Hambatan hambatan dalam rekrutmen PT Dan Liris

2. Hambatan hambatan dalam rekrutmen PT Dan Liris

Hambatan atau kendala yang kerapkali muncul dalam pelaksanaan suatu kegiatan terutama di organisasi perusahaan merupakan suatu hal yang wajar. Dengan adanya hambatan tersebut memang jelas mengganggu jalannya pekerjaan. Namun demikian, hambatan-hambatan tersebut kadang keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator dalam memperkirakan apa yang masih kurang dalam usahanya untuk mewujudkan keberhasilan. Untuk itu hambatan yang timbul tersebut harus diupayakan solusi atau pemecahannya. Termasuk juga di PT Danliris, dalam pelaksanaan suatu kegiatan terutama dalam proses rekruiteran karyawan juga timbul hambatan-hambatan. Hambatan-hambatan yang dimaksud meliputi:

a. Sikap Pelamar Yang Tidak Jujur Dan Kurang Terbuka.

Kejujuran dan keterbukaan pelamar dalam memberikan informasi atau jawaban yang dibutuhkan oleh petugas rekrutmen perlu diperhatikan dengan seksama. Pelamar yang tidak jujur dan kurang terbuka terhadap rekruiter tentu saja menghambat jalannya proses rekrutmen lebih lanjut, karena informasi yang ingin digali lebih dalam dari pelamar tidak dapat diperoleh.

Seperti yang diungkapkan oleh informan II dan hasil wawancara pada tanggal 11 September 2012 bahwa: Seperti yang diungkapkan oleh informan II dan hasil wawancara pada tanggal 11 September 2012 bahwa:

Ditambahkan oleh informan I pada wawancara tanggal 12 September 2012 yaitu:

pelamar mbak. Pelamar itu disamping sering mengeluh saat direkrutmen, juga sering tidak jujur kalau diwawancarai. Entah karena sistemnya yang rumit atau apalah yang jelas setiap rekrutmen diadakan ya hambatan seperti itulah yang selalu

Dari pernyataan tersebut diatas dapat diketahui bahwa salah satu hambatan yang seringkali mengganggu pelaksanaan rekrutmen karyawan di PT Daliris adalah adanya sikap pelamar yang tidak jujur dan kurang terbuka terhadap petugas rekrutmen terutama pada saat wawancara dilakukan.

b. Sulitnya Menerapkan Standar Ukuran Kualifikasi Pelamar

Ukuran-ukuran kualifikasi bagi pelamar dalam prakteknya kadang tidak selalu dapat terpenuhi. Kurang sesuainya kualifikasi yang diajukan pelamar dengan pekerjaan yang lowong mengakibatkan standar ukuran kualiflkasi yang telah ditentukan sebelumnya menjadi tidak terealisasi dan karyawan yang didapat menjadi tidak sesuai dengan harapan. Karena terkadang kebanyakan dari para rekruiter melihat dari niali indek prestasi komulatifnya (IPK) tetapi pada kenyataannya pelamar yang mmpunyai IPK tinggi belum dapat menjamin bahwa pelamar tersebut dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Karyawan yang tidak sesuai harapan perusahaan dapat menjadi masalah di kemudian hari oleh karena itu rekruiter harus jeli dalam merekrut karyawan.

bahwa : batan yang lainnya adalah ukuran kualifikasi-

kualifikasi pelamar yang tidak sesuai pada kenyataanya. Syarat minimum yang ditentukan kadang sulit dipenuhi oleh pelamar, pelamar yang mempunyai IQ tinggi belum tentu bisa dihandalkan ,kadang mereka hanya pandai dalam akademiknya saja sedangkan untuk bagian-bagian tertentu seperti jabatan menejerial. kita membutuhkan pelamar yang mempunyai EQ tinggi ya...gunanya agar mereka mampu memonitoring bawahannya mbak dan dapat menyesuaikan diri bagaimanapun pekerjaan yang akan di bebankan

Hal tersebut diatas juga disampaikan oleh informan III pada tanggal 11 september 2012 yang mengatakan bahwa : ita disini merekrut karyawan yang memang mampu bekerja

dengan baik tidah hanya IQ saja tetapi juga EQ yang dimiliki oleh pelamar harus sesuai dengan harapan perusahaan maka dari itu kita selalu adakan tes sikologi mbak, tapi kadang juga susah mencari karyawan yang mempunyai IQ dan EQ tinggi mbak.apa lagi pagi karyawan yang dicari untuk posisi-posisi jabatan tertentu kita sangat milih-milih, tapi kalau untuk bagian produksi tidak sedetai ini mbak, kalao produksi asal dia memepunyai tekat yang kuat dalam bekerja ya...kebanyakan kita trima.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa hambatan yang juga mengganggu pelaksanaan rekrutmen karyawa di PT Dan Liris adalah masalah sulitnya menerapkan ukuran kualifikasi-kualifikasi yang harus dipenuhi oleh pelamar sehingga tidak jarang penilaian yang diberikan menjadi tidak obyektif. Khususnya untuk jabatan-jabatan tertentu mereka sangat ketet dalam melakukan rekrutmen tidah hanya kemampuan IQ tinggi tetepi juga harus mempunyai EQ yang sesuai dengan harapan perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

c. Rekruiter yang tidak obyektif Penilaian yang diberikan oleh rekruiter sangat menentukan hasil akhir yang didapat oleh pelamar nantinya. Rekruiter sering menggunakan c. Rekruiter yang tidak obyektif Penilaian yang diberikan oleh rekruiter sangat menentukan hasil akhir yang didapat oleh pelamar nantinya. Rekruiter sering menggunakan

mengenai dirinya yang baik-baik saja. Kita sendiri juga tidak mungkin saja karena mereka itu ingin lolos rekrutmen dengan mudah. Tapi disamping dari pelamar, kadang hambatan itu datangnya dari rekruiter itu sendiri. Rekruiter kadang kurang

Pada kesempatan yang sama informan V mengatakan bahwa: Rekruiter itu kadang juga tidak selalu obyektif Iho mbadank

kalau merekrut. Mereka itu biasanya merekrut karyawan berdasarkan pandangan mereka sendiri. Kalau menurutnya baik, ya itulah yang dianggap baik padahal kita yakin kalau kita itu baik dan mampu bekerja dengan baik tp kalau rekruiter tidak suka ya.. kita tidak ditrima

Dari wawancara tersebut di atas dapat dimengerti bahwa hambatan pada saat rekrutmen dilakukan tidak selalu datang dari pelam ar, tapi juga dari rekruiter itu sendiri. Hal yang demikian sangat merugikan pelamar yang mengikuti proses rekrutmen karena akan mempengaruhi hasil penilaian akhir yang diberikan.

d. Kesulitan Mencari Pelamar Yang Sesuai Dengan Bidang Jurusan Yang Dibutuhkan Perusahaan. Kesulitan yang paling sulit adalah mencari pelamar yang sesuai dengan bidang kebutuhan yang di harapkan oleh perusahaan, untuk perusahaan garmen, sangat membutuhkan sarjana tehnik tekstil dan tata busana, sedangkan tidak banyak universitas yang mempunyai jurusan sarjana tehnik tekstil dan tata busana.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh inforan I pada tanggal 11 september 2012 yang menytakan bahwa , Hambatan yang dirasa paling sulit yaitu mencari kualifikasi yang

sesuai dengan kebutuhan perusahaan contohnya sarjana tehnik tekstil sedangkan jurusan tersebut sudah tidak ada mbak dan juga sarjana tata busana hanya ada di UNNES dan UNY itupun ada sesuai dengan kebutuhan perusahaan contohnya sarjana tehnik tekstil sedangkan jurusan tersebut sudah tidak ada mbak dan juga sarjana tata busana hanya ada di UNNES dan UNY itupun ada

Pernyataan senada juga telah disampaikan oleh informan II pada tanggal 12 september 2012 yang menyatakan bahwa, enurut saya hambatan yang paling susah mencari karyawan yang sesuai dengan harapan perusahaan. Dengan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan memang itu sangat sulit kadang kita sudah mengikuti job fair, iklan tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan.

Hal tersebut diatas sesuai dengan yang telah ditegaskan oleh informan VI pada tanggal 13 september 2012, disini mendapat panggilan dari perusahaannya langsung mbak Dari buku alumni UKSW tahun 2008 lalu saya datang membawa surat lamaran dan saya tertarik dengan bidang pekerjaan yang ditawarkan dan sesuai dengan jurusan saya ya..akhirnya saya ambil.

Dari data yang telah diperoleh peneliti, dapat dijabarkan bahwa hambatan yang dirasa sulit adalah mencari kualifikasi pelamar yang sesui dengan harapan dan kebutuhan karyawan contohnya jurusan sarjana tata busana yang tidak semua universitas mempunyai jurusan tersebut sedangkan untuk perusahaan garmen disini sangat membutuhkan karyawan yang mampu mendesain baju-baju batik yang menarik dan dapat dijual dipasar dengan harga yang mahal.