Pandangan Orang Melayu terhadap Kerja

mereka ucapkan sebagaimana yang di ajarkan oleh Islam yaitu Assalamualaikum dan Basmallah Bismillahhirrohmanirrohim. Setelah itu barulah mereka menyapa penunggu laut yang mereka yakini sebagai penghormatan kepada makhluk-makhluk gaib atau yang kasat mata. Ucapan- ucapan itu mereka ucapkan bukan ingin menduakan Allah SWT, melainkan kebudayaan yang diwarisi oleh leluhur mereka sejak dahulu. Mereka juga berkeyakinan bahwa segala sumber rezeki dan keselamatan itu datangnya dari Allah SWT. Akan tetapi inilah budaya yang masih mereka warisi dari leluhur mereka sejak dahulu.

4.5 Pandangan Orang Melayu terhadap Kerja

Bila ungkapan-ungkapan tradisonal Melayu disimak secara cermat, ditelusuri dengan teliti, ditafsirkan dengan mendalam, dapatlah diketahui bagaimana pandangan orang Melayu terhadap kerja. Setidak-tidaknya, akan diperoleh informasi dan gambaran ke arah itu, yang dapat dipadankan dengan prilaku mereka sehari-hari, dengan adat dan tradisinya. Ada beberapa ungkapan yang secara jelas dan tegas mencerminkan pandangan orang Melayu terhadap kerja. Di dalam ungkapan adat dikatakan: Apa tanda orang beradat, wajib bekerja ianya ingat Apa tanda orang Melayu, wajib bekerja ianya tahu Ungkapan-ungkapan di atas menunjukkan, bahwa kerja adalah salah satu kewajiban dalam kehidupan orang Melayu. Ungkapan lain mengatakan pula: Apalah tanda kayu meranti, batangnya keras daunnya rindang, Apalah tanda Melayu sejati, Universitas Sumatera Utara bekerja keras pagi dan petang Apalah tanda kayu terentang, daunnya lebat senang berteduh, Apalah tanda Melayu terpandang, bekerja berat pantang mengeluh Ungkapan di atas menunjukkan, bahwa bekerja adalah menunjukkan ciri kemelayuan seseorang. Atau dengan kata lain, orang Melayu adalah pekerja yang tangguh, dan tidak patut seseorang disebut atau mengaku Melayu bila tidak bekerja keras. Orang Melayu juga memandang kerja bukanlah semata-mata untuk kepentingan hidup di dunia, tetapi lebih mendasar lagi adalah untuk kehidupan di akhirat kelak. Bekerja yang baik dan benar, halal memenuhi ketentuan agama dan di ridhoi Allah, akan memberi manfaat dan pahala sebagai bekal hidup dan akhirat. Bekerja secara baik dan benar itu dianggap sebagi amal saleh, ibadah, yang dapat menyelamatkan dirinya di hari kemudian. Acuan ini menyebabkan orang Melayu bekerja tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri saja tetapi juga untuk kepentingan bersama. Kerja yang manfaatnya dapat dirasakan orang ramai dan berkelanjutan, pahala dan manfaatnya besar dan berkelanjutan pula, bahkan setelah ia meninggal dunia pahala dan manfaat kerjanya yang baik itu masih mengalir kepadanya. Di dalam ungkapan dikatakan antara lain: Apabila kerja menurut sunnah, manfaatnnya sampai ke dalam tanah Universitas Sumatera Utara Apabila kerja di jalan Allah, hidup mati pahala melimpah Apabila bekerja secara halal, dunia akhirat beroleh bekal Bila di dunia kerja khianat, di akhirat ditimpa laknat Siapa hidup berbuat jasa, di akhirat aman sentosa Rajin berusaha, di akhirat bahagia Bebagai pandangan mengenai kerja di atas, mendorong setiap pribadi Melayu untuk meningkatkan kemampuan kerjanya, meningkatkan ilmu pengetahuan dan tenaga, agar mereka benar-benar dapat hidup melaksanakan kewajiban dan tugasnya dengan baik, benar dan sempurna. Dengan demikian, mereka dapat mengangkat harkat, martabat diri, keluarga, dan bangsanya. Effendy dalam Syaifuddin 2005:23. Anggota masyarakat juga pada umumnya bekerja untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera, mereka beramal dalam pekerjaan untuk memperoleh status sosial yang lebih baik. Oleh karena itu, anggota masyarakat menjadikan pekerjaan sebagai kewajiban hidup untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan lebih baik. Mereka menggunakan mantra sebagai alat bantu dan menguatkan semangat kerja, mereka masih menghormati dan memuliakan warisan leluhur sebagai kebudayaan yang ada di tengah-tengah masyarakat umum. Universitas Sumatera Utara Contoh mantra berikut ini: Hai mambang merah, mambang kuning, mambang hijau dan mambang putih Tolong jaga aku disaat aku pergi dan pulang Hai….mambang merah, jaga aku disaat hujan lebat Hai…mambang kuning, jaga aku disaat matahari terbit Hai…mambang hijau, jaga aku disaat aku tidur, dan Hai…mambang putih, jaga aku disaat aku sedang bekerja Semua ini berkat izinMu ya Allah Amin………. Masyarakat Melayu Batubara membuat kehidupan yang lebih baik di- tunjukkan dengan bekerja keras, bertaqwa, serta status sosial yang baik, mereka juga mempunyai akal yang cerdas serta dapat memahami kecanggihan teknologi sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan. Masyarakat Melayu Batubara memakai mantra melaut ini karena mereka percaya bahwa dengan menggunakan mantra, mereka dapat melakukan aktivitas dengan lancar dalam bekerja, juga menjadikan semangat yang tinggi dalam bekerja. Mereka melihat kehidupan yang baik itu adalah dengan berusaha dan bekerja keras serta berdoa agar kehidupan yang lebih baik lagi dapat mereka peroleh. Usaha ini mereka lakukan untuk meneruskan kehidupan yang lebih baik, kemuliaan, amal dan ketaqwaan sehingga dalam kehidupan memperoleh ketenangan lahir maupun batin. Oleh karena itu diperlukan kemahiran, akal, ketahanan dan kemuliaan serta fisik untuk kesempurnaan dalam bekerja. Itu semua menunjukkan bahwa mantra diperlukan agar usaha-usaha yang di jalankan senantiasa seimbang antara kehidupan di dunia dan di akhirat. Universitas Sumatera Utara Kedudukan hakikat kerja tersebut mempunyai persamaan seperti yang dinyatakan oleh Syaifuddin:2005:352 bahwa hakikat pekerjaan masyarakat Melayu Batubara membawa arti, yaitu Suatu usaha untuk memenuhi nafkah dalam kehidupan agar sejahtera, memperoleh rezeki yang baik dan menambah semangat kerja. Mantra dengan hakikat kerja hubungannya adalah mantra menurut masyarakat Melayu Batubara membantu kecakapan bekerja dan kekuatan fisik serta memberikan kemurahan rezeki sehingga mantra dapat menambah semangat kerja. Pada umumnya pekerjaan masyarakat Melayu Batubara bergantung kepada sifat semangat di kawasan mereka. Mantra yang diperlukan dalam aktifitas sehari-hari seperti halnya nelayan ada juga petani yang menggunakan mantra yang bersifat tradisional. Walaupun kehidupan mereka sederhana, tetapi mereka masih mempertahankan keharmonisan dengan alam sekitar, sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Namun demikian ini bukan berarti mereka tidak mengerti dengan teknologi, melainkan karena mereka masih belum terlalu mahir dengan teknologi. Keadaan ini tidak mengubah semangat kerja mereka karena sudah diwarisi dari zaman dahulu kala.

4.6 Kedudukan Kerja dalam Budaya Melayu