Analisis Faktor Penentu Perubahan Posisi Sektor Perekonomian dan Subsektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri
D. Analisis Faktor Penentu Perubahan Posisi Sektor Perekonomian dan Subsektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri
1. Analisis Faktor Penentu Perubahan Posisi Sektor Perekonomian di Kabupaten Wonogiri
Dua metode yang telah digunakan sebelumnya yaitu metode Location Quotient dan Dynamic Location Quotient hanya mampu menunjukkan posisi dan perubahan posisi sektoral dalam pertumbuhan ekonomi daerah tanpa membahas sebab perubahan tersebut. Pemahaman untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya perubahan posisi sektoral adalah sangat penting karena merupakan kunci dasar untuk mengetahui kemampuan daerah untuk mempertahankan sektor basis dalam persaingan .
Penyebab perubahan sektoral dapat diketahui dengan menggunakan analisis Shift Share dengan menghitung Total Shift Share. Sedangkan Total Shift Share sendiri terdiri dari Structural Shift Share dan Locational Shift Share. Jika nilai Structural Shift Share lebih besar daripada Locational Shift Share berarti faktor penentu perubahan posisi suatu sektor ekonomi adalah struktur ekonominya. Begitu juga sebaliknya, jika Locational Shift Share lebih besar dibandingkan Structural Shift Share maka yang menentukan terjadinya perubahan posisi suatu sektor ekonomi adalah faktor lokasinya. Sedangkan jika Structural Shift Share sama dengan Locational Shift Share maka struktur ekonomi dan faktor lokasi sama- sama kuat sebagai faktor yang menentukan perubahan posisi sektor ekonomi tersebut.
Faktor Penentu Perubahan Sektor Pertambangan dan Galian dengan Sektor Industri Pengolahan, Sektor bangunan dan Kontruksi, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada Tabel 18 berikut ini.
Wonogiri
Sektor Perekonomian
SSS
LSS
Faktor Penentu
Pertambangan dan galian
Faktor struktur ekonomi
Industri pengolahan
Faktor lokasi Bangunan dan konstruksi
Faktor struktur ekonomi
Perdagangan, Hotel Restoran
Faktor lokasi Pengankutan dan komunikasi
Faktor struktur ekonomi
Sumber : Hasil Analisis Data Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa empat sektor perekonomian
yang mengalami perubahan posisi yaitu Sektor Pertambangan dan Galian dengan Sektor Industri Pengolahan, Sektor bangunan dan Kontruksi, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Sedangkan untuk sektor pertanian tetap menjadi sektor basis baik dimasa sekarang ataupun dimasa yang akan datang. Hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian mempunyai peran yang penting terhadap perekonomian di Kabupaten Wonogiri.
Sektor pertambangan dan galian mempunyai nilai SSS lebih besar dari nilai LSS yang berarti bahwa perubahan posisi yang terjadi pada sektor pertambangan dan galian terjadi karena faktor struktur ekonominya. Adanya peningkatan kebutuhan lokal akan bahan galian terutama pasir untuk diperjualbelikan di luar Kabupaten Wonogiri meskipun demikian kebijakan pemerintah Kabupaten Wonogiri selama ini dirasakan belum begitu berpihak terhadap sektor ini. Hal ini dibuktikan dengan belum adanya penelitian yang serius guna mengetahui seberapa besar bahan tambang yang sebenarnya dimiliki oleh Kabupaten Wonogiri ini. Kondisi tersebut menyebabkan banyaknya potensi tambang yang belum dikelola oleh pemerintah Kabupaten secara maksimal atau pengembangan potensi dari suatu barang tambang guna meningkatkan pendapatan daerah, khususnya dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).
pengolahan mempunyai nilai LSS yang lebih besar dari SSS yang berarti bahwa perubahan posisi yang terjadi pada sektor industri pengolahan
ditentukan oleh faktor lokasinya. Peningkatan produk dari sektor industri pengolahan menjadikan sektor ini mampu berkembang dengan baik di Kabupaten Wonogiri. Lokasi Kabupaten yang strategis membuat industri pengolahan dapat berkembang dengan baik. Adanya akses jalan antar Provinsi yang sudah cukup baik dan tranportasi yang baik membuat sektor ini mampu untuk memasarkan hasil produknya keluar daerah Kabupaten Wonogiri terutama ke Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Magetan merupakan wilayah Provinsi Jawa Timur yang bersinggungan langsung dengan Kabupaten Wonogiri merupakan daerah yang dapat dgunakan sebagai tujuan dari daerah pemasaran dari produk idustri pengolahan.
Sektor bangunan dan kontruksi mempunyai nilai SSS lebih besar dari nilai LSS yang berarti bahwa perubahan posisi yang terjadi pada sektor bangunan dan kontruksi terjadi karena faktor struktur ekonominya. Kondisi ini terkait dengan rencana tata ruang wilayah yang menjadi kebijakan pemerintah dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Wonogiri. Dengan adanya kebijakan tersebut maka akan banyak dilakukan perbaikan maupun pembangunan baik pembangunan pemukiman, gedung- gedung pemerintahan, serta pembangunan sarana dan prasarana umum. Hal ini sangat mendukung bagi kinerja sektor bangunan dan konstruksi untuk meningkatkan kinerjanya sebagai sektor basis dimasa yang akan datang.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran mempunyai nilai LSS lebih besar dari nilai SSS yang berarti bahwa perubahan posisi yang terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran terjadi karena faktor lokasinya. Hal ini dikarenakan adanya dengan Program Pemerintahan Daerah tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Wonogiri yang menetapkan pusat- Sektor perdagangan, hotel, dan restoran mempunyai nilai LSS lebih besar dari nilai SSS yang berarti bahwa perubahan posisi yang terjadi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran terjadi karena faktor lokasinya. Hal ini dikarenakan adanya dengan Program Pemerintahan Daerah tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Wonogiri yang menetapkan pusat-
Sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai nilai SSS lebih besar dari nilai LSS yang berarti bahwa perubahan posisi yang terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi terjadi karena faktor struktur ekonominya. Adanya perubahan posisi sektor ini dikarenakan pada sektor pengangkutan dan komunikasi tersebut banyak mengalami penurunan karena kurangnya peran pemerintah terhadap sektor ini. Hal ini dapat dilihat dari kurang meratanya perusahaan armada yang ada di Kabupaten Wonogiri yang tidak ditanggapi pemerintah secara serius. Selain itu juga kurangnya perhatian pemerintah terhadap jaringan komunikasi yang belum mampu menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Wonogiri sehingga dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan jasa kantor pos yang selalu meningkat setiap tahunnya.
2. Analisis Faktor Penentu Perubahan Posisi Subsektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri
Faktor penentu perubahan posisi yang terdapat pada tiga subsektor pertanian, yaitu subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan dan hasil-hasilnya, dan subsektor perikanan di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat dalam Tabel 19 berikut ini.
Tabel 19. Faktor Penentu Perubahan Subsektor Pertanian Kabupaten
Wonogiri
Sektor Perekonomian
SSS
LSS
Faktor Penentu
Tanaman perkebunan
Faktor struktur Ekonomi Peternakan dan hasil-hasilnya
Faktor struktur Ekonomi Perikanan
Faktor lokasi
Sumber : Hasil Analisis Data Subsektor tanaman perkebunan mempunyai nilai nilai SSS yang
lebih besar dari LSS yang berarti bahwa perubahan posisi yang terjadi
Wonogiri yang banyak dikelilingi pegunungan dan merupakan lokasi yang sangat mendukung bagi berkembangnya subsektor tanaman perkebunan,
sehingga dengan demikian dapat menghasilkan produksi yang tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Wonogiri. Tingginya produktivitas beberapa komoditas tanaman perkebunan rakyat yang merupakan komoditas andalan dari subsektor ini yaitu jambu mede, cengkeh, dan coklat selain itu pertumbuhan dan perawatan tanaman perkebunan yang sangat mudah menyebabkan subsektor ini beralih dari subsektor non basis menjadi subsektor basis.
Subsektor peternakan dan hasil-hasilnya mempunyai nilai nilai SSS yang lebih besar dari LSS yang berarti bahwa perubahan posisi yang terjadi pada subsektor peternakan dan hasil-hasilnya ditentukan oleh faktor stuktur ekonominya. Adanya program-program pemerintah yang memberikan bantuan berupa bantuan modal dan penyuluhan kepada para peterbak menyebabkan subsektor ini mampu untuk berkembang dimasa yang akan datang. Adanya penyuluhan pemerintah tentang pengembangan SDM dengan pemberian penyuluhan kepada para peternak sehingga diharapkan dengan adanya penyuluhan tersebut para peternak dapat menyerap adanya teknologi untuk peternakan yang baik miasalnya tentang pembuatan kandang ternak dan kebersihan kandang ternak.
Subsektor perikanan mempunyai nilai LSS lebih besar dari nilai SSS yang berarti bahwa perubahan posisi yang terjadi pada subsektor perikanan terjadi karena faktor lokasinya. Kondisi ini terkait dengan potensi yang dimiliki oleh sektor perikanan di Kabupaten Wonogiri yang didukung oleh keberadaan beberapa waduk serba guna. Selain itu di beberapa wilayah di Kabupaten Wonogiri kebutuhan akan air dapat terpenuhi dengan baik walaupun memasuki musim kemarau. Sehingga dengan potensi alam dan keadaan wilayah yang baik menjadikan subsektor ini dapat berkembang dimasa yang akan datang.