Kendala-kendala Dalam Pelaksanaaan Jamsostek Berdasarkan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional.

B.3. Kendala-kendala Dalam Pelaksanaaan Jamsostek Berdasarkan UU Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Dalam melaksanakan BPJS yang pada Perusahaan Apac Inti Corpora merupakan tansisi dari pelaksanaan Jamsostek, maka ditemukan kendala- kendala. Berdasarkan hasil penelitian penulis di PT. Apac Inti Corpora dapat diperoleh data mengenai kendala-kendala yang dihadapi pada saat pelaksanaan transformasi pengaturan Jamsostek ke BPJS ketenagakerjaan. Dalam hal ini memperoleh data ini, penulis melakukan wawancara dengan

Bapak Irhkam selaku Kepala Personalia PT. Apac Inti Corpora 69 . Berikut hasil data wawancara yang diperoleh penulis sebagai berikut : 70

1. Pekerja yang masih dalam status PBI.

69 Ibid. 70 Ibid.

Berdasarkan pengaturan BPJS seluruh pekerja wajib diikutsertakan sebagai Peserta BPJS, tetapi di Perusahaan Apac Inti Corpora masih terdapat beberapa persen yang tergolong Penerima Bantuan Iuran (PBI).

Pengertian PBI Jaminan Kesehatan adalah Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu sebagai peserta program jaminan kesehatan. Dengan demikian Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan untuk golongan PBI bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dan apabila Peserta PBI sudah menjadi pekerja di Perusahaan secara otomatis menjadi tanggungan Perusahaan atas perlindungan jaminan sosial tenaga kerjanya.

2. Kesepakatan jumlah premi pada Asuransi Kesehatan Tambahan pada masa Coordination of Benefit (CoB).

Pada pelaksanaannya di Perusahaan Apac Inti Corpora menggunakan Asuransi Kesehatan Tambahan yaitu Inhealth. Bahkan sampai pada masa BPJS pun Perusahaan tetap melakukan kerjasama dengan Inhealth. Posisi Inhealth pada Perusahaaan Apac Inti Corpora adalah sebagai bentuk pelayanan tambahan pada posisi manfaat.

Dan untuk ketetapan premi pada BPJS Kesehatan tidak akan berubah pada masa Coordination of Benefit (CoB). Sedangkan untuk ketetapan premi pada Asuransi Kesehatan Tambahan atau Inhealth dilakukan dengan cara Negosiasi.

Negosiasi dilakukan sebulan sebelum masa aktif peserta berakhir. Pada pelaksanaan negosiasi ini dibutuhkan kesepatan yang sesuai dari para pihak. Dan proses negosiasi ini membutuhkan waktu yang cukup lama Negosiasi dilakukan sebulan sebelum masa aktif peserta berakhir. Pada pelaksanaan negosiasi ini dibutuhkan kesepatan yang sesuai dari para pihak. Dan proses negosiasi ini membutuhkan waktu yang cukup lama

3. Dengan demikian hal ini merugikan pekerja dengan sistem pelayanannya.

a. Server pada BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan bermasalah. Pihak Perusahaan sudah melakukan data pekerja dengan benar,

tetapi pada Pihak BPJS telah lalai melakukan penginputan data, contohnya dalam data NIK pekerja tidak sesuai atau penginputan data dalam NIK salah. Sedangkan pada NIK pekerja tersebut dalam server BPJS sudah terdaftar.

b. Pada pelaksanaan BPJS di Perusahaan Apac Inti Corpora terjadi kendala, ialah terjadi tumpah tindih dalam manual data.

c. Pada pelaksanaan BPJS di Perusahaan Apac Inti Corpora terjadi kendala, ialah Server pada data BPJS tidak dapat menampung data.

Dari hasil wawancara penulis dengan pihak Perusahaan Apac Inti Corpora masih ada beberapa kendala yang dihadapi Perusahaan. Berikut Dari hasil wawancara penulis dengan pihak Perusahaan Apac Inti Corpora masih ada beberapa kendala yang dihadapi Perusahaan. Berikut

1. Status Kepesertaan PBI dalam pekerja di Perusahaan Apac Inti Corpora.

Penerima bantuan iuran jaminan kesehatan disebut PBI Jaminan Kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu sebagai peserta program jaminan kesehatan. Kategori orang tidak mampu merupakan orang yang mempunyai sumber mata pencarian, gaji atau upah, yang hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar yang layak namun tidak mampu membayar iuran bagi dirinya dan keluarganya.

Namun pada pelaksanaan pengaturan Jamsostek transisi dari BPJS Ketenagakerjaan di Perusahaan Apac Inti Corpora masih terdapat beberapa pekerja yang menggunakan status kepesertaan PBI. Terkait hal ini pekerja yang bekerja pada Perusahaan Apac Inti Corpora harus mengubah status kepesertaannya menjadi peserta BPJS Kesehatan sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan yang menegaskan bahwa penduduk yang sudah tidak menjadi kategori fakir miskin dan sudah mampu wajib menjadi peserta jaminan kesehatan dengan membayar iuran.

Dengan demikian pekerja diharuskan segera melakukan perubahan data PBI dengan menjadi peserta bukan penerima upah pada

BPJS Kesehatan. Perubahan data PBI dapat dilakukan dengan cara penghapusan data fakir miskin dan orang tidak mampu yang tercantum sebagai PBI karena tidak lagi tergolong pada kriteria tersebut sesuai dengan Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.

Perubahan kepesertaan dapat dilakukan pada seluruh status kepesertaan termasuk pekerja yang masih dalam status PBI di Perusahaan Apac Inti Corpora. Perubahan data kepesertaan dapat dilakukan secara berkelompok atau sendiri-sendiri. Perubahan data kepesertaan PBI menjadi peserta pekerja penerima upah dilakukan dengan cara memperhatikan jumlah anggota keluarga dari peserta dan apabila jumlah anggota keluarga melebihi hak peserta, maka anggota keluarga yang belum ditanggung sesuai hak peserta akan diahlikan menjadi anggota keluarga tambahan atau tetap terdaftar sebagai peserta bukan penerima upah atau peserta bukan pekerja sesuai dengan Pasal 6 Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahaan Status Kepesertaan Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah Dan Peserta Bukan Pekerja Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

Perubahan status kepesertaan PBI menjadi peserta penerima upah dilakukan dengan cara persyaratan pendaftaran peserta pekerja penerima upah yang diatur oleh BPJS Kesehatan. Dalam hal ini peserta yang telah sukses melakukan perubahan data kepesertaan dapat langsung mengikuti program BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dan mulai melakukan Perubahan status kepesertaan PBI menjadi peserta penerima upah dilakukan dengan cara persyaratan pendaftaran peserta pekerja penerima upah yang diatur oleh BPJS Kesehatan. Dalam hal ini peserta yang telah sukses melakukan perubahan data kepesertaan dapat langsung mengikuti program BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dan mulai melakukan

2. Sistem Pelayanan Coordination of Benefit (CoB) pada saat Negosiasi. Dalam Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Nomor 4 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Koordinasi Manfaat dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional Pasal

11 ayat (8) menegaskan bahwa penyelenggara asuransi kesehatan tambahadalam memberikan manfaat pelayanan kesehatan kepada peserta wajib melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada saat pelaksanaan koordinasi sosialisasi mengenai penetapan jumlah premi yang dilakukan antara Perusahaan Apac Inti Corpora dan Inhealth terdapat kendala sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka pihak Perusahaan Apac Inti Corpora dapat melakukan mediasi dengan tim kendali dan kendali biaya serta Dewan Pertimbangan Medik yang telah dibentuk di masing-masing wilayah sesuai dengan Pasal 17 Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Koordinasi Manfaat dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional untuk mengupayakan permasalahan atas sistem pelayanan yang belum memadai dalam pelaksanaan Coordination of Benefit (CoB).

3. Sistem Pelayanan BPJS. Dalam Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan

Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Pasal

80 ayat (1) menyatakan bahwa kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan dilakukan untuk menjamin agar pelayanan kesehatan kepada peserta sesuai dengan mutu yang ditetapkan dan diselenggarakan secara efisien.

Namun pada pelaksanaan pengaturan Jamsostek transisi dari BPJS Ketenagakerjaan masih banyak dijumpai beberapa kendala diantaranya server pada BPJS bermasalah, terjadi tumpah tindih dalam manual data, dan server BPJS tidak dapat menampung data. Sebelumnya permasalahan seperti yang diuraikan diatas sudah terjadi di pengaturan Jamsostek, tetapi peristiwa kendala tersebut tidak terjadi di Perusahaan Apac Inti Corpora. Berdasarkan sumber buku ILO, Social Security and Coverage for All: Restructing the Social Security Scheme in Indonesia- Issues and Options (2003:207) dalam buku Adrian Sutedi menjelaskan bahwa pada era Jamsostek masih banyak dijumpai beberapa masalah yang di antara lain ialah, pelaksanaan law enforcement tidak dijalankan sesuai dengan ketentuan, sosialisasi belum dilaksanakan secara optimal sehingga masih cukup banyak pekerja belum memahami program JPK Jamsostek, dan pelayanan masih dilakukan pada pihak ketiga dengan mutu pelayanan yang masih rendah.

Dengan demikian bahwa kendala yang sering terjadi pada pengaturan Jamsostek transisi dari BPJS Ketenagakerjaan adalah mutu pelayanan. Dan kebijakan mengenai kendali mutu dan kendali biaya telah diatur pada Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Pasal

80 ayat (2) menjelaskan bahwa kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan meliputi penilaian atas teknologi kesehatan terhadap pengembangan pengggunaan pelayanan kesehatan dengan teknologi, kajian dan evaluasi atas manfaat jaminan kesehatan bagi peserta dan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan jaminan kesehatan oleh fasilitas kesehatan, dan pada penyelenggaraan kendali mutu dan kendali biaya pelayanan kesehatan dilakukan melalui pemenuhan standar mutu yang meliputi standar input pada fasilitas kesehatan, standar proses pelayanan kesehatan, dan standar iuran kualitas kesehatan peserta. Dalam hal dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang telah dibuat berfungsi agar pengembangan terhadap penggunaan pelayanan dapat ditingkatkan, akan tetapi pada pelaksanaan masa transisi pengaturan Jamsostek ke BPJS Ketenagakerjaan masih ada kendala mengenai sistem pelayanan pada BPJS. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pada masa peralihan pelaksanaan Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan belum terlaksana dan tujuan dari visi dan misi BPJS belum tercapai. Namun upaya yang dilakukan oleh BPJS sudah sesuai dengan keadaan pada pelaksanaannya sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2015 tentang Unit Pengendali Mutu Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Peserta yang menjelaskan bahwa Peserta dapat melakukan pengaduan atas ketidakpuasan pelayanan BPJS Ketenagakerjaan.

Dokumen yang terkait

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Wacana - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Ideologi Ketuhanan dalam Berbagai Kepentingan: Analis wacana kritis Norman Fairclough dalam Buku Tuhan Maha Asyik Karya Sujiwo Tejo dan MN Kamba

0 0 11

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Ideologi Ketuhanan dalam Berbagai Kepentingan: Analis wacana kritis Norman Fairclough dalam Buku Tuhan Maha Asyik Karya Sujiwo Tejo dan MN Kamba

0 0 12

1.1 Isi Buku Tuhan Maha Asyik - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Ideologi Ketuhanan dalam Berbagai Kepentingan: Analis wacana kritis Norman Fairclough dalam Buku Tuhan Maha Asyik Karya Sujiwo Tejo dan MN Kamba

1 3 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Ideologi Ketuhanan dalam Berbagai Kepentingan: Analis wacana kritis Norman Fairclough dalam Buku Tuhan Maha Asyik Karya Sujiwo Tejo dan MN Kamba

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Wacana Ideologi Ketuhanan dalam Berbagai Kepentingan: Analis wacana kritis Norman Fairclough dalam Buku Tuhan Maha Asyik Karya Sujiwo Tejo dan MN Kamba

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar Indonesia dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hukum Laut Internasional - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar Indonesia dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

0 0 97

BAB III ANALISA A. Kedudukan Pulau-Pulau Kecil Terluar Indonesia Menurut Norma-Norma Hukum Laut Internasional - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar Indonesia dalam Perspektif Hukum Laut Inter

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar Indonesia dalam Perspektif Hukum Laut Internasional

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Problematika Pelaksanaan Jamsostek Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional: Studi Kasus pada PT. Apac Inti Cor

0 0 20