Kepustakaan yang Relevan Pengertian Mantra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kepustakaan yang Relevan

Penelitian terhadap karya-karya sastra tradisional masyarakat Melayu Sumatera Timur telah banyak dilakukan, khususnya karya sastra yang berbentuk puisi. Di antaranya ada beberapa penelitian yang penulis sebutkan saja seperti Fernando 2003, yang meneliti tentang Ritual Jamuan Laut. Dalam penelitian tersebut Fernando mengungkapkan tentang Ritual Jamuan Laut yang berhubungan dengan kepercayaan dan peran pawang, serta mendapatkan makna ritual Jamuan Laut pada masyarakat Melayu Jaring Halus. Kemudian Maslinda 2000, yang meneliti tentang Mantra Pekasih. Dalam penelitian tersebut beliau mengungkapkan tentang nilai-nilai psikologi yang terkandung dalam Mantra Pekasih Masyarakat Melayu Aras Kabu. Kemudian Syaifuddin 2005, yang meneliti tentang Mantera dan Ritual masyarakat Melayu, ia mengungkapkan tentang Fungsi dan Nilai-nilai budaya Masyarakat Melayu Pesisir Timur Sumatera Utara.

2.2 Pengertian Mantra

Syaifuddin 2005:225 mengatakan “Mantra dalam istiadat ritual merupakan sebagian daripada bentuk kesustraan tradisional. Ia dikategorikan sebagai tradisi lisan. Isinya banyak mengandung nilai-nilai kehidupan dan kepercayaan. Fungsi dan kedudukannya berada dalam pewujudan ideal kebudayaan serta berada pada lapisan-lapisan yang wujud dalam adat istiadat. Sejarah kewujudan mantra sukar diketahui dengan tepat. Ada pendapat yang menyatakan bahwa mantra lahir sejak terbentuknya masyarakat. Walaupun demikian kewujudan mantra di dalam masyarakat. Melayu boleh dikaitkan dengan pandangan berdasarkan corak kepercayaan masyarakat Melayu.” Sebelum kedatangan Hindu-Budha dan Islam, masyarakat Melayu Pesisir Timur Sumatera Utara menganut kepercayaan animisme. Malapetaka seumpama ancaman binatang buas dan bencana alam, biasanya dikaitkan dengan kepercayaan yang berkaitan dengan kemarahan Universitas Sumatera Utara makhluk halus. Dipercayai bahwa makhluk halus itu berkuasa mengawal dan mempengaruhi kejadian di dunia dan kehidupan manusia di alam barzakh. Akhirnya menjadi satu upacara dalam bentuk persembahan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan hidup. Berdasarkan pemahaman dan konsep semacam inilah timbulnya adat-istiadat seperti upacara ritual yang memuja makhluk halus untuk memperoleh bantuan atau perlindungan. Bagi yang melaksanakan upacara ritual itu sama juga dengan pemujaan atau persembahan, maka mantra diwujudkan dan dijadikan sebagai media perantara bagi anggota masyarakat dengan makhluk– makhluk halus yang dianggap boleh membantu serta memberikan perlindungan tersebut.

2.3 Pengertian Etos Kerja