (7) Setelah panitera memberitahukan kepada penyidik tentang perlawanan itu
hakim menetapkan hari sidang untuk memeriksa kembali perkara itu. (8) Jika putusan setelah diajukannya perlawanan tetap berupa pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), terhadap putusan tersebut terdakwa dapat mengajukan banding.
Pasal 215
Pengembalian benda sitaan dilakukan tanpa syarat kepada yang paling berhak, segera setelah putusan dijatuhkan jika terpidana telah memenuhi isi amar putusan.
Pasal 216
Ketentuan dalam Pasal 210 tetap berlaku sepanjang peraturan itu tidak bertentangan dengan Paragraf ini.