Penggunaan Lahan

3.5. Penggunaan Lahan

Berdasarkan Kabupaten Tulungagung dalam angka 2008, secara umum pemanfaatan lahan di Kabupaten Tulungagung terdiri dari berbagai macam fungsi, antara lain yaitu: 1) kawasan permukiman/ industri dan gudang; 2) sawah; 3) tegalan;

4) perkebunan; 5) hutan; 6) lahan kritis; 7) tambak; dan lain-lain. Luas wilayah

Kabupaten Tulungagung adalah 115.041 hektar dengan perincian pengunaan lahannya sampai pada tahun 2008 sebagai berikut :

Pertanian Tanah

Kering, 24%

Perairan Hutan Perkebunan Pertanian Tanah Kering Persawahan Permukiman

Luas Pengunaan Lahan Kabupaten Tulungagung Tahun 2008 Sumber: http://www.tulungagung.go.id

 Lahan Persawahan Secara umum lahan persawahan terdapat dibagian tengah Kabupaten Tulungagung dengan luas kurang lebih 26.503,33 hektar atau setara 23,0%. Lahan persawahan ini merupakan lahan yang tergolong baik atau subur dengan permukaan rata – rata datar dengan kelerengan tanah 0 – 3%. Tanah tidak peka terhadap erosi, tekstur lempung dan mudah diolah. Lahan ini amat cocok untuk tanaman semusim. Sehingga tindakan pemupukan dan usaha-usaha memelihara struktur tanah yang baik sangat diperlukan untuk menjaga kesuburan dan mempertinggi produktivitasnya.

 Lahan Permukiman Kawasasan permukiman terdapat mengikuti di sekitar arah aliran sungai, jalan dan kawasan – kawasan yang berpotensi untuk dapat berkembang. Luas dari permukiman Kabupaten Tulungagug kurang lebih 22.572. 39 hektaratau 19,62%. Lahan ini merupakan lahan yang tergolong sangat baik/subur dan permukaan datar dengan lereng tanah berkisar antara (0-8)°. Sifat tanah tidak peka terhadap erosi, tekstur lempung-lempung pasiran dan mudah diolah

 Tegalan Tegalan merupakan pertanian kering semusim yang tidak pernah diairi dan ditanami dengan jenis tanaman umur pendek saja, tanaman keras yang mungkin

ada hanya pada pematang-pematang. Di Kabupaten Tulungagung lahan tegalan mempunyai luasan kurang lebih 25.202,10 hektar atau 21,90%. Umumnya menempati kemiringan tanah (8-20)°. Sesuai untuk digarap bagi usaha tani tanaman semusim. Usaha-usaha penanggulangan erosi tidak dapat ditinggalkan, yaitu perlu pembuatan teras-teras, tindakan khusus pengawetan tanah dan lain sebagainya.

 Perkebunan Perkebunan pada Kabupaten Tulungagung merupakan area yang ditanami jenis tanaman keras dan jenis tanamannya hanya satu atau dua jenis saja, dan cara pengambilan hasilnya bukan dengan menebang pohon. Di Kabupaten Tulungagung perkebunan menempati areal seluas ± 2.607,94 hektar atau 2,27%

 Hutan Pada Kabupaten Tuluangung hutan menempati areal seluas 30.308,48 hektar atau

26,34 %, menempati sebagian daerah lereng tenggara Gunung Wilis dan sebagian menempati daerah jalur pegunungan/perbukitan selatan Jawa Timur di Kabupaten Tulungagung. Hutan ini mempunyai manfaat yang besar dan penting dalam pengaturan tata air, pencegah erosi, iklim, keindahan dan kepentingan strategis.

 Perairan Wilayah perairan pada Kabupaten Tulungagung meliputi kolam, tambak, danau, genangan, sungai seluas 827,57 hektar atau 0,72% dari luas wilayah Kabupaten Tulungagung.

Potensi

 Terdapatnya pohon kelor yang berpeluang sebagai subber energi alternatif  Penyebaran kawasan pertambangan yang banyak terdapat di wilayah selatan

Kabupaten Tulungagung dapat dikembangkan menjadi sentra produksi hasil tambang.

 Memiliki banyak objek wisata seperti wisata pantai, pegunungan dan wisata budaya

Masalah

 Permasalahan pada Kabupaten Tulungagung adalah Terlalu banyaknya lahan kering atau tegalan hal ini akan mengurangi produktifitas petani

 Beberapa kecamatan seperti Kecamatan Sendang, Besuki, Tanggunggunung, dan Pucanglaban memiliki perkembangan yang lambat karena kurangnya tingkat pergerakan dan kegiatan ekonomi dari dan menuju pusat kota serta kendala jarak karena wilayah yang jauh dari pusat kota (Kecamatan Tulungagung).

 Terjadi kerusakan dan konversi lahan menjadi tegalan dan kebun campuran seperti di Kecamatan Pucanglaban dan Kalidawir

 Kerusakan hutan yang terjadi berpengaruh terhadap kawasan-kawasan di bawahnya seperti terjadinya erosi tanah seperti yang terjadi di Kecamatan

 Banyak lahan lokasi wisata yang merupakan milik Perhutani, sehingga sulit untuk dikembangkan