taat dan setia. Sebaliknya, dengan jelas pula merendahkan orang-orang yang tidak mau berkerja atau bekerja yang tidak sesuai menurut ajaran agama, adat dan norma-norma sosial yang dianut
masyarakatnya. Orang tua-tua juga mengatakan, bahwa berakal atau tidaknya seseorang ditentukan dari
sikapnya dan prilakunya dalam bekerja. Orang berakal bekerja dengan tekun dan benar, sedangkan yang tidak berakal, bekerja dengan semena-mena dan tidak bertanggung jawab.
4.7 Jenis Pekerjaan dalam Acuan Budaya Melayu
Jenis pekerjaan dalam acuan budaya Melayu yaitu kerja berfaedah atau kerja yang bermanfaat ialah segala jenis pekerjaan yang memberi faedah, baik bagi diri pelakunya, maupun
bagi masyarakat bangsa dan negaranya, baik untuk kehidupan di dunia maupun untuk kehidupan di akhirat.
Kelompok ini, hakekatnya disandarkan kepada sesuai tidaknya pekerjaan itu dengan agama Islam, dengan nilai-nilai luhur adat dan norma sosial masyarakatnya. Orang Melayu
sangat menghormati dan memuliakan pekerjaan yang bermanfaat atau berfaedah yang membawa kebahagian, kedamaian, adil dan makmur bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya baik di
dunia maupun akhirat. Sesuai dengan pandangan orang Melayu terhadap kerja, kedudukan kerja dalam budaya
Melayu, serta jeniskerja menurut acuannya, maka setiap anggota masyarakatnya yang rajin bekerja menurut acuan kerja yang berfaedah dianggap mulia, terpuji, terhormat, terpilih,
ternama, terbilang, berbudi, tahu diri, dan sebaginya, sebagai cerminan rasa hormat masyarakat terhadapnya.
Universitas Sumatera Utara
Keutamaan itu dituangkan dalam berbagai bentuk ungkapan, yang mereka wariskan turun temurun, agar generasi penerusnya sejak dini dapat menyerap dan menghayati nilai-nilai luhur
etos kerja yang terkandung di dalamnya. Sikap ini, selama ratusan tahun telah mampu melahirkan putera-puteri Melayu yang tangguh, handal dan memiliki kreativitas tinggi sebagai
pekerja, yang ‘bekas tangan” atau karya mereka sebagian masih dapat kita saksikan hingga saat ini. Mereka telah mampu pula mengangkat harkat dan martabat Melayu ke tingkat yang
terhormat, tidak kalah dengan bangsa-bangsa atau suku-suku lainnya. Mereka, dengan semangat kerjaa menyala telah mampu merambah belantara menjadikannya sebagai pemukiman dan
kebun-kebun yang hasilnya dapat dinikmati anak cucunya turun temurun. Mereka melayari lautan dengan perahu-perahu karyanya sendiri menentang ombak dan badai, mendirikan
kerajaan-kerajaan Melayu yang Berjaya menguasai wilayah yang cukup luas, menguasai perdagangan, perekonomian, dan sebagainya, sehingga nama Melayu dapat duduk sama rendah
dan tegak sama tinggi dengan bangsa dan suku-suku lainnya di nusantara ini. Semangat keja itu pula yang melahirkan hulubalang-hulubalang Melayu yang handal, yang mampu menegakkan
tuah bangsanya, disegani serta dihormati kawan dan lawan. Di dalam kehidupan sehari-hari, keutamaan orang yang tekun bekerja, taat dan setia,
ikhlas dan tabah, mendapat tempat terhormat di dalam masyarakatnya. Itulah sebabnya, mengapa orang tua-tua tiada henti-hentinya memberikan nasehat kepada anak cucunya, supaya mereka
bekerja rajin sebagaimana dituntut oleh agama dan adatnya, agar mereka dapat menjadi orang yakni menjadi manusia yang sejahtera lahiriah dan sempurna batiniahnya, yang dihormati dan
dimuliakan masyarakatnya. Acuan ini diberlakukan mulai dari lapisan masyarakat terbawah sampai ke lapisan tertinggi, mulai dari kalangan rakyat biasa sampai kepada meilih raja. Sebab
itulah di dalam budaya melayu disebut patut dan layak. Acuan patut selalu merujuk kepada hak
Universitas Sumatera Utara
sedangkan layak kepada kemampuan pribadinya dalam arti luas, termasuk dalam melaksanakan pekerjaan.
Untuk melihat keutamaan orang bekerja yang baik dan benar sesuai menurut acuan kerja bermanfaat atau kerja berfaedah dapat disimak dari ungkapan –ungkapan berikut:
Apa tanda orang bertuah Terhadap kerja ia tak lengah
Maksudnya, orang yang bertuah, ialah orang yang bekerja dengan rajin dan tekun, tidak lalai dan membuang-buang waktu dan peluang
Apa tanda orang berbangsa Bekerja tidak membuang masa
Maksudnya, orang berbangsa, bermarwah, beradat, ialah orang yang tahu memanfaatkan hidupnya untuk bekerja, berkarya baik untuk manfaat hidup di dunia maupun untuk bekal
hidupnya di akhirat. Orang yang tidak membuang-buang masa atau waktu dan usianya inilah yang dikatakan orang berbangsa.
Apa tanda orang beradat Bekerja tidak memilih tempat
Maksudnya, orang yang beradat, antara lain ditandai dengan kemauandan kemampuannya untuk bekerja dimana saja, tidak memilih kerja asal lurus dan benar dan mau
bekerja dengan sepenuh tenaga dan kemampuannya. Apa tanda orang terpuji
Bekerja dengan bersungguh hati Maksudnya, orang yang terpuji, ialah orang yang bekerja dengan penuh kesungguhan
hati, bertanggung jawab, tidak main-main dan tekun.
Universitas Sumatera Utara
Orang tua-tua melayu menegaskan lagi bahwa dengan bekerja diharapkan setiap anggota masyarakat Melayu mampu memenuhi kewajiban hidupnya, memenuhi tugas dan tanggung
jawabnya dalam kehidupan masing-masing. Mereka yang tangguh dan handal , berbudi terpuji inilah yang dapat melaksanakan kerja berfaedah atau kerja yang bermanfaat. Dalam melakukan
pekerjaan juga hendaklah menjaga dan memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, agar waktu tidak terbuang dan pekerjaan tidak terbengkalai.
Contoh mantra: Bismillahirrahmannirrahim
Assalamualaikum Yang sebelah kanan
Nenek putri rahayu Yang sebelah kiri
Datuk panglima kuning Tempatnya di pusat tasik sungai jenggi
Penunggu pulau berhala Datuk panglima hitam
Hai tok mambang putih, tok mambang hitam Melimpahkan sekalian alam asalnya pawang
Menyampaikan segala hajatku Melakukan segala kehendakku
Assalamualaikum
Bila disimak dari pembahasan di atas nampaklah bahwa kerja wajib dilakukan dengan sebaik dan sesempurna mungkin, sesuai menurut ajaran agamannya Islam, nilai-nilai luhur
Universitas Sumatera Utara
budaya dan norma-norma sosial yang dianut masyarakatnya. Orang Melayu meyakini bahwa ini dapat diamalkan oleh anggota masyarakatnya secara baik dan benar, tentulah mereka akan
menjadi orang Melayu yang baik dan benar pula di dalam bekerja dan di dalam hidupnya. Mereka inilah yang mampu mensejahterakan rumah tangga, masyarakat, bangsa, dan negaranya,
sejahtera di dunia dan sentosa di akhirat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN